1
1
Pendahuluan
Mansyur adalah seorang pejuang kelahiran Kampung Sikumbang Lubuk Lintah Padang, Mansyur lahir pada tanggal 17 Februari 1926. Mansyur merupakan anak pertama pasangan Subuh (ayah) dan Tando (Ibu). Ia tinggal dan dibesarkan di Kampung Sikumbang Lubuk Lintah oleh kedua orang tuanya yang berprofensi sebagai petani. Pada awalnya mansyur masuk sebagai tentara sukarela bentukan Jepang setelah ia menikah dengan seorang gadis bernama Absah tahun 1944, dan ingin merdeka dari penjajahan Jepang, nama Mansyur bagi masyarakat Sumatra Barat belum banyak dikenal, terutama pejuang revolusi fisik (militer).1
Mansyur mulai bergabung dengan Batalyon 141 Dewan Banteng Padang, di Sumatera Tengah pada tahun 1956, Komandannya ialah Mayor Djohan, dengan pangkat Kopral Dua, kesatuan tersebut mansyur mendapat tugas sebagai memata- matai para penjajah untuk mengetahui daerah mana saja yang akan dilakukan perampasan wilayah atau tanah milik pribumi, yang terdiri dari beberapa orang pasukan antara lain: Amir, Pandu, Tiar, alasan Manyur masuk kedalam kesatuan ini hanya ingin memperjuangkan Sumatra Barat dari penjajah.2
Biografi adalah riwayat hidup seseorang. Biografi dalam penulisan sejarah barangkali merupakan yang paling tua didunia. Biografi seorang tokoh rupa- rupanya sangat digemari dari pada sejarah sosial politik, ekonomi, dan budaya, meskipun dari semua itu ada kaitannya atau saling berhubungan dan mempengaruhi baik didunia barat maupun didunia timur.
Biografi digemari, trutama oleh pada waktu dulu individu mempunyai peranan yang penting masyarakat barat gemar pada biografi, karena mereka prcaya pada peranan individu, terutama di Amerika Serikat, tercermin pada/dalam film Cowboy yang
1 Wawancara dengan anak ketiga bapak Mansyur, ibu Neni berumur 43 tahun pada tanggal 5 Desember 2014 di kediaman beliau di lubuk lintah
2 Ahmad Husein, 1992 “Sejarah Perjuangan Kemerdekaan RI di Minangkabau “Jakarta Badan Pemurnian Sejarah Indonesia-Minangkabau (BPSIM,1978), hal 305.
mengisahkan seorang tokoh yang selalu bisa menyelamatkan orang lain dari ancaman maut dan menyelamatkan kota.3
BKR ini memiliki tujuan untuk menjadi keamanan rakyat dan mempersiapkan menghadapi timbulnya perjuangan fisik melawan Belanda maupun tentara sekutu. BKR juga berusaha memupuk kerjasama dalam menyusun barisan perjuangan kemerdekaan. Awalnya tentara sekutu masuk ke Padang bulan April yaitu di Asrama Muaro ditegakkan bendera Inggris. Tentara penjajah yang dikomandan oleh tentara Inggris mendirikan sebuah kelompok-kelompok tersebut dari Yusuf Supreket yang memiliki lokasi dari Parak Karambi, Olo Gadang, yang dulu merupakan kuburan Belanda lama yang tempat dikuburkan para pejuang yang meninggal saat berperang. Bukti dari kuburan Belanda ini sudah digantikan dengan bangunan Plaza Andalas sebagai tempat perbelanjaan yang ramai. Kemudian kelompok Ahmad Hosein yang berlokasi di Jati Sawahan, dan kelompok terakhir yaitu kelompok Supian Tambala yang berlokasi di Pasa Gadang, Seberang Padang.4
Sekitar November 1946 dalam menghadapi kegiatan-kegiatan sekutu atau Belanda di Batalyon 141 Dewan Banteng Padang jalan Sawahan sekarang, berkumpul dan bersatu untuk membentuk satu kekuatan bersenjata yang kuat untuk menghadapi musuh yang akan mengacaukan daerah tersebut.5
Kegiatan tersebut dipelopori oleh pemuda-pemuda seperti: ex Gyugun Ahmad Husein sebagai Mayor ditetapkan menjadi
3 “Pemikiran Biografi dan Kesejarahan suatu kumpulan prasarana pada berbagai lokakarya”, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisi Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.
4Wawancara, dengan anak Bapak Mansyur yaitu Bapak Ijon berumur 63 tahun. Tanggal 06 Februari 2015 di jalan Lubuk lintah.
