• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Warna sesuaikan dengan skema penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Warna sesuaikan dengan skema penelitian"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Warna sesuaikan dengan skema penelitian

PROPOSAL

PENELITIAN DASAR KEILMUAN

INTEGRASI PASAR SAHAM SYARIAH PADA NEGARA BERKEMBANG

Oleh;

Budiandru (0329047903) Deni Nuryadin (03250567040

Muhammad Dika Pratama (1702017030)

FAKULTAS, PROGRAM STUDI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR HAMKA JAKARTA

2021

$SDIDNXOWDVGDQ SURGLQ\D"

(2)
(3)

LEMBAR PENGESAHAN Pilih Skema Penelitian Judul Penelitian

Integrasi Pasar Saham Syariah Pada Negara Berkembang Ketua Peneliti :Dr. Budiandru

Link Profil simakip :http://simakip.uhamka.ac.id/pengguna/show/613

Contoh link: http://simakip.uhamka.ac.id/pengguna/show/978

Fakultas /Program Studi:Ekonomi/ Ekonomi Islam Anggota Peneliti :Deni Nuryadin., SE.,M.Si.

Link Profil simakip :http://simakip.uhamka.ac.id/pengguna/show/1128 Anggota Peneliti :Click or tap here to enter text.

Link Profil simakip :Click or tap here to enter text.

Nama Mahasiswa : M. Dika Pratama NIM: 1702015030

Nama Mahasiswa 2 NIM: ………

Nama Mahasiswa 3 NIM: ………

Waktu Penelitian : 06 Bulan Pililhan Fokus Riset UHAMKA

Fokus Penelitian UHAMKA:Sosial Humaniora Luaran Penelitian

Luaran Wajib :Submitted Status minimal : Submitted Luaran Tambahan :Publish Status minimal : Draft

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ketua Peneliti

Ummu Salma AlAzizah.,SE.i.,M.Sc. Dr.

Budiandru.Ak.CA.CPA.CPI.ACPA

NIDN. 03060784020302 NIDN.0329047903

Menyetujui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Lemlitbang UHAMKA

Sumardi.,S.E.,M.Si Prof. Dr. Suswandari, M.Pd

NIDN.0318018401 NIDN. 0020116601

$SDVNHPDSHQHOLWLDQQ\D"

7XOLVQDPDMXUQDOQ\D

%HOXPWHUWHUDVEJ DQJJRWDSHQHOLWLGL VLPDNLS

(4)

RINGKASAN

Globalisasi mengubah sistem ekonomi dan keuangan dunia semakin terintegrasi. Hal ini dapat memicu guncangan pada pasar saham syariah dan mengurangi manfaat diversifikasi bagi investor.

Perkembangan saham dalam pasar modal dapat dijadikan sebagai tolak ukur partisipasi masyarakat baik dalam negeri maupun luar negeri untuk meningkatkan perekonomian. Bangkitnya ekonomi Islam di dunia belakangan ini menjadi fenomena yang menarik dan menggembirakan terutama bagi penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Praktek kegiatan ekonomi konvensional, khususnya dalam kegiatan pasar modal yang mengandung unsur spekulasi sebagai salah satu komponennya nampaknya masih menjadi hambatan psikologis bagi umat Islam untuk turut aktif dalam kegiatan investasi terutama di bidang pasar modal, sekalipun berlabel syariah.

Perbedaan mendasar antara pasar modal konvensional dengan pasar modal syariah dapat dilihat pada instrumen dan mekanisme transaksinya, sedangkan perbedaan nilai indeks saham syariah dengan nilai indeks saham konvensional terletak pada kriteria saham emiten yang harus memenuhi prinsip-prinsip dasar syariah. Secara umum konsep pasar modal syariah dengan pasar modal konvensional tidak jauh berbeda meskipun dalam konsep pasar modal syariah disebutkan bahwa saham yang diperdagangkan harus berasal dari perusahaan yang bergerak dalam sektor yang memenuhi kriteria syariah dan terbebas dari unsur ribawi, serta transaksi saham dilakukan dengan menghindarkan berbagai praktik spekulasi. Pasar modal syariah dikembangkan dalam rangka mengakomodasi kebutuhan umat Islam di Indonesia yang ingin melakukan investasi pada produk di pasar modal yang sesuai dengan prinsip dasar syariah. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan kausalitas antara pasar saham syariah negara berkembang dengan pasar saham syariah Indonesia, menganalisis pengaruh jangka pendek dan jangka panjang antara pasar saham syariah negara berkembang dengan pasar saham syariah Indonesia, menganalisis respons pasar saham syariah Indonesia menghadapi guncangan pasar saham syariah negara berkembang, dan menganalisis kontribusi setiap pasar saham syariah negara berkembang terhadap pasar saham syariah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan Granger Causality, Vector Error Correction Model (VECM), Impulse Response Function (IRF), dan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) untuk menjawab tujuan penelitian. Adapun tahapan penelitian dimulai dari uji stasioneritas data, uji lag optimal, uji stabilitas VAR, uji Granger Causality, estimasi VECM, uji IRF, dan uji FEVD. Hasil penelitian ini menargetkan luaran yang dapat dipublikasikan pada jurnal terindeks nasional kategori 2 (Sinta 2).

Kata Kunci : Indeks Saham Syariah, Negara Berkembang, VAR, VECM Kata Kunci Maksimal 5 Kata

Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang penelitian, tujuan dan tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan,

(5)

Latar Belakang

Globalisasi perekonomian di suatu Negara tidak lagi hanya ditentukan oleh Negara itu sendiri melainkan juga dengan kondisi perekonomian di Negara lain sehingga saling berpengaruh satu sama lain (Awdel, Odel, & Saadi, 2020; Masteikiene & Venckuviene, 2015). Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara karena memiliki fungsi utama berupa sarana untuk pendanaan dan wadah investor untuk menginvestasikan uangnya dalam berbagai instrument investasi (Coşkun, Seven, Ertuğrul, & Ulussever, 2017; Hornuf & Schwienbacher, 2018).

