• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

SOCIO-ECONOMIC STUDY ON TOURISM VILLAGE KAMPUNG SUMEDANG NAGARI NYIUR MELAMBAI PELANGAI DISTRICT OF PESISIR SELATAN

By:

Yulina Putri

1

Yuherman

2

Afrital Rezki

3

1

Students Geography Education STKIP PGRI West Sumatra

2.3

The Teaching Staff of Geography Education STKIP PGRI West Sumatra

ABSTRACT

This study aims to identify and analyze, on Socio-Economic Studies Society in tourist object village Nyiur Melambai Pelangai Nagari Sumedang in District Pesisir Selatan based on education, income, employment, and working age. This type of research is classified in descriptive studies. Population reseach are people in Sumedang village tourist object village Nyiur Melambai Pelangai District Pesisir Selatan. Sample of respondents was determined by porposional random sampling technique, the sample amounted to 82 households, communities in village Nyiur Melambai Pelangai District Pesisir Selatan. Collecting data using guided questionnaire and used data analysis techniques using the percentage formula. The results of this study as follows: (1) The level of public education in general only at the level of elementary school - junior high school graduation. Education of children in general been good once the child is at primary school to secondary school level on a lot already. (2) The level of income of the people in Sumedang village attractions village Nyiur Melambai Pelangai District Pesisir Selatan is high at Rp 1,000,000 per month, with a high income society, the economic life will be fulfilled. (3) The main job of fishermen community in general, other than that the community also has a side job that is a builder. (4) Age of work communities tourist object in Sumedang Nagari village Nyiur Melambai Pelangai District Pesisir Selatan in general community work with an average age of 20- 25 years.

Keywords : Socioeconomic, Attractions

(3)

STUDI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI OBJEK WISATA KAMPUNG SUMEDANG NAGARI NYIUR MELAMBAI PELANGAI

KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh:

Yulina Putri

1

Yuherman

2

Afrital Rezki

3

1

Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

2

Staf pengajar Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menganalisis, tentang Studi Sosial Ekonomi Masyarakat di Objek Wisata Kampung Sumedang di Kenagarian Nyiur Melambai Pelangai Kabupaten Pesisir Selatan berdasarkan pendidikan, pendapatan, pekerjaan, dan usia kerja. Jenis penelitian ini tergolong pada penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah masyarakat di Objek Wisata Kampung Sumedang Nagari Nyiur Melambai Pelangai Kabupaten Pesisir Selatan. Sampel responden ditentukan dengan teknik porposional random sampling, sampel penelitian ini berjumlah 82 kk, masyarakat di Nagari Nyiur Melambai Pelangai Kabupaten Pesisir Selatan. Pengumpulan data menggunakan angket terbimbing dan digunakan teknik analisis data dengan menggunakan rumus formula persentase. Hasil penelitian ini sebagai berikut: (1) Tingkat pendidikan masyarakat pada umumnya hanya pada tingkat Sekolah Dasar – tamat SLTP. Pendidikan anak pada umumnya sudah baik dimana anak yang berada pada tingkat sekolah dasar sampai jenjang sekolah menengah atas sudah banyak. (2) Tingkat pendapatan masyarakat di objek wisata Kampung Sumedang Nagari Nyiur Melambai Pelangai Kabupaten Pesisir Selatan cukup tinggi yaitu Rp 1.000.000 perbulannya, dengan tingginya pendapatan masyarakat maka kehidupan perekonomian akan terpenuhi. (3) Pekerjaan pokok masyarakat pada umumnya nelayan, selain itu masyarakat juga memiliki pekerjaan sampingan yaitu tukang bangunan. (4) Usia kerja masyakat di objek wisata Kampung Sumedang Nagari Nyiur Melambai Pelangai Kabupaten Pesisir pada umumnya masyarakat bekerja dengan rata-rata usia 20-25 tahun.

Kata Kunci : Sosial Ekonomi, Objek Wisata

(4)

Pendahuluan

Indonesia dan kekayaan alam yang sangat melimpah dan nyaman, dengan lingkungan hidup yang sangat segar dan kebudayaan yang beraneka ragam merupakan sumber daya yang potensial bagi pengembangan kepariwisataan di Indonesia (Rahmadi:2010). Indonesia ini terkenal dengan objek pariwisata yang sngat baik dan sangat bagus dimata Internasional.