5 Radhiatul Mardiah: Biografi Chaidir Pejuang Mempertahankan Kemedekaan Dari Kesatuan Batalyon Pagaruyung di Padang Pariaman (1945- 1950) hal 2
2
Komandan Batalyon I Resimen III, dengan susunan: Kapten Anwar Badu, sebagai Komandan Kompi I, Kapten M.Rasjid sebagai Komandan Kompi II, dan Letnan I Arif Amin, sebagai Komandan Kompi III, masing-masing berkedudukan di Padang Besi, Cubadak, dan Kurandji yang tidak lama kemudian dilakukan perpindahan lokasi menjadi Kompi II di Kurandji dan Kompi III di Cubadak. Dalam Staf Batalyon terdapat pembantu Letnan Abdul Aziz sebagai Kepala Sekretariat, Letnan II Alinur sebagai Kepala Keuangan. Letnan II Bukhari sebagai Kepala Perlengkapan dan Intendan, Letnan II Ahmad Belanda, sebagai dan pemuda-pemuda yang antara lain terdiri dari Bahar Kuntau, Makruf, Mak‟itam Siriam, Ijas Ngunguh, Sarana, dan Rusli Bom,(HarimauKuranji)
Mansyur adalah salah satu yang ikut bergabung dengan pemuda-pemuda tersebut dengan pangkat Peltu. Pemuda- pemuda itu diberikan latihan-latihan kemiliteran untuk bekal menghadapi Belanda. Setelah itu dibentuklah Kompi dan teman seperjuangan Mansyur adalah Bakharuddin Syah, Tiar, dan Pandu.6
Sasaran dari perjuangan Kompi ini mengumpulkan dengan cara merampas alat- alat perlengkapan sejata yang diperlukan oleh pemuda-pemuda. Hanya dengan senjata-senjata yang sederhana dibantu oleh pemuda-pemuda yang telah mendapat latihan ketentaraan dibentuk satu garis pertahanan disekeliling Jati Sawahan, berhadapan dengan tentara sekutu/Belanda.
Garis pertahanan inilah yang merupakan garis pertahanan pertama yang mengahadapi musuh di Fron Selatan. Peristiwa pertempuaran garis depan Front Selatan tidak dapat dilupakan bantuan dari pemuka- pemuka dan rakyat Jati Sawahan. Serangan- serangan seperti tersebut diatas menimbulkan banyak korban dipihak musuh. Dilain pihak sekutu/Belanda melakukan pembalasan terhadap pertahanan kita maupun rakyat umum dengan membabi buta. Rakyat menderita dan banyak terjadi pertumpahan darah.
6 Wawancara, dengan ahli waris Bapak Mansyur yaitu Bapak Ijon berumur 63 tahun. Tanggal 06 Februari 2015 di jalan Lubuk lintah
Pada masa agresi militer satu 1947
& dua tahun 1948 Mansyur terlibat dalam kecaman senjata Belanda, dikarenakan keberaniannya yang sangat menonjol yaitu dengan membom para pasukan Belanda yang berada didalam mobil tank yang berjumlah lima orang. Kajian tentang biografi Mansyur dengan kehidupannya belum ada yang menulis, Mansyur sebagai tokoh sejarah yang terlibat dalam memperjuangkan dan mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia.7
Berdasarkan latar belakang tersebut, menarik perhatian penulis untuk melakukanpenelitian lebih lanjut tentang
“Biografi Mansyur: Pejuang Merebut dan Mempertahankan kemerdekaan RI dari Kesatuan Batalyon 141 Dewan Banteng Padang sampai pada Kodam VI Siliwangi Bandung (1942-1974)”.
