• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Skripsi Andi Agung Setiawan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Skripsi Andi Agung Setiawan"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH POLA PANEN TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KALE CURLY (Brasicca oleraceae var. Acephala)

SKRIPSI

ANDI AGUNG SETIAWAN 4516031021

JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BOSOWA

MAKASSAR 2021

(2)

i HALAMAN JUDUL

PENGARUH POLA PANEN TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KALE CURLY (Brasicca oleraceae var. Acephala)

DI PT. MAKASSAR FAMILY EKOKULTURA FAM ORGANIK MALINO

SKRIPSI

ANDI AGUNG SETIAWAN 4516031021

SKRIPSI INI DISUSUN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA PERTANIAN

JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BOSOWA

MAKASSAR 2021

(3)

ii

(4)
(5)

iii ABSTRAK

Andi Agung Setiawan (4516031021) Pengaruh Pola Panen terhadap Produktifitas Tanaman Kale Curly (brasicca oleraceae var. acephala). Dibimbing oleh ZULKIFLI MAULANA dan ARIEF NASUTION

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pola Panen Terhadap Produktifitas Tanaman Kale Curly (brasicca oleraceae var. acephala). Kegunaan penelitian untuk memberikan informasi mengenai pola panen mana yang lebih baik untuk digunakan untuk tanaman kale curly

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pattapang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan pada bulan April sampai Juni 2021. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk percobaan yang disusun menurut rancangan acak kelompok dengan enam perlakuan yaitu 1kali/Minggu Pemanenan 2 daun Per/Batang, 1kali/Minggu Pemanenan 3 daun Per/Batang, 1kali/Minggu Pemanenan 5 daun Per/Batang 2kali/Minggu Pemamenan 2 daun Per/Batang, 2kali/Minggu Pemamenan 2 daun Per/Batang, 2kali/Minggu Pemanenan 3 daun Per/Batang, 2kali/Minggu Pemanenan 5 daun Per/Batang masing-masing perlakuan diulang tiga kali sehingga jumlah tanaman yang digunakan sebanyak 90 tanaman.

.

Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa perlakuan P2M3 memberikan pengaruh terbaik terhadap bobot daun tinggi batang dan lebar daun dengan waktu pemanenan 2 kali per minggu dan pemanenan 5 daun per batang.

Kata Kunci: Bibit kale curly

(6)

iv KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirohim…

AssalamualaikumWr. Wb.

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis panjatkan Puji Syukur atas Kehadirat-Nya yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, khususnya kepada :

1. Dr.Ir.Zulkifli Maulana, MP Sebagai pembimbing pertama dan Dr.Ir.Arief Nasution,MP Sebagai pembimbing kedua, yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan dari aawal penentuan judul hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Bapak Dr. Ir. Abri, MP selaku Ketua Jurusan Agroteknologi 3. Bapak Dr. Ir.Syarifuddin, S.Pt, MP selaku dekan fakultas pertanian

4. Orangtua saya yang tidak pernah putus mendoakan agar proses perkuliahan dapat berjalan dengan baik. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu dalam kontribusinya membantu proses penyusunan Skripsi ini.

Demikian Skripsi ini saya buat, penulis menyadari sepenuhnya penulisan ini jauh dari kesempurnaann, untuk itu pada kesempatan ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan dan kesempurnaan penulisan selanjutan agar lebih baik. Semoga skripsi ini

(7)

v bermanfaat bagi para pembaca yang khususnya mahasiswa Agroteknologi dan secara umum bagi semua pihak.

Makassar, Agustus 2021

Penulis

(8)

vi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Hipotesis ... 3

Tujuan ... 4

Kegunaan ... 4

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Kale Curly ... 5

Morfologi Tanaman Kale Curly ... 5

Syarat Tumbuh Tanaman Kale Curly ... 7

Pola Panen ... 11

BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu ... 14

Alat dan Bahan ... 14

Metode Rancangan Penelitian ... 14

Pelaksanaan Penelitian ... 15

Parameter Pengukuran ... 17

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 19

Pembahasan ... 22

(9)

vii KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 26 Saran ... 26 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

viii DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1 .Rata-rata Tinggi Batang Tanaman Kale Curly ... 19 2. Rata-rata panjang Daun Tanaman Kale Curly ... 19 3. Rata-rata Lebar Daun Tanaman Kale Curly ... 20

(11)

ix DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman 1. Rata-rata Bobot Daun Tanaman Kale Curly ... 21

(12)

x DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Rata-Rata Bobot Daun Tanaman Kale Curly ... 29

2. Analisis Ragam Bobot Daun Tanaman Kale Curly ... 29

3. Rata-Rata Tinggi Batang Tanaman Kale Curly ... 29

4. Analisis Ragam Tinggi Batang Tanaman Kale Curly ... 30

5. Rata-Rata Lebar Daun Tanaman Kale Curly ... 30

6. Analisis Ragam Lebar Daun Tanaman Kale Curly ... 30

7. Rata-Rata Panjang Daun Kale Curly ... 31

8. Analisis Ragam Panjang Daun Kale curly ... 31

9. Gambar 1 Proses Penyiapan Media Tanam ... 32

10. Gambar 2 Proses Pemberian Kascing ... 32

11. Gambar 3 Proses Penanaman Bibit Kale ... 32

12. Gambar 4 Bibit Kale Setelah Tanam ... 32

13. Gambar 5 Plot II B ... 32

14. Gambar 6 Plot I A ... 32

15. Gambar 7 Proses Pengambilan Data ... 33

16. Gambar 8 Proses Pengukuran Tanaman ... 33

17. Gambar 9 Proses Pemanenan Kale ... 33

18. Gmbar 10 Proses Pengambilan Data Panen Kale ... 33

19. Gambar 11 Jumlah Bobot Daun Kale Yang Dipanen ... 33

(13)

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kale Curly merupakan salah satu komoditas hortikultura bernilai ekonomi tinggi. walaupun di Indonesia masih tergolong baru, kailan memiliki prospek yang bagus. Umunya sayuran ini dikonsumsi oleh kalangan menengah keatas, terutama yang menyukai chinese food. Umumnya kailan di jual di supermarket- supermarket dan jarang sekali di pasar tradisional.

