1
LAGALIGO BUA PALOPO
ANI ANDRIANI 105730400112
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR 2016
i
LAGALIGO BUA PALOPO
sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
disusun dan diajukan oleh
ANI ANDRIANI 10573 04001 12
Kepada
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR 2016
ii
Pesawat Bandar Udara Lagaligo Bua Palopo Mahasiswa yang bersangkutan:
Nama : ANI ANDRIANI
Nim : 105730400112
Jurusan : Akutansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Telah di ujikan kepada dosen penguji pada hari Sabtu tanggal 12 November 2016
Makassar, 15 November 2016 Disetujui Oleh
Pembimbing I Pembimbing II
Dr.H. Muchran BL.SE,MSi Faidhul Adziem, SE,M.Si
Diketahui :
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Jurusan Akuntansi
Dr.H.Mahmud Nuhung,SE,MM Ismail Badollahi,SE.M.Si.Ak
KTAM: 497 794 NBM : 1073 428
iii
Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: 132 Tahun 1438 H/ 2016 M dan telah dipertahankan di depan tim penguji pada hari Jumat tanggal 12 November 2016 sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas M uhammadiyah Makassar.
Panitia ujian:
Pengawas Umum : Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE.,MM (...) (Rektor Unismuh Makassar)
Ketua : Dr. H. Mahmud Nuhung. M,A (...) (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
Sekretaris : Drs. H. Sultan Sarda, MM (...) (WD. 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
Penguji : 1. Dr. Andi Rustam, S.E.,M.M.Ak.CA (...)
2. Saida Said, S.E.,M.Ak (...)
3. Dra. Lilly Ibrahim, M.Si (...)
4. Dr.H. Muchran BL.SE,MSi (...)
iv
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk nmengetahui audit operasional untuk mengukur efektivitas penjualan tiket.
Metode yang digunakan dalam metode analisis deskriptif yang memaparkan tentang peranan audit operasional dalam meningkatkan efektivitas penjualan tiket bandara udara lagaligo bua palopo.
Hasil dalam penelitian ini yaitu audit operasional yang dilaksanakan oleh bandar udara lagaligo bua palopo didukung oleh program audit yang baik dan di dukung oleh tahap-tahap audit operasional yang terdiri dari tahap audit pendahuluan, tahap audit mendalam dan tahap pelaporan.
Kata kunci : audit operasional,efektivitas, penjualan.
v
Menjadikan kemarin sebagai mimpi bahagia, dan setiap hari esok sebagai visi harapan. (Alexander Pope)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah
kupersembahkan karya kecilku ini untuk orang tua tercinta, motivator terbesar dalam hidupku yang tak pernah jemuh mendoakan dan menyayangiku atas semua pengorbanan dan kesabar mengantarku sampai kini. Tak pernah cukup ku
membalas cinta orang tua kepadaku.
vi
skripsi yang berjudul “Audit Operasional untuk Mengukur Efektivitas Penjualan Tiket Pesawat Bandar Udara Lagaligo Bua Palopo” dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah di rencanakan, salawat dan salam penulis kirimkan kepada Nabiyullah Muhammad SAW, selaku utusan Allah SAW di muka bumi yang menjunjung para ummat islam menuju kejalan yang benar dan menghindarkan diri dari jalan yang sesat.
Penulis telah berusaha menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan sebaik- baiknya sesuai kemampuan dan pemahaman yang dimiliki oleh penulis, penulis menyadari bahwa keterbaasan serta kelemahan senantiasa ada dalam diri penulis.
Oleh karena itu, tanggapan, kritikan dan saan akan di terima dengan terbuka.
Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE., MM selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, SE., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Ismail Badollahi, SE., Msi., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
vii kepada penulis selama penyusunan Skripsi ini.
5. Teman– teman Ak10.12 sahabat seperjuangan yang tidak sempat saya sebutkan semua namanya, yang memberikan semangat, motivasi, dan kehidupan baru dalam kehidupan saya dan terima kasih.
6. Terima kasih juga untuk kedua orang tuaku yang menjadi tujuan hidupku dalam menjalankan studi di Universitas Muhammadiyah Makassar.
7. Terima kasih pula kepada keluarga dan kerabat yang memberikan dukungan selama menyelasikan studi saya, kepada semuanya terima kasih banyak.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati saya persembahkan skripsi ini kepada Almamater Universitas Muhammadiyah Makassar, semoga dengan kehadiran skripsi akan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Akuntansi, Amin YarabbalAlamin……
Makassar, September 2015
Penulis
viii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
ABSTRAK ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Sistematika Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA & KERANGKA PIKIR ... 7
A. Konsep Audit ... 7
B. Konsep Audit Operasional ... 11
C. Konsep Penjualan ... 27
D. Penelitian Terdahulu ... 37
ix
B. Metode Pengumpulan Data ... 39
C. Jenis Dan Sumber Data ... 40
D. Metode Analisis Data ... 40
E. Defenisi Operasional ... 44
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN... 46
A. Deskripsi Objektif Penelitian ... 46
B. Struktur Organisasi Perusahaan... 47
C. Job Description ... 48
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50
A. Standar Operasional Prosedur Bandar Bua ... 50
B. Prosedur Transaksi ... 53
C. Prosedur Pelayanan dan Penanganan Penumpang ... 54
D. Deskriptif Responden ... 55
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 67
A. Kesimpulan ... 67
B. Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
Tabel 2.2 Penelitian terdahulu ... 37
Tabel 3.1 Kriteria penilaian untuk tahap pendahuluan efektif ... 43
Tabel 3.2 Kriteria penilaian untuk tahap audit mendalam efektif ... 43
Tabel 3.3 Krteria penilaian untuk tahap pelaporan efektif ... 44
Tabel 5.1 Pengumpulan data ... 56
Tabel 5.2 Perhitungan presentase terhadap tahap audit pendahuluan... 57
Tabel 5.3 Perhitungan presentase terhadap tahap audit mendalam ... 59
Tabel 5.4 Perhitungan presentase terhadap tahap pelaporan ... 61
Table 5.5 Perhitungan Persentase Terhadap Efektivitas Penjualan ... 62
Tabel 5.6 Harga tiket Pesawat ... 64
Tabel 5.7 Anggaran realisasi penjualan tiket tahun 2013, 2014 dan 2015 ... 65
xi
Gambar 2.2 Kerangka pemikiran ... 38 Gambar 4.1 Struktur organisasi bandara udara Lagaligo Bua Palopo ... 47 Gambar 5.1 Prosedur penjualan tiket di Bandara Bua Palopo ... 53
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dan termasuk negara yang memiliki banyak pulau.Untuk itu transportasi menjadi salah satu komponen yang paling penting di Indonesia terutama transportasi udara yang memegang peranan penting untuk menghubungkan penduduk- penduduk yang ada di Indonesia.Tentunya ini merupakan kesempatan bagi para pembisnis atau pengusaha yang ingin membuka dan mengembangkan bisnis mereka di industri penerbangan terutama dalam penjualan tiket pesawat. Salah satu aktivitas perusahaan yang sangat penting dan membutuhkan audit operasional dalam pelaksanaannya adalah penjualan.
Audit operasional merupakan sarana yang dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas pengelolaan aktivitas dari suatu perusahaan.
Pihak manajemen perusahaan perlu merasa yakin, bahwa seluruh kegiatan perusahaan dilakukan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan dan bahwa pelaksanaan kegiatan perusahaan dilakukan dengan efektif.Audit operasional sebagai bagian dari fungsi pengendalian merupakan suatu alat bagi manajemen untuk mangukur dan mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.
Peran audit operasional dalam peningkatan efisiensi dan efektivitas ditentukan oleh kualitas audit dan manajemen, dimana peranan manajemen tetap paling menentukan dalam mencapai peningkatan efisiensi dan efektivitas usaha. Dalam hal
1
ini audit operasional hanya dapat menyampaikan secara objektif tentang hal-hal yang menyebabkan terjadinya masalah-masalah dalam perusahaan serta merekomendasikan usaha-usaha perbaikan untuk mengatasinya.
