USULAN
PENELITIAN INTERNAL UNISSULA
HALAMAN JUDUL
Mediasi Sebagai Pola Alternatif Penyelesaian Sengketa Hukum Bisnis (E-Commerce) Dalam rangka menegakkan Keadilan
Berdasarkan UU no 30 tahun 1999 Di Jawa Tengah
TIM PENGUSUL :
Ketua
Dr. Aryani Witasari, S.H., M.Hum (NIDN 0615106602)
Anggota
Dr.Hj.Siti Rodhiyah Dwi Istinah, SHMH (NIDN 0613066001)
Dr.Arpangi,SHMH (NIDN 0611066805)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG MEI-2020
Klaster Noneksata Skema Dasar
IV A / 210391028
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian : Mediasi Sebagai Pola Alternatif Penyelesaian Sengketa Hukum Bisnis(E-Commerce) Dalam rangka menegakkan Keadilan Berdasarkan UU no 30 tahun 1999 di Jawa Tengah
Bidang Fokus : Penelitian Internal Kode/Nama Rumpun Ilmu : Ilmu Hukum.
Topik Unggulan : Membentuk Pola Alternatif Penyelesaian Sengketa Bisnis (E-Commerce)
Ketua Peneliti : Dr.Aryani Witasari,SH.,MHum.
NIDN : 0615106602
Jabatan Fungsional : Lektor Kepala Anggota Peneliti : 2 Orang.
Nomor HP/email : 085641830135/[email protected] Perguruan Tinggi : Universitas Islam Sultan Agung Lama Penelitian Keseluruhan : 6-10 bulan
Biaya Penelitian Keseluruhan : ± Rp 8.000.000,00
Semarang; 6 Maret 2020
Dekan Fakultas Hukum Unissula Ketua Peneliti,
(Prof.Dr.H.Gunarto,SH,SE.Akt,Mhum) (Dr.Aryani Witasari,SH,MHum)
Mengetahui, Kepala LPPM Unissula
(Dr.H.Heru Sulistyo,SE,Msi)
URAIAN UMUM
1. Judul Penelitian : Mediasi Sebagai Pola Alternatif Penyelesaian Sengketa Hukum Bisnis(E-Commerce) Dalam rangka menegakkan Keadilan Berdasarkan UU no 30 tahun 1999 Di Jawa Tengah
2. Ketua Peneliti : Dr.Aryani Witasari,SH MHum.
3. Anggota Peneliti : Dr. Hj.Siti rodhiyah DI,SHMH Dr.Arpangi,SHMH
4. Obyek Penelitian : konsumen yang mempunyai masalah dengan pelaku usaha (untuk bisnis E-Commerce) 5. Masa Pelaksanaan : Mulai Mei 2020 Berakhir Desember tahun
2020
6. Usulan Biaya : Rp 8.000.000,00
7. Lokasi Penelitian : Semarang, Kendal,Demak
8. Institusi lain yang terlibat : BKBHM Universitas Islam Sultan Agung 9. Temuan yang ditargetkan : Pola Mediasi sebagai alternatif penyelesaian
sengketa bisnis(E-Commerce)
10. Kontribusi mendasar : Memantabkan Pola Mediasi untuk sengketa Bisnis(E-Commerce) dan Buku referensi Kemahiran Non Litigasi(Mediasi)
11. Jurnal ilmiah : yang menjadi sasaran adalah jurnal hukum terakreditasi
12. Rencana Luaran : Menulis pada jurnal hokum
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... 1
HALAMAN PENGESAHAN ... 3
URAIAN UMUM ... 4
DAFTAR ISI ... 5
RINGKASAN ... 6
BAB I PENDAHULUAN ... 7
1.1. Latar Belakang Masalah ...7
1.2. Permasalahan ...10
1.3. Tujuan Penelitian ...10
1.4. Urgensi (Keutamaan) Penelitian ...10
1.5. Temuan/Inovasi Yang Diterapkan ...10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11
2.1. Pengertian Penyelesaian Sengketa Bisnis(E-Commerce)...11
2.2. Tinjauan Umum tentang Mediasi ...13
2.3. Penyelesaian Sengketa menurut Hukum Islam ...16
BAB III METODE PENELITIAN ... 18
3.1. Metode Penelitian ...18
3.2. Sumber dan Jenis Data ...18
3.3. Teknik Analisa Data ...20
3.4. Bagan Alir Penelitian...20
BAB IV PEMBIAYAAN DAN JADWAL... 21
4.1. Anggaran Biaya ...21
4.2. Jadwal ...22
DAFTAR PUSTAKA ... 23
JURNAL KETUA PENELITI ... 27
RINGKASAN