Kale curly (Brassica oleracea L. cv. grup Kailan) merupakan salah satu jenis sayuran famili kubis-kubisan (Brassicaceae) yang berasal dari negeri Cina dan sekarang banyak dibudidayakan di Asia Tenggara. Kailan sebenarnya termasuk satu spesies dengan kubis kepala, tetapi tidak pernah dapat membentuk kepala dan hanya berbentuk daun biasa sehingga kailan sering disebut kubis daun.

Hampir semua bagian tanaman kailan dapat dikonsumsi yaitu batang dan daunnya (Puspita, 2014). Kale Curly memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap terutama sumber protein nabati, serat, vitamin dan asam folat.

Tanaman Kale Curly ndapat tumbuh dengan baik di bawah kondisi cerah dalam kondisi lembab dan tanah berdrainase baik. Kailan dapat tumbuh sepanjang tahun di daerah tropis. Suhu optimal tanaman kailan berkisar 25-30 0C untuk perkecambahan, dan 18-28 0C untuk suhu rendah yang dapat memacu pembungaan dini dan juga diperlukan untuk pengembangan bunga secara lengkap (Puspita, 2014)

(14)

2 Tanaman Kale Curly menghendaki keadaan tanah yang subur dengan drainase yang baik dan tinggi bahan organik (Moore dan Morgan (1998) dalam Midmore dan Morgan (2003)). Tanaman kailan untuk dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi memerlukan pH 5.5–6.5 dan cukup tersedia unsur hara.

Menurut Midmore dan Morgan (2003) pH tanah optimum untuk tanaman kailan adalah 6,0-7,0. Menurut Moore dan Morgan (1998) pH tanah untuk tanaman kailan tidak boleh lebih rendah dari 5,0. Produksi tanaman kailan sangat rendah apabila ditanam pada tanah yang memiliki pH rendah.

Umur panen tanaman Kale Curly adalah 40-50 hari setelah tanam. Waktu panen terbaik di pagi atau sore hari untuk meminimalkan stress air, dan diikat 5 sampai 7 tanaman. Batang utama yang siap panen memiliki panjang 10-15 cm dan lebar 1,5-2,0 cm (Moore dan Morgan 1998).

Kale Curly yang sudah dipanen segera dicuci. Kale Curly tidak boleh lama-lama terkena sinar matahari karena akn mengalami kelayuan. Setelah dicuci, tanaman kailan disortasi. Tanaman kale yang diambil adalah tanaman kale yang penampakannya bagus, seperti warna daun hijau, daun tidak berlubang, dan batang tidak ada yang patah. Setalah dipilih tanaman yang baik, selanjutnya dilakukan pengemasan. Pengemasan dilakukan berdasarkan bobot tanaman untuk setiap kemasan. Setelah pengemasan, kailan langsung di distribuskan. Jika akan disimpan, maka kailan dapat disimpan pada suhu rendah. Penyimpanan pada suhu 0 0C akan memperpanjang umur simpan lebih dari 21 hari. Penyimpanan pada

(15)

3 suhu 5 0C, kailan bertahan 7-14 hari. Sedangkan pada suhu 10 0C, umur simpan kailan berkurang 3 hari (Zong et al., 1998)

Kale Curly memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan di Indonesia karena kandungan gizinya banyak dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Kale curly banyak mengandung vitamin A, vitamin C, thiamin dan kapur (Pracaya, 2005).

Selain sebagai bahan pangan, Kailan juga dimanfaatkan untuk terapi berbagai macam penyakit karena mengandung karotenoid (senyawa anti kanker) (Samadi, 2013). Nilai ekonomi Kailan tinggi karena pemasarannya untuk kalangan menengah ke atas kale curly bisa mencapai harga 37 ribu per 200 gr, dan banyak tersaji di restoran bertaraf internasional seperti restoran Cina, Jepang, Amerika, Eropa, serta hotel berbintang (Samadi,2013). Hal ini dilakukan untuk menghasilkan tanaman Kale Curly yang berkualitas tinggi.

Kale Curly yang merupakan tanaman satu famili dengan kubis, kailan, dan brokoli ini, memiliki jumlah permintaan yang cukup tinggi. Berdasarkan data dari PT. Amazing Farm Lembang (2017), kale diproduksi cukup banyak sekitar 2000 tanaman perharinya karna banyaknya permintaan baik dari daerah sekitar maupun ke luar kota. Target konsumen tanaman kale ini biasanya adalah supermarket hingga restoran. Harga jual tanaman ini pun cukup tinggi.

(16)

4 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pola panen terhadap produktifitas tanaman kale curly di PT.Makassar Family Ekokultura Malino dan sebagai database atau arsip di perusahaan PT.Makassar Family Ekokultura Malino.

Kegunaan

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai data base informasi dan referensi bagi PT. Makassar Family Ekokultura Fam Organik Malino dalam memenuhi produksi dan meningkatkan kualitas tanaman kale curly.

Hipotesis

1. Terdapat pola panen dengan waktu pemanenan yang berbeda dan dapat meningkatkan produksi tanaman kale curly.

2. Adanya perbedaan jumlah daun yang dipanen terhadap produksi tanaman kale curly.

(17)

5 TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi Tanaman Kale Curly

Tanaman Kale Curly dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu kale daun halus dan kale daun keriting (curly). Kale daun halus umumnya dijadikan sebagai pakan ternak sedangkan yang dimasak adalah kale daun keriting (Pracaya, 2005).

Kale curly dapat dipanen ketika sudah berumur 40-50 hari setelah pindah tanam (Samadi,2013). Kailan dapat dipanen setengah dari umur kale yaitu berkisar 20-30 hari setelah tanam.

Berikut ini merupakan klasifikasi tanaman kale curly.

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae

Famili : Brassica

Genus : Brassica

Spesies : Brassica oleacera Var. Acephala (Pasaribu, 2009)

Morfologi Tanaman Kale Curly Ciri Morfologi Kale Curly

Untuk lebih jelasnya maka berikut dibawah ini adalah karakteristik morfologi dari tanaman kale yang diuraikan sebagai berikut:

(18)

6 Akar

Karakteristik pertama yang akan kita bahas pada tanaman kale yaitu akarnya.

Morfologi akar pada tanaman kale yaitu perakarannya berjenis akar tunggang dan serabut yang jumlahnya cukup banyak. Kailan atau kale ini juga memiliki sistem akar yang panjang yaitu pada akar serabut panjang bisa mencapai 25 cm, sedangkan pada akar tunggang mencapai 40 cm.