Penjualan merupakan suatu unsur penting dalam suatu perusahaan atau badan usaha yang bergerak dalam bidang perdagangan, karena dengan penjualan perusahaan berharap mendapat keuntungan yang bisa untuk melanjutkan usaha perusahaan tersebut,karena itu perlu pelayanan selektif. Untuk mendukung kegiatan system penjualan dibutuhkan suatu system penjualan yang terkomputerisasi agar dapat melancarkan serta mempermudah proses pengolahaan data transaksi penjualan.
Kegiatan penjualan perusahaan dengan alasan bahwa penjualan merupakan tahap akhir dalam perusahaan dan merupakan kegiatan yang penting, karena dari penjualan didapatkan sumber utama untuk menghidupi perusahaan. Dengan adanya kegiatan penjualan terciptalah pendapatan, setelah dikurangi dengan berbagai biaya operasi akan menciptakan laba yang dalam jangka panjang berguna untuk menjamin kontinuitas perusahaan. Singkatnya, kegiatan penjualan mempunyai peranan yang sangat penting, sehingga kegiatan ini harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar tercapai operasi penjualan yang efektif.
Salah satu aktivitas perusahaan yang sangat penting dan membutuhkan audit operasional dalam pelaksanaannya adalah penjualan. Manfaat audit operasional penjualan adalah mencapai tujuan audit atas efektivitas kegiatan, serta untuk menilai cara-cara pengelolaan yang diterapkan dalam kegiatan tersebut apakah sudah berjalan
dengan baik. Aktivitas penjualan merupakan sumber pendapatan perusahaan yang diperoleh dari hasil penjualan yang sekaligus merupakan sumber pembiayaan bagi kelangsungan hidup perusahaan. Kegiatan penjualan disuatu perusahaan merupakan aktivitas yang dinamis dan memerlukan data yang tidak sedikit, yang perlu diawasi melalui analisis, penelaahan dan penelitian terhadap kebijaksanaan, prosedur dan pelaksaanaan yang sesungguhnya untuk mencapai volume penjualan yang dikehendaki dan hasil penjualan yang diharapkan dengan biaya yang wajar.
Ketidakefektifan yang terjadi dalam kegiatan penjualan dapat dicegah dan diminimaliskan untuk itu perlu adanya audit operasional dalam kegiatan tersebut.
Melalui audit operasional ini, pihak manajemen perusahaan dapat mengetahui pelaksanaan kegiatan penjualan, masalah yang ada dalam kegiataan tersebut dan juga cara-cara untuk mengatasi masalah.
Dengan adanya kegiatan penjualan terciptalah pendapatan, setelah dikurangi dengan berbagai biaya operasi akan menciptakan laba yang dalam jangka panjang berguna untuk menjamin kontinuitas perusahaan. Singkatnya, kegiatan penjualan mempunyai peranan yang sangat penting, sehingga kegiatan ini harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar tercapai operasi penjualan yang efektif.
Salah satu sektor yang diharapkan oleh pemerintah untuk menopang kemajuan ekonomi adalah sektor perdagangan yaitu penjualan tiket pesawat, karena semakin banyaknya pengguna jasa penerbangan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas masalah tentang “AUDIT OPERASIONAL UNTUK MENGUKUR
EFEKTIVITAS PENJUALAN TIKET BANDARA UDARA LAGALIGO BUA PALOPO”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas,dapat diidentifikasikan masalah sehubungan dengan peranan audit operasional dibidang penjualan tiket adalah sebagai berikut:
1. Prosedur penjualan tiket pesawat di bandara udara lagaligo bua palopo.
2. Peranan audit operasional tiket pesawat dalam mengukur efektifitas penjualan.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah mendapatkan jawaban atas masalah-masalah yang ada diidentifikaikan masalah dan tujuan penelitian adalah untuk :
1. Untuk mengetahui Prosedur penjualan tiket pesawat di bandara udara lagaligo bua palopo.
2. Untuk mengetahui peranan audit operasional tiket dalam mengukur efektifitas penjualan.
D. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan, diharapkan dapat digunakan sebagai masukan yang dapat membantu pihak manajemen dalam menjalankan operasinya dan memberikan gambaran tentang pentingnya audit operasional dalam menganalisis pelaksanaan aktivitas manajemen dalam mencapai efektivitas penjualan.
2. Bagi penulis, diharapkan dapat digunakan sebagai pengembangan wawasan serta untuk perbandingan antara teori dengan praktek yang sebenarnya mengenai audit operasional terhadap kegiatan penjualan dalam suatu perusahaan dan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh sarjana ekonomi jurusan akuntansi pada Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bagi pihak lain yang berkepentingan, yang dapat digunakan sebagai bahan referensi serta dapat digunakan untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan pemahaman mengenai judul yang diteliti.
E. Sistematika Penelitian BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang masalah,rumusan permasalahan, batasan permasalahan, tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi uraian teori yang berhubungan dengan audit laporan keuangan pada umumnya, dan berisi peranan audit operasional pada tingkat efektivitas penjualan tiket.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menerangkan metode penelitian yang digunakan dalam mendukung penelitian yang meliputi metode penelitian, teknik penelitian, teknik pengumpulan data, dan objek penelitian.
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN
Bab ini menerangkan tentang sejarah dan struktur organisasi yang ada pada Bandara Udara Lagaligo Bua Palopo
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang data-data yang diambil dari Bandara Udara Lagaligo Bua Palopo mengenai Audit Operasional untuk mengukur efektivitas penjualan tiket pesawat Bandara udara lagaligo bua palopo.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang dianggap penting dan diperlukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Audit 1. Pengertian Audit
Secara garis besar dapat dikatakan dengan suatu aktivitas membandingkan antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada. Pada dasarnya setiap audit bertujuan untuk menilai apakah pelaksanaan kegiatan sudah selaras dengan yang digariskan. Oleh karena itu, terdapat dua unsur yang selalu ditemukan dalam audit yaitu kondisi dan kriteria.
Menurut Sukrisno Agoes (2012:4) Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya,dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.
Pengertian auditing menurut Ely dan Siti (2010:14) menyatakan bahwa Auditing adalah proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai informasi tingkat kesesuaian antara tindakan atau peristiwa ekonomi dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta melaporkan hasilnya kepada pihak yang membutuhkan, dimana auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
7
Dari definisi tersebut, dapat diketahui adanya beberapa karakteristik yang umumnya terdapat dalam definisi auditing, antara lain:
a. Suatu proses sistematik
Auditing merupakan suatu proses sistematik, yaitu berupa rangkaian langkah atau prosedur yang logis, terencana, terorganisir dan bertujuan.
b. Untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif
Proses sistematik tersebut bertujuan untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha, serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti- bukti tersebut.
c. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi
Yang dimaksud pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi adalah hasil proses akuntansi yang terdiri dari proses pengidentifikasian, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi.
d. Menetapkan tingkat kesesuaian
Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil
pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan tingkat kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.
e. Kriteria yang ditetapkan
Kriteria atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk menilai pernyataan dapat berupa:
1) Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislative
2) Anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh manajemen.
3) Prinsip akuntansi berterima umum 4) Penyampaian hasil
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan audit, dilakukan tindakan-tindakan mengumpulkan (accumulate) ,mengevaluasi (evaluate), menentukan (determine), dan melaporkan (report). Tindakan-tindakan tersebut harus dilakukan oleh orang-orang yang berkompeten dan independen. Kompeten menunjukkan seseorang yang cakap dan mengetahui dengan betuk akan pekerjaannya dan dalam hal ini adalah audit. Sedangkan independen yaitu orang yang bersangkutan dalam audit dan bebas dari pengaruh pribadi dan bertanggung jawab atas kegiatan objek yang diauditnya sehingga dapat memberikan penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka, sehingga hasil audit dapat dipercaya objektivitasnya.