Objek wisata yang sangat menarik dan yang terkenal adalah objek wisata bahari dan objek wisata lainnya dengan bukti nyata pendapatan devisa negara banyak dihasilkan dari pariwisata tersebut. Salah satu daerah yang terkenal sekali dengan objek alamnya seperti danau maninjau, danau singkarak, ngarai sianok yang terdapat di daeah lain (Rika:2009)

Propinsi Sumatera Barat sebagai salah satu dari 13 gerbang masuk utama pariwisata ke Indonesia. Kekuatan pariwisata Sumatera Barat terletak pada 2 aspek, yaitu objek wisata alam objek wisata budaya, objek wisata alam antara lain pantai dan pulau-pulau, alam pegunungan, lembah, sungai, Ngarai,danau serta iklim sejuk pada daratan tinggi (Rika:2009).

Kekayaan dan keindahan merupakan daya tarik pera wisatawan dan merupakan anugrah YME yang tidak ternilai harganya serta menjadi modal untuk kepentingan bersama dan Indonesia telah ditunjuk sebagai salah satu daerah tujuan wisatawan (DTW) (Antoni, 2009:

4).

Untuk mengetahui baik atau tidaknya suatu daerah dikatakan sebagai daerah pariwisata seharusnya mengetahui faktor-faktor yang sangat menentukan berkembangan pariwisata yaitu adanya kebebasan bergerak dalam arti melakukan perjalanan, kelengkapan unsur yang memadai dalam pelayanan termasuk bahan-bahan dan sarana informasi (Bakaruddin;

2008:19

Dewasa ini banyak negara yang tertarik untuk mengembangkan industri pariwisata, tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan hasil devisa. Bilamana komiditi ekspor tidak memadai untuk memperoleh devisa, maka sektor kepariwisataan merupakan salah satu jalan untuk mendapatkan devisa, yaitu dengan cara menarik wisatawan sebnyak-banyaknya untuk berkunjung (A. Yoeti 1196:273).

Sumatera barat merupakan salah satu tujuan daerah wisata di Indonesia, karena daerah ini terdapat berbagai wisata, baik objek wisata alam budaya maupun sejarah, mulai dari laut, pegunungan, danau, air terjun dan lainnya.

Hal ini cukup sulit ditemukan di daerah lain, karena anugrah geografis ini lah kita bisa menikmati keindahan alam di beberapa daerah

di Sumatera Barat sebagai daerah tujuan wisata, maka dinas pariwisata Sumatera barat (1996) telah mencoba mensosialisasikannya kedarah- daerah tingkat dua, agar pemerintahan setempat berupaya mengelola berbagai hal yang mengenai objek wisata di daerah masing- masing, baik wisata alam, budaya maupun sejarah yang sungguh secara memuaskan kepada wisatawan (Rahmadi: 2010).

Kabupaten Pesisir Selatan sebagai salah satu kabupaten Sumatera Barat memiliki potensi wisata. Salah satu kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan yang memiliki potensi wisata potensial adalah kaKecamatan Ranah Pesisir. Potensi wisata di Kecamatan Ranah Pesisir terdiri dari wisata pantai dan pemandian. Wisata pantai terdapat di Kampung Sumedang Nagari Nyiur Melambai Kecmatan Ranah Pesisir. Pantai Kampung sumedang ini biasa dikatakan sebagai objek wisata karena dapat menambah pendapatan masyarakat sekitarnya, dan juga mengurangi tingkat pengangguran karena adanya objek wisata ini masyarakat setempat bisa bekerja dan berdagang di sekitar pantai ini (Rika:2009).

Dan objek wisata ini berperan sebagai tempat rekreasi dan sumber dari mata pencaharian masyarakat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, diantaranya memebrikan lowongan pekerjaan terhadap masyarakat yang tinggal di tempat objek wisata tersebut, dan hal ini terlihat pada masyarakatnya memanfaatkan lokasi objek wisata Kampung Sumedang Nagari Nyiur Melambai sebagai sumber penghasilan untuk pendapatan masyarakatnya (Rika:2009).

Objek wisata pantai Kampung Sumedang di Kenagarian Nyiur Melambai Kabupaten Pesisir Selatan saat ini dikembangkan oleh pemerintah daerah Pesisir Selatan dengan memper indah kawasan wisata dengan melengkapi dengan sarana dan prasarana seperti membangun WC umum, mushalla dan juga penanaman pohon pinus,dan juga disana pada saat ini dilengkapi dengan berbagai permainan anak- anak (Rika:2009).