Batang

Morfologi selanjutnya pada tanaman kale yaitu bagian batang. Bentuk batang tanaman kale adalah jenis batang yang sejati, tidak keras, tegak, dan beruas-ruas dengan diameter yang dimilikinya yaitu sekitar 3 sampai dengan 4 cm dan warna batang hijau muda.

Bunga

Bunga pada tanaman kale umunya memiliki warna kuning akan tetapi ada juga yang berwarna putih. Tumbuhan kale ini memiliki karakteristik arti bunga yang sempurna yaitu terdapat 6 benang sari dan sisanya terletak di lingkaran luar.selain itu bunga juga terdapat di tanda yang muncul dari ujung tunas.

(19)

7 Daun

Bagian daun dari tanaman pasti akan menjadi bagian yang paling mudah untuk ditebak, biasanya daun identik dengan warna hijau sehingga mudah dikenali banyak orang. Daun pada tanaman kale dikenal sebagai daun roset. Artinya yaitu daun yang tersusun spiral atau melingkar kearah pucuk cabang yang tak berbatang. Sayur kale juga memiliki ukuran pada permukaan daun yang cukup besar.

Buah dan Biji

Morfologi terakhir yang akan kita bahas pada tanaman kailan yaitu bagian buah dan bijinya. Buah pada tanaman kale ini mempunyai bentuk seperti polong dan ukurannya panjang serta ramping.

Buah kale didalamnya berisi biji dan bentuk biji bulat kecil-kecil. Warna struktur biji yaitu coklat sampai kehitam-hitaman. Biasanya bagian biji pada tanaman kale ini dimanfaatkan sebagai bibit untuk memperbanyak tanaman kale.

Syarat Tumbuh

Tanaman kale cocok ditanam di tanah yang lempung berpasir, gambut, dan mengandung bahan organik serta dapat ditanam pada ketinggian 700-1500 mdpl.

Suhu rata-rata hariannya sekitar 150C – 250C. Jika pada saat suhu yang rendah, tanaman tersebut menunjukkan nekrosa pada jaringan daunnya sehingga dapat mengakibatkan kematian pada tanaman itu sendiri. pH optimum yang

(20)

8 dibutuhkan adalah 6,0 – 6,8. Syarat tumbuh tanaman kale yang lain yaitu lokasi atau lahan yang dijadikan sebagai tempat budidaya haruslah terbuka dan memperoleh sinar matahari langsung serta drainase yang cukup (Wahyudi, 2010).

Manfaat kale curly

Daun kale merupakan salah satu sayuran yang berasal dari keluarga kubis, bersama dengan brokoli, kembang kol, dan sawi. Makanan yang dijuluki superfood dan makanan nabati paling bergizi ini memiliki segudang manfaat yang tak perlu diragukan lagi

Kandungan Nutrisi Daun Kale

Manfaat daun kale untuk kesehatan tak lepas dari kandungan nutrisinya yang melimpah. Dalam 70 gram daun kale mentah terdapat sekitar 33 kalori dan beragam nutrisi penting lainnya, meliputi:

6 gram karbohidrat

3,5 gram serat

3 gram protein

Hampir 700% dari kebutuhan harian vitamin K

Lebih dari 200% dari kebutuhan harian vitamin A

Lebih dari 100% dari kebutuhan harian vitamin C

Mineral, termasuk kalsium, kalium, magnesium, zat besi, dan fosfor

Tak hanya itu, daun kale juga mengandung asam lemak omega-3, mangan, thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), dan niasin (vitamin B3), serta

(21)

9 berbagai senyawa antioksidan, seperti beta karoten, flavonoid, dan polifenol.

Salah satu jenis flavonoid unik yang ditemukan dalam jumlah besar adalah senyawa quercetin dan kaempferol.Mengingat banyaknya kandungan nutrisi dan antioksidan di dalamnya, tak heran jika daun kale disebut sebagai salah satu makanan padat nutrisi yang menyimpan segudang manfaat bagi kesehatan.

Berikut ini adalah beragam manfaat anda peroleh:

1. Melawan penyakit kanker

Daun kale memiliki potensi sebagai antikanker yang baik. Manfaat kale ini didapat dari kumpulan senyawa bioaktif di dalamnya yang terbukti dapat meningkatkan proses detoksifikasi tubuh dan melindungi sel dari kerusakan DNA, sehingga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan sel kanker.Terlebih lagi, kandungan vitamin C pada daun kale yang melimpah juga dapat mengurangi peradangan, memperkuat sistem kekebalan, dan mencegah bahaya oksidasi dalam tubuh. Khasiat ini juga dapat berkontribusi dalam melindungi tubuh Anda dari penyakit kanker.

2. Menyehatkan jantung

Daun kale bisa menjadi pilihan makanan yang tepat bagi Anda yang menderita atau ingin mencegah penyakit jantung. Pasalnya, daun kale mengandung berbagai zat yang berkhasiat menurunkan kadar kolesterol darah, sekaligus mampu membantu mencegah kerusakan pada dinding arteri.Manfaat kale yang satu ini telah dibuktikan oleh riset yang menemukan bahwa konsumsi

(22)

10 jus kale setiap hari selama 12 minggu mampu meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) hampir 30% dan menurunkan kolesterol jahat (LDL) sebesar 10%.Bahkan, sebuah studi menunjukkan bahwa kale yang dikukus memiliki potensi yang sama dengan cholestyramine, yaitu obat penurun kolesterol tinggi.

3. Menjaga kesehatan mata

Gangguan pada penglihatan merupakan salah satu tanda penuaan yang tak bisa dipungkiri. Untungnya, ada beberapa cara sederhana yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan kesehatan mata. Salah satunya adalah rutin mengonsumsi daun kale.Khasiat daun kale ini ada berkat kuatnya kandungan antioksidan zeaxanthin dan lutein yang mampu melindungi retina dan lensa mata Anda dari penyakit mata yang umum terjadi, seperti degenerasi makula dan katarak.

4. Mendukung kerja sistem pembekuan darah

Daun kale merupakan salah satu sumber vitamin K yang baik untuk kesehatan tubuh. Vitamin ini memiliki peran penting dalam proses pembekuan darah. Jika proses ini terganggu, tubuh bisa mengalami perdarahan berlebih.

