• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF SKRIPSI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PDF SKRIPSI"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

10 Theresia Louize Pesulima dan Yosia Hetharie, “Perlindungan hukum keselamatan kerja bagi tenaga kesehatan akibat pandemi Covid-19.” SASI Vol. Dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 23 Tahun 2020 tentang Penggunaan Harta Zakat, Infaq, dan Shadaqah untuk Penanganan Wabah Covid-19 dan Dampaknya, Komisi Fatwa tersebut menyatakan bahwa zakat dalam penyalurannya boleh digunakan untuk kepentingan umat. kepada masyarakat, dengan ketentuan sebagai berikut: 1. 11 Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 23 Tahun 2020 Tentang Penggunaan Harta Zakat, Infaq, dan Sadaqah untuk Memerangi Wabah Covid-19 dan Dampaknya.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji Analisis Fatwa MUI NO 23 Tahun 2020 secara lebih detail tentang Pemanfaatan Harta Infaq dan Sadaqah Zakat Untuk Penanggulangan Wabah Covid 19 Serta Dampaknya Terhadap Asnaf Zakat Petugas Medis Covid 19.

Pertanyaan Penelitian

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Relevan

Medis Covid 19 Sebagai Asnaf Zakat dan sebagai bahan pelengkap ilmu bagi umat Islam pada umumnya. Mempura, Kabupaten Siak 15 Kajian ini lebih fokus pada penelitian tentang penyaluran zakat fitrah kepada asnaf zakat fi sabilillah, seperti orang yang menuntut ilmu dan membangun masjid.

Metode Penelitian

  • Jenis dan Sifat Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisa Data

Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum mengikat yang terdiri dari peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pokok penelitian. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan bahan hukum primer berupa Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 23 Tahun 2020 tentang Penggunaan Dana Zakat, Infaq dan Sadaqah untuk Memerangi Wabah Covid-19 dan Dampaknya. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum berupa buku-buku dan karya tulis ilmiah yang berkaitan dengan pokok bahasan penelitian ini.

Oleh karena itu, bahan hukum sekunder berupa buku dan jurnal seperti Aden Rosadi, Konsepsi, Regulasi dan Implementasi Zakat dan Wakaf digunakan peneliti dalam penelitian ini.

LANDASAN TEORI

Fatwa

  • Pengertian Fatwa
  • Fungsi Fatwa
  • Metode Penetapan Fatwa MUI
  • Fatwa MUI NO 23 Tahun 2020

3 Ahmad Mukhlishin, Aan Suhendri, Muhammad Dimyati, “Cara-cara memberlakukan hukum dalam fatwa.” Al-Istinbath: Jurnal Hukum Islam, vol. Fatwa ini berisi tentang pemanfaatan harta zakat, infaq dan shadaqah untuk menghadapi wabah Covid-19 dan dampaknya. 13 Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 23 Tahun 2020 tentang Penggunaan Harta Zakat, Infaq, dan Sadaqah untuk Melawan Wabah Covid-19 dan Akibat-akibatnya.

Bagian ini memuat: (1) Pemerintah berkomitmen untuk mengoptimalkan daya dukung sumber daya untuk menghadapi wabah Covid-19 dan dampaknya dengan mengambil tindakan cepat untuk menjamin keamanan dan kemaslahatan masyarakat.

Qiyas

  • Pengertian dan Dasar Hukum Qiyas
  • Rukun-Rukun Qiyas
  • Macam-Macam Qiyas

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan Ulil Amri di antara kamu. Abdul Wahab Khallaf menyebutkan alasan mengambil dalil ayat di atas sebagai dalil qiyas, yaitu Allah SWT telah memerintahkan orang-orang beriman untuk berselisih dan permasalahan yang dipersengketakan antara mereka kembali kepada Allah dan Rasulullah jika mereka tidak menemukan hukumnya baik dalam Al Quran maupun As Sunnah, artinya menyamakan peristiwa yang tidak ada nashnya dengan peristiwa yang sudah ada nashnya karena perumpamaan illat, maka ini termasuk dalam kategori mengembalikan masalah kepada Allah dan Rasul-Nya seperti yang terkandung dalam ayat di atas.