Metode Penelitian
Penelitian yang berjudul „‟Biografi Mansyur : perjuang merebut dan mempertahankan Kemerdekaan dari Kesatuan Batalyon 141 Dewan Banteng Padang ( 1942-1974) ini, menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahap, yaitu sebagai berikut:
Pertama, Heuristik : yaitu kegiatan menghimpun atau mengumpulkan fakta atau data terkait dengan semua aktifitas tokoh yang hendak diteliti, sumber yang dicari itu merupakan informasi mengenai Mansyur baik tertulis maupun lisan. Sumber primer berupa Arsip seperti: SK, Piagam Penghargaan yang menyatakan pak Mansyur sebagai pejuang dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan, sedangkan sumber sekundernya terdiri dari buku-buku Ahmad Damahuri dengan judul Draf Sejarah Perjuangan Rakyat Padang Pariaman (1945-1950), Ansofino dengan judul Dari Zaman Purba Sampai Zaman Jepang, Ahmad Husein dengan judul Sejarah Perjuangan Kemerdekaan RI di Minangkabau, Gusti Asnan dengan Judul Sejarah Perjuangan Rakyat Kabupaten
7 Wawancara, dengan ahli waris Bapak Mansyur yaitu Bapak Ijon berumur 63 tahun. Tanggal 06 Desember 2014 di jalan Lubuk Lintah, Karang Ganting, Kecamatan Kuranji Padang
3
Solok: 1945-1949, Nasution, dengan judul Sekitar Perang Kemerdekaan Jilid I Proklamasi Bandung, dan metode penelitian sejarah seperti: Mestika Zed dengan judul buku Metode Sejarah. Mengenai sumber tertulis akan dilakukan melalui perpustakaan STKIP PGRI Sumbar, Pustaka UNP (Universitas Negeri Padang), perpustakaan gedung Joang‟45 Padang dan Pustaka Daerah (PUSDA) Sumatra Barat. Disamping itu untuk memperoleh sumber lisan dilakukan wawancara dengan orang-orang yang dirasa mampu menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan Mansyur yaitu keluarga dekat seperti anak tertua. Tokoh masyarakat dan orang-orang yang mengetahui tentang Mansyur seperti: mamak kepala waris, teman seperjuangan.
Kedua, Kritik Sumber : kegiatan meneliti dan menyeleksi sumber informasi dan jejak secara kritis. Tahap ini menyingkirkan bahan-bahan atau bagian- bagian yang tidak otentik. Setiap sumber memiliki dua aspek yaitu intern dan ekstern, aspek intern disini adalah informasi dan ahli waris disebabkan karena beliau sudah meninggal dunia sejak tahun 2007 silam, dan aspek ekstern, yaitu sumber yang didapat dari buku.
Ketiga, Interpretasi : adalah menyimpulkan kesaksian yang dapat dipercaya mengenai bahan yang otentitas dengan melalukan interpretasi, jadi informasi yang didapat baik dari ahli waris dan masyarakat serta pihak lain disimpulkan dan dilakukan analisis.
Keempat, Hitoriografi : adalah penyajian hasil penelitian dalam bentuk tulisan ilmiah atau skripsi, yaitu penulisan kembali dari data-data dan sumber-sumber yang telah diuji kebenaran elalui tahap-tahap diatas, maka penulisan ini dapat mengungkapkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya.8
Hasil Dan Pembahasan
Orang tua Mansyur berasal dari sebuah daerah kecil yang diberi nama kampung Sikumbang. Kampung Sikumbang adalah daerah kecil dengan penduduk yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Secara Topografi daerah
8 Mestika Zed. 1999. Metode Sejarah UNP. Padang.hal 28
Kampung Sikumbang berada disepanjang 15 KM dari pusat pantai Padang.
Ayah Mansyur bernama Subuh, dalam adat minangkabau diberi gelar Datuak Aso yang berasal Suku Tanjuang. Ibu Mansyur bernama Tando yang berasal dari suku Guci.1 Masyarakat yang bermukim di Kampung Sikumbang, Kelurahan Lubuk Lintah, Kecamatan Kuranji Kota Padang tidak terlepas dari prinsip-prinsip susunan Masyarakat Minangkabau pada umumnya, sama dengan daerah lain, sistem kekerabatan yang dianut di daerah ini adalah Matrilineal, yakni garis keturunan yang dihitung menurut garis keturunan ibu.
Ayah Mansyur merupakan Ninik Mamak di Kampung dan pemuka masyarakat, oleh sebab itu ia mempunyai kepribadaian yang tegas dan disiplin dan bijaksana, sedangkan ibunya mempunyai pikiran yang cerdas sehingga Mansyur dibesarkan dalam keluarga yang orang tuanya merupakan keturunan terdidik yang disegani dan menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan agama islam dan berlandaskan pada Al- Qur‟an dan Hadist, dalam kehidupan sehari-hari ia wajar saja bila Mansyur mempunyai sikap dan perilaku yang ramah, bergaul dengan siapa saja dan Mansyur termasuk anak yang cerdas.