5. Mencegah diabetes

Kandungan mangan dan magnesium pada daun kale diketahui mampu mengurangi risiko resistensi insulin. Hal ini membuat gula darah lebih mudah terkontrol, sehingga risiko Anda untuk terkena diabetes tipe 2 dan penyakit jantung akan lebih rendah.

(23)

11 Pola Panen

Pola panen adalah merupakan suatu pola penen pada sebidang lahan dalam satu tahun, termasuk di dalamnya masa pengolahan hasil produksi pada sebuah tanaman. Pola panen merupakan bagian ataun sub sistem dari sistem panen pada tanaman, maka dari sistem pemanenan pada tanaman ini dapat dikembangkan satu atau lebih sistem pemanenan. Pola panen ini diterapkan dengan tujuan memanfaatkan sumber daya secara optimal dan untuk menghindari resiko kegagalan.

Pemanenan merupakan kegiatan yang sangat menentukan dalam kegiatan produksi pertanian, dan seringkali merupakan bagian termahal dari kegiatan produksi. Secara sederhana, istilah pemanenan diartikan sebagai upaya memisahkan bagian tanaman yang memiliki nilai ekonomi dari tanaman induknya. Pada tanaman buah-buahan, bagian yang dipisahkan sudah tentu adalah buah, sedangkan pada tanaman sayuran, bagian-bagian tersebut dapat berupa daun, batang, akar maupun buah. Sedangkan pada tanaman perkebunan bagian tanaman yang dipanen beraneka ragam ada buah misalnya coklat, kelapa; ada bunga misal cengkeh; ada getahnya misalnya karet, damar; ada seratnya misal rosella dan lain-lain.Beberapa faktor penting yang berkaitan dengan pemanenan dan mutu produk adalah:penentuan saat panen, cara panen, penanganan pengangkutan.

Selama ini petani tradisional hanya menseriusi tentang budidaya produk- produk pertanian, dan masih mengabaikan perhitungan kapan waktu yang tepat

(24)

12 untuk bisa dipanen, hal ini mengakibatkan tidak menentunya harga jual komoditas pertanian.Perhitungan akan panen pada waktu yang tepat untuk memperoleh harga yang baik bagi hasil panennya dipengaruhi oleh pengalaman, pengetahuan petani dan tentunya responsibilitas terhadap pengetahuan dan informasi yang terbarukan.Informasi yang terbarukan sekarang ini sangat mudah diperoleh dengan adanya kemajuan tehnologi gadged terutama yang hanya dengan genggamannya sudah bisa membaca keadaan yang terjadi saat ini apakah komoditas tertentu sedang menjadi boming atau menjadi komoditas yang diabaikan oleh pembudidaya. Dengan gadged ditangan juga bisa melihat harga komoditas yang terjadi diberbagai tempat se tanah air maupun trend olahan makanan yang terjadi di seluruh dunia, ketika trend makanan olahan menghendaki untuk proses dan olahan makanan organik maka akan sangat berpengaruh kepada harga jual komoditas bahan pangan berbasisi organik.Demikian pula ketika trend masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang bercitarasa pedas, maka produk cabe adalah sangat dibutuhkan dan akan mendongkrak harga menjadi naik, hal ini tentunya sangat memnguntungkan bagi petani yang panen tepat pada waktu yang dibutuhkan oleh konsumen. Teori ekonomi yang berhubungan dengan permintaan dan penawaran sampai sekarang masih sangat relevan terjadi di masyarkat.

Hambatan yang harus dihadapi oleh petani ketika cuaca tidak mendukung untuk bidudaya suatu jenis tanaman yang meminta syarat khusus misalnya ketersediaan air yang cukup banyak namun tidak menggenangi lahan, pengendalian hama penyakit, curah hujan yang tidak menentu, akan dapat dilewati dengan mengaplikasikan tehnologi budidaya pertanian dan tehnologi

(25)

13 pengendalian hama penyakit, sehingga tanaman bisa bertahan dan berproduksi dengan baik. Jerih payah yang diperoleh saat proses produksi tentunya akan mendapatkan imbalan harga yang layak saat panen.

Penanganan pasca panen adalah tahap penanganan hasil tanaman pertanian segera setelah pemanenan. Penanganan pascapanen mencakup pengeringan, pendinginan, pembersihan, penyortiran, penyimpanan,dan pengemasan.Karena hasil pertanian yang sudah terpisah dari tumbuhan akan mengalami perubahan secara fisik dan kimiawi dan cenderung menuju proses pembusukan. Penanganan pascapanen menentukan kualitas hasil pertanian secara garis besar, juga menentukan akan dijadikan apa bahan hasil pertanian setelah melewati penanganan pascapanen, apakah akan dimakan segar atau dijadikan bahan makanan lainnya Penanganan pascapanen berbeda dengan pengolahan pangan karena tidak mengubah struktur fisik dan susunan kimiawi primer dari hasil pertanian secara signifikan. Penanganan pascapanen jeramidengan menumpuknya dalam bentuk balok-balok tujuan utama dari penanganan pascapanen adalah mencegah susut bobot, memperlambat perubahan kimiawi yang tidak diinginkan, mencegah kontaminasi bahan asing dan mencegah kerusakan fisik. Sanitasi juga merupakan hal yang penting dalam mencegah keberadaan patogen perusak bahan pertanian.Setelah dari lahan, penanganan pascapanen umumnya dilakukan di rumah pengepakan. Wujud dari rumah pengepakan dapat berupa gubuksederhana yang menyediakan teduhan dan air mengalir; hingga rumah pengepakan skala besar dengan fasilitas modern termekanisasi yang dilengkapi sabuk konveyor, pensortiran otomatis, pendingin,

(26)

14 dan sebagainya. Pada proses pemanenan hasil pertanian dengan mesin, penanganan pascapanen seperti perontokan, pembersihan, dan proses awal lainnya dapat terjadi di mesin tersebut.

Penyimpanan pada pascapanen berperan penting dalam mempertahankan kualitas hasil pertanian. Pengaturan kelembaban dan temperatur ruangan penyimpanan dibutuhkan untuk memperlambat penurunan kualitas bahan, dan dapat dilakukan dengan berbagai cara, alami maupun mekanisasi.