Berdasarkan pernyataan yang telah diuraikan tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa audit merupakan suatu proses yang sistematis yang dilakukan oleh seseorang yang kompeten dan independen dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti mengenai informasi. Dengan tujuan untuk menentukan dan melaporkan apakah informasi-informasi tersebut telah sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan serta kemudian melaporkan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
2. Jenis-Jenis Audit
Dalam Sukrisno Agoes, (2012:10) Ditinjau dari luasnya pemeriksaan, audit bisa dibedakan atas :
a. Pemeriksaan Umum
Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP independen dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pemeriksaan tersebut harus sesuai dengan standar Professional Akuntan Publik dan memperhatikan kode etik akuntan indonesia, aturan etika KAP yang telah disahkan Ikatan kuntan Indonesia serta standar pengendalian mutu.
b. Pemeriksaan Khusus
Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan audit) yang dilakukan oleh KAP yang independen, dan pada akhir pemeriksaannya auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
Pendapat yang diberikan terbatas pada pos atau masalah tertentu yang diperiksa,karena prosedur audit yang dilakukan juga terbatas. Misalnya KAP diminta untuk memeriksa apakah terdapat kecurangan pada penagihan piutang usaha perusahaan. Dalam hal ini prosedur audit terbatas untuk memeriksa piutang, penjualan dan penerimaan kas. Pada akhir pemeriksaan KAP hanya memberikan pendapat apakah terdapat kecurangan atau tidak terhadap penagihan piutang usaha
di perusahaan. Jika memang ada kecurangan, berapa besar jumlahnya dan bagaimana modus operandinya
B. Konsep Audit Operasional 1. Pengertian Audit Operasional
Pemeriksaan (audit) operasional juga disebut sebagai pemeriksaan manajemen, pemeriksaan prestasi (performance), pemeriksaan sistem, pemeriksaan efisiensi atau lainnya lagi.Sukrisno Agoes (2004:175) mendefinisikan managemen audit atau operational audit sebagai Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis.
Publikasi Institute of Internal Auditors (IIA) dalam Amin W. Tunggal, (2011:
44) menyatakan bahwa Operational auditing adalah suatu proses yang sistematis dari penilaian efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi operasi suatu organisasi yang di bawah pengendalian manajemen dan melaporkan kepada orang yang tepat hasil dari penilaian beserta rekomendasi untuk perbaikan.
Setelah mempelajari definisi-definisi tersebut di atas terlihat beberapa hal yang merupakan inti dari pengertian audit operasional, yaitu sebagai berikut:
a. Audit operasional merupakan penelahaan yang sistematis atas kegiatan atau keadaan pada suatu organisasi dengan tujuan untuk memeriksa efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan.
b. Audit operasional bertujuan menilai cara-cara pcngelolaan yang diterapkan dalam objek audit operasional berupa kegiatan, program, unit, atau fungsi yang menjadi bagian dari suatu organisasi sudah berjalan dengan baik.
c. Tujuan pokok diadakannya audit operasional adalah untuk : 1) Menilai efisiensi, efektivitas, dan kehematan.
2) Mengidentifikasikan kemungkinan perbaikan.
Sesuai dengan tujuan mengidentifikasikan kemungkinan terjadi peningkatan atau perbaikan, maka audit tidak bertujuan untuk mencari kesalahan di masa lalu melainkan lebih berorientasi ke masa depan untuk membantu manajemen dalam:
a) Meningkatkan efisiensi dan kehematan dalam penggunaan sumber daya dalam suatu kesatuan ekonomi, atau suatu lingkungan organisasi.
b) Meningkatkan efektivitas pencapaian hasil atau tujuan, program, atau aktivitas yang telah ditetapkan.
c) Mengurangi pemborosan yaitu dengan melalui pelaporan kegiatan audit dan rekomendasi mengenai tindakan perbaikan yang dapat dilakukan.
2. Jenis-Jenis Audit Operasional
Jenis-jenis Audit Operasional menurut Tunggal, A.W. (2008:28) terdiri dari:
a. Functional Audit (Fungsi Audit)
Audit operasional terhadap salah satu atau beberapa fungsi dalam organisasi.
Keuntungan dari audit operasional ini adalah seorang auditor dapat mengimbangkan
keahliannya dan menggunakan seluruh waktunya khusus untuk mengaudit fungsi tersebut.
b. Organizational Audit(Audit Organisasi)
Audit operasional yang dilakukan atas seluruh unit organisasi.Audit ini menekankan pada seberapa jauh fungsi-fungsi dalam organisasi saling berinteraksi dengan efisiensi dan efektif.
c. Special Assignment(Tugas Khusus)
Audit ini dilakukan atas permintaan manajemen seperti menentukan penyebab terjadinya kecurangan dalam suatu divisi dan mengajukan rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatu produk.
Melalui audit operasional diharapkan tersusun suatu rekomendasi yang bersifat membangun.Dan pada langkah selanjutnya meningkatkan pelaksanaan aktivitas kegiatan perusahaan, program maupun fungsi tersebut menjadi lebih baik atau secara ringkas dapat dikatakan bahwa sasaran audit operasional adalah bagaimana menghasilkan agar kegiatan itu lebih efisien dan lebih efektif.
3. Ruang Lingkup Audit Operasional
Perbedaan pokok antara audit operasional dengan audit keuangan adalah terletak pada ruang lingkup auditnya. Audit keuangan bertujuan memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan dan menekankan terselenggaranya pengendalian internal perusahaan dan hasil audit keuangan sering kali dilaporkan pada pihak diluar perusahaan seperti pemegang saham, masyarakat umum dan juga manajemen,
sedangkan audit operasional bertujuan untuk mengetahui kegiatan, mengidentifikasikan kemungkinan terjadinya perbaikan atau peningkatan dan memberikan rekomendasi perbaikan atau peningkatan terhadap kegiatan yang sedang berjalan dan hasil audit operasional biasanya dilaporkan kepada manajemen perusahaan.
Audit operasional mempunyai ruang lingkup yang lebih luas daripada audit keuangan.Pada audit keuangan penalaahan dilakukan terutama atas kejadian yang langsung mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan, sedangkan pada audit operasional penekanannya tidak hanya pada masalah keuangan saja tetapi juga mencakup masalah-masalah diluar keuangan dengan memberikan rekomendasi perbaikan operasional yang diperlukan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan.
Hal di atas sesuai dengan yang dinyatakan Tunggal A.W (2010,37), bahwa Karakteristik Audit Operasional adalah sebagai berikut:
a. Audit operasional adalah prosedur yang bersifal investigatif.
b. Mencakup semua aspek perusahaan,unit dan fungsi.
c. Yang diaudit adalah seluruh perusahaan, atau salah satu unitnya (bagian penjualan, bagian perencanaan produksi dan sebagainya), atau suatu fungsi, atau salah satu sub klasilikasinya (pengendalian persediaan, sistem pelaporan, pembinaan pegawai dan sebagainya).
d. Penelitian dipusatkan pada prestasi dan keefektifan dari perasahaan unit fungsi yang diaudit dalan menjalankan misi, tanggungjawab, atau tugasnya.
e. Pengukuran terhadap keefektifan didasarkan pada bukti data standar.
f. Tujuan utama audit operasional adalah memberikan informasi kepada pimpinan tentang efektif tidaknya perusahaan, suatu unit atau fungsi.
Ruang lingkup pelaksanaan audit operasional untuk suatu perusahaan harus berdasarkan keputusan manajemen dengan memperhatikan berbagai pertimbangan- pertimbangan tertentu. Para pelaksana audit harus memperhatikan tujuan manajemen perusahaan mengadakan audit ini.