Pasar modal dapat menggambarkan mengenai pertumbuhan perekonomian suatu negara saat kebijakan yang dilakukan oleh setiap negara dalam menunjanng pertumbuhan pasar modal (Surugiu & Surugiu, 2015; Yildirim & Gökalp, 2016). Salah satu usaha yang dilakukan adalah integrasi ekonomi pada pasar modal antar negara yang dapat memberikan gambaran kegiatan pasar yang sebenarnya terjadi (Miyazawa, Ogawa, & Tamai, 2019; Rungcharoenkitkul, 2012). Melihat peran dan fungsi, pasar modal memiliki pangsa pasar yang sangat besar untuk industri keuangan syariah (Salman & Nawaz, 2018; Wahyudi & Sani, 2014).

Tumbuhnya ekonomi Islam di Indonesia belakangan ini menjadi fenomena yang menarik dan menggembirakan. Praktek kegiatan ekonomi konvensional pada transaksi pasar modal yang mengandung unsur spekulasi sebagai salah satu komponennya nampaknya masih menjadi hambatan psikologis bagi umat Islam untuk turut aktif dalam kegiatan investasi terutama di bidang pasar modal (Habib, 2017; Mirakhor, 2013). Perbedaan mendasar antara pasar modal konvensional dengan pasar modal syariah dapat dilihat pada instrumen dan mekanisme transaksinya, sedangkan perbedaan nilai indeks saham syariah dengan nilai indeks saham konvensional terletak pada kriteria saham emiten yang harus memenuhi prinsip dasar syariah (Alam, Hassan, & Haque, 2013;

Hassan & Mahlknecht, 2011). Secara umum konsep pasar modal syariah dengan pasar modal konvensional tidak jauh berbeda meskipun dalam konsep pasar modal syariah disebutkan bahwa saham yang diperdagangkan harus berasal dari perusahaan yang bergerak dalam sektor yang memenuhi kriteria syariah dan terbebas dari unsur ribawi, serta transaksi saham dilakukan dengan menghindarkan berbagai praktik spekulasi.

Investasi syariah mengeksplorasi mengenai kinerja yang diklaim dibandingkan dengan investasi yang bertanggung jawab secara sosial dan sejauh mana tujuan hukum Islam secara praktis dipenuhi oleh lembaga keuangan Islam (Yesuf & Aassouli, 2020; Zafar & Sulaiman, 2019). Harga saham syariah mencakup perusahaan yang dicirikan oleh rasio leverage yang kecil dan keterlibatan kepentingan dimana menyiratkan hubungan yang berkaitan dengan arus informasi dan transmisi guncangan (Ferris, Hanousek, Shamshur, & Tresl, 2018; Saiti, Bacha, & Masih, 2014). Dengan kata lain, perantara keuangan Islam memainkan peran penting karena mengurangi transmisi guncangan dan mengurangi potensi kerugian akibat krisis keuangan yang tidak terduga (Djennas, 2016). Hal ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa aset dalam keuangan Islam memiliki hubungan yang erat antara sektor riil dan keuangan sehingga mempengaruhi pasar keuangan Islam karena dampak volatilitas dari pasar negara lain.

Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini perlu dijelaskan uraian tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.

(6)

Penelitian ini sangat menarik karena implikasi kebijakan bagi investor internasional dan pelaku pasar. Memang, investor di pasar keuangan internasional akan memiliki motivasi untuk merestrukturisasi portofolionya dengan memanfaatkan diversifikasi risiko dengan melihat korelasi yang lemah dan tidak adanya transmisi guncangan di pasar saham syariah. Penelitian ini mencoba lebih jauh untuk menjelaskan beberapa masalah ini dengan berkontribusi pada bukti empiris terbatas yang ada tentang diversifikasi berdasarkan pasar saham syariah.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka untuk melihat seberapa besar kinerja dari pasar modal syariah Indonesia di mata dunia diperlukan perbandingan antara pasar saham syariah Indonesia dengan saham syariah di beberapa negara berkembang dan pengaruh yang ditimbulkan sehingga muncul pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan kausalitas antara pasar saham syariah negara berkembang dengan pasar saham syariah Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh jangka pendek dan jangka panjang antara pasar saham syariah negara berkembang dengan pasar saham syariah Indonesia?

3. Bagaimana respons pasar saham syariah Indonesia menghadapi guncangan pasar saham syariah negara berkembang?

4. Bagaimana kontribusi setiap pasar saham syariah negara berkembang terhadap pasar saham syariah Indonesia?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis hubungan kausalitas antara pasar saham syariah negara berkembang dengan pasar saham syariah Indonesia.

2. Menganalisis pengaruh jangka pendek dan jangka panjang antara pasar saham syariah negara berkembang dengan pasar saham syariah Indonesia.

3. Menganalisis respons pasar saham syariah Indonesia menghadapi guncangan pasar saham syariah negara berkembang.

4. Menganalisis kontribusi setiap pasar saham syariah negara berkembang terhadap pasar saham syariah Indonesia.

Urgensi Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi berbagai pihak, di antaranya:

1. Bagi akademisi, menambah wawasan dan menjadi sarana pembelajaran mengenai integrasi pasar saham syariah negara berkembang terhadap pasar saham syariah Indonesia serta memberikan gambaran tentang kondisi umum pasar saham syariah negara berkembang.

2. Bagi pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan, menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan integerasi pasar saham syariah syariah negara berkembang.

3. Bagi investor, menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan diversifikasi modal yang dimiliki sehingga dapat mengurangi risiko kerugian yang dapat terjadi.

$SDKLSRWHVLVSHQHOLWLDQQ\D"

(7)

Saham

Ide mengenai pasar saham pertama kali diperkenalkan di Prancis sekitar abad ketiga belas.