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Studi Sosial Ekonomi Masyarakat DI Objek Wisata Kampung Sumedang Nagari Nyiur Melambai Pelangai Kabupaten Pesisir Selatan ”.

Metodologi Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan masalah ,maka penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah mengemukakan phenomena sebagaimana adanya dan mendeskripsikan

(5)

sesuai dengan kerangka acuan penelitian, phenomena yang diperoleh kemudian dianalisis dan interprestasikkan, diambil kesimpulan secara umum terhadap situasi yang berlangsung.

Menurut Arikunto (2007:21) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang di maksud untuk mengumpulkan informasi mengenai situasi suatu gejalah yang ada, yaitu gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilaksanakan berdasarkan pada masalah yang terjadi sekarang dan bertujuan untuk menggambarkan secara tepat suatu. Penelitian ini mendeskripsikan mengenai Studi Masyarakat di Objek Wisata Kampung Sumedang Nagari Nyiur Melambai Pelangai Kabupaten Pesisir Selatan.

A. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Nasution dalam Aprianti (2009) menterjemahkan populasi sebagai suatu penelitian yaitu tentang keseluruhan objek yang diteliti, diambil, diwawancarai, dimana peneliti menarik suatu kesimpulan tentang suatu objek yang menjadi objek disini berupa benda dan peristiwa atau kejadian.

Menurut Arikunto (2007) yang dimakdsud dengan populasi merupakan subjek penelitian yaitu seluruh masyarakat yang ada di Dusun Baru Sumedang dan Dusun Sumedang.

Tabel 1. Jumlah KK Kampung Sumedang Nagari Nyiur Melambai Pelangai Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan.

No Nama Dusun Jumlah KK 1 Dusun Baru Sumedang 130

2 Dusun Sumedang 199

Jumlah 329

2. Sampel

Arikunto (2007) yang menyatakan bahwa untuk sampel penelitian yang proporsinya kurang dari 100%, lebih baik diambil semuanya, tetapi jika lebih dari 100%, maka jumlah sampel dapat diambil antara 10- 15% atau 20-25% atau sesuai kemampuan penelitian dari segi waktu, tenaga dan dana.

Maka sampel penelitian diambil sebesar 25%

dari jumlah KK yang ada di Dusun Baru Sumedang dan Dusun Sumedang yaitu 82 KK berdasarkan populasi dalam penelitian yang

telah dikemukakan diatas. Maka teknik pengambilan sampel penelitian adalah secara Proporsional Random Sampling.

B. Definisi Operasional Variabel dan Indikator 1. Pendidikan

Tingkat pendidikan dalam (musliadi, 2013) adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan (UU RI no. 20 tahun 2003 Bab 1 pasal 1 ayat 8). Kecerdasan masyarakat dapat dikembangkan melalui pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Pendidikan merupakan faktor penting dalam lembaga pendidikan di Indonesia dalam SISDIKNAS bisa kita klasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu sekolah dan luar sekolah, selanjutnya pembagian ini lebih rincinya menjadi 3 bentuk: formal, informal, dan nonformal.

Pendidikan dalam Rahmi (2012) adalah usaha yang akan dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, dan membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya sehingga mencapai kualitas diri yang lebih baik dan merupakan usaha pendewasaan manusia seutuhnya (lahir dan batin) baik oleh orang lain maupun oleh diri sendiri dalam arti tuntutan agar memiliki fikiran kemerdekaan berfikir, merasa, berbicara, dan bertindak, serta percaya diri dan penuh rasa tanggung jawab dalam setiap tindakan dan perilaku kehidupan sehari-hari.

Indikator:

Tingkat pendidikan, dengan subindikator:

a) Tidak tamat SD b) Tamat SD c) Tidak tamat SMP d) Tamat SMP e) Tidak tamat SMA f) Tamat SMA g) Tamat PT 2. Pendapatan

Pendapatan adalah sumber dasar bagi keluarga untuk menentukan tingkat pendapatan tiap-tiap keluarga. Dimana tingkat pendapatan tiap-tiap keluarga itu akan berbeda-beda. Pada tingkat pendapatan yang amat rendah umumnya keluarga itu hampir menghabiskan semua pendapatan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makan, pakaian dan perumahan.pola ini masih di ikuti dengan peningkatan pendapatan. Apabila pendapatan mereka meningkat boleh jadi mereka akan

(6)

memberikan sejumlah besar kebutuhan semata, kelebihan pendapatan diperuntukan bagi kebutuhan lain seperti pengobatan, rekreasi, pendidikan, tabungan dan sebagainya.