Al-far'u (cabang), iaitu peristiwa yang hukumnya tidak ada dalam nas dan hukumnya menyamai al-ashl, juga biasa disebut al maqis (diukur). Hukum al-ashl iaitu hukum Syam yang mempunyai lafaz yang sesuai dengan al-ashl dan dijadikan sebagai hukum asal bagi al-far’u. Kualiti atau illat; iaitu keadaan tertentu yang dijadikan asas kepada hak ashl, maka al-far'u sama dengan ashl dari segi haknya. 23.

Dilihat dari segi kekuatan illat yang terdapat pada furu’, qiyas terbahagi kepada tiga iaitu qiyas aulawi, qiyas musawi dan qiyas adna. Qiyas aulawi ialah qiyas yang kejahatannya mewajibkan hukum itu wujud dan hukum yang disamakan (al-far'u) mempunyai kekuatan hukum yang lebih utama daripada asal (prinsip). Qiyas Musawi ialah qiyas yang illatnya mewajibkan hukum yang sama antara hukum ashl dan hukum far'u.

Qiyas adna merupakan illat yang bobotnya lebih rendah dalam hukum far'u dibandingkan dengan illat hukum dalam ashl. Qiyas jali adalah qiyas yang illatnya ditegaskan nash bersama dengan penentuan asal atau illat yang tidak ditegaskan nash, tetapi yang pasti tidak ada perbedaan antara asal dan far'u.

Maqashid Syariah

  • Pengertian Maqashid Syariah
  • Peranan Maqasid Syariah dalam Pengembangan Hukum . 31
  • Pengertian Zakat
  • Dasar Hukum Zakat
  • Golongan Penerima Zakat

Dengan demikian, makna kebahasaan dalam terminologi zakat adalah pengembangan harta dan pensuciannya, serta pensucian orang yang berzakat. Hanafiyah memberikan pengertian bahwa zakat adalah menjadikan sebagian harta yang istimewa dari harta yang istimewa sebagai milik orang yang istimewa. Yang dimaksud dengan kata porsi harta dalam pengertian Hanafiyah adalah harta yang membawa manfaat bagi orang yang memilikinya.

Sedangkan fakir miskin adalah orang yang memiliki harta dan pekerjaan, namun tidak semua kebutuhannya terpenuhi. Rikabi dalam bahasa Arab sering diterjemahkan sebagai budak, artinya dalam bahasa adalah seseorang yang dimiliki, baik laki-laki maupun perempuan. Ibnu Sebili adalah orang yang sedang dalam perjalanan, bukan karena maksiat dan mengalami kesulitan dalam perjalanannya.

Imam Hanafi berpendapat bahwa Ibnu Sabil adalah seorang musafir yang kehilangan semua kontak dengan hartanya. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang berdedikasi di bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pelatihan di bidang kesehatan, yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Pendapat ulama mazhab Imam Malik: Fi sabilillah adalah orang yang melakukan jihad (berperang), tidak termasuk orang yang sedang berhaji.

Menurut empat mazhab fi sabilillah ialah mereka yang secara sukarela berjuang mempertahankan Islam (jihad). Sedangkan menurut Imam-imam seperti Imam An-Nawawi, Ibnu Atsir, Asy Syanqitiy dan Qadi Iyad, orang-orang yang berada di jalan Allah secara umum, baik yang berperang, yang bekerja di sekolah atau hospital atau pentadbir masjid dan semua yang lain untuk kemaslahatan umum. adalah fi sabilillah. 5.