Saham merupakan salah satu instrumen keuangan pada pasar modal yang dapat didefinisikan sebagai tanda kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar kertas yang menjelaskan mengenai pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga. Adanya penyertaan modal menyebabkan suatu pihak berhak mengklaim bagiannya terhadap pendapatan, aset, dan dapat hadir pada saat rapat umum pemegang saham yang dilakukan oleh perusahaan. Saham dapat dibagi menjadi dua berdasarkan penerapan prinsip hukum dagang Islam, yaitu saham konvensional dan saham syariah. Kriteria yang ditetapkan terhadap prinsip syariah yaitu emiten atau penerbit saham tidak melakukan usaha yang bertentangan dengan syariah, larangan terhadap bunga (riba), larangan terhadap spekulasi risiko dan return (maysir), larangan jual beli risiko yang mengandung ketidakpastian (gharar), serta memenuhi persyaratan rasio keuangan tertentu (Mishkin, 1998).

Adapun indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham adalah indeks harga saham. Kebutuhan suatu investor memilih investasi pada suatu saham memerlukan pergerakan data sebelumnya di bursa saham. Transaksi pada bursa saham terjadi pada setiap saat sehingga pergerakan harga pun berubah setiap waktu. Dari kejadian dan fakta data sebelumnya yang terjadi di bursa saham harus disajikan dengan baik sehingga menghasilkan informasi yang sederhana.

Investor dapat menafsirkan informasi dengan menggunakan informasi yang sederhana sehingga dapat mengambil keputusan investasi terhadap saham. Selain bursa efek, indeks saham juga dapat diterbitkan oleh lembaga jasa keuangan untuk mempermudah para investor dan pembacanya dalam melihat pergerakan harga saham yang memiliki kesamaan karakteristik tertentu.

Terdapat beberapa teori terkait pembentukan harga saham, diantaranya adalah Arbitrage Pricing Theory (APT) dan Rational Expectations Theory. APT adalah teori yang dikembangkan oleh Stephen A Ross pada tahun 1976, dimana Ross menyatakan bahwa harga suatu aktiva bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor. APT berguna untuk memprediksi harga suatu saham di masa yang akan datang. Pada model APT tingkat pengembalian saham tidak hanya dipengaruhi oleh portofolio pasar, namun juga faktor makroekonomi. Ada tiga asumsi yang mendasari model Arbitrage Pricing Theory (APT), yaitu pasar modal dalam kondisi pasar persaingan sempurna, para investor yang selalu menyukai kekayaan lebih dari pada kurang dengan kepastian, dan hasil dari proses stokastik yang berarti pendapatan aset dianggap sebagai model faktor.

Teori lainnya adalah Rational Expectations Theory. Teori ini pertama kali perkenalkan oleh John F Muth pada sebuah tulisannya yang berjudul “Rational Expectations and the Theory of Price Movement”. Terdapat 2 asumsi yang menjadi teori ekspektasi rasional. Pertama, mengasumsikan bahwa semua pelaku kegiatan ekonomi bertindak secara rasional, mengetahui segala kegiatan ekonomi, dan memiliki informasi yang lengkap tentang peristiwa yang terjadi pada kegiatan perekonomian. Keadaan yang berlangsung di masa depan dapat diprediksi, kemudian dengan pemikiran rasional dapat menentukan reaksi terbaik terhadap perubahan yang telah diprediksi.

Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dan peta jalan (road map) dalam bidang yang diteliti. Bagan dan road map dibuat dalam bentuk JPG/PNG yang kemudian disisipkan dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang relevan dan dengan mengutamakan hasil penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang terkini. Disarankan penggunaan sumber pustaka 10 tahun terakhir

0DQDMXGXO7LQMDXDQ3XVWDND"

(8)

Akibat dari asumsi ini, teori ekspektasi rasional mengembangkan analisis berdasarkan prinsip yang terdapat dalam teori mikro ekonomi dengan anggapan pembeli, produsen dan pemilik faktor produksi bertindak secara rasional dalam menjalankan kegiatan perekonomiannya. Kedua, semua jenis pasar beroperasi secara efisien dan dapat dengan cepat melakukan penyesuaian ke arah perubahan yang berlaku. Akibatnya, tingkat harga dan tingkat upah dapat mengalami perubahan dengan mudah. Semua pasar bersifat persaingan sempurna, dan informasi yang lengkap akan diketahui oleh semua pelaku kegiatan ekonomi di berbagai pasar.

Indeks Saham Syariah dan Perkembangannya

Islam merupakan salah satu agama dengan pemeluk terbanyak di dunia. Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh Pew Research Center, populasi penduduk muslim dunia pada tahun 2020 berjumlah 1,9 miliar jiwa. Jumlah ini menempatkan Islam sebagai agama terbesar ke-dua di dunia setelah agama Kristen. Populasi muslim di dunia diprediksi akan terus tumbuh dan berjumlah 2.99 miliar jiwa pada tahun 2060.

Islam sebagai agama yang memiliki peraturan komprehensif sehingga harus ditaati oleh para pengikutnya dalam menjalankan seluruh aspek kehidupan, baik dalam aspek hubungan terhadap Tuhan (hablumminallah) maupun dalam aspek hubungan terhadap sesama manusia (hablumminannas). Salah satu aspek hubungan terhadap sesama manusia yang memiliki aturan adalah jual beli dan perdagangan (muamalah). Adanya perintah ini menyebabkan umat Islam tidak diperbolehkan melakukan kegiatan perdagangan yang berkaitan dengan bunga atau riba dimana digunakan dalam sistem keuangan konvensional saat ini. Populasi muslim dunia yang merupakan terbesar ke-dua di dunia serta adanya larangan riba di dalam Al-Qur’an menjadikan pengembangan instrumen keuangan syariah merupakan hal yang mutlak harus dilakukan. Inovasi dan pengembangan terhadap produk keuangan syariah telah dimulai sejak akhir abad ke-20 hingga awal abad ke-21. Salah satu instrumen keuangan syariah yang berkembang pada awal abad ke-21 di Indonesia sebagai alternatif investasi syariah yaitu saham syariah. Selain menghindari aspek riba, investasi dalam Islam menjadi penting karena menjadi jawaban atas perintah Allah SWT mengenai manajemen harta dan menumbuhkan aset/harta.

