PENDAHULUAN
Pada kisaran tahun 70-an kondisi Kabupaten Bungo Tebo (sekarang Kabupaten Muara Bungo) khususnya dalam bidang pendidikan keagamaan, dapat dikatakan masih kurang. Pada saat itu pendidikan agama dijalankan di sekolah- sekolah umum yakni tingkat SD, SMP, dan SMA, dengan waktu yang sangat sedikit.
Di Kabupaten Muara Bungo inilah Yayasan Pondok Pesantren Diniyyah yang didirikan oleh Rosmaini. Pondok pesantren Diniyyah Muara Bungo ini merupakan cabang dari pondok pesantren Diniyyah Putri Padang Panjang. Pondok ini akan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Muara Bungo khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Seiring dengan perkembangan Kabupaten Muara Bungo, maka pondok pesantren Diniyyah di bawah pimpinan Rosmaini ini akan memperoleh perhatian yang besar dari masyarakat Muara Bungo untuk mempercayakan pendidikan anak-anak mereka.1
Rosmaini adalah wanita yang mengutamakan pendidikan khususnya di Kabupaten Muara Bungo. Sifat pekerja keras membuat Rosmaini ini menjadi pelopor yang berbasis agama versi umum yakni kurikulum yang berdasarkan Departemen Agama yang di ajarkan 50%
agama dan 50% umum bukan di Kabupaten Muara Bungo saja, tetapi sudah sampai ke Kabupaten lain dan tingkat Provinsi. Selain itu beliau juga meluaskan pendidikannya ke Provinsi Sumatera Barat, khususnya di Kota Pariaman tepatnya di Kecamatan Sungai Geringging.
Pada saat dirumah H. Ramli Umar inilah awal dari perjuangan untuk mendirikan Pondok Pesantren Diniyyah Muara Bungo yang besar seperti saat ini.
Melihat perjuangan yang gigih, maka saat itu Bupati Bungo-Tebo Husien Saad memberikan tanah seluas 11,5 hektar yang terletak di Kecamatan Rimbo Tengah.
1 Badarus Syamsi. 2008. Biografi Pondok Pesantren Diniyyah Muara Bungo.
Kecamatan Pasir Putih. Kabupaten Muara Bungo. Jambi. Muara Tebo. Hal 17
Dengan modal tanah inilah Rosmaini mendirikan madrasah Tsanawiyah yang merupakan cikal bakal pengembangan Pondok Pesantren Diniyyah Muara Bungo, karena dukungan yang kuat dari Pemerintahan, Rosmaini semakin kuat melihat latar belakang Kabupaten Muara Bungo yang pada saat itu masih tertinggal.
Rosmaini membangun pondok pesantren yang modern dan terus mengikuti perkembangan zaman yakni yang sesuai dengan kurikulum Departemen Agama, karena jauhnya anak-anak Muara Bungo yang menuntut ilmu dengan menghabiskan banyak uang dan waktu yang banyak, keinginan untuk membantu anak-anak tak mampu dan merubah pandangan masyarakat Muara Bungo terhadap Pondok Pesantren yang selalu rendah.2
Penelitian ini perlu dibatasi baik dari Batasan Temporal dan Batasan Spasial yaitu Batasan Temporal dari penelitian ini diambil dari tahun 1977-2014. Tahun 1977 Sebagai batasan awal karena merupakan awal berdiri Pondok Pesantren Diniyyah Muara Bungo. Tahun 2014 merupakan batas akhir dari penelitian ini, karena sampai saat ini Rosmaini masih menjadi pengurus Pondok Pesantren Diniyyah Muara Bungo.
Batasan spasial adalah batasan penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rimbo Tengah Kabupaten Muara Bungo, Propinsi Jambi karena disinilah tempat tinggal Rosmaini mendirikan Pondok Pesantren Diniyyah.
Batasan masalah dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana latar belakang kehidupan keluarga Rosmaini?
2. Faktor apa yang melatar belakangi Rosmaini dalam mendirikan Pondok Pesantren Diniyyah di Kecamatan Rimbo Tengah Kabupaten Muara Bungo?