Semakin semaraknya usaha bis nis E-Commerce yang dijalankan oleh pelaku usaha tentu semua tidak mesti berjalan sesuai yang di harapkan, karena pelaku usaha juga manusia biasa yang terkadang sering pula melakukan suatu kesalahan baik disengaja maupun tidak, meskipun hak dan kewajiban yang harus di penuhi sudah di atur sedemikian rupa. Ada berbagai macam cara yang dilakukan oleh para pelaku usaha untuk menyelesaikan masalah jika terjadi sengketa di antara mereka,. Cara penyelesaian sengketa dengan menggunakan jalur litigasi maupun non litigasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh mereka di dalam menjalankan kegiatan usaha bisnis jika terjadi perselisihan adalah dengan menggunakan jasa pihak ke tiga yang biasa di sebut dengan mediasi.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui dan mengkaji upaya pelaku usaha untuk menyelesaikan sengketa bisnis(E-Commerce) di Jawa Tengah, apakah mereka menggunakan jalur kekeluargaan, menggunakan pihak ketiga atau dengan jalur apa, disamping hal tersebut penelitian ini ditujukan pula untuk mengkaji dan mengetahui pola mediasi berdasarkan Undang-undang no 30 tahun 1999 tentang Alternatif Penyelesaian Sengketa.
Penelitian tentang Pola mediasi untuk sengketa bisnis E- Commerce ini adalah dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif dan tipe kajian hukumnya adalah komprehensif analitis terhadap bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier.
Kata Kunci : Bisnis E-Commerce, Mediasi, Adil
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Akhir-akhir ini marak sekali orang melakukan usaha bisnis, dari yang bermodal besar sampai yang tidak bermodal. Kebutuhan hidup yang semakin meningkat menyebabkan orang berusaha untuk menambah income pendapatan dan salah satunya adalah dengan berbisnis.Bisnis melalui media on line atau E- Commerce adalah bisnis yang banyak diminati orang.
Berbagai bisnis dapat dengan mudah di jalankan di Idonesia, apalagi dengan signifikannya penggunaan gadged oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, dari anak-anak hingga orang dewasa, maka memunculkan ide dari para pelaku bisnis untuk menjalankan usaha di bidang perdagangan khususnya dengan cara on line. Kegiatan bisnis perdagangan dengan jalan ol line biasa disebut dengan E-Commerce. E-Commerce singkatan dari elektronik commercial.
Indonesia sebagai Negara hokum dan menjunjung tinggi hak asasi manusia tidak melarang warga negaranya melakukan usaha bisnis termasuk berbisnis secara on line dengan regulasi yang di buat oleh Pemerintah bersama lembaga Dewan, berupaya agar bisnis yang di jalankan di Indonesia ini berjalan baik, saling untung menguntungkan serta tidak merugikan salah satu pihak.
Semakin semaraknya usaha bisnis E-commerce yang dijalankan oleh pelaku usaha tentu tidak selalu mesti berjalan sesuai yang di harapkan, karena pelaku usaha juga manusia biasa yang terkadang sering pula melakukan suatu kesalahan baik disengaja maupun tidak, meskipun hak dan kewajiban yang harus di penuhi sudah di atur sedemikian rupa.
Jika ada pelaku usaha yang tidak memenuhi kewajibannya atau jika ada pihak lain yang tidak terpenuhi haknya tentu akan memunculkan kerugian, dan jika kerugian yang diderita terus menerus serta tidak di cari jalan keluarnya
tentu hal ini tidak bisa di benarkan. Andaikata terjadi hal yang demikian dan sudah di tempuh oleh salah satu pihak yang dirugikan untuk mencari solusi dan tidak juga pihak lain bersedia memenuhi kewajibannya, maka pihak yang sudah dirugikan tadi dapat melakukan suatu upaya hokum tertentu.
Ada berbagai macam cara yang dilakukan oleh para pelaku usaha untuk menyelesaikan masalah jika terjadi sengketa di antara mereka,. Cara penyelesaian sengketa dengan menggunakan jalur litigasi maupun non litigasi.