The Dow Jones & Company pertama kali meluncurkan seri indeks saham syariah Dow Jones Islamic Market World (DJIM) pada tahun 1999. Indeks ini pertama kali diluncurkan di Bahrain dan indeks pertama yang dibuat untuk investor yang mencari investasi sesuai dengan hukum syariah. Industri ini berkembang dengan pesat hingga saat ini. Kehadiran saham syariah di dunia menjadi jawaban bagi para investor muslim yang ingin menyalurkan kelebihan dana yang dimiliki untuk kegiatan investasi yang sesuai dengan prinsip agama Islam (Adam, Nusantara, & Muthalib, 2017).

Integrasi Ekonomi

Globalisasi yang terjadi pada sektor perekonomian memaksa suatu negara untuk lebih meningkatkan kondisi perekonomiannya agar berada dalam level yang stabil. Jika kondisi perekonomian sebuah negara rapuh, saat terjadi guncangan membuat negara tersebut akan mengalami krisis perekonomian dan akan terus berlanjut ke negara lain yang serupa dan menimbulkan efek domino. Integrasi yang terjadi antara satu negara dengan negara lain yang diakibatkan oleh globalisasi justru menjadi pemicu adanya efek domino terutama bila terjadi masalah pada negara yang tergolong penting atau berperan besar dalam sektor tertentu (Puspitasari, Siregar, & Andati, 2015). Integrasi ekonomi khususnya pada pasar saham, erat kaitannya dengan diversifikasi portofolio dan efisiensi pasar.

(9)

Jika menemukan bahwa informasi buruk tentang suatu pasar diterima oleh pelaku pasar berlebihan, berbeda dengan informasi baik. Akibatnya, saat pasar mengalami guncangan maka korelasi antar pasar dengan pasar negara lain akan meningkat sehingga diversifikasi antar pasar saham internasional semakin sulit dilakukan dan menjadi sangat berisiko kehilangan manfaatnya sama sekali. Jika suatu pasar mengalami penurunan, maka akan menyebabkan pasar lain menurun lebih besar dibanding pengaruh normalnya akibat korelasi yang meningkat. Diversifikasi yang dilakukan hanya berlaku pada kondisi pasar normal dan sangat merugikan jika suatu pasar mengalami penurunan yang signifikan.

Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakan dan dipopulerkan oleh Fama et al. (1969).

Dalam konteks ini yang dimaksud dengan pasar adalah pasar modal dan pasar uang. Menurut efficient market hypothesis, pasar keuangan yang efisien ditandai oleh kemampuannya dalam menyesuaikan dengan informasi baru. Artinya, harga yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari informasi yang ada. Harga aset di pasar keuangan yang efisien sepenuhnya mencerminkan semua informasi yang tersedia dan konsisten dengan fundamental ekonomi. Informasi dibagi menjadi tiga, yaitu informasi harga saham masa lalu, semua informasi publik, dan semua informasi yang ada termasuk informasi orang. Masing-masing kelompok informasi tersebut mencerminkan sejauh mana tingkat efisiensi suatu pasar.

Dalam konteks integrasi pasar, secara teori aset di pasar yang sepenuhnya terintegrasi memiliki keuntungan yang diharapkan sama karena memiliki risiko yang sama. Integrasi antar pasar saham menunjukkan efisiensi, tetapi juga menunjukkan bahwa pasar tersebut tidak memiliki manfaat diversifikasi karena kinerja pasar cenderung sama antar pasar. Dalam kerangka pengembalian risiko, seorang investor dapat meningkatkan pengembalian, mengurangi risiko, atau keduanya dengan memiliki kombinasi investasi di pasar saham dengan pengembalian yang tidak berkorelasi. Dengan demikian, tingkat integrasi pasar saham menunjukkan potensi manfaat diversifikasi portofolio yang dapat diperoleh oleh investor.

Penelitian Terdahulu

Penelitian terkait dengan integrasi pasar pernah dilakukan oleh (Nurrachmi, 2019) menguji integrasi pasar indeks saham syariah pada saat terjadinya krisis dan setelah krisis tahun 2007 dan untuk menganalisis apakah investor internasional dapat memperoleh manfaat ketika mengalokasikan dana mereka di pasar-pasar saham ini. Hasilnya menunjukkan adanya kointegrasi di pasar saham syariah setelah krisis tetapi tidak pada saat terjadinya krisis. Pada hubungan jangka panjang menunjukkan investor dapat memperoleh keuntungan portofolio di enam negara lainnya.

Suteja, Suryaningprang, dan Zein (2019) melakukan penelitian untuk melihat bukti empiris apakah ada kointegrasi pasar saham syariah di Indonesia, Malaysia dan Singapura, baik sebelum dan selama krisis di Yunani. Penelitian ini juga ingin mengetahui negara mana yang paling berpengaruh terhadap volatilitas harga saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII). Hasilnya menunjukkan tidak ada kointegrasi di pasar modal dalam sampel penelitian. Namun, hasil penelitian membuktikan ada pengaruh contagion pada pergerakan harga saham syariah di tiga negara yang diteliti. Studi ini juga menunjukkan pasar saham syariah Singapura mendominasi pengaruhnya terhadap JII dibandingkan dengan Malaysia.