Indikator:

a. Tingkat pendapatan pokok b. Tingkat pendapatan sampingan 3. Pekerjaan

Menurut Panji (2009:11) kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebuthan itu bisa bermacam- macam, berkembang dan berubah, bahkan seringkali tidak disadari oleh pelakunya.

Seseorang bekerja kerena ada sesuatu yang hendak dicapainya, dan orang berharap bahwa aktivitas kerja yang dilakukan akan membawanya kepada sesuatu keadaan yang lebih memuaskan.

Menurut Dr. May Smith dalam panji (2009:12) tujuan dari kerja adalah untuk hidup. Dengan demikian, maka mereka yang menukarkan kegiatan fisik atau kegiatan otak dengan sarana kebutuhan untuk hidup, berarti bekerja.

Indikator:

a. Jenis pekerjaan pokok b. Jenis pekerjaan sampingan 4. Usia Kerja

Penduduk usia produktif adalah penduduk usia kerja yang sudah bisa menghasilkan barang dan jasa. Di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mengambil penduduk umur 10 tahun ke atas sebagai kelompok usia kerja. Akan tetapi sejak tahun 1998 mulai menggunakan usia 15 tahun ke atas atau lebih tua dari batas usia kerja pada periode sebelumnya.

Kelompok penduduk umur 0-14 tahun dianggap sebagai kelompok penduduk yang belum produktif secara ekonomis, kelompok penduduk umur 15-64 tahun sebagai kelompok penduduk yang produktif, dan kelompok penduduk umur 64 tahun ke atas sebagai kelompok yang tidak lagi produktif.

Indikator:

Kelompok umur dengan

subindikator:

a. 14-24 tahun b. 26-35 tahun c. 36-45 tahun d. 46-55 tahun e. 56-65 tahun

C. Jenis Data, Sumber, Alat Pengumpulan Data dan Teknik Pengumpulan Data

a. Jenis Data

Cara pengumpulan data, agar data yang dibutuhkan dapat terkumpul penelitian ini menggunakan cara sebagai berikut :

1. Data Sekunder didapat dengan cara Observasi dan pencatatan

Observasi dan pencatatan dilakukan untuk mengamati data yang tidak mungkin didapat dari angket, pada saat dilapangan.

2. Data Primer didapat dari penyebaran Angket

Angket didistribusikan kepada seluruh responden yakni kepala keluarga dengan jumlah dan telah ditetapkan.

Sebelum angket itu diisi oleh responden terlebih dahulu diberikan pengarah tentang cara pengisian agar jawaban yang diberikan responden lebih objektif.

b. Sumber Data

Sumber data yang digunakan guna mencapai yang diperlukan untuk data primer dikumpulkan dari responden. Sedangkan data sekunder diperoleh di kantor Camat dan Wali Nagari.

c. Alat Pengumpulan Data

Data primer didapat dengan menggunakan angket yang telah disiapkan.

Sedangkan data sekunder didapat melalui observasi dengan pencatatan sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian.

d. Teknik Pengumpulan Data

Tujuan penelitian yang telah diterapkan. Sebagai sumber dalam pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara penyebaran angket terhadap responden yaitu masyarakat di Nagari Sumedang Kcamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan.

D. Teknik Analisa Data

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah diajukan, maka data yang dikumpulkan akan dianalisis dengan analisa Statistik Deskriptif. Adapun formula Statistik Deskriptif yang dipakai adalah persentase yang digunakan untuk melihat kecenderungan penyebaran data pada masing-masing indikator atau variabel dengan rumus:

P =

Keterangan:

P = pesentase

F = frekuensi jawaban responden N =jumlah responden

(Sudjono, 2010:43)

Pada bagian ini analisis pencapaian responden terhadap penyebaran angket yang

(7)

dilakukan, maka pada bagian ini deskripsi akan tergambar presentase dan kategori pencapaian responden menggunakan rumus rating skala.

Rating skala digunakan untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan, dan lain – lain.