Merujuk pada Pancasila1 sebagai dasar idiologi Negara, cara-cara penyelesaian masalah jika terjadi sengketa dengan pihak lain telah di ajarkan.
Cara tersebut adalah dengan musyawarah mencapai mufakat. Pendekatan secara persuasive ini sebenarnya sudah menjadi pilihan bagi pelaku usaha yang mempunyai masalah dengan pihak lain khusunya mitra bisnisnya.Di dalam kontrak bisnis yang mereka buat biasanya telah memuat klausul penyelesaian sengketa dengan musyawarah mufakat.
Beberapa waktu yang lalu, seorang mahasiswa dari Yogyakarta juga mengalami penipuan secara online. Korban mengaku ditipu seseorang yang mengaku menjual laptop. Kejadian berawal ketika korban melakukan pencarian barang di dunia maya dan menemukan kontak terduga pelaku, dilanjutkan dengan saling tukar kontak dan tawar menawar.
Setelah mentransfer uang, ternyata laptop yang dibeli secara online tak kunjung datang. Menurut korban, terduga pelaku mengatakan telah mengirim barang dan beralasan jasa pengiriman bermasalah.
Sebulan sebelumnya, Polda Metro Jaya membongkar kasus penipuan dengan modus penjualan online di beberapa website. Modus kejahatan pelaku adalah berpura-pura menawarkan sejumlah produk dagangan di internet mulai dari elektronik, aksesoris hingga kendaraan bermotor. Polisi yang mendapatkan
1 Sila ke IV Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawatan / perwakilan
hampir 100 laporan, melakukan pelacakan dan akhirnya menemukan terduga pelaku berjumlah 5 orang dengan dugaan kejahatan hingga 10 miliar.
Kasus penipuan online yang terjadi memang tidak pandang bulu, tak hanya pembeli yang jadi sasaran, penjualpun bisa menjadi korban. Seperti kasus-kasus penipuan jual-mobil bekas secara online. Setelah negosiasi melalui gadget maupun internet, pembeli dan penjual pun bertemu untuk melihat kondisi mobil. Tidak sedikit cerita yang berakhir duka mulai dari gagal mendapatkan uang hingga nyawa melayang karena menjadi korban perampokan.
Contoh di atas menggambarkan betapa orang yang sudah di rugikan orang lain tidak menempuh jalur hokum sebagai pilihan pertamanya, dia menggunakan media di luar Pengadilan yaitu dengan ber mediasi
Berdasarkan pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, mediasi adalah proses pengikutsertaan pihak ketiga dalam penyelesaian suatu perselisihan sebagai penasehat.2
Mediasi adalah upaya penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang netral, yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan yang membantu pihak-pihak yang bersengketa mencapai penyelesaian (solusi) yang diterima oleh kedua belah pihak.3
Mediasi sebagai alternative penyelesaian sengketa telah di kemas oleh Pemerintah dengan munculnya Undang-undang no 30 tahun 1999 tentang Alternatif Penyelesaian Sengketa Hukum. Undang-undang tersebut mengatur pula tentang Arbitrase.
Berdasar pada uraian tersebut di atas maka peneliti berkeinginan untuk meneliti lebih jauh tentang pola mediasi sebagai altenatif penyelesaian sengketa dengan judul “Mediasi Sebagai Pola Alternatif Penyelesaian Sengketa
2 Kamus Besar Bahasa Indonesia .
3 Arbitrase dan mediasi di Indonesia Oleh Gatot P. Soemartono,Indonesia dikutip via wikipedia
Hukum Bisnis(E-commerce) Dalam rangka menegakkan Keadilan Berdasarkan UU no 30 tahun 1999 Di jawa Tengah”
1.2. Permasalahan
Berdasarkan pada latar belakang tersebut di atas, maka akan dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana upaya pelaku usaha untuk menyelesaikan sengketa bisnis(E-Commerce) di Jawa Tengah?
2. Mengapa mediasi di gunakan sebagai pola alternative penyelesaian Sengketa Bisnis (E-Commerce) di Jawa Tengah?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan mengkaji tentang upaya yang di tempuh oleh pelaku usaha jika terjadi sengketa bisnis (E commerce).
2. Untuk mengetahui dan mengkaji mengapa mediasi di gunakan sebagai pola alternative untuk penyelesaian sengketa bisnis(E-Commerce).