3. Bagaimana peranan Rosmaini dalam mengembangkan Pondok Pesantren Diniyyah di Kecamatan Rimbo Tengah
2Buletin. 2014. TRENDY Pesantren Diniyyah Muara Bungo. Edisi Perdana Januari Hal 8
Kabupaten Muara Bungo Tahun 1977- 2014?
Tujuan Penelitian ini adalah untuk Mendeskripsikan:
1) latar belakang kehidupan keluarga Rosmaini.
2) faktor yang melatar belakangi Rosmaini dalam mendirikan Pondok Pesantren Diniyyah.
3) Peranan Rosmaini dalam mengembangkan Pondok Pesantren Diniyyah.
Manfaat penelitian ini adalah sebagai beriku:
1) Secara teoritis bagi ilmu pengetahuan diharapkan hasil penelitian dapat berguna untuk sumbangan pikiran dan bahan literatur bagi ilmu sejarah khususnya sejarah biografi Rosmaini dalam dalam mendirikan Pondok Pesantren Diniyyah.
2) Secara praktis Penelitian yang akan penulis lakukan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan untuk menambah wawasan berfikir penulis.
Karya-karya tersebut menjadi acuan dalam penelitian ini, diantaranya adalah:
Skripsi Indra Putra dengan judul
“Perkembangan Pondok Pesantren H.
Abdullah Alin Tagak Kecamatan Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat Tahun 1990-2009”. Skripsi ini menjelaskan tentang perubahan yang terjadi dalam sistem dan struktur, kelembagaan, murid, guru dan kurikulum. Kurikulum yang diajarkan di pondok pesantren Alin Tagak ini dengan mengajarkan kitab-kitab kuning yang diberikan kepada santrinya.3
Selanjutnya Nurfadlianti dengan judul “Pondok Pesantren Dr. Syech Muhammad Natsir Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok 1994-2004”. Skripsi ini menjelaskan tentang Perkembangan Pondok Pesantren Muhammad Natsir berkaitan dengan dua jalur pendidikan yakni pendidikan formal
3Indra Putra. 2010. Perkembangan Pondok Pesantren H. Abdullah Alin Tagak Kecamatan Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat Tahun 1990-2009.
Pendidikan Sejarah. STKIP PGRI. Hal 11
adalah pendidikan sekolah yang berjenjang dan berkesinambungan dan pendidikan non formal adalah pendidikan luar sekolah yang tidak berjenjang dan tidak berkesinambungan.4
Seterusnya Tulisan Kursiah dengan judul “Syech H. Abdullah dalam pengembangan pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Alin Tagak Kecamatan Gunung Tuleh 1940-1994”. Skripsi ini menjelaskan tentang menghapuskan kepercayaan-kepercayaan masyarakat yang bertentangan dengan ajaran al-qur’an dan hadits, yang mana waktu itu masyarakat masih percaya kepada unsur-unsur takhayul, bid’ah, serta khufarat.5
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode sejarah, adapun tahap/langkah dalam metode penelitian sejarah antara lain:
Heuristik yaitu menjajaki dan mengumpulkan data tentang Rosmaini baik bersifat primer maupun bersifat sekunder.
Dalam memperoleh data primer berupa wawancara yang dilakukan kepada Rosmaini sebagai pendiri Pondok Pesantren Diniyyah Muara Bungo. Maksum Malim yang merupakan suami dari Rosmaini.
Maksum Malim dan Rosmaini selalu bekerja sama untuk mendirikan Pondok Pesantren Diniyyah Muara Bungo supaya kelak menjadi Pondok Pesantren yang banyak dikenal oleh banyak orang. Adapun bentuk sumber sekunder yang didapatkan yaitu:dokumen Pondok Pesantren Diniyyah Muara Bungo, piagam dan sertifikat yang didapatkan oleh Rosmaini dalam mengurus Pondok Pesantren Diniyyah Muara Bungo.