Sugiyono (2013) mengemukakan kriteria pengetahuan dan sikap dikemukakan berdasarkan interval berikut.

TB KB CB B 0 25% 50% 75% 100%

1 2 3 4 1x nx s 2x nx s 3x nx s 4x nx s Keterangan: 1 – 4 = nilai bobot

N = responden S = jumlah item soal

Ktriteria pengetahuan dikelompokan sebagai berikut:

B = Baik ( 87,5 – 100% )

CB = Cukup Baik ( 62,5 – 87,5% ) KB = Kurang Baik ( 37,5 – 62,5 % ) TB = Tidak Baik ( 0 – 37,5% ).

Hasil dan Pembahasan

Pertama, pendidikan masyarakat di objek wisata di dua Dusun Kampung Sumedang Nagari Nyiur Melambai Pelangai Kabupaten Pesisir Selatan, Dusun Sumedang rata-rata pendidikan terakhir orang tua adalah sampai jenjang SMA sebanyak 22 responden (44,0%), pendidikan terakhir anak adalah tamat SD sebanyak 26 responden (52,0%), jenis pendidikan non formal orang tua adalah lainnya sebanyak 39 responden (78,0%), jenis pendidikan non formal yang pernah di lalui orang tua adalah satu macam sebanyak 38 responden (76,0%), anak perlu mendapatkan pendidikan adalah perlu sebanyak 17 responden (53,1%), anak yang masih sekolah adalah satu orang sebanyak 18 responden (36,0%), anak yang putus sekolah adalah tidak ada sebanyak 44 responden (88,0%), biya pendidikan anak adalah biaya sendiri sebanyak 38 responden (76,0%), biaya pendidikan anak satu bulan adalah Rp<500.000 sebanyak 35 responden (70,0%),

Dusun Baru Sumedang pendidikan formal orang tua adalah tamat SMP sebanyak 16 responden (50,0%), pendidikan terakhir anak adalah tamat SD sebanyak 16 responden (50,0%), jenis pendidikan non formal orang tua adalah lainnya sebanyak 20 responden (62,5%), jenis pendidikan non formal yang pernah di lalui orang tua adalah dua macam sebanyak 14 responden (43,8%), anak perlu mendapatkan pendidikan adalah sangat perlu sebanyak 35 responden (70,0%), anak yang masih sekolah adalah satu orang sebanyak 12 responden (37,5%), anak yang putus sekolah adalah tidak ada sebanyak 25 responden (78,1%), biya pendidikan anak adalah biaya sendiri sebanyak 24 responden (75,0%), biaya pendidikan anak satu bulan adalah Rp<500.000 sebanyak 25responden 78,1%),

Kedua, pendapatan masyarakat di objek wisata dua Dusun Kampung Sumedang Nagari Nyiur Melambai Pelangai Kabupaten Pesisir selatan adalah Dusun Sumedang pendapatan masyarakat rata-rata bersumber dari suami dan istri sebanyak 29 responden (58,0%) , ketersedian makanan adalah cukup sebanyak 42 responden (84,0%), pengeluaran untuk makanan dalam satu bulan adalah Rp 1.000.000 sebanyak 35 responden (70,0%), keperluan selain makanan adalah Rp >750.000 – 1.000.000 sebanyak 21 responden (42,0%),

Dusun Baru Sumedang pendapatan masyarakat bersumber dari suami dan istri sebanyak 21 responden (65,6%), ketersedian makanan adalah cukup sebanyak 42 responden (84,0%), pengeluaran untuk makanan dalam satu bulan adalah Rp 1.000.000 sebanyak 16 responden (50,0%), keperluan selain makanan adalah Rp >500.000 - 750.000 sebanyak 12 responden (37,5%),.

Ketiga, pekerjaan pokok masyarakat di objek wista dua Dusun Kampung Sumedang Nagari Nyiur Melambai Pelangai Kabupaten pesisir Selatan, Dusun Sumedang rata-rata sebagai nelayan sebanyak 33 responden (66,0%), pekerjaan sampingan orang tua adalah tukang bangunan sebanyak 34 responden (68,0%), sedangkan di Dusun Baru Sumedang adalah nelayan sebanyak 21 responden (65,6%), pekerjaan sampingan orang tua adalah tukang bangunan sebanyak 20 responden (62,5%),

Keempat, usia kerja masyarakat di objek wisata dua Dusun Kampung Sumedang Nagari Nyiur Melambai Pelangai Kabupaten Pesisir Selatan, Dusun Sumedang pada umumnya adalah masyarakat rata- rata mulai bekerja di umur >20-25 tahun sebanyak 35 responden (70,0%), alasan bekerja di umur tersebut adalah karena tuntutan ekonomi sebanyak 34 responden (68,0%), umur berapa mau berhenti bekerja adalah 50 – 55 tahun

(8)

sebanyak 30 responden (60,0%), bekerja atas kemauan siapa adalah diri sendiri sebanyak 30 responden (60,0%).