1.4. Urgensi (Keutamaan) Penelitian
Urgensi penelitian ini, diharapkan dapat memberikan tambahan dan pemahaman baik berupa perbendaharaan konsep-konsep pemikiran atau teori dalam ilmu hukum dalam penyempurnaan peraturan-peraturan khususnya yang menyangkut pola menyelesaikan sengketa bisnis melalui metoda mediasi atau dengan cara di luar Pengadilan.
1.5. Temuan/Inovasi Yang Diterapkan
Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi pemicu bagi para penegak hokum disamping juga bagi tenaga pengajar khusus di fakultas Hukum untuk memberikan pembelajaran tentang cara-cara menyelesaikan masalah bisnis dan diarahkan untuk menyelesaikan dengan metoda di luar pengadilan atau yang lazim di sebut dengan non litigasi. Target dari penelitian ini yaitu model/pola dan artikel dalam jurnal nasional terakreditasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Penyelesaian Sengketa Bisnis(E-Commerce) 1. Pengertian Sengketa dan sengketa Hukum
Sengketa atau dalam bahasa Inggris disebut dispute adalah pertentangan atau konflik yang terjadi antara individu-individu atau kelompok-kelompok yang mempunyai hubungan atau kepentingan yang sama atas objek kepemilikan, yang menimbulkan akibat hukum antara satu dengan yang lain.
Pertentangan atau sengketa dapat bersifat publik maupun bersifat keperdataan dan dapat terjadi baik dalam lingkup lokal, nasional maupun internasional. Sengketa atau dispute atau konflik dapat terjadi antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, antara kelompok dengan kelompok, antara perusahaan dengan perusahaan, antara perusahaan dengan negara, antara negara satu dengan yang lainnya, dan sebagainya.
Ada beberapa pengertian sengketa yang di cuplik dari berbagai sumber, yaitu Menurut Chomzah4 sengketa adalah pertentangan antara dua pihak atau lebih yang berawal dari persepsi yang berbeda tentang suatu kepentingan atau hak milik yang dapat menimbulkan akibat hukum bagi keduanya.
Menurut Amriani5 sengketa adalah suatu situasi dimana ada pihak yang merasa dirugikan oleh pihak lain, yang kemudian pihak tersebut menyampaikan ketidakpuasan ini kepada pihak kedua. Jika situasi menunjukkan perbedaan pendapat, maka terjadi lah apa yang dinamakan dengan sengketa.
4Chomzah, Ali Achmad. 2003. Seri Hukum Pertanahan III Penyelesaian Sengketa Hak Atas Tanah dan Seri Hukum Pertanahan IV Pengadaan Tanah Instansi Pemerintah. Jakarta: Prestasi Pustaka.
5Amriani, Nurnaningsih. 2012. Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada,
Menurut Rahmadi6konflik atau sengketa merupakan situasi dan kondisi di mana orang-orang saling mengalami perselisihan yang bersifat faktual maupun perselisihan-perselisihan yang ada pada persepsi mereka saja.
Berbagai pendapat tentang sengketa dari para sarjana tersebut dapat disimpulkan bahwa sengketa adalah konflik, perselisihan ataupun pertentangan tentang berbagai masalah (dalam hal ini masalah hokum) dan mereka belum menemui titik temu .
2. Macam - macam Penyelesaian sengketa Bisnis
Bisnis adalah sebuah kegiatan yang di lakukan oleh pelaku usaha.
Bentuk bisnis seiring dengan perkembangan jaman ada dua macam cara yaitu secara konvensional (off line) an dengan cara on line (E- Commerce).
Bentuk bisnis baik yang konvensional maun yang seraca on line(E-commerce) sarat dengan perselisihan dan biasanya dapat merugikan salah satu pihak.
Adanya kemungkinan berbagai macam sengketa bisnis baik yang konven maupun yang on line tersebut memunculkan cara untuk mengatasi permasalahan yang ada. Terhadap perselisihan ini para pelaku usaha maupun konsumen dapat menempuh dengan cara litigasi dan non litigasi.
Cara litigasi merupakan jalur yang dapat ditempuh oleh mereka para pelaku usaha yang mempunyai sengketa bisnis dengan pihak lain.
Jalan ini dianggap sebagai cara konvensional dan memerlukan waktu yang lama, disamping juga tentu memerlukan dana yang tidak sedikit.