Almohamad, Mishra, dan Yu (2018) membahas hubungan jangka pendek dan jangka panjang dalam krisis keuangan global sebelum dan sesudah di antara pasar saham Timur Tengah dan Afrika Utara, antara MENA dan pasar saham Tiongkok dan juga antara MENA dan pasar saham negara maju, yakni Amerika Serikat dan Inggris. Data yang digunakan adalah harga saham mingguan untuk 12 pasar saham, termasuk sembilan pasar MENA, yaitu Mesir, Yordania, Kuwait,

(10)

Maroko, Oman, Qatar, Arab Saudi, Tunisia dan Uni Emirat Arab, pasar saham Tiongkok dan dua pasar negara maju, yakni Amerika Serikat dan Inggris. Hasilnya menunjukkan baik hubungan kointegrasi jangka panjang maupun hubungan sebab akibat jangka pendek antar pasar saham MENA meningkat pada pasca-krisis dibandingkan pada sub-periode sebelum krisis. Tingkat integrasi antara MENA dan pasar saham Tiongkok meningkat pada pasca krisis daripada sebelum krisis. Tingkat integrasi antara MENA dan pasar saham negara maju, yaitu Amerika Serikat dan Inggris meningkat pada pasca-krisis daripada di pra-krisis. Kehadiran peningkatan hubungan antar pasar MENA, dan antara MENA dan pasar saham Tiongkok dan juga antara MENA dan pasar negara maju, yaitu Amerika Serikat dan Inggris memiliki implikasi penting bagi investor portofolio dan pembuat kebijakan.

Adam et al. (2017) menganalisis suku bunga asing dan integrasi pasar saham syariah antara Indonesia dan Malaysia. Hasil uji kointegrasi menunjukkan terdapat hubungan kointegrasi antara Jakarta Islamic Index dan Hijrah Shariah Index, namun tidak ada hubungan kointegrasi yang terjadi antara Jakarta Islamic Index, Hijrah Shariah Index, dan suku bunga The FED. Hasil estimasi dari model VAR menunjukkan ada hubungan jangka panjang antara Jakarta Islamic Index, Hijrah Shariah Index, dan ada integrasi antara pasar saham syariah Indonesia dan Malaysia. Selanjutnya, hasil estimasi model VARX mengungkapkan bahwa suku bunga asing hanya mempengaruhi indeks harga saham syariah Malaysia. Jiang et al. 2017 menganalisis krisis keuangan dan pergerakan bersama pasar saham global pada enam ekonomi. Hasilnya menunjukkan krisis keuangan telah memperkuat hubungan saling ketergantungan pasar saham global. Namun, pergerakan bersama secara umum dari pasar saham global tetap ada, bahkan setelah krisis.

Majdoub, Mansour, dan Jouini (2016) menganalisis integrasi pasar antara harga saham konvensional dan syariah dari perspektif jangka pendek dan panjang untuk Perancis, Indonesia, Inggris dan Amerika Serikat. Hasilnya menunjukkan hubungan jangka panjang untuk semua negara, kecuali untuk Inggris di mana tidak ada kointegrasi antara harga saham konvensional dan syariah. Temuan ini menunjukkan bahwa industri keuangan syariah di negara-negara selain Inggris tampaknya tidak sesuai dengan aturan hukum Islam sehingga menghambat manajer portofolio dan pelaku pasar untuk mendapatkan keuntungan dari peluang diversifikasi internasional dan efektivitas lindung nilai. Dari perspektif korelasi, lemahnya hubungan antara pasar Indonesia dan pasar negara maju untuk harga saham konvensional dan syariah, sehingga menunjukkan bahwa investor dapat mendiversifikasi portofolio mereka di tingkat internasional untuk meminimalkan risiko. Namun, ada hubungan yang kuat antar pasar negara maju untuk indeks konvensional dan syariah.

Saiti dan Masih (2016) menganalisis hubungan sebab akibat pengembalian harian antara empat indeks konvensional dan tiga indeks syariah di wilayah Asia, yaitu, FTSE Shariah Tiongkok Index, Asia Shariah Index, Malaysia EMAS Shariah Index, SSE Tiongkok Composite Index, Hang Seng Index, Nikkei 225 dan KOSPI. Hasilnya menunjukkan kointegrasi yang signifikan antara indeks saham konvensional dan syariah, serta pengaruh pasar SSE konvensional Tiongkok diikuti oleh pasar syariah Malaysia dalam menggerakkan semua indeks termasuk Tiongkok Shariah Index.

Puspitasari et al. (2015) menganalisis integrasi bursa saham ASEAN 5, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina yang dikaitkan dengan dinamika harga minyak dunia termasuk penurunan pada tahun 2014. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan kointegrasi di antara bursa saham ASEAN 5 selama periode penelitian yang mencerminkan bursa saham di negara-negara ASEAN 5 terintegrasi. Pasar saham Indonesia dipengaruhi oleh bursa saham Thailand dan Singapura dalam jangka panjang. Harga minyak dunia berpengaruh signifikan

(11)

terhadap IHSG dalam jangka pendek. Arshad dan Rizvi (2014) menganalisis dinamika korelasi indeks syariah dan konvensional. Hasilnya adanya korelasi yang rendah antara indeks konvensional dan syariah, sehingga selama krisis, indeks syariah lebih aman. Hasil tersebut menjadi pertanda baik bagi investasi syariah sebagai alternatif diversifikasi portofolio yang belum dimanfaatkan.

Roadmap Penelitian

Indeks harga saham berfungsi menggambarkan kondisi dan pergerakan pasar saham di suatu bursa atau negara. Pasar saham syariah di negara berkembang didominasi oleh enam negara, yaitu Indonesia, Turki, Malaysia, Pakistan, Kuwait, Qatar, dan India. Oleh sebab itu, indeks harga saham syariah yang menjadi fokus penelitian adalah enam negara tersebut. Keterkaitan sesama negara berkembang merupakan salah satu dampak dari implementasi sistem perekonomian terbuka.

Penelitian ini akan memfokuskan pada integrasi indeks harga saham negara berkembang.