Dusun Baru Sumedang adalah >20 – 25 sebanyak 18 responden (56,2%), alasan bekerja di umur tersebut adalah karena tuntutan ekonomi sebanyak 21 responden (65,6%), umur berapa mau berhenti bekerja adalah 50 – 55 tahun sebanyak 21 responden (65,6%), bekerja atas kemauan siapa adalah diri sendiri sebanyak 20 responden (62,5%).

Kesimpulan

1. Tingkat pendidikan masyarakat Dusun Sumedang rata-rata pendidikan terakhir orang tua paling banyak adalah sampai jenjang SMA, pendidikan terakhir anak paling banyak adalah tamat SD, biaya pendidikan anak satu bulan adalah Rp<500.000, sedangkan tingkat pendidikan masyarakat di Dusun Baru Sumedang rata - rata pendidikan terakhir orang tua paling banyak adalah tamat SMP, pendidikan terakhir anak paling banyak adalah tamat SD, biaya pendidikan anak satu bulan adalah Rp<500.000.

2. Tingkat pendapatan masyarakat di objek wisata Dusun Sumedang pengeluaran untuk makanan dalam satu bulan adalah Rp 1.000.000 (70,0%), keperluan selain makanan adalah Rp >750.000 – 1.000.000 (42,0%), sedangkan Dusun Baru Sumedang pengeluaran untuk makanan dalam satu bulan adalah Rp 1.000.000 (50,0%), keperluan selain makanan adalah Rp

>500.000 - 750.000 (37,5%).

3. Pekerjaan pokok masyarakat di objek wista Dusun Sumedang rata-rata sebagai nelayan (66,0%), pekerjaan sampingan orang tua adalah tukang bangunan (68,0%), sedangkan di Dusun Baru Sumedang adalah nelayan (65,6%), pekerjaan sampingan orang tua adalah tukang bangunan (62,5%).

4. Usia kerja masyarakat di objek wisata Dusun Sumedang pada umumnya adalah masyarakat rata- rata mulai bekerja di umur

>20-25 tahun (70,0%), alasan bekerja di umur tersebut adalah karena tuntutan ekonomi (68,0%), umur berapa mau berhenti bekerja adalah 50 – 55 tahun (60,0%), sedangkan di Dusun Baru Sumedang adalah >20 – 25 (56,2%), alasan bekerja di umur tersebut adalah karena tuntutan ekonomi (65,6%), umur berapa mau berhenti bekerja adalah 50 – 55 tahun (65,6%).

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Panji , 2009. Psikologi Kerja. Jakarta Rineka Cipta Badan Pusat Statistik, 2009.

Survey Sosial Ekonomi Nasional. Jakarta:

BPS

Bakarudin, 2009: Perkembangan Dan Permasalahan Kepariwisataan, UNP PRESS

Dirjen pariwisata, 1994: Pengantar Pariwisata Indonesia, Jakarta

Fandeli , 2009: Manfaat Kepariwisataaan, Bogor ,Gramedia Jakarta

Hartono, 1990: Dampak Pariwisata Terhadap Pembangunan, Bogor, Gramedia Jakarta Muljadi, A.J 2009. Kepariwisataan Dan

Perjalanan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nurwati, 2010: Perkembangan Kepariwisataan, Bandung, Angkasa Bandung

Poerdawarminta 1983 : Gambaran tentang Objek- Objek Wisata, Bandung Alfa Beta

Referensi

Dokumen terkait

1 PENDAHULUAN Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia1 yang pada awalnya bernama Madrasah Diniyyah merupakan lembaga pendidikan Islam yang diselenggarakan oleh suatu badan hukum yang

Pendidikan Anak Petani Sawit Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan formal tertinggi yang dicapai seseorang dengan mendapat tanda kelulusan ijazah untuk