Mansyur lahir disebuah keluarga yang sederhana tanggal 17 Februari 1924. Beliau dilahirkan di Kelurahan lubuk lintah, Kecamatan Kuranji, Kota padang, Sumatra Barat. Kota yang terkenal dengan hasil laut dan hutannya ini menjadi saksi tumbuhnya Mansyur yang menjadi pejuang daerah, Khususnya di Kota padang. Mansyur adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Subuh dan Tando. Dua saudara yang lain adalah (aziz, Bainar) kedua saudara ini selalu hidup rukun dan damai meski hidup dalam keluarga yang sederhana, kerena tidak ada yang lebih penting selain hidup rukun dalam persaudaraan sehingga keluarga Mansyur tidak mudah dipengaruhi oleh fitnah yang tertuju pada keluiarganya.3
Pada usia anak-anak bermain adalah suatu hal yang biasa baik bagi anak
1 Wawancara dengan Ijon 63 tahun, anak dari Mansyur, tanggal 10 Januari di jln karang ganting, Kelurahan lubuk lintah, Padang.
3 Ibid
4
laki-laki maupun perempuan yang mempunyai permainan sendiri, salah satunya Mansyur apabila pekerjaan sudah selesai dikerjakan maka Mansyur pun sekali-kali pergi bermain dengan teman-temannya yaitu setiap sore, jenis permainan yang dilakukan Mansyur ialah: bermain bola, main layang-layangan dan mandi disungai.
Permainan ini dilakukan tiga kali dalam seminggu untuk mengisi waktu luang setelah selesai menolong orang tua Mansyur bekerja. Sebagai putra daerah yang menjunjung tinggi dan menghargai adat minang, Mansyur yang berstatus sebagai pelindung atas garis keturunannya, dan harus menahan diri dari menikmati hasil tanah warisan kaum, oleh sebab itu tidak dapat menuntut apa-apa untu diri sendiri apa lagi sebagai anak laki-laki di minang kabau. Juga tida diberi tempat dirumah orang tuanya, karena semua kamar diperuntukan bagi anggota keluarga perempuan.
Seorang laki-laki yang sudah menginjak remaja dan dewasa di minang kabau, akan diejek oleh kawan sepermainan jika ia tidur dirumah apalagi berhias diri. Oleh karena itu anak laki-laki akan memilih untuk tidur di surau. Di surau anak laki-laki akan bergaul dengan seumurannya, selain sebagai tempat tidur mereka, surau juga ssebagai tempat mereka belajar pelajaran-pelajaran agama, adat istiadat bahkan juga tempat mereka belajar ilmu bela diri tradisional minangkabau yaitu pencak silat dan randai.
Pada tahun 1935 tepatnya pada umur Sembilan tahun, orang tua Mansyur mendaftarkan mansyur kesekolah rakyat yang dikenal dengan SR yang bernama government school di lubuk lintah yang sekarang telah menjadi Sekolah Dasar Negeri Ampang. Dia mendapatkan pendidikan di Sekolah Rakyat hanya sampai 5 tahun, karena pada waktu itu hanya dia dan teman-temannya yang bisa mengikuti sekolah sampai kelas lima. Sekolah selama lima tahun itu sudah sangat beruntung bagi Mansyur, dan itupun sudah sangat tinggi bagi rakyat kelas bawah. Pada waktu itu yang bisa melanjutkan sekolah ketingkat yang lebih tinggi seperti Mulo School, dan Normal School adalah hanya orang-orang kaya yang tinggi tingkatan keluarganya atau hanya orang-orang terpandang saja yang bisa melanjutkan ketingkat yang lebih tinggi
tersebut, seperti para anak bupati, anak kepala desa, dan anak camat.8
Mansyur tamat sekolah tahun 1939 pada umur 14 tahun sampai pada kelas 5, karena pada waktu itu biaya sekolah untu melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi kedua orang tua mansyur tidak mampu dan tidak punya biaya lagi, apa lagi latar belakang kedua orang tua keluarga Mansyur merupakan orang yang tidak terpandang seperti para keluarga bupati, camat, maupun wali. Setelah tamat sekolah Mansyur hanya yang seorang pemuda biasa yang kembali menolong kedua orang tuanya kesawah dan berkebun.
Mansyur mengakhiri masa lajangnya pada tahun 1944 di usia 20 tahun. Mansyur menikahi seorang gadis minang dari suku guci. Perempuan ini bernama Absah yang berasal dari Lubuk Lintah dengan suku Guci. Mereka dijodohkan oleh kedua orangtuanya, pada saat Mansyur belum mengetahui sosok Absah dan begitu juga sebaliknya namun mereka tidak menolak atas perjodohan itu. Mansyur menikah setelah selesai menjalani kemiliterannya di Batalyon 141 Dewan Banteng Padang pada waktu akhir penjajahan jepang. Setelah menikah Mansyur merupakan seorang tokoh di lubuk lintah yang mempunyai kepribadian yang menarik, kharismatik, dan pandai bersosialisasi. Kepribadian tersebut menjadi modal utama dalam perjuangannya menjalani kehidupan berumah tangga.