Berbagai cara penyelesaian sengketa bisnis7 di luar pengadilan tersebut adalah :
6 Rahmadi, Takdir. 2011. Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat. Jakarta: Rajawali Pers
7 E-commerce dan konvensional
a. Negosiasi b. Mediasi c. Konsultasi d. Rekonsiliasi e. Arbitrase
Berbagai macam cara tersebut dapat di tempuh oleh pelaku bisnis dan sebagai pilihan untuk penyelesaian sengketa dan harus dituangkan di dalam kontrak perjanjian bisnis baik seketika maupun di buat secara terpisah.
3. Dasar Hukum Penyelesaian sengketa
Penyelesaian dengan pola mediasi atau dengan cara di tempuh di luar pengadilan dilakukan dengan berdasar pada:
1. Pasal 3(1) UU no.14/1970(UU no.48/2009) 2. Pasal 1851 KUHPerdata
3. Pasal 1855 KUHPerdata 4. Pasal 1858 KUHPerdata 5. Pasal 6 UU No.30/1999
6. Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan8
2.2. Tinjauan Umum tentang Mediasi 1. Pengertian Tentang Mediasi
Istilah mediasi berasal dari bahasa Latin, yaitu mediare yang artinya berada di tengah. Kata mediasi juga terdapat dalam bahasa Inggris, yaitu mediation yang berarti penyelesaian sengketa yang melibatkan pihak ketiga sebagai penengah atau penyelesaian sengketa secara menengahi, yang menengahinya dinamakan mediator atau orang yang menjadi penengah.9Mediasi ini di manfaatkan oleh para pihak yang
8 hasil revisi dari Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008
9 https://seputarilmu.com/2019/09/mediasi.html
berselisih faham sebagai salah satu wujud pengamalan Pancasila sila ke IV yaitu musyawarah untuk mencapai mufakat. Sebagai Negara yang mengedapankan demokrasi dan hokum, maka pola mediasi untuk menyelesaikan perselisihan ini dirasa sangat pas dan cocok. Suasana kekeluargaan dan tetap menjalin hubungan baik pasca adanya perselisihan adalah hal utama yang di kedepankan.
Pola penyelesaian sengketa dengan Mediasi adalah upaya penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang netral, yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan yang membantu pihak-pihak yang bersengketa mencapai penyelesaian (solusi) yang diterima oleh kedua belah pihak.
Berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung No.2 Tahun 2003 Pengertian Mediasi adalah penyelesaian sengketa melalui proses perundingan para pihak dengan bantuan oleh mediator.
Pengertian Mediasi menurut KBBI adalah proses yang mengikutsertakan pihak ketiga untuk penyelesaiansuatu perselisihan sebagai penasehat.
2. Dasar Hukum Mediasi
Adapun dasar hokum untuk pola mediasi di dasarkan pada ketentuan Undang-undang No. 4 tahun 2004 tentang Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, penjelasan Pasal 3 menyatakan: "Penyelesaian perkara di luar pengadilan, atas dasar perdamaian atau melalui wasit tetap diperbolehkan". Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor. 02 tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan.
Dasar hukum selain yang tersebut di atas ada aturan lain yang mendasari mediasi yaitu Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 Tentang Arbritase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa: Perma No. 1 Tahun 2008; Pasal 1 Peraturan BMAI (Badan Mediasi Asuransi Indonesia);
Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2008 tentang Mediasi; Pancasila;
Undang-Undang Dasar 1945; Undang-Undang No. 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman.
3. Jenis-jenis Mediasi
Mediasi sebagai salah satu pola penyelesaian sengketa bisnis memiliki berbagai macam jenis. Pada dasarnya Pola mediasi dapat di gunakan untuk mediasi yang wajib di laksakan sebelum masuk ke ranah litigasi berdasar pada Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan yang merupakan hasil revisi dari Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008 dan mediasi yang memang di pilih oleh para pihak yang bersengketa sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak perjanjian yang sudah mereka buat pada waktu mereka mengadakan perjanjian kontrak bisnis.
Disamping pola mediasi tersebut, masih ada macam-macam mediasi lagi seperti mediasi penyelesaian, mediasi faslitasi, mediasi terapi dan mediasi evaluasi.