Panen tingkat dan perlukaan serta kememaran pada buah yang dipanen dapat dikendalikan dengan menggunakan teknik pemanenan yang tepat.

Pemanenan buah-buahan secara mekanik belum banyak dilakukan dikarenakan sejumlah faktor pembatas, seperti tingkat kemasakan buah yang tidak seragam didalam satu pohon serta bentuk morfologi tanaman yang bervariasi. Oleh karena itu, pada umumnya pemanenan dilakukan secara manual, yakni dengan metong tangkai buah dengan pisau atau gunting pangkas. Pemanenan secara manual ini merupakan metode terbaik bila dipandang dari sudut kualitas buah, karena pemanenan dapat Dalam diskusi Anda harus berpartisipasi aktif, mendengar pendapat teman, sopan, tidak gaduh dan melaksanakan semua tugas sesuai komitmen dilakukan secara selektif terhadap buah-buah yang sudah memasuki matang fisiologis. Dengan demikian, hanya buah-buahan yang telah memenuhi kriteria panen yang boleh dipetik. Disamping itu, penanganan buah lebih terkendali karena buah ditangani satu per satu mulai pemetikan di pohon sampai memasukan dalam keranjang penampungan di lapangan

(27)

15 BAHAN DAN METODE

Tempat Dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Makassar Family Ekokultura, di Desa Pattapang, Kabupaten Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Waktu pelaksanaan Penelitian dilakukan mulai April sampai Juni 2021.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah styrofoam, gunting dahan cangkul, sekop, penggaris,pulpen dan buku. Bahan yang digunakan yaitu benih dan bibit tanaman kale curly.

Metode Penelitian

Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 6 perlakuan sebagai berikut :

P1M1 = 1kali/Minggu Dengan Pemanenan 2 daun Per/Batang P1M2 = 1kali/Minggu Dengan Pemanenan 3 daun Per/Batang P1M3 = 1kali/Minggu Dengan Pemanenan 5 daun Per/Batang P2M1 = 2kali/Minggu Dengan Pemamenan 2 daun Per/Batang P2M2 = 2kali/Minggu Dengan Pemanenan 3 daun Per/Batang P2M3 = 2kali/Minggu Dengan Pemanenan 5 daun Per/Batang

Masing-masing perlakuan kombinasi diulang 3 kali, sehingga seluruhnya 6 x 3 = 18 satuan percobaan dengan jumlah tanaman setiap satuan percobaan sebanyak 10 tanaman, sehingga jumlah keseluruhan sebanyak 180 tanaman,

(28)

16 dan untuk pengamatan diambil 5 sampel sebanyak 5 tanaman per satuan percobaan, sehingga jumlah sampel yang diamati 18 x 5 = 90 tanaman.

Pelaksanaan Penelitian Penyemain Bibit Tanaman Kale Curly

Tahap pertama dalam menanam sayuran termasuk kale curly adalah tahap penyemaian. Tahap ini bisa menjadi tahap yang penting untuk menghasilkan sayuran yang baik. Lalu letakkan benih selada tersebut ke dalam kotak semaian yang sudah diberi media tanam, satu kotak maksimal diberi 60

Penyiapan Media Tanam

Sebelum melakukan penaman terlebih dahulu menyiapkan media tanam.

Siapkan tanah dan pupuk kascing kemudian campurkan tanah dan pupuk kascing lalu buat bedengan 1x4 meter dan tanah siap ditanami

Penanaman

Penanam dilakukan ketika bibit tanaman kale curly sudah berumur 14 hari atau 2 minggu. Cabut benih kale curly yang sudah disemaikan tadi dan langsung tanam ke dalam bedengan. Ketika mencabut bibit tanaman kale curly harus hati- hati, jangan sampai akarnya terlepas atau rusak. Jika akar rusak akan membuat pertumbuhan tanaman tidak dapat berkembang dengan baik. Penanaman ini lebih baik dilakukan pada pagi atau sore hari.

(29)

17 Penyiraman

Pernyiraman dilakukan satu kali dalam sehari yaitu pada sore hari.

Penyiraman dilakukan sore hari karena melihat kondisi tanah pada pagi hari masih basah .

Pemupukan

Dalam pemberian nutrisi sebagai penambah unsur hara pada pertumbuhan tanaman sangatlah penting. Dalam proses pemupukan, pupuk kascing inilah yag diberikan pada tanaman kale curly Pemupukan dilakukan pada saat tanaman kale curly berumur 14 hari dan dilakukan hanya pada saat tanaman dipindahkan ke bedengan.

Panen

Umur panen tanaman Kale Curly yaitu kurang lebih 40-50 hari atau selama dua bulan setelah tanam dengan cara melihat fisik tanaman seperti warna hijau segar, dan ukuran daun yang mulai melebar. Cara memanen tanaman Kale Curly yaitu dengan memotong daun yang telah siap untuk di panen di batang dengan menggunakan gunting dahan dan menyisakan pucuknya

Parameter Pengukuran Tinggi Batang (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan 1kali seminggu dan 2kali seminggu dengan mengukur mulai dari pangkal batang hingga pangkal daun menggunakan mistar.

(30)

18 Panjang Daun (cm)

Panjang daun diamati dan di ukur ketika daun sudah sempurna untuk daun pertama dari bawah ketika memasuki umur panen atau dimana panjang daun di ukur mulai pangkal daun sampai ujung daun tertinggi. Pengukuran panjang dilakukan 1kali dalam seminperbrggu dan 2kali seminggu

Lebar Daun (cm)

Dengan cara menghitung lebar daun yaitu diukur dari bagian ibu tulang daun hingga ujung daun menggunakan penggaris atau mistar. Pengukuran lebar daun dilakukan 1kali seminggu dan 2kali seminggu.

Bobot Daun (gr)

Menghitung bobot daun yang telah di panen dengan timbangan selama 1 minggu sekali dan 2 minggu sekali

Analisis Data

Data yang di peroleh di analisis ragam menggunakan perangkat lunak aplikasi STAR (Statistical Tool for Agricultural Research) Hasil sidik ragam selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan membandingkan F hitung dengan F tabel, jika hasil f hitung dan f tabel di simpulkan bahwa terdapat perbedaan respon setiap perlakuan dilakukan uji lanjut BNJ pada taraf x : 0,05 berpengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut (Beda Nyata Terkecil pada taraf a 0.05)

(31)

19 HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL Tinggi Batang (cm)

Hasil pengamatan rata-rata tinggi batang dan sidik ragam disajikan pada lampiran Tabel 2a dan 2b. Tabel sidik ragam menunjukkan bahwa pada panen kombinasi berpengaruh nyata pada perlakuan tinggi batang (cm).