Gambar Roadmap Penelitian

Hubungan Jangka Pendek dan Panjang

Respon Indeks Saham Indonesia

Kontribusi Indeks Negara Lain Indonesia

Qatar

Malaysia

Kuwait

Pakistan

Turki

India Indeks Saham Syariah Negara Berkembang

Kesimpulan dan Saran

,QLEXNDQURDGPDSSHQHOLWLDQ .DLWNDQGHQJDQZDNWXGDQ UHQFDQDSHQHOLWLDQDQGD

(12)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis data time series bulanan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2020. Data yang digunakan adalah data penutupan indeks harga saham syariah bulanan negara anggota negara berkembang. Adapun negara-negara tersebut yaitu adalah Indonesia, Turki, Malaysia, Pakistan, Kuwait, Qatar, dan India. Sumber data yang digunakan berasal dari S&P Dow Jones Indices dan invesiting.com

Tabel 1. Indeks Saham Setiap Negara

No Negara Nama Indeks Kode

1. Indonesia Indonesia Sharia Stock Index JKISSI

2. Turki Dow Jones Islamic Market Turkey DJIMTR

3. Malaysia Dow Jones Islamic Market Malaysia Titans 25 Index DJIMMTI

4. Pakistan KSE Meezan 30 KMI30

5. Kuwait Dow Jones Islamic Market Kuwait DJIMKW

6. Qatar S&P Qatar Domestic Shariah Index SPQADSI

7. India Dow Jones Islamic Market India INR DJIMIN

Metode Analisis Data

Model persamaan Vector Autoregression (VAR) adalah bentuk pemodelan yang digunakan untuk menganalisis multivariate time series yang umumnya digunakan pada data makroekonomi sebagai alternatif dari persamaan simultan. Teori Vector Autoregression (VAR) diperkenalkan oleh Cristopher Sims pada tahun 1980. VAR merupakan sebuah n-persamaan dengan n-variabel, di mana masing-masing variabel dijelaskan oleh nilai lagnya sendiri, serta nilai saat ini dan nilai masa lampaunya (Firdaus, 2006). Selain itu, VAR menyediakan cara sistematis untuk menangkap perubahan yang dinamis dalam multiple time series, serta memiliki pendekatan yang kredibel dan mudah untuk dipahami bagi pendeskripsian data, forecasting, inferensi struktural, serta analisis kebijakan. Menurut Lutkepohl dan Kratzig (2004) model umum dari persamaan VAR(p) dengan ordo p adalah:

yt= A0+ A1Yt-1+ …+ ApYt-p+ut dimana

yt = vektor peubah tak bebas A0 = vektor intesep berukuran nx1 A1 = matriks parameter berukuran nxn ut = vektor sisaan

Ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis VAR, yaitu semua variabel tak bebas bersifat stasioner, semua sisaan memiliki rataan nol (white noise), ragam konstan, dan tidak

Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata. Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang sudah dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram alir dapat berupa file JPG/PNG.

Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan. Di bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan penelitian yang diusulkan.

.DLWNDQSHUVDPDDQGHQJDQYDULDEHOSHQHOLWLDQ QDPDLQGHNVGLDWDVDSDQDPDYDULDEHOQ\D"

$SDQDPDYDULDEHOSHQHOLWLDQQ\D"

0DQDYDULDEHOEHEDVGDQPDQDWHULNDW"

(13)

ada korelasi antara variabel tak bebas. Apabila data tidak stasioner pada level maka dapat dilakukan pendiferensialan agar data menjadi stasioner, maka model VAR yang digunakan adalah VAR first difference (VAR-FD). Penggunaan VAR-FD mempunyai kelemahan, yaitu hilangnya informasi hubungan jangka panjang antar variabel, untuk itu model VAR dikombinasikan dengan model VECM untuk data yang terkointegrasi untuk mendapatkan informasi jangka panjang.

Vector Error Correction Model (VECM) adalah model Vector Autoregression (VAR) terestriksi yang digunakan untuk variabel yang non stasioner tapi memiliki potensi untuk terkointegrasi. Restriksi tambahan ini harus diberikan karena keberadaan bentuk data yang tidak stasioner pada level, tetapi terkointegrasi. VECM kemudian memanfaatkan informasi restriksi kointegrasi tersebut ke dalam spesifikasinya. Oleh karena itu VECM disebut sebagai desain VAR bagi series nonstasioner yang memiliki hubungan kointegrasi. Dengan demikian, dalam VECM terdapat speed of adjustment dari jangka pendek ke jangka panjang (Firdaus, 2011). Adapun persamaan umum VECM menurut Luktkepohl dan Kratzig (2004) adalah sebagai berikut.

Δyt =Πyt-1 + Γ1Δyt-1 + …. + Γp-1Δyt-p+1 + ut

dimana, Δyt = yt – yt-1

yt = vektor yang berisi variabel yang dianalisis dalam penelitian Π = parameter jangka panjang

Γ = parameter jangka pendek ut = error term

Analisis data dengan menggunakan pendekatan model VAR dan VECM yang pada umumnya digunakan yaitu Impulse Response Function (IRF), Forecast Error Variance Decomposition (FEVD), dan uji kausalitas. Sebelum melakukan estimasi VAR/VECM, maka ada beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu pengujian pra-estimasi. Pengujian-pengujian tersebut antara lain uji stasioneritas data, uji stabilitas VAR, penentuan lag optimal, dan uji kointegasi.

Uji Kausalitas Granger bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara 2 variabel di dalam model. Pada penelitian ini uji kausalitas dilakukan dengan menggunakan Granger Causality Test. Kriteria dalam penentuan kausalitas dilihat dari nilai probabilitas yang dibandingkan dengan nilai kritis. Nilai kritis yang digunakan pada penelitian ini adalah 5 persen.

Apabila dalam satu kotak estimasi kedua variabel nilai probabilitasnya kurang dari 0.05 maka terdapat hubungan kausalitas pada variabel di dalam model.

Diagram Alir Penelitian

$SDNDLWDQQ\DGHQJDQYDULDEHO SHQHOLWLDQ"

$SDUXPXVDQPDWHPDWLNDNDXVDOLWDVJUDQJHULQL"

(14)

No Kegiatan Waktu (Bulan)

1 2 3 4 5 6

1. Studi Literatur 2. Persiapan Material 3. Pelaksanaan Penelitian

4. Pengolahan Data Hasil Penelitian 5. Penulisan Laporan Hasil Penelitian 6. Publikasi Jurnal

Catatan;(informasi tambahan untuk menjelaskan kegiatan)

Rencana pembahasan difokuskan pada hasil penelitian yang telah dianalisis. Pada umumnya hasil analisis data penelitian dapat dikelompokkan menjadi empat kondisi pokok yang berupa hasil penelitian yang sesuai dengan harapan, hasil penelitian yang negatif, hasil penelitian yang menerima hipotesis nol dan hasil penelitian yang tidak termasuk dihipotesiskan. Keempat kondisi hasil penelitian tersebut perlu adanya penafsiran atau interpretasi dari peneliti sehingga penelitian menjadi lebih bermanfaat. Penafsiran peneliti terhadap hasil penelitian itu akan menghubungkan hasil-hasil tersebut dengan teori dan penelitian lain di bidang yang sama serta dengan prosedur penelitiannya.