4. Tujuan Penyelesaian dengan Mediasi
Mediasi merupakan proses negosiasi dengan perantara seorang mediator.Mediator adalah suatu pihak luar yang tidak berpihak, harus bersikap netral dan tidak bekerjasama dengan pihak yang bersengketa untuk membantu mereka guna mencapai suatu kesepakatan.
Adapun yang menjadi tujuan dari lembaga mediasi secara umum adalah: (1) untuk menemukan solusi terbaik atas sengketa yang terjadi di antara para pihak, dimana solusi ini dapat mereka percayai atau jalankan dan bukan untuk mencari kebenaran atau memaksakan penegakan hukum, melainkan untuk menyelesaikan masalah; (2) mensosialisasikan dan mengembangkan konsep mediasi kepada publik, pemerintah dan organisasi dengan bekerjasama dengan berbagai institusi; (3) mendorong pemanfaatan mediasi dalam menyelesaikan sengketa pada seluruh
lapisan masyarakat sesuai dengan semangat musyawarah; dan (4) memberikan jasa mediasi.10
2.3. Penyelesaian Sengketa menurut Hukum Islam
Sebagai bagian bagian dari masyarakat tidak jarang kita pernah di hadapkan pada benturan atau ketidak sefahaman dengan orang lain. Tidak bisa dihindari dalam kehidupan bermasyarakat sering terjadi persengketaan atara seseorang dengan orang lain atau antar kelompok dengan kelompok lain.
Ketika terjadi persengketaan, terkadang orang menyelesaikan sengketanya dengan caranya sendiri atau sering disebut main hakim sendiri. Menyelesaikan sengketa dengan caranya sendiri biasanya tidak menyelesaikan masalah tetapi justru menimbulkan masalah baru11.
Al Quran memberikan solusi dalam menyelesaikan masalah ketika terjadi persengketaan antara seseorang dengan orang lain.Adapun ayat yang mengatur sebagaimana Firman Allah :
وجزؤا سيئة سيئة مثلها فمن عفا واصلح فاجره على الله انه لا يحب الظلمين (الشورى : 40)
Artinya : “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan)
10 Nindyo Pramono, Lembaga Mediasi Perbankan Independen dan Mediasi Perbankan Oleh BI (Temporary), Makalah pada Diskusi Terbatas Pelaksanaan Mediasi Perbankan Oleh Bank Indonesia & Pembentukan Lembaga Mediasi Independen, Kerjasama Bank Indonesia dan Magister Hukum UGM, Denpasar, 11 April 2007, hal 3.tertulis pada artikel H. Sofyan Zefri, S.H.I, M.S.I dengan judul Karateristik Mediasi Dalam Sengketa Di Perbankan Syariah pada Jurnal MA Republik Indonesia Pengadilan Agama Mojokerto
11 Ibnu Mulyono,Alternatif Penyelesaian Sengketa Berdasarkan al qur’an, artikel pada Jurnal MA RI, Pengadilan agama Mojokerto, 26 September 2018
Allah, Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang dhalim”. (Q.S.
Asy Syura : 40).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Pada penelitian tentang Pola mediasi untuk sengketa bisnis E- Commerce ini adalah dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif dan tipe kajian hukumnya adalah komprehensif analitis terhadap bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier.
Hasil penelitian dan pembahasan dijabarkan secara lengkap, rinci, jelas dan sistematis sebagai karya ilmiah. Penelitian hukum normatif mengkaji hukum yang dikonsepkan sebagai norma atau kaidah yang berlaku dalam masyarakat, dan menjadi acuan perilaku setiap orang. Norma hukum yang berlaku itu berupa norma hukum positif tertulis bentukan lembaga perundang- undangan (undang-undang dasar), kodifikasi, undang-undang, peraturan pemerintah, dan seterusnya dan norma hukum tertulis bentukan lembaga peradilan (judge made law), serta hukum tertulis buatan pihak-pihak yang berkepentingan (kontrak, dokumen hukum, laporan hukum, catatan hukum, dan rancangan undang-undang).
3.2. Sumber dan Jenis Data
Sumber data dalam penelitian hokum normative ini berasal dari data studi kepustakaan yang didukung dengan data di lapangan. Data lapangan merupakan data yang berasal dari para responden. Responden adalah orang atau kelompok masyarakat yang memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti12. Sehingga data penelitian hukum ini di dukung pula data sekunder.