Relawan Dan Tenaga Medis

  • Pengertian Relawan
  • Pengertian Tenaga Kesehatan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pendapat Ulama Terhadap Asnaf Zakat Fi Sabilillah

Fi sabilillah secara harfiah terdiri dari tiga kata, yaitu fi artinya dalam, pada, sabil artinya menjauh, dan Allah. Pendapat mereka dapat diringkas dalam dua kelompok, kelompok pertama berpendapat bahwa fi sabilillah meliputi segala bentuk ketaatan dan amalan yang dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala, juga termasuk yang dapat membawa kemaslahatan bagi masyarakat. Pendapat ulama mazhab Imam Abu Hanifah: Fi sabilillah adalah prajurit yang dipersiapkan oleh pimpinannya untuk berperang demi menegakkan agama Allah.

2 Nirwan Nazaruddin dan Ruslan Husein, “Analisis Pendapat Fuqaha Tentang Alokasi Fi Sabilillah Dalam Zakat Mal.” Jurnal Asy-Syukriyyah, Vol. Tujuan harta zakat fi sabilillah digunakan untuk kebutuhan jihad seperti pembelian senjata, kuda, pertahanan perang dan sejenisnya. Pendapat ulama madzhab Syafi'i: Bagian fi sabilillah adalah mereka adalah para pejuang yang aktif berperang secara langsung, tetapi jika mereka dibayar oleh negara sebagai bagian dari tentara muslim, mereka tidak mendapatkan bagian dari harta zakat. , karena mereka pada hakekatnya telah mengambil gajinya dari bagian harta fai, yang diberikan kepada orang kaya atau miskin, dan jika dia mengambil bagian dari harta zakat dan tidak ikut berperang, maka harta zakat itu harus dikembalikan.

Pendapat ulama mazhab Imam Hambali: Fi sabilillah adalah para pejuang yang berperang secara langsung dan aktif serta tidak (sukarela) digaji oleh negara, mereka diberikan sebagian zakatnya untuk mencukupi kebutuhan perang seperti kebutuhan perjalanan dan akomodasi untuk pertempuran mereka, membeli senjata perang dan kuda jika mereka memiliki kavaleri, meskipun milik orang kaya dan tidak diberikan kepada rakyat. 6 Lukmanul Hakim, “Konsep Asnaf Fi Sabilillah Kajian Perbandingan Pendapat Ulama Kontemporer dan Salaf.” AT-TAUZI' Journal of Islamic Economics Vol 20 No. 2/ Desember 2020. Imam ar-Razi mengatakan dalam tafsirnya: Ketahuilah bahwa zhahir lafaz fi sabilillah tidak menentukan zakat hanya untuk tentara yang akan berperang.

Atas pengertian tersebut, al-Qaffal mengutip tafsir ayat ini oleh sebagian ahli fikih bahwa mereka membolehkan dana zakat dialokasikan untuk segala bentuk kebaikan, seperti menutupi jenazah, membangun benteng, dan membangun masjid, karena kata fi sabilillah biasa digunakan untuk semua. Sarbini, “Tafsir Fi Sabilillah dan Implikasinya Terhadap Cakupan Fi Sabilillah Sebagai Mustahik Zakat.” AL MASHLAHAH Vol.

Analisis Fatwa MUI No 23 Tahun 2020 Tentang

Analisis Fatwa MUI NR 23 Tahun 2020 Tentang Pemanfaatan Harta Infak dan Sadaqah Zakat Untuk Penanggulangan Wabah Covid 19 dan. Fatwa MUI Nomor 23 Tahun 2020 secara tekstual tidak secara langsung menyebut petugas medis Covid 19 sebagai bagian dari asnaf fi sabilillah. Di masa pandemi Covid 19, tidak bisa dipungkiri bahwa kalangan medis menjadi profesi garda terdepan dalam penanganan wabah Covid 19 yang bertujuan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat.