Sejak dicetuskan perang Asia Timur Raya pada tanggal 7 Desember 1941, Jepang mulai melancarkan serangan besar- besaran ke wilayah Asia Timur dan Pasifik yang dikuasai oleh sekutu, perang yang dilancarkan Jepang sesuai dengan ideologi mereka yaitu Hakko Ichiu sesuatu ideologi untuk menguasai dunia dan sebagai pemimpin dunia.1Pada saat itu Jepang telah berhasil melakukan penyerangan mendadak terhadap Pearl Harbor yang merupakan pangkalan terbesar angkatan laut Amerika Serika di Honolulu Hawai yaitu pada tanggal 8 Desember 1941, lima jam setelah
8 Wawancara dengan abdul rahman
teman seperjuangan berumur 92 tahun, Mansyur dari padang tanggal 28-02 2015
1 Suhartono, Sejarah pergerakan Nasional dari Budi Utomo Sampai Proklamasi 1908-1945, Yokyakarta, hal 121
5
penyerangan Pearl Harbor tersebut, gubernur jedral Hindia Belanda yaitu Tjarda Van Starkenborgh Stachouwer segera mengumumkan perang kepada Jepang, dengan keadaaan tersebut Indonesia menjadi kancah perperangan. Sedangkan Jepang maju dengan kekuatan penuh kedaerah selatan termasuk Indonesia, dan pada tanggal 11 Januari 1942 tentara Jepang telah mendarat di Tarakan, hanya dalam beberapa hari saja tentara Belanda mencoba bertahan dari serangan tentara Jepang, dan pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang.
Badan Keamanan rakyat (B.K.R) yang lahir setelah berdirinya B.P.P.I di Padang itu bertujuan terutama terutama selain menjaga selain menjaga keamanan rakyat, juga persiapan untuk menghadapi perjuangan fisik melawan Jepang maupun tentara Sekutu antara Belanda yang akan mendarat di Padang. Pengalaman pahit waktu penyusuanan B.K.R atas permintaan Jepang beberapa tahun yang lalu tidak mungkin berulang kembali, sebab Ismail Lengah adalah salah seorang anggota Komite rakyat yang ditugaskan Soekarno untuk menyusun B.K.R pada pemulaan pada permulaan Jepang itu.3
Mansyur masuk sebagai keanggotaan BKR ini dikarenakan keinginannya untuk berjuang dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Jepang dan Belanda, oleh sebab itu ia mempunyai sikap nasionalisme sudah tertanam dalam hati dan pikiran Mansyur.4 Pengalaman pahit waktu penyusunan B.K.R atas permintaan Jepang beberapa tahun yang lalu tidak mungkin berulang kembali, sebab Ismail Lengah adalah juga salah seorang anggota Komite Rakyat dan ditugaskan Soekarno untuk menyusun B.K.R pada permulaan masuknya Jepang itu dalam menghadapi perjuangan, tenaga dan buah pikiran pada cendikiawan sangat sekali dibutuhkan, untuk itu Ismail Lengah dan Abdullah pergi menemui Mr Sutan Moh. Rasyid di rumahnya,
3 Ahmad Husein, Sejarah Perjuangan Kemerdekaan R.I DI Minangkabau/Riau 1945-1950, Badan Pemurnian Sejarah Indonesia-Minangkabau (BPSIM) hal 87
4 Arsip: SK no: Skep- 18/I/1998
membicarakan panjang lebar dan mendalam mengenai berbagai masalah yang mungkin akan terjadi. Sebagai seorang ahli hukum ia menyatakan kesediaanya untuk ikut sepenuhnya dalam perjuangan kemerdekaan bangsa yang telah diproklamirkan itu.
Mansyur adalah seorang anggota B.K.R yang ingin sekali untuk memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia dari penjajah. Mansyur sangat piawai sekali dalam melakukan taktik untuk mengelabui musuh, bahkan hal yang tidak mungkin dilakukan oleh orang lain adalah memasukan bom untuk membunuh orang- orang dalam mobil tersebut. Mansyur mulai bergabung dengan Batalyon 141 Dewan Banteng Padang, tepatnya di Sumatera Tengah pada tahun 1956, dengan pangkat Kopral Dua, kesatuan tersebut mansyur mendapat tugas sebagai memata-matai para penjajah untuk mengetahui daerah mana saja yang akan dilakukan perampasan wilayah atau tanah milik pribumi, yang terdiri dari beberapa orang pasukan, selain itu ada beberapa teman seperjuangan Mansyur bernama Amir, Pandu, Bakhtiar yang punya kecerdasan pikirannya sangat kuat untuk mengelabui para pasukan Belanda.