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk dokumen, arsip, perundang-undangan, dan berbagai literatur lainnya yang mencakup:
1. Bahan Hukum Primer, terdiri dari:
12 Salim HS dan Erloes Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum pada Penelitian Tesis dan Disertasi, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm. 24-25.
a. Pancasila
b. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 c. Undang-Undang No. 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan Pokok
Kekuasaan Kehakiman.
d. Undang-undang No. 4 tahun 2004 tentang Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman,
e. Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor. 02 tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan.
f. Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 Tentang Arbritase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa: Perma No. 1 Tahun 2008;
g. Pasal 1 Peraturan BMAI (Badan Mediasi Asuransi Indonesia);
Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2008 tentang Mediasi.
h. Undang-Undang No.19 tahun 2016 tentang Perubahan atas UU no.
11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik 2. Bahan Hukum Sekunder, terdiri dari:
a. Pendapat para sarjana, pengguna layanan E-commerce dan pelaku usaha yang berkaitan dengan penyelesaian sengketa bisnis dengan pola mediasi.
b. Kepustakaan yang berkaitan dengan penyelesaian sengketa hokum dengan pola mediasi.
3. Bahan Hukum Tersier, terdiri dari:
a. Kamus Hukum Lengkap Bahasa Belanda, Indonesia, Inggris, karangan Yan Pramudya Puspa, Aneka Ilmu Semarang, 2011.
b. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2010
c. Ensiklopedia
d. Web terkait bisnis E-commerce
3.3. Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis secara kualitatif, dan hasilnya akan disusun dalam sebuah laporan penelitian secara deskriptif, kemudian dianalisis dengan menggunakan teori-teori tentang mediasi dalam penyelesaian sengketa yang berkaitan dengan bisnis.
3.4. Bagan Alir Penelitian
Untuk memperjelas metode-metode penelitian yang akan dilakukan dengan mengakomodasikan lingkup penelitian, berikut ini disampaikan bagan alir penelitian sebagaimana gambar di bawah ini:
Capaian Penelitian Tahun 2019 dan 2020 No Topik Penelitian Metode
Penelitian
Capaian Hasil Penelitian
Luaran Penelitian Mediasi Sebagai
Pola Alternatif Penyelesaian Sengketa Hukum Bisnis (E-
Commerce) Dalam rangka menegakkan Keadilan
Berdasarkan UU no 30 tahun 1999 di Jawa Tengah
Penelitian ini dilakukan
dengan metoda yuridis
normative, pengambilan data dilakukan dengan
menggunakan data sekunder dan banyak menggunakan bahan hokum primer.
Hasilnya menunjukkan bahwa metode penyelesaian mediasi banyak di gunakan oleh para pelaku usaha di dalam menyelesaikan masalah/sengketa dengan pihak lain, meskipun nilai kepastian hukumnya masih dinilai rendah.
Draft publikasi di jurnal Fakultas yang terakreditasi
dan buku referensi
BAB IV
PEMBIAYAAN DAN JADWAL
4.1. Anggaran Biaya
No. Jenis Kegiatan Biaya - biaya
1. Persiapan proposal Rp. 300.000,-
2. Honor mahasiswa dan tenaga admin Rp 750.000,-
3. Mencari data/Perjalanan
(Semarang,Demak,Kendal)
Rp.1.420.000,-
4. Pendataan referensi Rp 1.500.000,-
5. Pembelian ATK, print,fotocopy,jilid proposal dan laporan
Rp 1.500.000,-
6. Monev Rp 500.000,-
7. Konsumsi Rp 780.000,-
8. Analisa data dan membuat laporan Rp 1. 250.000,-
J U M L A H Rp 8.000.000,-
4.2. Jadwal
No Jenis kegiatan B u l a n
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Tahap persiapan proposal
2 Penyusunan dan pembuatan questioner 3 Pembelian ATK 4 Input proposal 5 Pengumpulan
data
6 Input data dan analisa data 7 Penyusunan draft
publikasi/submit 8 Penyusunan draft
buku referensi
9 MONEV
10 Penyusunan Laporan akhir 11 Penyerahan
Laporan Akhir
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an
A. Buku-Buku
Buku Pedoman Akademik Program Studi (S1) Ilmu Hukum.