4 Nurfadlianti. 2006. Pondok Pesantren Dr. Syech Muhammad Natsir Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok 1994- 2004.Pendidikan Sejarah.STKIP PGRI. Hal 53
5 Kursiah. 2013. Syech H. Abdullah
Dalam Pengembangan Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Alin Tagak Kecamatan Gunung Tuleh 1940-1994”.
Pendidikan Sejarah. STKIP PGRI.Hal 65
Kritik sumber yaitu Peneliti melakukan untuk pengujian atau menyeleksi dokumen-dokumen memang perlu, arsip- arsip, dan data-data yang diperoleh melalui keaslian dan kesahihannya, sedangkan untuk menguji data dari hasil wawancara dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada Rosmaini sebagai pengurus sekaligus yang mendirikan Pondok Pesantren Diniyya Muara Bungo.
Interpretasi data yaitu untuk menghubungkan data yang untuk dijadikan sumber penting dalam penulisan. Baik data yang diperoleh dilapangan maupun dari Informasi-informasi yang sebenarnya sudah diuji dengan kritik sumber. Dalam menghubungkan data dan informasi tersebut dianalisis berdasarkan teori yang ditemukan sebelumnya.
Historiografi yaitu tahap akhir penulisan, hasil penulisan dari data-data dan sumber-sumber yang telah diuji kebenarannya, dituliskan dalam bentuk laporan yang benar sesuai dengan metode- meode sejarah. Sehingga menciptakan suatu tulisan Ilmiah (Skripsi) yang dapat menghasilkan karya sejarah yang bisa dipertanggung jawabkan.6
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Riwayat Hidup Rosmaini
1. Kehidupan Masa Kecil
Rosmaini lahir di Muara Bungo pada tanggal 21 Mei 1951. Ayahnya bernama H. M Sitin berasal dari Gunung Pangilun Padang dan Ibunya bernama Siti Hajar berasal dari Sungai Lawai Kecamatan Geringging Pariaman. Sebelumnya Siti Hajar sudah pernah berkeluarga dari suami pertamanya dikaruniai tiga orang anak.
H. M Sitin memiliki dua Istri, istri pertama bernama Siti Hajar dimana dari istri pertama inilah Rosmaini lahir. Sampai umur 4 tahun, Rosmaini masih berada dalam asuhan H. M Sitin dan Siti Hajar. Akan tetapi perbedaan pendapat antara H.M Sitin dan Siti Hajar telah menyebabkan rumah tangga mereka hingga berujung pada perceraian.
H. M Sitin setelah berpisah dengan Siti Hajar, kemudian menikah dengan
6 Mestika Zed. 2013. Metodologi
Penelitian Sejarah. Padang. Fakultas Ilmu- Ilmu Sosial UNP. Hal 37
seorang wanita yang berasal dari Pesisir yang bernama Siti Nurbaya, dengan asuhan H. M Sitin dan Siti Nurbaya inilah Rosmaini dibesarkan. Di sisi lain, H. M Sitin juga memiliki naluri bisnis yang kuat. Pada saat dia menjalani masa pensiun,
H. M Sitin membuka usaha warung makan, di tempat itu dia juga menjual bahan kain dan terali. Karena H. M Sitin hanya memiliki seorang anak yakni Rosmaini, maka semua ladang itu kemudian diwariskan kepada anak tunggalnya. Namun kemudian semua lahan ini oleh Rosmaini tidak lain nantinya adalah untuk mendirikan Pondok Pesantren Diniyyah Muara Bungo.7
2. Masa Pendidikan
Pendidikan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam perkembangan dan pertumbuhan jiwa seseorang. Sehingga dengan pendidikan seseorang dapat menemukan masa depan sendiri. Oleh sebab itu Rosmaini mendirikan Pondok Pesantren Diniyyah Muara Bungo supaya masyarakat Muara Bungo tidak lagi ketinggalan oleh daerah lain dalam dunia pendidikan agama Islam.8 Pendidikan Rosmaini pada awalnya diajarkan oleh kedua orang tuanya yakni pengajaran dari segi agama Islam.
Pada tahun 1965 Rosmaini tamat dari sekolah rakyat, dan pada tahun 1968 Rosmaini melanjutkan pendidikannya di Perguruan Diniyyah Putri Padang Panjang.