Sementara itu, relawan Covid 19 adalah mereka yang terlibat dalam kegiatan kemanusiaan dalam penanggulangan wabah, yang berasal dari seluruh lini profesional maupun komunitas. 10 Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 23 Tahun 2020 tentang Penggunaan Harta Zakat, Infaq dan Sadaqah untuk Memerangi Wabah Covid-19 dan Akibat-akibatnya. Selain dari berbagai jenis pendapatan finansial, mereka adalah para pahlawan yang menjadi kontributor garda terdepan dalam penanggulangan wabah Covid 19 yang bertujuan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat.

Oleh itu terdapat tiga perkara yang mempunyai pengaruh terhadap penetapan hukum iaitu maqasid al-syariah, syariah dan maqasid al-mukallaf. Perbincangan tentang maqasid al-mukallaf dalam kitab al-Muwafaqat karangan imam al-Syatibi terdiri daripada 12 masalah. 13 Ashadi L Diab, "Media dan bayang-bayang Maqasid Al-Mukallaf (perbicaraan akhbar dan berita) Kajian kes Berita Harian Kota Kendari, " Al Izzah Jld.

Sesuai dengan maqasid al-mukallaf dan maqasid al-shariah, syar'i mensyaratkan kepada seorang mukallaf bahawa tujuan atau makna perbuatan mukallaf itu mestilah sesuai dengan tujuan syariat, apabila syari'ah adalah. didirikan untuk kebaikan manusia, maka mukallaf akan melaksanakannya dengan sendirinya, kerana mukallaf itu diciptakan untuk mentaati Allah subhanahu wa ta'ala. 15 Ashadi L Diab, “Media dan Bayangan Maqasid Al-Mukallaf (Percubaan Akhbar dan Laporan) Kajian Kes Harian Berita Kota Kendari,” 183.

Kesimpulan

Saran

Peran Fatwa MUI dalam Penanganan Wabah Covid 19 dan Dampaknya (Kajian Fatwa MUI No. 23 Tahun 2020). Tafaqquh Journal of Islamic Research and Studies Vol. Media dan Bayangan Maqasid Al-Mukallaf (Persidangan oleh Pers dan Pemberitaan) Studi Kasus Harian Kota Kendari News. Al-Izzah Vol. Fadhillah, Harif dan Endang Wahyati, Budi Sarwo, “Regulasi Tenaga Kesehatan Dalam Peraturan Perundang-Undangan Dan Asas Kepastian Hukum”, Jurnal SOEPRA Hukum Kesehatan Vol.

Kedudukan dan kaedah ijtihad Yusuf Al-Qaradawi tentang Fisabililah sebagai Asnaf Mustahiq Zakat dalam Perbandingan Mazhab Empat. Konsep Asnaf Fi Sabilillah Kajian Perbandingan Pendapat Para Salaf dan Ulama Kontemporari." Jurnal Ekonomi Islam AT-TAUZI‟ Jld Nazaruddin, Nirwan dan Husein, Ruslan. Analisis Pendapat Fuqaha Tentang Pembahagian Fi Sabilillah dalam Zakat Mal Asy- Syukriyyah jld.

Disampaikan pada mata kuliah ushul fiqih, Magister Studi Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas Islam Indonesia pada Desember 2017. Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Manajemen Tanggap Darurat Bencana di Wilayah Bengkulu (Studi Kasus Banjir Bengkulu Mei 2019).” Tesis. Posisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Nasional: Kajian Implikasi Fatwa Bagi Masyarakat NIZHAM Vol.

Wahyuddin, "Tujuan Tuhan Dalam Menegakkan Syariat Dalam Perspektif Al-Syatibi." Jurnal Undang-undang dan Pemikiran SYARIAH Jld 14 Bil.

Referensi

Dokumen terkait

PENUTUP 6.1 Simpulan Berdasarkan pokok permasalahan dan tujuan penelitian ini, maka hasil penelitian analis data dan pembahasan, dapat diperoleh simpulan yang berkaitan dengan