Tabel 1 . Rata-rata tinggi tanaman (cm) pada kombinasi perlakuan pola panen dan mekanisme pemanenan

PERLAKUAN RATA-RATA NP BNJ 0,05

P2M1 61.00 a

15.58

P2M2 63.60 a

P2M3 66.27 a

P1M1 31.93 b

P1M2 32.60 b

P1M3 31.60 b

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama (a, b, c) berbeda nyata pada uji lanjut BNJ pada taraf nyata 0.05%.

Berdasarkan hasil uji BNT pada taraf nyata 0.05% (Tabel 1), menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan pola panen dan mekanisme pemanenan berpengaruh terhadap rata-rata tinggi batang (cm) tanaman kale curly pada perlakuan P2M3 menunjukkan hasil tertinggi yaitu 66,27 gram dan berbeda nyata pada perlakuan P1M1, P1M2 dan P1M3, namun tidak berbeda nyata pada perlakuan P2M2 Dan P2M1.

(32)

20 Panjang Daun (cm)

Hasil pengamatan rata-rata panjang daun dan sidik ragam disajikan pada tabel lampiran 4a dan 4b. Sidik ragam menunjukkan bahwa pada panen kombinasi berpengaruh nyata pada perlakuan panjang daun (cm).

Tabel 2. Rata-rata panjang daun (cm) pada kombinasi perlakuan pola panen dan mekanisme pemanenan

PERLAKUAN RATA-RATA NP BNJ 0,05

P2M1 71.83 a

9.94

P2M2 72.93 a

P2M3 71.60 a

P1M1 32.94 b

P1M2 33.59 b

P1M3 32.35 b

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama (a, b, c) berbeda nyata pada uji lanjut BNJ pada taraf nyata 0.05%.

Berdasarkan hasil uji BNT pada taraf nyata 0.05% (Tabel 3), menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan pola panen dan mekanisme pemanenan terhadap rata-rata panjang daun (cm) tanaman kale curly pada perlakuan P2M2 menunjukkan hasil tertinggi yaitu 72,93 cm dan berbeda nyata pada perlakuan P1M1, P1M2 dan P1M3, namun tidak berbeda nyata pada perlakuan P2M1 Dan P2M3.

Lebar Daun (cm)

Hasil pengamatan rata-rata lebar daun dan sidik ragam disajikan pada tabel lampiran 3a dan 3b. Sidik ragam menunjukkan bahwa pada panen kombinasi berpengaruh nyata pada perlakuan lebar daun (cm).

(33)

21 Tabel 3. Rata-rata lebar daun (cm) pada kombinasi perlakuan pola panen dan mekanisme pemanenan

PERLAKUAN RATA-RATA NP BNJ 0,05

P2M1 28.38 a

4.90

P2M2 28.53 a

P2M3 29.05 a

P1M1 13.69 b

P1M2 14.66 b

P1M3 13.95 b

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama (a, b, c) berbeda nyata pada uji lanjut BNJ pada taraf nyata 0.05%.

Berdasarkan hasil uji BNT pada taraf nyata 0.05% (Tabel 2), menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan pola panen dan mekanisme pemanenan terhadap rata- rata lebar daun (cm) tanaman kale curly pada perlakuan P2M3 menunjukkan hasil tertinggi yaitu 29,05 cm dan berbeda nyata pada perlakuan P1M1, P1M2 dan P1M3, namun tidak berbeda nyata pada perlakuan P2M2 Dan P2M1.

Bobot Daun (gr)

Hasil pengamatan rata-rata bobot daun dan sidik ragam disajikan pada tabel lampiran 1a dan 1b. Sidik ragam menunjukkan bahwa panen kombinasi tidak berpengaruh nyata pada perlakuan bobot daun (gram).

(34)

22 Gambar 1. Rata-rata bobot daun (gram) pada kombinasi perlakuan pola panen dan mekanisme pemanenan

Gambar 1 menunjukkan bahwa hasil rata-rata bobot daun pada panen kombinasi pola panen dan mekanisme pemanenan P2M3 memiliki bobot daun tertinggi mencapai 232,33 gram, sedangkan perlakuan P1M1 menunjukkan hasil terendah yaitu 126,67 gram.

Pembahasan Tinggi Batang

Tinggi batang merupakan variabel pertumbuhan tanaman yang mudah diamati sebagai parameter untuk mengetahui pengaruh lingkungan atau pengaruh perlakuan terhadap tanaman. Pertambahan tinggi batang menunjukkan aktivitas pertumbuhan vegetatif suatu tanaman.

Berdasarkan hasil pengamatan dan sidik ragam diketahui parameter tinggi tanaman Kale curly berpengaruh sangat nyata. Rataan tinggi batang tertinggi

124.67

203.33 197.67 197.67 206.33

232.33

0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00

bobot (gram)

Bobot Daun (gram)

P1M1 P1M2 P1M3 P2M1 P2M2 P2M3

(35)

23 (66,27 gram) terdapat pada perlakuan P2M3=2kali/minggu dengan pamanenan 5 daun per/batang. Sedangkan rataan tinggi batang terendah (31,60 gram) terdapat pada perlakuan P1M3=1kali/minggu dengan pemanenan 5 daun per/batang.

Menurut Lakitan (2000) menyatakan bahwa pertambahan tinggi tanaman merupakan proses fisiologi dimana sel melakukan pembelahan. Pada proses pembelahan tersebut tanaman memerlukan unsur hara esensial dalam jumlah yang cukup yang diserap tanaman melalui akar.

Lingga (2001) menyatakan bahwa nitrogen dalam jumlah yang cukup berperan dalam mempercepat pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, khususnya batang dan daun.Unsur nitrogen berperan dalam pembentukan sel, jaringan, dan organ tanaman.Unsur fosfor, nitrogen digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.