Pembentukan Badan Keamanan Rakyat di Sumatera Tengah untuk pertama kalinya dilaksanakan di Kota Padang pada tanggal 10 Oktober 1945 yaitu tiga hari sebelum mendaratnya Tentara Sukutu (Inggris) di Padang. Anggota-anggota diambil dari tenaga inti BPPI (Balai Penerangan Pemuda Indonesia) Padang, dengan Komanda Batalyon pertama Jazid Abidin.6
Tanggal 14 Oktober 1945 terbentuklah satu Batalyon di Bukittinggi dibawah pimpinan Dahlan Jambek dengan tenaga intinya dari Pemuda Republik Indonesia (PRI). Pembentukan B.K.R ini kemudian meluas kesetiap Daaerah di Sumatera Barat dan Riau yang sampai pada awal November 1945.7
Mansyur ikut berjuang dan mepertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia khususnya di Kayu Tanam dan Padang Panjang pada Tahun 1955-1956.
Kepiawaian Mansyur dalam persenjataan
6 Persembahan dalam rangka ulang tahun ke- XII oleh Sejarah militer Komando Daerah Militer II/17 Agustus.hal 105
7 Ibid
6
militer patut dibanggakan, kerena ia sangat jeli dalam penggunaan senjta tersebut.
Senjata-senjata tersebut antara lain:
(Tomson, Selang Tiga, 77, Amreh, Dom- dom, Rate). Mansyur sangat teliti dalam melihat musuh yang akan menghadang dalam keadaan tersulit apapun. Ia juga harus mempunyai kterampilan lain seperti: jeli terhadap pandangan, mendengar lewat telinga yang berada di tanah, dan mencium apapun berbau aneh.
Mansyur adalah pejuang yang gagah dan berani melawan musuh tanpa harus memikirkan dampak negatif dari apa yang ia lakukan. Seperti halnya memasukkan bom dalam mobil Tank milik penjajah yang beranggotakan lima orang itu langsung meninggal ditempat.
Keberaniannya ini berdampak buruk terhadap Mansyur karena bangsa penjajah ingin membalaskan dendamnya kepada Mansyur.9
Ketika Agresi II meletus, maka pelajar banyak yang meninggalkan bangkus ekolah apalagi mereka-mereka yang trgabung dalam TP, ketika inilah terbentuknya Staf TP Sumatera Tengah dengan komandannya Marzuki Silitonga dan kepala Stafnya Thalib. Karena TP tersebar dimana-mana maka tentara pelajar dibagi atas sektor-sektor: Sektor Maninjau Matur, Sektor Batu Sangkar, Sektor Padang Panjang, Sektor Padang Pariaman, ektor Payakumbuh. Jumlah tentara pelajar yang terbatas maka umumnya TP menggabungkan kepada TNI dimana kereka ikut bersama- sama dengan mengdakan perlawanan, kurir, mata-mata mengadakan patroli, sama halnya dengan Sumatera Barat Belanda melancarkan serangannya pada waktu yang bersamaan dengan penyerangan dan penduduk ibukota Republik Indonesia, Yokyakarta. Pagi hari Belanda dengan pesawat terbangnya membom dan menembaki Kota Bukittinggi dan daerah sekitarnya.
Tujuan Belanda dengan Agresi Militernya yang ke II tidak berbeda dengan Agresi I, hanya jangkauan sasarannya yang ingin dicapainya dengan agresi II lebih jauh dari agresi I dan metode operasinya lebih sempurnya pada agresi II. Agresi II nya Belanda bertujuan untuk menguasai kota-
9 Ibid
kota dan wilayah-wilayah yang mempunyai arti ekonomis dan urat nadi komunikasi, dengan perhitungan penguasaan daerah- daerah tersebut akan memberikan efek politis yang besar terhadap Belanda, dengan menguasai daerah-daerah itu diperhitungkan bahwa TNI akan terdesak dan cepat menyerah, sejalan dengan itu maka territorial yang akan dikusai oleh Belanda adalah pros Padang-Bukittinggi- Pekanbaru:
-Padang Solok-Sawahlunto-Jambi: Padang Alahan Panjangdan Padang Sungai Penuh (Kerinci). Urat nadi Sumatera Barat akan secara langsung berada dibawah control Belandadan Republik Indonesia akan sendirinya terdesak dan lumpuh.