Tunggal, A.W.(2012:10), terdapat tiga perbedaan yang paling utama antara audit operasional dan audit keuangan, yaitu tujuan audit, distribusi laporan, dan area non- keuangan yang dimasukan dalam audit operasional.
a. Tujuan Audit
Audit keuangan menekankan pada ketetapan pencatatan informasi historis, sedangkan audit operasional menekankan pada efektifitas dan efisiensi. Audit keuangan berorientasi pada masa lampau, sementara audit operasional berfokus pada peningkatan kinerja masa depan. Seorang auditor operasional, misalnya, dapat melakukan evaluasi apakah jenis baru bahan bakudibeli pada harga terendah untuk menghemat uang dalam pembelian bahan baku berikutnya.
b. Distribusi Laporan
Laporan audit keuangan dikomunikasikan kepada pengguna laporan keuangan eksternal, misalnya pemegang saham dari pihak bank, sedangkan laporan audit operasional ditujukan terutama kepada manajemen perusahaan. Distribusi laporan audit eksternal yang luas memerlukan struktur dan penyusunan kata-kata yang sangat baik. Distribusi terbatas laporan operasional audit dan perbedaan sifat audit untuk efisiensi dan efektifitas menghasilkan laporan audit yang berbeda antara suatu audit dengan audit lainnya.
c. Memasukkan Area Non-Keuangan
Audit keuangan terbatas pada hal-hal yang mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara langsung, sedangkan audit operasional meliputi aspek efektifitas dan efisiensi dalam organisasi.Misalnya, audit operasional dapat dilakukan untuk efektifitas program periklanan atau efisiensi tenaga kerja.
Secara ringkas perbedaan antara audit operasional dan audit keuangandapat dipandang dari beberapa karakteristik sebagai berikut :
Tabel 2.1
PERBEDAAN AUDIT KEUANGAN DENGAN AUDIT OPERASIONAL
KARAKTERISTIK AUDIT OPERASIONAL AUDIT KEUANGAN
TUJUAN Untuk memperbaiki
kinerja
Pemberian opini atas hasil laporan keuangan RUANG
LINGKUP
Aktifitas operasi dari perusahaan
Catatan dari keuangan perusahaan PELANGGAN Diperuntukan bagi internal
manajemen.
Diperuntukkan stakelholder dan pihak
eksternal.
HASIL AUDIT Pemberian rekomendasi kepada manajemen.
Pemberian opini atas laporan keuangan.
FOKUS AUDIT Perbaikan aktivitas operasi.
Kewajaran atas laporan keuangan.
UKURAN KEBERHASILAN
Tindak lanjut atas rekomendasi yang telah di
buat.
Pemberian opini WTP (wajar tanpa pengecualian) atas laporan keuangan.
Sumber : https://riskbasedaudit.wordpress.com/2013/08/26/
4. Pelaksanaan Audit Operasional
Pelaksanaan audit operasional biasanya dilakukan oleh auditor internal, dimana seorang auditor internal harus memiliki sikap :
a. Independensi
Pemeriksaan operasional merupakan salah satu hal yang pokok untuk mencapai keefektifan pemeriksaan operasional. Auditor operasional dapat dikatakan independen bila auditor operasional memiliki peranan penting dalam melaksanakan tugasnya karena diharapkan akan memperoleh hasil pemeriksaan yang efektif.
Menurut Herry (2010:73) yang dimaksud dengan independensi seorang auditor adalah sebagai berikut Auditor internal harus mandiri dan terpisah dari berbagai kegiatan yang diperiksa.Auditor internal dianggap mandiri apabila dapat
melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan objektif.Kemandirian auditor internal sangat penting terutama dalam memberikan penilaian yang tidak memihak (netral)”.
Dari uraian yang telah dijelaskan bahwa independensi auditor operasional dapat memberikan pertimbangan yang tidak memihak dan tanpa paksaan, dimana independensi sangat diperlukan bagi pemeriksaan sebagaimana yang akan diauditnya.
Independensi pemeriksaan operasional dapat diperoleh melalui dua hal berikut ini:
1) Status Organisasi
Status organisasi unit pemeriksaan haruslah memberikan keleluasaan untuk memenuhi atau menyelesaikan tanggung jawab pemeriksaan yang diberikan.
Pemeriksaan operasional haruslah memperoleh dukungan dari manajemen dan bagian-bagian yang terdapat dalam struktur organisasi sesuai dengan audit yang akan dilaksanakan sehingga akan terjadi kerjasama dari pihak yang diperiksa dan dapat menyelesaikan pekerjaan secara bebas dari berbagai campur tangan dari pihak lain.
2) Objektivitas
Objektivitas merupakan sikap mental bebas yang harus dimiliki oleh auditor operasional (operational auditors )dalam melaksanakan tugas audit. Auditor harus bersungguh-sungguh, yakin atas hasil pekerjaannya dan tidak akan membuat penilaian yang kualitasnya merupakan hasil kesepakatan yang diragukan. Sikap objektif auditor operasional tidak akan dipengaruhi oleh pihak-
pihak manapun pada saat melaksanakan audit. Jadi pada dasarnya independensi dalam audit operasional sangatlah diperlukan untuk membuat laporan yang objektif dan tidak memihak yang diperlukan oleh manajemen.
3) Kompetensi
Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dalam melaksanakan tugasnva sesuai dengan standar teknis profesi.Artinva.seorang auditor harus memiliki pengetahuan yang cukup agar dapat memahami kriteria-kriteria yang digunakan dan memiliki kemampuan untuk dapat mengetahui dengan pasti jenis dan jumlah fakta yang dibutuhkan, agar pada akhimya pemeriksaan dapat menarik kesimpulan yang tepat.
5. Tujuan Audit Operasional
Tujuan audit operasional berbeda-beda diantara berbagai organisasi dan ditentukan oleh tingkat penerimaan manajemen, latar belakang latihan dan pendidikan, serta dapat berubah sesuai dengan perkembangan kecakapan teknik setelah mengenal lebih mendalam tentang operasi perusahaan. Namun pada umumnya tujuan audit operasional yang utama adalah mengurangi pemborosan dan ketidakefisienan.Adapun tujuan audit operasional menurut Tunggal A.W (2011: 55) yaitu untuk menilai dan meningkatkan efisiensi dan keefektifan pengelolaan.
Selanjutnya Sukrisno Agoes (2004: 175) menjelaskan bahwa tujuan umum dari audit operasional, yaitu:
a. Untuk menilai kinerja (performance) dari manajemen dan berbagai fungsi dalam perusahaan.
b. Untuk menilai apakah berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien dan ekonomis.
c. Untuk menilai efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan (objective) yang telah ditetapkan oleh top management.
d. Untuk memberikan rekomendasi kepada top management guna memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penerapan pengendalian internal, sistem pengendalian manajemen, dan prosedur operasional perusahaan, dalam rangka meningkatkan efisiensi, keekonomisan dan efektivitas dari kegiatan operasi perusahaan.
Jadi pada dasarnya audit operasional bertujuan untuk menghasilkan perbaikan dalam pengelolaan kegiatan yang diaudit dengan membuat saran-saran, sehingga pelaksanaan audit operasional diharapkan dapat menuujang efisiensi dan efektivitas perusahaan.
6. Tahap-Tahap Audit Operasional
Audit operasional memerlukan suatu kerangka tugas sebagai pedoman kerja karena tanpa adanya kerangka yang tersusun dengan baik, auditor akan banyak menghadapi kesulitan dalam melaksankan pekerjaannya mengingat kegiatan struktur perusahaan saat ini telah semakin maju dan rumit.
Mengacu pada Tunggal, A.W. (2012:38), terdapat tiga tahap dalam audit operasional yaitu:
a. Perencanaan
Perencanaan untuk audit operasional sama dengan perencanaan untuk audit atas laporan keuangan historis. Seperti auditor laporan keuangan, auditor operasional harus menentukan ruang lingkup penugasan dan mengkomunikasikannya ke unit organisasi. Hal – hal yang juga perlu diperhatikan adalah: melakukan penugasan dengan benar, mendapatkan informasi latar belakang mengenai unit organisasi, memahami pengendalian internal, dan memutuskan bukti yang memadai untuk diakumulasi.
b. Akumulasi dan Evaluasi Bukti.