Panjang Daun

Daun merupakan organ tanaman yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis yang akan menghasilkan fotositat. Dengan bantuan cahaya matahari, air, dan karbon dioksida diubah oleh klorofil menjadi senyawa 29 organik, karbohidrat dan oksigen. Nutrisi hasil dari fotosintesis tersebut digunakan untuk kebutuhan tanaman maupun untuk cadangan makanan.

Berdasarkan hasil pengamatan dan sidik ragam diketahui parameter panjang daun tanaman Kale Curly berpengaruh sangat nyata. Rataan panjang daun tanaman tertinggi (72,93 cm) terdapat pada perlakuan P2M2=2kali/minggu dengan pamanenan 3 daun per/batang. Sedangkan rataan panjang daun terendah

(36)

24 (32,35 cm) terdapat pada perlakuan P1M3=1kali/minggu dengan pemanenan 5 daun per/batang.

Menurut Rosmarkam dan Nasih (2002) dengan penyerapan hara tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya dan sebaliknya, kegiatan metabolisme tanaman akan terganggu apabila ketersediaannya hara yang berkurang atau tidak ada.

Lebar Daun

Luas daun tanaman merupakan salah satu hal yang menandakan apakah tanaman yang kita tanam memiliki pertumbuhan yang baik atau tidak. Semakin luas ukuran daun menandakan bahwa tanaman memiliki pertumbuhan yang semakin baik.

Berdasarkan hasil pengamatan dan sidik ragam diketahui parameter lebar daun tanaman Kale Curly berpengaruh sangat nyata. Rataan lebar daun tanaman tertinggi (29,05 cm) terdapat pada perlakuan P2M3=2kali/minggu dengan pamanenan 5 daun per/batang.. Sedangkan rataan lebar daun terendah (13,69 cm) terdapat pada perlakuan P1M1=1kali/minggu dengan pemanenan 2 daun per/batang.

Luas daun menjadi parameter untuk mengetahui laju fotosintesis pertumbuhan per satuan tanaman dominan ditentukan melalui luas daun. Laju pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh laju asimilasi bersih dan luas daun. Laju asimilasi bersih yang tinggi dan luas daun yang optimum dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman (Gardner et al, 1991). Pembentukan daun pada tanaman dipengaruhi oleh faktor genitik dan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

(37)

25 Ketersediaan unsur hara didalam tanah khususnya N dapat mempengaruhi pembentukan luas daun dan jumlah daun pada tanaman.

Bobot Daun

Bobot daun merupakan parameter untuk mengetahui biomassa dari pertumbuhan tanaman. Biomassa tanaman merupakan suatu ukuran hasil dari pertumbuhan tanaman yang di hasilkan dari reaksi-reaksi biokimia yang diawali dari penyusunan sel-sel yang akan membentuk jaringan kemudian akan membangun organ hingga pada akhirnya membentuk tubuh tanaman.

Berdasarkan hasil pengamatan dan sidik ragam diketahui parameter bobot daun tanamann Kale Curly tidak berpengaruh nyata. Rataan bobot daun tertinggi (232,33 gram) terdapat pada perlakuan P2M3=2kali/minggu dengan pamanenan 5 daun per/batang. Sedangkan rataan bobot daun terendah (126,67 gram.) terdapat pada perlakuan P1M1=1kali/minggu dengan pemanenan 2 daun per/batang.

Unsur hara N berperan dalam merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, maka berat tanaman juga semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan Lakitan (2004) menyatakan bahwa meningkatnya jumlah unsur hara yang diserap oleh tanaman secara tidak langsung akan meningkatkan hasil fotosintat.

Peningkatan hasil fotosintat menyebabkan bertambahnya bahan yang akan disimpan pada jaringan batang, daun, hasil ini yang kemudian dapat meningkatkan berat basah tajuk tanaman.

(38)

26 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah saya laksanakan dapat disimpulkan bahwa perlakuan P2M3 dengan waktu pemanenan 2kali per minggu dan pemanenan 5 daun per batang berpengaruh nyata terhadap panjang daun, tinggi batang dan lebar daun. Namun tidak berpengaruh nyata terhadap bobot daun.

Saran

Dari hasil penelitian terhadap produktifitas tanaman kale curly (Brasicca Oleraceae Var. Acephala). dengan pola panen dan mekanisme pemanenan yang berbeda telah dilaksanakan maka ada beberapa hal yang di anggap perlu dilakukan diantaranya :

1 . Untuk mendapatkan hasil produksi yang baik dapat menggunakan pola panen (P2M3) karena perlakuan ini sangat berpengaruh terhadap 3 parameter dalam penelitian ini

2 . Diperlukan penelitian lanjutan dengan mengunakan perlakuan panen dan mekansime yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman kale curly, sebagai bahan pertimbangan dan kajian ilmu pengetahuan dalam melakukan pola panen terhadap tanaman kale curly dengan pupuk organik.

3.perlu pertimbangan untuk mengatur ulang jarak tanam pada bedengan tanaman kale curly agar tidak terjadi perebutan unsur hara pada tanaman kale curly

(39)

27 DAFTAR PUSTAKA

Acikgoz, F. E. 2011. Mineral, vitamin C and crude protein contents in kale (Brassica oleraceae var. acephala) at different harvesting stages. African Journal of Biotechnology, 10(75): 17170 – 17174.

Candra, C.L., Dwi Yamika, W.S. and Soelistyono, R., 2020. Pengaruh debit aliran nutrisi dan jenis media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kale (Brassica oleracea var. acephala) pada sistem hidroponik Nutrient Film Technique (NFT). Jurnal Produksi Tanaman, 8(1).

Harfandika, P., 2019. Budidaya Kale (Brassica Oleracea Var. Curly Scarlet) Dan Selada Keriting (Lacttuca Sativa Var. Grand Rapid) Secara Hidroponik Dft Dua Jenis Tanaman Dalam Satu Netpot (Doctoral Dissertation, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta).