Amriani, Nurnaningsih. 2012. Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Chomzah, Ali Achmad. 2003. Seri Hukum Pertanahan III Penyelesaian Sengketa Hak Atas Tanah dan Seri Hukum Pertanahan IV Pengadaan Tanah
Instansi Pemerintah. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Hukum Empiris, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Salim HS dan Erloes Septiana Nurbani, 2013, Penerapan Teori Hukum pada Penelitian Tesis dan Disertasi, Jakarta, RajaGrafindo Persada.
Salim HS dan Erloes Septiana Nurbani, 2013, Penerapan Teori Hukum pada Penelitian Tesis dan Disertasi, RajaGrafindo Persada, Jakarta
Rahmadi, Takdir. 2011. Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat. Jakarta: Rajawali Pers
B. Undang-Undang
Pancasila
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang No. 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman.
Undang-undang No. 4 tahun 2004 tentang Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman
Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor. 02 tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan.
Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 Tentang Arbritase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa: Perma No. 1 Tahun 2008
Pasal 1 Peraturan BMAI (Badan Mediasi Asuransi Indonesia); Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2008 tentang Mediasi
Undang-undang no 11 tahun 2008 tentang Informasi serta transaksi Elektronik Peraturan Pemerintah no.71 tahun 20019 tentang penyelenggaraan system dan
transaksi elektronik C. Jurnal/artikel
H. Sofyan Zefri, S.H.I, M.S.I, Karateristik Mediasi Dalam Sengketa Di
Perbankan Syariah , Jurnal MA Republik Indonesia Pengadilan Agama Mojokerto, 2007
Ibnu Mulyono,Alternatif Penyelesaian Sengketa Berdasarkan al qur’an, artikel pada Jurnal MA RI, Pengadilan agama Mojokerto, 26 September 2018 Nindyo Pramono, Lembaga Mediasi Perbankan Independen dan Mediasi
Perbankan Oleh BI (Temporary), Makalah pada Diskusi Terbatas Pelaksanaan Mediasi Perbankan Oleh Bank Indonesia & Pembentukan Lembaga Mediasi Independen, Kerjasama Bank Indonesia dan Magister Hukum UGM, Denpasar, 11 April 2007
D. Internet
Kamus Besar Bahasa Indonesia daring
https://seputarilmu.com/2019/09/mediasi.html Wikipedia.
Lampiran 1. Biodata Ketua dan anggota
A. BIODATA KETUA DAN ANGGOTA PENGUSUL
1. BIODATA KETUA PENGUSUL
Nama : Dr. Hj. Aryani Witasari, SH.M.Hum.
NIDN : 0615106602
Pangkat/Jabatan : IV A/ Lektor Kepala/Pembina Email : [email protected]
No. HP : 085641830135 ID Sinta
h-index
2. BIODATA ANGGOTA PENELITIAN
Nama : Dr.Hj.Siti Rodhiyah Dwi Istinah,SH.MH NIDN : 06-1306-6001
Email : [email protected]
No.HP : 081325259257
3. BIODATA ANGGOTA PENELITIAN Nama : Dr. Arpangi,SH.MH
NIDN : 0611066805
Email : [email protected]
No.HP : 08122534989
4. MAHASISWA
Nama : M.Saiful Fikry
NIM : 30301800268
Email : [email protected]
No.HP : 082138888429
5. TENAGA ADMINISTRASI
Nama : Agus Prayoga
NIK : 110019657
Email : [email protected]
No.HP : 08574002662
Lampiran 2. Tugas Masing-Masing Tim Peneliti
Ketua Peneliti : Bertanggung jawab untuk seluruh nya dari persiapan, pendataan dan pelaporan
Anggota Peneliti : Membantu tugas Ketua Peneliti dalam mencari dan mengolah data penelitian
Mahasiswa : bertugas menyebar questioner dan mencari data referensi Tenaga administrasi : membantu pengetikan dan penjilidan
JURNAL KETUA PENELITI
1. The Role of The Sharia Supervisory Board in the Framework Enforcing Sharia Principles at The institute of Islamic Banking in Semarang,
Prosiding: Indonesia Clean Of Corupption in 2020, Issbn 978-692-1145- 67-8
9 Desember 2016
2. The Role of The Land deed Officials in Mortgage Right Credit Agreement in PT Bank Jateng Branch Slawi Tegal Regency, Jurnal Akta 5 tanggal 4 Juli 2018
ISSN 2581-2114
3. Legal Study on Venture Capital in improving Economy of Indonesia Jurnal Pembaharuan vol. VI No.1, Januari – April 2019