Terdapat delapan jenis bukti dalam melakukan audit operasional yaitu: physical examination, confirmation, documentation, analytical procedure, inquiries of the client, reperformance, observation, dan recalculation. Oleh karena pengendalian internal dan prosedur operasi merupakan bagian penting dari audit operasional, maka biasanya dilakukan dokumentasi, penyelidikan, atas klien, prosedur analitis, dan observasi secara ekstensif. Konfirmasi pelaksanaan ulang, dan perhitungan kembali tidak digunakan secara luas dalam audit operasional dibandingkan pada audit keuangan karena tujuan keberadaan dan akurasi tidak relevan dengan kebanyakan audit operasional.
c. Pelaporan dan Tindak Lanjut.
Auditor operasional sering menghabiskan waktu untuk mengkomunikasikan temuan dan rekomendasi audit secara jelas. Pada audit kinerja, saat laporan disusun sesuai persyaratan manual audit, maka komponen tertentu harus disertakan, tetapi bentuk laporan harus dibebaskan. Tindak lanjut merupakan hal umum dalam audit operasional ketika auditor membuat rekomendasi kepada manajemen untuk menentukan apakah terdapat perubahan yang direkomendasikan, dan jika tidak, harus dijelaskan mengapa.
7. Standar Audit Operasional a. Standar Umum
1) Standar Umum Pertama (Persyaratan Kemampuan atau Keahlihan)
“Staf yang ditugasi untuk melaksanakan audit harus secara kolektif memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk tugas yang disyaratkan”
Dengan standar ini, semua organisasi atau lembaga audit bertanggung jawab bahwa setiap audit dilaksanakan oleh staf yang secara kolektif memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk tugas audit tersebut. Staf tersebut harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang audit pemerintahan, tentang keadaan khas yang diaudit, serta kaitannya dengan sifat dari jenis yang dilaksanakan.
2) Standar Umum Kedua (Independensi)
“Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan audit, organisasi atau lembaga audit dan auditor baik pemerintah maupun akuntan public, harus
independen (secara organisasi maupun secara pribadi), bebas dari gangguan ilndependensi yang bersifat pribadi dan yang dari luar pribadinya ekstern), yang dapat mempengaruhi independensinya, serta harus dapat mempertahankan sikap dan penampilan yang independen”
Dengan standar umum kedua ini, organisasi atau lembaga audit dan para auditornya bertanggung jawab untuk dapat mempertahankan independensinya sedemikian rupa, sehingga pendapat, kesimpulan, pertimbangan atau rekomendasi dari audit dipandang tidak memihak oleh pihak ketiga yang memiliki pengetahuan mengenai hal itu.
3) Standar Umum Ketiga (Penggunaan Kemahiran Secara Cermat dan Seksama)
“Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama”
4) Standar Umum Keempat (Pengendalian Mutu)
“Setiap organisasi atau lembaga audit yang melaksanakan audit berdasarkan SAP ini harus memiliki system pengendalian intern yang memadai, dan system pengendalian mutu tersebut harus direview oleh pihak lain yang kompeten (pengendalian mutu ekstern)”.
b. Standar Pekerjaan Lapangan Audit Kinerja
1)Standar Pekerjaan Lapangan Pertama (Perencanaan)
“Pekerjaan harus direncanakan secara memadai”
Dalam merencanakan pemeriksaan, pemeriksa harus mendefinisikan tujuan pemeriksaan, dan lingkup serta metodologi pemeriksaan untuk mencapai tujuan pemeriksaan tersebut. Tujuan, lingkup, dan metodologi pemeriksaan tidak ditentukan secara terpisah. Pemeriksa menentukan ketiga elemen ini secara bersama-sama.
Perencanaan merupakan proses yang berkesinambungan selama pemeriksaan. Oleh sebab itu, pemeriksaan harus mempertimbangkan untuk membuat penyesuaian pada tujuan, lingkup dan metodologi pemeriksaan selama pemeriksaan dilakukan.
2) Standar Pekerjaan Lapangan Kedua (Supervisi)
“Staf harus diawasi(disupervisi) dengan baik”
Supervisi mencakup pengarahan kegiatan pemeriksa dan pihak lain (seperti tenaga ahli yang terlibat dalam pemeriksaan) agar tujuan pemeriksaan dapat dicapai.
Unsur supervisi meliputi pemberian instruksi kepada staf, pemberian informasi mutakhir tentang masalah signifikan yang dihadapi, pelaksanaan reviu atas pekerjaan yang dilakukan, dan pemberian pelatihan kerja lapangan (on the job training) yang efektif. Supervisor harus yakin bahwa staf benar-benar memahami mengenai pekerjaan pemeriksaan yang harus dilakukan, mengapa pekerjaan tersebut harus dilakukan, dan apa yang diharapkan akan dicapai. Bagi staf yang berpengalaman, supervisor dapat memberikan pokok-pokok mengenai lingkup pekerjaan pemeriksaan dan menyerahkan rinciannya kepada staf tersebut. Bagi staf yang kurang berpengalaman, supervisor harus memberikan pengarahan mengenai teknik menganalisis dan cara mengumpulkan data.
3) Standar Pekerjaan Lapangan Ketiga
“Pernyataan standar pelaksanaan ketiga adalah: “Bukti yang cukup, kompeten, dan relevan harus diperoleh untuk menjadi dasar yang memadai bagi temuan dan rekomendasi pemeriksa”.
Dalam mengidentifikasikan sumber-sumber data potensial yang dapat digunakan sebagai bukti pemeriksaan, pemeriksa harus mempertimbangkan validitas dan keandalan data tersebut, termasuk data yang dikumpulkan oleh entitas yang diperiksa, data yang disusun oleh pemeriksa, atau data yang diberikan oleh pihak-pihak ketiga.
Demikian juga halnya dengan kecukupan dan relevansi bukti-bukti tersebut.
4) Standar Pekerjaan Lapangan Keempat (Dokumentasi Pemeriksaan)
Pernyataan standar pelaksanaan keempat adalah: “Pemeriksa harus mempersiapkan dan memelihara dokumen pemeriksaan dalam bentuk kertas kerja pemeriksaan. Dokumen pemeriksaan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pemeriksaan harus berisi informasi yang cukup untuk memungkinkan pemeriksa yang berpengalaman tetapi tidak mempunyai hubungan dengan pemeriksaan tersebut dapat memastikan bahwa dokumen pemeriksaan tersebut dapat menjadi bukti yang mendukung temuan, simpulan, dan rekomendasi pemeriksa”
c. Standar Pelaporan Audit Kinerja Standar Pelaporan Pertama (Bentuk)
“Auditor harus membuat laporan audit secara tertulis untuk dapat
mengkomunikasikan hasil setiap audit”
Kebutuhan untuk melaksanakan pertanggungjawaban tentang program pemerintahan menghendaki bahwa laporan audit disajikan dalam bentuk tertulis.
Laporan tertulis berfungsi untuk:
mengkomunikasikan hasil audit kepada pejabat pemerintah, yang berwenang berdasar peraturan perundang-undangan yang berlaku,
membuat hasil audit terhindar dari kesalahpahaman,
membuat hasl audit sebagai bahan untuk tindakan perbaikan oleh instansi terkait,
memudahkan tindak lanjut untuk menentukan apakah tindakan perbaikan yang semestinya telah dilakukan
2) Standar Pelaporan Kedua (Isi Laporan)
Pernyataan standar pelaporan kedua adalah: “Laporan hasil pemeriksaan harus mencakup”:
a) pernyataan bahwa pemeriksaan dilakukan sesuai dengan Standar Pemeriksaan b) tujuan, lingkup, dan metodologi pemeriksaan
c) hasil pemeriksaan berupa temuan pemeriksaan, simpulan, dan rekomendasi d) tanggapan pejabat yang bertanggung jawab atas hasil pemeriksaan
e) pelaporan informasi rahasia (apabila ada)
3) Standar Pelaporan Ketiga
Pernyataan standar pelaporan ketiga adalah: “Laporan hasilpemeriksaan harus tepat waktu, lengkap, akurat, obyektif, meyakinkan, serta jelas, dan seringkas mungkin”.