Lestari, M.A., 2018. Pengaruh rasio pupuk makro dan mikro terhadap pertumbuhan tanaman kale (Brassica oleraceae) varietas green dwarf curly dengan hidroponik sistem rakit apung (Doctoral dissertation, UIN Sunan Gunung Djati Bandung).

kurniawan, e., 2016. budi daya tanaman kale (brasicca oleroceae var. acephaala.

dikutip 15 desember dari slide share: budidaya tanaman kale (brasicca oleraceae var. acephala) (slideshare.net)

Sahrul., 2017. Pengaruh Tingkat Pemberian Pupuk Kascing Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bahan Kering (Sorghum Bicolor (L.) Moench) Varietas Super 1(Doctoral Dissertation ,Universitas Hasanuddin Makassar) Ramadiana, S. 2011. The application of rice hull mulch and potassium nitrate on

growth and yield of kailan (Brassica oleraceae var. Long Leaf). J. Trop Soil, 16(2): 145 – 150.

Sugihartini, S., 2020. Peningkatan Produksi Tanaman Kale Curly Secara Intensif pada Hydroponic Alley Jakarta Selatan.

Sinda, K. M. N. K., N. L. Kartini, and I. WAYAN DANA Atmaja. "Pengaruh dosis pupuk kascing terhadap hasil tanaman Sawi (Brassica juncea L.), sifat kimia dan biologi pada tanah inceptisol klungkung." Journal

Agrotechnology Tropical 4.3 (2015): 2301-6515.

Lakitan. 2011. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta. Lingga dan Marsono. 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jaka

(40)

28

LAMPIRAN

(41)

29 LAMPIRAN TABEL

Tabel Lampiran 1a. Rata-rata Bobot Daun

PERLAKUAN ULANGAN

TOTAL RATA-RATA

I II III

P1M1 71,00 155,00 148,00 374,00 124,67 P1M2 98,00 298,00 214,00 610,00 203,33 P1M3 83,00 273,00 237,00 593,00 197,67 P2M1 281,00 124,00 188,00 593,00 197,67 P2M2 177,00 181,00 261,00 619,00 206,33 P2M3 228,00 171,00 298,00 697,00 232,33 TOTAL 252,00 726,00 599,00 1577,00

Tabel Lampiran 1b. Analisis Ragam Bobot Daun

Source DF Sum of square Mean square F value Pr (> F) 0,05

Kelompok 2 14272.0000 7136.0000 1.28 0.3194

Perlakuan 5 19626.0000 3925.2000 0.71 0.6327

Galat 10 55662.0000 5566.2000

Total 17 89560.0000

Tabel Lampiran 2a. Rata-rata Tinggi Batang

PERLAKUAN ULANGAN

TOTAL RATA-RATA

I II III

P1M1 24,00 34,20 37,60 95,80 31,93 P1M2 24,20 41,20 32,40 97,80 32,60 P1M3 27,80 36,20 30,80 94,80 31,60 P2M1 65,40 57,20 60,40 183,00 61,00 P2M2 62,80 60,20 67,80 190,80 63,60 P2M3 68,20 67,00 63,60 198,80 66,27 TOTAL 272,40 296,00 292,60 861,00

(42)

30 Tabel Lampiran 2b. Analisis Ragam Tinggi Batang

Source DF Sum of square Mean square F value Pr (> F) 0,05

Kelompok 2 54.2533 27.1267 0.90 0.4379

Perlakuan 5 4530.3667 906.0733 29.99 0.0000

Galat 10 302.1200 30.2120

Total 17 4886.7400

Tabel Lampiran 3a. Rata-rata Lebar Daun

PERLAKUAN ULANGAN

TOTAL RATA-RATA

I II III

P1M1 11,20 12,35 17,53 41,08 13,69 P1M2 11,29 13,69 19,00 43,97 14,66 P1M3 9,95 13,37 18,53 41,85 13,95 P2M1 29,13 27,60 28,40 85,13 28,38 P2M2 26,55 27,98 31,08 85,60 28,53 P2M3 28,03 27,95 31,16 87,14 29,05 TOTAL 116,14 122,94 145,69 384,76

Tabel Lampiran 3b. Analisis Ragam Lebar Daun

Source DF Sum of square Mean square F value Pr (> F) 0,05

Kelompok 2 79.8513 39.9257 13.34 0.0015

Perlakuan 5 955.1913 191.0383 63.82 0.0000

Galat 10 29.9351 2.9935

Total 17 1064.9778

(43)

31 Tabel Lampiran 4a. Rata-rata Panjang Daun

PERLAKUAN ULANGAN

TOTAL RATA-RATA

I II III

P1M1 25,85 34,25 38,73 98,83 32,94 P1M2 24,54 34,55 41,68 100,76 33,59 P1M3 23,12 31,87 42,06 97,05 32,35 P2M1 69,45 68,13 77,90 215,48 71,83 P2M2 63,53 69,48 85,77 218,78 72,93 P2M3 63,49 66,59 84,72 214,80 71,60 TOTAL 269,98 304,87 370,85 945,69

Tabel Lampiran 4b. Analisis Ragam Panjang Daun

Source DF Sum of square Mean square F value Pr (> F) 0,05

Kelompok 2 874.9315 437.4657 35.60 0.0000

Perlakuan 5 6904.9297 1380.9859 112.38 0.0000

Galat 10 122.8903 12.2890

Total 17 7902.7515

(44)

32 Daftar Lampiran

Gambar 1. Proses penyiapan media tanam Gambar 2. Proses pemberian kascing

Gambar 3. Proses penanaman bibit kale Gambar 4. Bibit kale setelah tanam

Gambar 5. Plot II B Gambar 6. Plot I A

(45)

33 Gambar 7. Proses pengambilan data Gambar 8. Proses pengukuran tanaman

Gambar 9. Proses pemanenan kale Gambar.10 Proses pengambilan data Panen kale

Gambar 11. Jumlah bobot daun kale yang di panen

Gambar

Tabel 1 . Rata-rata tinggi  tanaman (cm) pada kombinasi perlakuan pola panen  dan mekanisme pemanenan
Tabel 2. Rata-rata panjang daun (cm) pada kombinasi perlakuan pola panen dan  mekanisme pemanenan
Gambar 1 menunjukkan bahwa hasil rata-rata bobot daun pada panen kombinasi  pola  panen  dan  mekanisme  pemanenan  P2M3  memiliki  bobot  daun  tertinggi  mencapai  232,33  gram,  sedangkan  perlakuan  P1M1  menunjukkan  hasil  terendah  yaitu 126,67 gram
Tabel Lampiran 1a. Rata-rata Bobot Daun
+5

Referensi

Dokumen terkait