Dalam upaya menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka perlu disimpulkan secara eksplisit hasil-hasil yang diperoleh. Sementara itu, penafsiran terhadap temuan penelitian dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori yang sudah ada. Mengintegrasikan temuan Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.

%HOXPMHODVDSD NDLWDQQ\DGHQJDQ YDULDEHOSHQHOLWLDQ -DQJDQDVDODGD WDSLWLGDNELVD GLSDKDPL

(15)

penelitian ke dalam kumpulan penelitian yang sudah ada dilakukan dengan jalan menjelaskan temuan-temuan penelitian dalam konteks khasanah ilmu yang lebih luas. Hal ini dilakukan dengan membandingkan temuan-temuan penelitian yang telah diperoleh dengan teori dan temuan empiris lain yang relevan. Hal ini tidak berarti mengulang uraian yang ada di dalam bab kedua.

Membandingkan hasil penelitian yang diperoleh dengan temuan penelitian lain yang relevan akan mampu memberikan taraf kredibilitas yang lebih tinggi terhadap hasil penelitian. Tentu saja suatu temuan akan menjadi lebih dipercaya bila didukung oleh hasil penelitian orang lain.

Sehingga rencana pembahasan terdiri dari lima bab, diawali oleh pendahuluan yang didalamnya meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan ruang lingkup penelitian.

Selanjutnya bab kedua mengenai kajian teori yang digunakan dimana didalamnya membahas tentang definisi-definisi dari variabel penelitan, kajian penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran. Bab ketiga membahas tentang metodologi penelitian yang meliputi jenis dan sumber data, uraian pertanyaan untuk responden dan teknik analisi penelitian. Bab keempat pembahasan dimana bab ini membahas dari hasil pengolahan yang sudah dilakukan. Dan bab kelima sebagai bab terakhir pada rencana pembahasan berisikan tentang kesimpulan pada penelitian ini dan saran.

Pada akhir bab juga di lengkapi dengan lampiran-lampiran yang menunjukkan bukti dari penelitian yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Adam, P., Nusantara, A. W., & Muthalib, A. A. (2017). Foreign Interest Rates and the Islamic Stock Market Integration between Indonesia and Malaysia. Iranian Economic Review, 21(3), 639–659.

Alam, N., Hassan, M. K., & Haque, M. A. (2013). Are Islamic Bonds Different from Conventional Bonds? International Evidence from Capital Market Tests. Borsa Istanbul Review, 13(3), 22–

29. https://doi.org/10.1016/j.bir.2013.10.006

Almohamad, S., Mishra, A. V., & Yu, X. (2018). Mena Stock Markets Integration: Pre and Post Global Financial Crisis. Australian Economic Papers, 57(2), 107–141.

https://doi.org/10.1111/1467-8454.12106

Arshad, S., & Rizvi, S. A. R. (2014). An Empirical Study of Islamic Equity as a Better Alternative during Crisis Using Multivariate GARCH DCC. Islamic Economic Studies, 22(1), 159–184.

https://doi.org/10.12816/0004134

Awdel, Z. M., Odel, N. M., & Saadi, W. F. (2020). The Rise of the Globalization and its Effect on the Autonomy of State and Political Economy. Journal of Critical Reviews, 7(6), 998–1000.

https://doi.org/10.31838/jcr.07.06.171

Coşkun, Y., Seven, Ü., Ertuğrul, M., & Ulussever, T. (2017). Capital Market and Economic Growth Nexus: Evidence from Turkey. Central Bank Review, 17(1), 19–29.

https://doi.org/10.1016/j.cbrev.2017.02.003

Djennas, M. (2016). Business Cycle Volatility, Growth and Financial Openness: Does Islamic Finance Make Any Difference? Borsa Istanbul Review, 16(3), 121–145.

https://doi.org/10.1016/j.bir.2016.06.003

Ferris, S. P., Hanousek, J., Shamshur, A., & Tresl, J. (2018). Asymmetries in the Firm’s Use of Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.

Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

Daftar Pustaka ditulis dengan menggunakan APA Style.

(16)

Debt to Changing Market Values. Journal of Corporate Finance, 48, 542–555.

https://doi.org/10.1016/j.jcorpfin.2017.12.006

Firdaus, M. (2006). Analisis Deret Waktu Satu Ragam. Bogor: IPB Press.

Habib, F. (2017). The Issue of Speculation in the Islamic Capital Market. Journal of Islamic Economics, Banking and Finance, 13(2), 89–101.

Hassan, M. K., & Mahlknecht, M. (2011). Islamic Capital Markets: Products and Strategies. New York: John Wiley and Company.

Hornuf, L., & Schwienbacher, A. (2018). Market Mechanisms and Funding Dynamics in Equity Crowdfunding. Journal of Corporate Finance, 50, 556–574.

https://doi.org/10.1016/j.jcorpfin.2017.08.009

Majdoub, J., Mansour, W., & Jouini, J. (2016). Market Integration between Conventional and Islamic Stock Prices. North American Journal of Economics and Finance, 37, 436–457.

https://doi.org/10.1016/j.najef.2016.03.004

Masteikiene, R., & Venckuviene, V. (2015). Changes of Economic Globalization Impacts on the Baltic States Business Environments. Procedia Economics and Finance, 26(15), 1086–1094.

https://doi.org/10.1016/s2212-5671(15)00934-x

Mirakhor, Z. I. and A. (2013). Finance and Development in Islam: A Historical Perspective and a Brief Look Forward. Economic Development and Islamic Finance. Retrieved from http://documents.worldbank.org/curated/en/798771468050094748/Economic-development- and-Islamic-finance

Mishkin, F. S. (1998). The Economics of Money, Banking, and Financial Market. Massachusetts:

Addison Wesley.