4) Standar Pelaporan Keempat (Penerbitan dan Pendistribusian Laporan Hasil Pemeriksaan)
Pernyataan standar pelaporan keempat adalah: “Laporan hasil pemeriksaan diserahkan kepada lembaga perwakilan, entitas yang diperiksa, pihak yang mempunyai kewenangan untuk mengatur entitas yang diperiksa, pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan tindak lanjut hasil pemeriksaan, dan kepada pihak lain yang diberi wewenang untuk menerima laporan hasil pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.
C. Konsep Penjualan 1. Pengertian Penjualan
Penjualan adalah tindak lanjut dari pemasaran dan merupakan kegiatanyang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Melalui aktivitaspenjualan ini perusahaan berhubungan dengan pihak lain, dimana terjadi transaksipenyerahan barang dan perolehan has yang senilai dengan barang tersebut.
Leny sulistiyowati (2010:270) mengartikan penjualan adalah pendapatan yang berasal dari penjualan produk perusahaan, disajikan setelah dikurangi potongan penjualan dan retur penjualan.
Menurut Kotler and Keller (2012:18) Penjualan adalah sejumlah produk yang dihasilkan yang dapat dijual dari produsen ke konsumen dan perlu dikonversikan produknya ke uang tunai dengan gagasan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan dengan produk dan seluruh hal-hal yang terkait dengan membuat, memberikan, dan akhirnya sampai konsumsi. Penjualan merupakan hasil yang dicapai dari kegiatan pemasaran yang ditunjukkan dengan sasaran dan hasil penjualan.
Banu Swatha (2010: 8) menyatakan Menjual adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan.Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Penjualan merupakan pembelian sesuatu (barang atau jasa) dari suatu pihak kepada pihak lainnya dengan mendapatkan ganti uang dari pihak tersebut.
Dari definisi tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penjualan adalah suatu pengalihan atau pemindahan hak pemilikan atas barang atau jasa dari penjual kepada pihak pembeli yang disertai dengan penyerahan imbalan dari pihak penerima barang atau jasa sebagai timbal balik atas penyerahan tersebut.Untuk memperoleh hasil yang terbaik dalam upaya pencapaian tujuan yang diterapkan oleh perusahaan, aktivitas penjualan perlu direncanakan dengan baik terlebih dahulu.
2. Tujuan Penjualan
Kegiatan penjualan perusahaan merupakan kegiatan yangpaling penting karena dengan adanya kegiatan penjual tersebut terbentuklah labayang dapat menjamin kontinuitas perusahaan.
Basu Swastha dalam bukunya Manajemen Penjualan (2011: 404), bahwa tujuan umum penjualan yang dimiliki oleh perusahaan, yaitu :
a. Mendapat laba tertentu.
b. Mencapai volume penjualan tertentu.
c. Menunjang pertumbuhan perusahaan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa semua perusahaan harus mengklasifikasikan suatu produk atau memberikan jasa sesuai permintaan penjualan.Penjualan harus menghasilkan suatu aliran pendapatan yang cukup untuk menutup biava operasi perusahaan dan dapat memberikan suatu keuntungan bagi investor.Selain itu bagian penjualan juga dituntut untuk meningkatkan volume penjualan.Hal ini memaksa pimpinan untuk lebih seksama dalam mengambil kebijakan-kebijakan dalam bidang penjualan.
Tujuan penjualan pada umumnya adalah untuk mencapai laba optimal dengan modal yang minimal.Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan harus mempunyai sasaran dan misi tertentu. Menurut Winardi (2007) sasaran- sasaran penjualan itu antara lain sebagai berikut:
a. Memenuhi tujuan dalam sebuah organisasi.
b. Memenuhi gambaran kepada orang lain dalam sebuah organisasi tentang arti spesifik peranan mereka dalam organisasi.
c. Menimbulkan konsisten dalam hal pengambilan keputusan antara sejumlah besar manajer yang berbeda.
d. Memberikan dasar untuk menyusun perencanaan spesifik.
e. Memberikan landasan untuk tindakan korektif serta pengawasan.
3. Efektivitas Penjualan
Suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatan penjualan dapat dikatakan efektif apabila sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.Hasil dari kegiatan penjualan tersebut adalah dalam bentuk laba yang dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan.Apabila hasil yang dicapai belum sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.maka perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan efektivitas penjualan.
Pengertian efektivitas menurut Bayangkara (2008:14) adalah sebagai tingkat keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Pengertian efektivitas menurut Siagian (2007:24) efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankan.
Suatu penjualan dapat dikatakan efektif jika perusahaan mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Adanya perkembangan penjualan yang dapat dilihat dari volume penjualan terus-menerus meningkat dan adanya anggaran penjualan yang dapat segera direalisasikan.
b. Transaksi penjualan dicatat sesuai dengan tanggal dan diarsip dengan nomor urut.
c. Kegiatan penjualan mulai dari penerimaan order penjualan sampai dengan penyerahan barang dapai diselesaikan sesuai dengan order yang diterima dari pelanggan, sehingga operasi perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan efisien.
d. Terdapat kepuasan pelanggan atas produk yang dipesannya.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu tingkat keberhasilan dalam usaha meneapai apa yang menjadi tujuan organisasi yang telah ditentukan dan berhubungan dengan hasil-hasil dari suatu kegiatan dan sebagai alat bantu bagi manajemen untuk mengetahui hasil kegiatan tersebut.
4. Kebijakan Penjualan
Dalam setiap perusahaan pasti mempunyai kebijakan penjualan dan sistem prosedur pengendalian tersendiri yang harus dijalankan oleh bagian penjualan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.
Kebijakan penjualan merupakan peraturan-peraturan umum yang digariskan oleh pihak manajemen, guna membantunya dalam hal merumuskan berbagai macam masalah diantaranya sebagai berikut:
a. Strategi penjualan.
b. Menggariskan tugas penjualan c. Menugaskan tenaga penjualan
Kebijakan penjualan harus langsung dicapai oleh setiap perusahaan dan seluruhnva harus konsisten dengan sasaran-sasaran penjualan.Yang dimaksud dengan kebijakan disini adalah peraturan atau seperangkat aturan yang menuntut dan mengarahkan tindakan-tindakan dan aktivitas penjualan yang dilakukan perusahaan.
Kebijakan ini merupakan peraturan untuk bertindak dengan cara dan keadaan tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai suatu pedoman, keharusan, atau pembatasan tindakan. Sedangkan prosedur adalah metode atau cara-cara dengan kebijakan yang telah ditentukan.
5. Peranan Audit Operasional Dalam Meningkatkan Efektivitas Penjualan
Efektivitas operasi merupakan kegiatan pokok yang penting di dalam suatu perusahaan, karena dari kegiatan itu sasarannya adalah penghematan (waktu, tenaga dan biaya) dan pencapaian tujuan perusahaan. Efektivitas memang berhubungan satu dengan yang lain, tetapi tidaklah selalu seiring sejalan. Dalam suatu organisasi yang menerapkan pencapaian tingkat efisiensi yang tinggi, mungkin akan terhambat dalam hal pencapaian efektivitas atau sebaliknya. Jadi efisiensi dapat menjadi pelengkap tetapi juga dapat bertentangan dengan efektivitas.Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk mengendalikan tingkat efektivitas dalam pelaksanaannya. Untuk mengetahui hal tersebut diperlukan adanya suatu audit operasional atas suatu kegiatan
guna mengetahui tercapai atau tidaknya efektivitas yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya.
Peranan audit operasional atas fungsi penjualan dalam hubungannya untuk mencapai efektivitas perusahaan meliputi seluruh aspek dan kegiatan yang bersangkutan dengan penjualan. Hal ini dapat dilihat dari tujuan audit operasional dari aktivitas penjualan seperti yang dikemukakan Nugroho Widjayanto (2011:121) yaitu:
a. Menilai pelaksanaan kegiatan penjualan.
b. Mendeteksi adanya kelemahan dalam kegiatan penjualan.
c. Mencari alternative dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas penjualan.
d. Mengembangkan rekomendasi bagi penanggulangan kelemahan dan peningkatkan prestasi.