Tamat dari Perguruan Diniyyah Putri Padang Panjang tahun 1970, Pada tahun 1971 Rosmaini melanjutkan pendidikannya ke Kuliyatul Mualimat Islamiyah Diniyyah Padang Panjang. Pada tahun 1975 Rosmaini melanjutkan ke STIUD (Sekolah Tinggi Ilmu Usia Dini) di Muara Bungo Setelah itu tahun 1979 Rosmaini melanjutkan S2 di IAIN Sultan Thaha jambi.
Pada saat Rosmaini sekolah di Pondok Pesantren Padang Panjang, Rosmaini juga selalu aktif dalam
7Badarus Syamsi . 2008. Biografi Pondok Pesantren Diniyyah Muara Bungo.
Kecamatan Pasir Putih Kabupatan Muara Bungo Jambi. Muara Tebo Hal 34-36
8 Wawancara dengan Maksum Malim, 69 Tahun Pekerjaan Pengurus Pondok Pesantren Diniyyah Muara Bungo.
Pada tanggal 15 Januari 2015. Kec. Rimbo Tengah, Kab. Muara Bungo
berorganisasi. Pada tahun 1973 Rosmaini menjadi Ketua Senat Mahasiswa, Rosmaini juga aktif dalam Kegiatan Pramuka, kegiatan Persatuan Diniyyah School (PDS), Kegiatan Persatuan Kuliyatul Mu’alamat (PKM) Pada kegiatan tersebut Rosmaini menjabat sebagai Ketua. Rosmaini juga aktif dalam Organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII), organisasi kemahasiswaan seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).9 3. Masa Berkeluarga
Pada tahun 1980 Rosmaini menikah dengan seorang laki-laki yang bernama Maksum Malim yang diperkenalkan oleh Hj.
Asma Malin. Rosmaini dan Maksum Malim dikaruniai 4 orang anak yaitu: Ahmad Riyadhi El Yusufi (Alm),10 H. Muhammad Hafizh El yusufi, H. Muhammad Zulfadli El Yusufi, Abdul Muhaimin El Yusufi. Ketiga anak Rosmaini belum ada yang menikah.
Pada saat mendidik anak-anaknya Rosmaini mengajarkan dengan Disiplin dalam menempuh pendidikan. Rosmaini juga sangat sering bersilaturahmi dengan keluarga-keluarganya yang lain, dan sering membantu keluarganya yang kekurangan.11 B. Awal Mula Rosmaini mendirikan
Pondok Pesantren tahun 1977
Pondok Pesantren Diniyyah Muara Bungo secara resmi didirikan pada tanggal 5 Agustus 1977 oleh Rosmaini, dalam kondisi yang sangat sederhana. Keinginan Rosmaini untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan pesantren telah dicita-citakan oleh Rosmaini sejak ia masih kuliah di STIUD Muara Bungo. Keinginan tersebut mulai terealisasi setelah Rosmaini menyelesaikan studinya di Diniyyah Putri
9 Wawancara dengan Rosmaini, Umur 64 Tahun, Pengurus Pondok Pesantren Diniyyah Muara Bungo, Pada tanggal 15 Januari 2015, Kec. Rimbo Tengah, Kab. Muara Bungo
10 Pada saat kepergian anak pertamanya yakni Ahmad Riyadhi El Yusufi yang pada waktu itu masih berumur 17 tahun. Sang anak meninggal sehari menjelang akan berangkat ke Kairo untuk kuliah menempuh gelar sarjana
11 Wawancara dengan anaknya Muhammad Hafizh El-Yusufi, Umur 35 Tahun. Pekerjaan Pengurus Perguruan Al- Azhar Jambi. Pada tanggal 28 Maret 2015.
Kec. Rimbo Tengah, Kab. Muara Bungo
Padang Panjang dan Pendidikan Kuliyatul Mualimat Islamiyah Diniyyah Padang Panjang.