Tujuan dan cita-cita Belanda dnegan agresi itu, maka serangan mendadak dilakukan dengan mengerahkan kekuatan angkatan bersenjatanya secara besar- besaran, yang dikerahkan itu adalah: Brigade
“U” dengan Batalyon “Princes Irene”, Batalyon “Jager”, “Batalyon Koninklikjke Stoot Troepen” (KST) secara RPKAD terdiri dari pasukan Baret Hijau “A.A.T. dan Batalyon “45-1-4 RI, dengan dilengkapai persenjataan yang modern.gerakan majunya pasukan altileri itu dipelopori oleh pasukan berlapis waja (Kavaleri) dan disbantu oleh pesawat-pesawat pemburu (Mustang), Bomber serta pesawat pengintai (Capung).
Pada tanggal 19 Desember 1948 itu pasukan Belanda dibawah pimpinan Kapten Yan De Bakker, dapat melangkahi garis Demarkasi Renvile, setelah mematahkan perlawanan sengit yang diberikan oleh pasukan RI dari Resimen VI dan psukan Mobrig yang bertugas mengawal garisan tersebut. Korban berjatuhan dua orang anggota Mobrig pasukan RI mundur ke parit Malintang dan seterusnya mundur ke Sicincin yang telah lebih dulu dikosongkan oleh pasukan RI untuk bertahan di Tandikat dan Kayu Tanam, setelah Sicincin, Kayu Tanam mereka serang pula tetapi serangan tanggal 20 itu tidak berhasil karena Kayu Tanam dipertahankan kuat oleh RI, karena mengalami kegagalan pada serangan pertama maka Belanda membuat rencana serangan dari dua arah untuk merebut Kayu Tanam itu yaitu melalui: Jalan Raya Padang- Bukittingi, melalui Tandikat dari Kepala Hilalang (ini merupakan serangan adari belakang), sementara pasukan mereka siapakan Kayu tanam trus mereka tembaki
7
dengan mortar, akibat temabakan mortar dari arah Sicincin, rumah-rumah penduduk banyak yang kena dan seorang rakyat biasa jadi korban.
Tanggal 21 Desember, bergeraklah pasukan Belanda melalui dua arah sepreti yang disebutkan diatas ke Kayu Tanam, pasukan kita dengan bantuan rakyat memberikan perlawanan dengan gigihnya, secara besar-besaran penduduk mengungsi ke Anduring dan dalam perjalanan pengungsian itu, karena sungai banjir (musim hujan) ada diantara penduduk yang mati hanyut, mengenai pasukan RI yang bertahan setelah merasa tidak sanggup lagi berhadapan dengan pasukan Belanda dari Brigade “U” yang punya persenjataan lengkap, akhirnya mundur pula dari Kayu Tanam ke Anduring dan Lembah Anai, setelah membom, daerah itu, yang dibumi hanguskan antara lain: INS, Rumah Sakit, 12 Rumah Penduduk, Sekolah Rakyat/Sekolah Ekonomi, Pasar, Kantor Wali Nagari.
Pada bulan april 1961 Belanda mengumumkan pembentukan Nieuw Guinea Raad, dengan tujuan menciptakan sebuah negara Papua merdeka, maka Soekarno mengumumkan konfrontasi militer dalam pidato Tri Komando Rakyatnya (TRIKORA) di Yokyakarta pada tanggal 19 Desember 1961, dengan dikeluarkannya Trikora maka mulailah konfrontasi total terhadap Belanda dan pada bulan januari 1962 pemerintah membentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat yang berkedudukan di Makasar.
Adapun tugas pokok dari Komando mandala Pembebasan Irian barat ini adalah pengembangan operasi-operasi militer dengan tujuan pengembangan wilayah Irian Barat kedalam kekuasaan negara Republik Indonesia.12
Pada tahun 1962 atas perintah Soekarno (panglima tertinggi pembebasan Irian Barat maka didaratan sekitar 3.000 tentara Indonesia diseluruh Irian Barat salah satunya adalah Mansyur. Awala kedatangan pasukan Indonesia di Irian Barat maka mereka tidak menggunakan pakaian militer, tetapi hanya berpakain preman untuk dapat melihat situasi dan tempat-tempat untuk nantinya akan diserang. Setelah