Miyazawa, K., Ogawa, H., & Tamai, T. (2019). Capital Market Integration and Fiscal

Sustainability. European Economic Review, 120, 1–20.

https://doi.org/10.1016/j.euroecorev.2019.103305

Nurrachmi, R. (2019). Movements of Islamic Stock Indices in Selected OIC Countries. Al- Muzara’ah, 6(2), 77–90. https://doi.org/10.29244/jam.6.2.77-90

Puspitasari, A., Siregar, H., & Andati, T. (2015). Analisis Integrasi Bursa Saham ASEAN 5. Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan Pembangunan, 4(2), 187–204. Retrieved from https://journal.ipb.ac.id/index.php/jekp/article/download/19807/13673

Rungcharoenkitkul, P. (2012). Risk Sharing versus Financial Contagion in Asia: An Asset Price Perspective. Review of Development Finance, 2(3–4), 101–117.

https://doi.org/10.1016/j.rdf.2012.09.004

Saiti, B., Bacha, O., & Masih, M. (2014). The Diversification Benefits from Islamic Investment During the Financial Turmoil: The Case for the US-based Equity Investors. Borsa Istanbul Review, 14(4), 196–211. https://doi.org/10.1016/j.bir.2014.08.002

Saiti, B., & Masih, M. (2016). The Co-movement of Selective Conventional and Islamic Stock Indices: Is there any Impact on Shariah Compliant Equity Investment in China? International Journal of Economics and Financial Issues, 6(4), 1895–1905.

Salman, A., & Nawaz, H. (2018). Islamic Financial System and Conventional Banking: A Comparison. Arab Economic and Business Journal, 13(2), 155–167.

https://doi.org/10.1016/j.aebj.2018.09.003

Surugiu, M.-R., & Surugiu, C. (2015). International Trade, Globalization and Economic Interdependence between European Countries: Implications for Businesses and Marketing Framework. Procedia Economics and Finance, 32(15), 131–138.

https://doi.org/10.1016/s2212-5671(15)01374-x

(17)

Suteja, J., Suryaningprang, A., & Zein, E. (2019). Greek Crisis, Co-integration, and Contagion Effect of Sharia Stock Markets in Indonesia Malaysia and Singapore: Is there a problem for investors? Journal of Entrepreneurship Education, 22(2), 1–18.

https://doi.org/10.18502/kss.v3i13.4211

Wahyudi, I., & Sani, G. A. (2014). Interdependence Between Islamic Capital Market and Money Market: Evidence from Indonesia. Borsa Istanbul Review, 14(1), 32–47.

https://doi.org/10.1016/j.bir.2013.11.001

Yesuf, A. J., & Aassouli, D. (2020). Exploring Synergies and Performance Evaluation Between Islamic Funds and Socially Responsible Investment (SRIs) in Light of the Sustainable

Development Goals (SDGs). Heliyon, 6(8), 1–17.

https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2020.e04562

Yildirim, A., & Gökalp, M. F. (2016). Institutions and Economic Performance: A Review on the Developing Countries. Procedia Economics and Finance, 38, 347–359.

https://doi.org/10.1016/s2212-5671(16)30207-6

Zafar, M. B., & Sulaiman, A. A. (2019). Corporate Social Responsibility and Islamic Banks: a Systematic Literature Review. Management Review Quarterly, 69(2), 159–206.

https://doi.org/10.1007/s11301-018-0150-x

(18)

Rancangan Anggaran Keuangan

(19)

SEMINAR PROPOSAL DI PROGRAM STUDI

Link Zoom

Ketika diklik Linkzoom judulnya harus seminar proposal program studi…fakultas…tanggal….pukul……WIB

Screenshoot bukti seminar proposal program studi

Power Point Peneliti yang dipresentasikan

Nama Dosen Nama Dosen Nama Dosen Nama Dosen Nama Dosen Nama Dosen Nama Dosen Nama Dosen Nama Dosen

Seminar minimal dihadiri oleh Ketua Prodi/Sekertaris dengan participant dosen minimal 3 Dosen

(20)

SURAT PERNYATAAN PENELITI

(21)

RENCANA ANGGARAN BIAYA Penelitian Pengembangan IPTEK

No Jenis Belanja Jumlah (Rp)

1.

Belanja Barang 6.000.000,-

a. ATK dan Foto Copy 1.000.000,-

b. Pengadaan Sumber Pustaka 2.000.000,-

c. Dokumentasi 1.000.000,-

d. Pembuatan Instrumen Penelitian 1.000.000,-

e. Pembuatan Laporan Artikel 1.000.000,-

2.

Belanja Konsumsi 6.000.000,-

a. Konsumsi Rapat dan Diskusi Internal Tim Peneliti 2.000.000,- b. Konsumsi Focus Group Discussion dengan Tim Peneliti 4.000.000,- 3. Belanja Pengumpulan Data di Lapangan 8.000.000,- a. Pengumpulan Data di 10 lokasi di Lapangan 8.000.000,-

4.

Belanja Honor 8.000.000,-

a. Asisten Peneliti 3.500.000,-

b. Pakar 4.500.000,-

5.

Belanja Perjalanan 6.000.000,-

a. Biaya Observasi 3.000.000,-

b. Biaya Transportasi 3.000.000,-

6.

Belanja Jasa 6.000.000,-

a. Transkripsi Hasil Wawancara 2.000.000,-

b. Verifikasi Data 1.000.000,-

c. Pengolahan Data 2.000.000,-

d. Penyuntingan Artikel 1.000.000,-

Jumlah 40.000.000,-

Referensi

Dokumen terkait

Mekanisme transaksi pada saham syariah dilakukan sesuai dengan fatwa DSN-MUI nomor 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di