Penilaian kegiatan penjualan, auditor harus berpegang pada prinsip bahwa prosedur yang ditetapkan dalam audit telah mengandungpokok-pokok pengendalian yang cukup, sehingga dapat mengurangi risiko ketidakefisienan dan ketidakefektifan hingga pada tingkat terendah, akan tetapi auditor harus menyadari bahwa pengendalian yang berlebihan akanmengakibatkan kegiatan menjadi kurang efisien dan kurang efektif sehingga dalam hal ini auditor harus berdiri pada posisi keduanya.
Efektivitas operasi penjualan adalah kegiatan pokok terpenting di dalam suatu perusahaan karena dari aktivitas penjualan ini sasarannya adalah pencapaian laba
yang optimal.Oleh karena itu suatu upaya dalam peningkatan efektivitas operasi penjualan sangat diperlukan.
Efektivitas operasi penjualan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara meningkatkan kuantitas atau volume penjualan dengan melihat kemampuan perusahaan dalam menyalurkan barang-barang, kebijaksanaan, strategi yang ditetapkan oleh perusahaan agar penjualan efektif. Penjualan efektif dapat tercapai dengan melakukan berbagai kegiatan pemasaran seperti penilaian kebutuhan, riset pemasaran, pengembangan produk, penetapan harga dan saluran distribusi. Jika pemasaran berhasil mengidentifikasikan kebutuhan konsumen, mengembangkan produk yang tepat dan menetapkan harga yang wajar, mendistribusikannya serta mempromosikannya secara efektif, akan dapat meningkatkan penjualan. Sampai saat ini belum ada format standar atas fungsi penjualan, tetapi pada umumnya setiap audit yang dilakukan meneliti enam aspek utama dari operasi penjualan yaitu: tujuan, kebijakan, organisasi. metode, prosedur, dan personel.
Efektivitas penjualan diukur dengan cara membandingkan rencana dalam pelaksanaannya. Jika target penjualan yang direncanakan adalah sebesar 100%
sedangkan pelaksanaannya lebih kecil dari 100% dapat dikatakan penjualan tersebut tidak efektif.
Adanya analisa dan pengujian atas aktivitas penjualan, akan didapatkan dua kemungkinan yaitu hal-hal yang dapat mendukung dan hal-hal yang kurang mendukung dalam mencapai efektivitas kelancaran operasi perusahaan khususnya
penjualan perusahaan. Auditor dapat memberikan rekomendasi atau saran-saran bagi perusahaan untuk mempertahankan prestasi atau menanggulangi kelemahan yang ada dalam upaya mencapai efektivitas penjualan. Dari rekomendasi atau saran-saran yang diberikan oleh auditor, perusahaan akan segera dapat mengambil tindakan untuk menanggulangi kelemahan dan meningkatkan prestasinya melalui alternatif-alternatif yang direkomendasikan berdasarkan penilaian kegiatan dan analisa penjualan.
Jadi audit operasional atas fungsi penjualan membantu setiap fungsi yang ada dalam perusahaan untuk mencapai efektivitas aktivitas penjualan dengan mengidentifikasikan masalah secara dini kemudian memberikan saran untuk memungkinkan diambilnya tindakan korektif.
6. Flowchart Penjualan Tiket
Proses penjualan tiket memiliki prosedur dan tatacara konsumen untuk memesan tiket seperti yang dapat pada gambar di bawah :
Gambar 2.1 FLOWCHART PENJUALAN TIKET START
Hubungi Agen Tiket pesawat
Masukkan kota keberangkatan, tujuan dan tanggal keberangkatan
Cek jadwal penerbangan
Tidak tersedia
Pesan Tiket
Selesai
D. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2
PENELITIAN TERDAHULU
No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian 1 Antoniu
s Effendi (2004)
Peranan audit operasional dalam menunjang
efektivitas penjualan (Studi kasus pada PT X di Bandung.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan melakukan survei dan mengumpulkan data dari responden yang telah
ditentukan.
Pelaksanaan audit operasional yang dilaksanakan oleh PT
"X" telah memadai dan penjualan tahun 2001- 2002 telah dilaksanakan dengan efektif
2 Annisa Fitrianti (2006)
Manfaat audit operasional dalam menunjang efektivitas pengendalian internal penjualan (Studi kasus pada PT Inti (Persero) Divisi JTS Bandung)
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode desknptif analitis dengan pendekatan studi kasus
Audit operasional yang memadai bermanfaat dalam menunjang efektivitas pengendalian internal penjualan telah tercapai
3 Gita Juliani
Peranan audit operasional dalam menunjang sistem
Pengendalian intern penjualan mobil pada PT Indomobil Trada Nasional (Studi Kasus Pada Nissa Kelapa Gading)
Metode yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif
Pelaksanaan audit operasional yang dilaksanakan oleh PT Indomobil Trada Nasional – Nissan Kelapa Gading telah memadai,
Penjualan untuk periode tahun 2009, 2010 dan
2011 telah
dilaksanakan dengan efektif dan
Audit operasional berperan dalam menunjang efektivitas penjualan pada PT Indomobil Trada Nasional – Nissan Kelapa Gading .
E. Kerangka Pemikiran
Audit operasional untuk mengukur efektivitas penjualan tiket dapat berjalan dengan baik dengan adanya peran audit dimana peran masing-masing pihak berbeda- beda, yaitu peran audit untuk mengevaluasi kinerja di Bandara Udara Lagaligo Bua Palopo sedangkan peran masyarakat untuk menilai kinerja dari pemberi layanan di Bandara.
Agar tahapan-tahapan dalam pelaksanaan audit operasional untuk mengukur efetivitas penjualan tiket berjalan dengan baik maka terdapat 2 (dua) indikator yang perlu dipahami dalam mengukur efektivitas penjualan tiket yaitu peran audit dan efektivitas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pa bagan dibawah ini:
Gambar 2.2 Kerangka Pikir
PERANAN AUDIT EFEKTIVITAS
PENJUALAN TIKET
Mengumpulkan
Mengevaluasi
Menentukan
Melaporkan
Pekembangan
Transaksi
Pengorderan
Menghasilkan Penjualan tiket Pesawat secara efekif
AUDIT OPERASIONAL UNTUK MENGUKUR EFEKTIVITAS PENJUALAN TIKET DI BANDAR
UDARA LAGALIGO BUA PALOPO
BAB III
METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dimulai bulan Juni-Agustus 2016, lokasi penelitian ini berlangsung di Bandar Udara Lagaligo Bua Palopo
B. Metode pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung di lapangan terhadap objek yang diteliti. Objek yang akan diteliti adalah dokumen-dokumen audit operasional dan penjualan perusahaan. Data yang dihasilkan dari observasi ini dilakukan untuk memperoleh gambaran nyata mengenai operasional penjualan dan dapat juga dijadikan alat untuk memvalidasi jawaban yang diperoleh dari kuesioner.
2. Wawancara, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanvaan secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait dengan objek penelitian.