12 Wawancara dengan Abdul Rahman, teman seperjuangan Mansyur pada tanggal 15 Februari 2015 di Sawahan.
dikeluarkannya perintah untuk perang oleh Soeharto yang pada saat itu sebagai komando mandala pemebebasan Irian Barat barulah para pasukan memakai pakaina lengkap.13
Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, berarti seluruh tanah jajahan Hindia Belanda resmi menjadi wilayah kekuasan Republik Indonesia, namun kenyataannya sampai pada tahun 1950 Irian Barat masih berada dibawah kekuasaan Belanda. Guna melengkapi kekuasaan militer untuk melancarkan serangan kepada pasukan Belanda dalam rangka merebut Papua, mendorong tentara dan pemerintah berpaling ke Uni Soviet, dimana pada saat itu Uni Soviet sedang berusaha meningkatkan pengaruhnya di Indonesia hal ini terbukti dengan kedatangan Khurushchev ke Jakarta pada bulan Januari 1960 yang memberikan kredit sebesar 250 juta dolar ( wakil panglima besar pebebasan Irian Barat) pergi ke Moskow dan memperoleh pinjaman sebesar 450 juta dolar AS untuk membeli persenjataan dari Soviet yaitu, pesawat-pesawat tempur modern dan pesawat pengebom jarah jauh untuk angkatan udara, serta kapal- kapal baru untuk angkatan laut.14
Penutup
Berdasarkan pada permasalahan dan tujuan penelitian yang dikemukakan, serta sesuai dengan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa “ 1. Mansyur adalah seorang pejuang kelahiran Kampung Sikumbang Lubuk Lintah Padang, Mansyur lahir pada tanggal 17 Februari 1926. Mansyur merupakan anak pertama pasangan Subuh (ayah) dan Tando (Ibu). Ia tinggal dan dibesarkan di Kampung Sikumbang Lubuk Lintah oleh kedua orang tuanya yang berprofensi sebagai petani. Pada awalnya mansyur masuk sebagai tentara sukarela bentukan Jepang setelah ia menikah dengan seorang gadis bernama Absah tahun 1944, dan ingin merdeka dari penjajahan Jepang, nama Mansyur bagi masyarakat
13 Wawancara dengan Abdul Rahaman, teman seperjuangan Mansyur pada tanggal 15 Februari 2015 di Sawahan.
14 M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern Tahun 1200-2008, (Jakarta: PT.
Serambi Ilmu Semesta, 2010), Hal 558
8
Sumatra Barat belum banyak dikenal, terutama pejuang revolusi fisik (militer).
2. Awal bulan Agustus 1962 pasukan Indonesia dibawah pimpinan Mayjen Soeharto melakukan operasi penerjunan dengan menerjunkan penerbang menembus radar Belanda. Mereka diterjunkan didaerah pedalaman Papua Bagian Barat karena daerah tersebut merupakan daerah salah satu tempat yang strategis bagi pasukan Indonesia untuk mengintai gerak-gerik pasukan Belanda. Perjalanan karir Mansyur sebagai TNI Angkatan Darat mewajibkannya untuk terus berjuang membela negara, baik Kesatuan Batalyon 141 Dewan Banteng Padang sampai pada Kodam VI Siliwangi Bandung.s
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hendaknya disadari bahwa kedudukan biografi salah satu bentuk karya ilmiah tetap dianggap perlu dan penting apabila biografi tokoh dan pejuang bangsa, walaupun peranannya hanya sebagai pejuang biasa.
2. Dengan adanya skripsi ini hendaknya dapat menabah wawasan penulis atau pembaca mengenai biografi.
Daftar Pustaka
Ahmad Damahuri, Tuanku Mudo,et al.2007.
Draf Sejarah Perjuangan Rakyat Padang Pariaman dalam Perang Kemerdekaan (1945-1950).
Pariaman: Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman Ansofino, et.al.2006. Dari Zaman Purba Sampai Zaman Jepang. Padang:
STKIP PGRI Sumbar .
Ahmad Husein, 1992 “Sejarah Perjuangan Kemerdekaan RI di Minangkabau
“Jakarta Badan Pemurnian Sejarah Indonesia-Minangkabau
(BPSIM,1978)
Fatimah Enar dkk,1976 “ Sumatera Barat 1945-1950
Gusti Asnan dkk,2003. Sejarah Perjuangan Rakyat Kabupaten Solok :1945- 1949 DHD 45 Sumatra Barat dan Pemda Kabupaten Solok.
Mestika Zed, 1999 “Metode Sejarah” UNP Padang
Nasution, A.H 2002. Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia jilid I Proklamasi Bandung: Angkasa.
Bandung
Sejarah Kodam III/17 Agustus dipersembahkan dalam rangka hari ulang tahun ke XII Komando Daerah Militer II/17 Agustus.