C. Upaya Rosmaini mengembangkan Pondok Pesantren
Pada saat Rosmaini mendirikan Pondok Pesantren Diniyyah, ia masih menjadi Guru di SMA 1 Muara Bungo. Pagi hingga siang Rosmaini harus mengajar, sementara sore Rosmaini menjadi Guru di Pondok. Program pertama yang dijalankan oleh Rosmaini adalah mendirikan Taman Pengajaran Al-qur’an dan madrasah.
Sehingga pada saat Ramadhan tiba, kegiatan dakwah dan pembinaan masyarakat memperoleh Perhatian yang Positif. Kondisi Pondok Pesantren yang masih kecil dan menuntut Rosmaini untuk berdakwah dan mengenalkan Pondok Pesantrennya di tengah-tengah masyarakat.
D. Perkembangan Pondok Pesantren 1977-2014
Untuk memberikan gambaran mengenai usaha Rosmaini dalam mengembangkan Pendidikan Islam di Muara Bungo penulis akan menguraikan secara kronologis Perkembangan Pondok Pesantren Diniyyah Muara Bungo dari periode ke periode adalah sebagai berikut:
1. Periode 1977-1982
Pada periode ini Pondok Pesantren Diniyyah Muara Bungo hanya mempunyai 43 orang yang terdiri dari 2 Lokal walaupun hanya kegiatan mengaji dan madrasah sedangkan gurunya adalah Rosmaini dan Ernawati. Mata Pelajaran yang diajarkan adalah Praktek Ibadah dan Tafsir Al-qur’an.
Pada setiap akhir semester dilakukan evaluasi terhadap para santri untuk melihat kelemahan dan kekurangannya agar dapat dijadikan pedoman untuk masa yang akan datang.
2. Periode 1983-1993
Pada periode ini Rosmaini telah mendirikan Pondok Pesantren Diniyah Muara Bungo di Kecamatan Rimbo Tengah dengan jumlah santri 740 yang terdiri dari 20 lokal dengan guru berjumlah 12 orang diantaranya Rahmawati, Herawati, M.Arifin, Dra. Suaibah, Nurjawi Yusuf, Azwan, Surmawati, M. Samvil, Nilawati, Yuladina Rahmi, Asmawati, Hera Hayati.
Pada periode ini mata pelajaran yang diajarkan yaitu: Aqidah Akhlak, Qur’an
Hadits, Fiqih, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, dan dan Matematika.
3.Periode 1994-2009
Pada periode ini santrinya berjumlah 582 semakin berkurang hal ini disebabkan oleh kecendrungan masyarakat yang kurang berminat memasukkan anaknya ke sekolah Swasta dan sekolah agama.
Selain itu kendala yang dihadapi Rosmaini adalah belum optimalnya disiplin guru dan karyawan serta banyak diantara pengajar yang kurang profesional. Sekolah diantaranya tingkat TK, SDIT, MTS, dan ALIYAH. Dengan mata pelajaran Aqidah Akhlak, Qur’an Hadits, Fiqih, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, Seni Budaya, Bahasa Inggris, Biologi, Fisika, dan PPKN.
4.Periode 2010-2014
Pada periode ini santrinya berjumlah 3.963 orang yang terdiri dari 30 lokal di periode ini Rosmaini membuka satu sekolah lagi yaitu SMP IT. Dan bertambahnya jumlah guru sebanyak 65 orang. Rosmaini mendirikan Pondok Pesantren Diniyyah ini dengan cara berdaqwah di berbagai daerah, sekaligus mempromosikan Pondok Pesantren Diniyyah Muara Bungo.
Rosmaini juga mendirikan sekolah yang bernama Perguruan Al-Azhar Jambi yang merupakan pengembangan program Yayasan Pondok Pesantren Diniyyah Muara Bungo yang berdiri sejak tahun 1978.
Perguruan Al-azhar Jambi berdiri karna ada arahan dan dukungan beberapa tokoh penting seperti: M. Natsir (mantan Perdana menteri masa pemerintahan presiden Soekarno), Isnaniah Saleh, Alamsyah Ratu Prawinegara (mantan Menteri Agama RI), H. Hasan (mantan Bupati Bungo Tebo) dan H. M Bafadhol (mantan Rektor IAIN Jambi).