3. ICQ ( Internal Control Questionnaire ), yang dimaksud dalam penelitian ini ialah serangkaian pertanyaan mengenai pengendalian dalam setiap area/ruang lingkup audit untuk mendeteksi kekuatan/kelemahaan sistem
pengendalian yang diteliti. ICQ disusun oleh auditor untuk dijawab oleh
pejabat auditor atau dijawab sendiri oleh auditor berdasarkan hasil observasi analisis
39
dan pengujian dokumen.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif adalah data yang diperoleh dari metode artistik, karena penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), data penelitian ini lebih berkenan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan dilapangan.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif yang memaparkan tentang Audit Operasional Untuk Mengukur Efektifitas Penjualan Tiket Udara Lagaligo Bua Palopo.Audit operasional sebagai bagian dari fungsi pengendalian merupakan suatu alat bagi manajemen untuk mengukur dan mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.Kemudian salah satu elemen penting yang dapat mempengaruhi penetapan laba rugi perusahaan adalah penjualan, karena dengan adanya kegiatan penjualan memungkinkan terciptanya pendapatan yang berguna untnk menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
Adapun tahap-tahap audit operasional (Widjayanto, 2008), yaitu sebagai berikut : 1. Tahap Pendahuluan
Dari tahap ini, auditor akan memperoleh informasi umum dan informasi latar belakang dalam waktu yang relatif singkat mengenai semua aspek yang berhubungan dengan organisasi, aktivitas, program atau system dari objek yang akan diperiksa.
a. Pengamatan atas fasilitas fisik
Dalam hal ini, auditor biasanya menggunakan kuesioner yang telah disusun terlebih dahulu sesuai dengan tekanan permasalahan yang dihadapi.
b. Mencari data tertulis
Tujuan dari tahap ini yaitu menetapkan apakah perusahaan menerapkan praktek manajemen yang konsisten, untuk itu auditor harus mendapatkan dokumen tertulis yang dijadikan bahan perbandingan data.
c. Wawancara dengan personil manajemen
Pada wawancara auditor harus memahami apa yang dirasakan oleh karyawan perusahaan dan bagaimana pandangan mereka terhadap suatu
permasalahan tertentu.
d. Analisis keuangan
Auditor harus memperhitungkan rasio-rasio tradisional seperti current ration, quick ratio, perputaran piutang, dan perputaran harta.Semuanya di analisis pada laporan keuangan.
2. Tahap Audit Mendalam
Pada tahap ini, auditor akan memperoleh kesempatan lebih luas untuk memperkuat dan meyakinkan kesimpulan yang diperoleh dari tahap audit pendahuluan serta berfokus pada proses perolehan dan pengukuran bukti.
Jumlah Jawaban “Ya”
Persentase = jumlah jawaban kuesioner x 100 % a. Studi lapang
Pada tahap ini, dilakukan wawancara kepada pegawai inti pada semua tingkat organisasi dan mewawancarai sumber-sumber ekstern yang dianggap penting tanpa melanggar kerahasiaan penugasan.
b. Analisis
Tahap ini sebagai penghubung dan perbandingan berbagai data yang dikumpulkan dengan kriteria pengukuran.
3. Tahap Pelaporan
Laporan audit umumnya meliputi ; tujuan dan ruang lingkup penugasan, prosedur yang digunakan auditor, temuan-temuan khusus serta rekomendasi jika diperlukan.
Dalam penelitian ini di gunakan kuesioner sebagai salah satu alat pengumpulan data penelitian.Untuk kepentingan hasil perhitungan persentase, penulis akan menggunakanketentuan yang dikemukakan berdasarkan rumusan Champion (1990:302) yangdikutip dalam bukunya Basic Statistic For Social Research. Hasil jawaban kuesioner dihitung menggunakan rumus berikut:
Adapun interprestasi hasil perhitungan kuesioner maka jawaban akan diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Klasifikasi Penilaian Untuk Tahap-Tahap Audit Operasional
1. Kriteria penilaian dari hasil angket yang berkaitan dengan “Tahap Pendahuluan” adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
KRITERIA PENILAIAN UNTUK TAHAP PENDAHULUAN EFEKTIF
No Persentase Kriteria
1 0% - 25% Tahap pendahuluan tidak efektif
2 26% - 50% Tahap pendahuluan kurang efektif
3 51% - 75% Tahap pendahuluan cukup efektif
4 75% - 100% Tahap pendahuluan sangat efektif Sumber : Champion (1990)
2. Kriteria penilaian dari hasil angket yang berkaitan dengan “Tahap Audit Mendalam”adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
KRITERIA PENILAIAN UNTUK TAHAP AUDIT MENDALAM EFEKTIF
No Persentase Kriteria
1 0% - 25% Tahap audit mendalam tidak efektif 2 26% - 50% Tahap audit mendalam kurang efektif 3 51% - 75% Tahap audit mendalam cukup efektif 4 75% - 100% Tahap audit mendalam sangat efektif
Sumber : Champion (1990)
3. Kriteria penilaian dari hasil angket yang berkaitan dengan “Tahap Pelaporan”
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
KRITERIA PENILAIAN UNTUK TAHAP PELAPORAN EFEKTIF
No Persentase Kriteria
1 0% - 25% Tahap pelaporan tidak efektif
2 26% - 50% Tahap pelaporan kurang efektif
3 51% - 75% Tahap pelaporan cukup efektif
4 75% - 100% Tahap pelaporan sangat efektif Sumber : Champion (1990)
E. Defenisi Operasional
1. Audit operasional yang dimaksud pada penelitian ini adalah audit yang dilakukan untuk mengukur efektivitas penjualaan tiket dibandar udara Bua Palopo
2. Efektifitas yang dimaksud pada penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan penjualan tiket dibandara udara bua palopo apakah berhasil secara efektif atau tidak.
3. Penjualan yang dimakasud pada penelitian ini adalah tindak lanjut dari pemasaran yang merupakan kegiatan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan.salah satu contoh perusahaan yaitu perusahaan penjualan tiket penerbangan yang ada dibandara bua palopo.
4. Perkembangan yang dimaksud pada penelitian ini adalah dilihat dari volume penjualan tiket setiap hari apakah mengalami peningkatan setiap hari atau malah sebaliknya.
5. Transaksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seberapa banyak jumlah tiket yang terjual setiap harinya yang diarsipkan.
6. Pengorderan yang dimaksud dalam penelitian adalah pelanggan atau konsumen melakukan transaksi diloket penjualan tiket untuk mendapatkan tiket yang sudah disorder.
7. Peranan audit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk menunjang efektivitas pengendalian intern penjualan tiket penerbangan dibandara udara bua palopo, maksud dari pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan,mengawasi,dan mengukur sumber daya dari perusahaan.
8. Mengumpulkan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengumpulkan beberapa bukti tentang informasi penjualan tiket.
9. Mengevaluasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengevaluasi hasil dari penjualan tiket yang didasari bukti objektif sehingga tidak menimbulkan kecurigaan terhadap bukti yang ada.
10. Menentukan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menetapkan kriteria penjualan tiket sesuai dengan hasil pengumpulan bukti-bukti yang ada.
11. Melaporkan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah melaporkan hasil dari penjualan tiket selama sebulan, apakah sudah sesuai dengan kriteria atau belum.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Deskripsi Obyektif Penelitian
Bandar Udara Lagaligo merupakan salah satu bandara bertaraf domestik yang terletak di kecamatan Bua, 10 km dari Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Indonesia.
Sesuai dengan prasasti yang terdapat di gedung terminal bandara, bandara ini diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Makassar pada tanggal 19 Oktober 2010.
Bandara ini terletak pada wilayah strategis dengan tingkat stimulasi perkembangan perekonomian daerahnya akan sangat membantu Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam membangun dan mencapai prestasi bagi warga masyarakat Kabupaten Luwu yang nantinya akan menjadi sebuah refleksi pelayanan udara yang membias pada peningkatan kunjungan pariwisata yang sangat membutuhkan sarana penunjang rekreasi, hiburan, dan pusat pelayanan informasi.
Bandar UdaraLagaligomempunyai runway/landasanpacusepanjang 1.400 x 30 meter sehinggamenjadi 1.950 x 45 meter danmempunyaikekuatan runway 12 F/C/T(PCN).Bandar UdaraLagaligokinimempunyaiproyekpembangunanSekolah Penerbangan di Luwu yang bernama STPIMaskapai penerbangan Bandara ini yaitu Dirgantara Air Service tujuan Makassar, Express Air tujuan Balikpapan,
Kendari, Poso dan Makassar serta Sabang Marauke Raya Air Charter tujuan Kendari, Toraja dan Makassar.
46