Rosmaini juga mendirikan Perguruan Al-Azhar Tebo Pada tanggal 18 Mei 2000, dengan jenjang pendidikannya yaitu SD IT, SMP IT, dan SMA IT. Akan menyusul juga di Kabupaten-Kabupaten lain, yakni Sarolangun, Tanjab Timur, dan Kerinci. Pengurus Perguruan Al-Azhar Tebo anak ketiga Rosmaini yakni H. Muhammad Zulfadli El-Yusufi, beliau tamatan dari Madinah.12
Kesimpulan
Rosmaini lahir di Muara Bungo pada tanggal 21 Mei 1951 ayah nya bernama H. M Sitin berasal dari Gunung Pangilun Padang dan Ibunya bernama Siti Hajar berasal dari sungai Lawai Kecamatan Geringging Pariaman. Akan tetapi perbedaan pendapat antara H. M Sitin dan Siti Hajar telah menyebabkan rumah tangga mereka hingga berujung pada perceraian, sehingga setelah itu H. M Sitin menikah lagi dengan seorang wanita yang bernama Siti Nurbaya yang berasal dari Pesisir, dengan asuhan H. M Sitin dan Siti Nurbaya Rosmaini dibesarkan. Ayahnya yang bekerja sebagai komando Polisi, disamping menjadi Komando Polisi ayahnya bekerja sebagai petani. Faktor yang melatarbelakangi Rosmaini mendirikan Pondok Pesantren Diniyyah yakni karna pada saat tahun 70-an Kabupaten Muara Bungo tidak ada sekolah yang bernuansa keagamaan, sehingga berdirinya Pondok Pesantren Diniyyah Muara Bungo. Peranan Rosmaini dalam mengembangkan Pondok Pesantren menjadi pengurus sekaligus pengajar di Pondok Pesantren Muara Bungo.
Saran
1. Setelah meneliti dan mempelajari bagaimana usaha Rosmaini dalam memajukan Pendidikan, maka sebagai generasi muda agar bisa meneladani dan berusaha memberikan penghargaan atas usaha dan kerja keras Rosmaini.
2. Harapan Penulis diharapkan kepada Pemerintahan Kabupaten Muara Bungo
12 Wawancara dengan Rosmaini, Umur 64 Tahun, Pekerjaan Pengurus Pondok Pesantren Diniyyah Muara Bungo Pada tanggal 18 Januari 2015, Kec. Rimbo Tengah, Kab. Muara Bungo
agar lebih memperhatikan sekolah- sekolah Pondok Pesantren, khususnya Pondok Pesantren yang didirikan oleh Rosmaini.
3. Guru-guru yang bertugas atau yang mengajar di Pondok Pesantren Diniyyah Muara Bungo, agar melakukan promosi Pondok Pesantren pada saat penerimaan siswa baru dengan memasangkan spanduk kesemua daerah khususnya daerah yang berada di Kabupaten Muara Bungo.
DAFTAR PUSTAKA 1. Buku
Syamsi Badarus. 2008. Biografi Pondok Pesantren Muara Bungo.
Kecamatan Pasir Putih Kabupatan Muara Bungo Jambi. Muara Tebo Zed Mestika. 2013. Metodologi Penelitian
Sejarah. Padang. Fakultas Ilmu- Ilmu Sosial. UNP.
2. Skripsi
Indra Putra. 2010. Perkembangan Pondok Pesantren H. Abdullah Alin Tagak Kecamatan Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat Tahun 1990-2009. Pendidikan Sejarah.
STKIP PGRI.
Kursiah. 2013. Syech H. Abdullah dalam Pengembangan Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Alin Tagak Kecamatan Gunung Tuleh 1940- 1994”. Pendidikan Sejarah.
STKIP PGRI.
Nurfadlianti. 2006. Pondok Pesantren Dr.
Syech Muhammad Natsir Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok 1994- 2004. Pendidikan Sejarah. STKIP PGRI.
3. Koran
Buletin. 2014. TRENDY. Pondok Pesantren Diniyyah. Edisi Perdana Januari.