12 Maret 2015
MATERI MEDIA BRIEFING
Bidang Pengawasan Sektor Pasar Modal
1
AGENDA
I. Capital Market Highlight II. Pipeline Emisi
III. Pengembangan : a. Pengaturan
b. Program Strategis IV. Internasional
a. ACMF b. ISOCO
c. CG Scorecard V. Proses Direksi SRO
2
A. Highlight Bursa Regional
Regional Market
Indices 2013 2014 2015 (s.d. 11
Maret 2015)
Year to date (%) 2013 - 2014
Year to date (%) 2014 - 2015 China (Shanghai) 2.115,98 3,234.677 3,290.90 50.93% 1.74
Singapore (STI) 3.167,43 3,365.150 3,378.59 6.27% 0.40
Korea Selatan (Kospi) 2.011,34 1,915.590 1,980.83 -4.76% 3.41 Malaysia (KLCI) 1.866,96 1,761.250 1,778.16 -5.36% 0.96 Indonesia (IHSG) 4.274,177 5,226.947 5,419.57 22.29% 3.69
Jepang (Nikkei225) 16.291,31 17,450.770 18,723.52 -8.45% 7.29 Hong Kong (HSI) 23.306,39 23,605.040 23,717.97 1.10% 0.48 Thailand (SET) 1.298,71 1,497.670 1,543.43 -1.88% 3.06 Philipina (PSEi) 5.889,83 7,230.570 7,790.70 22.76% 7.75 Australia (AS30) 5.353,08 5,388.600 5,763.31 -2.76% 6.95
• Dibandingkan dengan bursa regional, kinerja bursa Indonesia (IHSG) secara year to date (s.d 30 Desember 2014) berada di posisi ketiga sebesar positif 22,29% setelah Philipina (PSEi).
• Pada tahun 2015 secara year to date (s.d. 11 Maret 2015), Indonesia berada pada posisi keempat pada indeks regional setelah Australia (AS30) yaitu sebesar 3,69%.
Source : Bloomberg
I. Capital Market Highlight
Indicators 2014 2015
30 Des 2014 %Ytd 2014 Mar 11th 2015 %YTD 2015
IHSG 5.226,95 22,29% 5.419,57 3,69%
Equity Market Capt. (Tr IDR) 5.241,13 24,23% 5.403,93 3,11%
Corp Bonds Outstanding (Tr IDR) 226,87 -1,15% 234,95 3,56%
Govt Bonds Oustanding ( Tr IDR)* 1.219,37 21,30% 1.304,06 6,95%
Total Sec. Market Capt to GDP (%) 73,62 22,62% 76,84 4,37%
Equity Market Cap to GDP (%) 57,70 24,23% 60,17 4,28%
Corp. Bonds to GDP (%) 2,50 -1,15% 2,59 3,60%
Gov. Bonds to GDP (%) 13,42 21,30% 14,09 4,99%
B. Highlight Perkembangan Pasar Modal
3
• Sampai dengan tanggal 12 Maret 2015, jumlah penawaran umum berupa penawaran umum terbatas sebanyak 1 perusahaan senilai Rp.0,20 triliun dan penawaran umum berkelanjutan sebanyak 3 perusahaan senilai Rp.7,90 triliun.
Total nilai penawaran umum mencapai Rp.8,10 triliun.
• Adapun jumlah perusahaan yang masih dalam proses pipeline sebanyak 13 perusahaan dengan rincian 2 Penawaran Umum Saham, 2 Obligasi, 1 Sukuk, 1 Penawaran Umum Terbatas, dan 7 Penawaran Umum Berkelanjutan.
Total nilai indikatif dalam proses sebanyak Rp 10,07 triliun.
Type Offering
2010 2011 2012 2013 2014
2015
(per 12 Mar)
Value* PU Value* PU Value* PU Value* PU Value* PU Value* PU
IPO of shares 29,51 24 19,70 25 10,35 29 16,64 30 8,30 20 - -
Right Issue 48,67 31 39,79 25 19,75 22 40,81 31 39,76 21 0,20 1
Public Offerings of Bonds/
Sukuk1)
36,6 29 46,53 40 67,76 64 57,76 58 48,64 51 7,90 3
Total 114,78 80 106,02 90 97,86 108 115.21 119 96,70 92 8,10 4
Pipeline Public Offering March 12th, 2015 Type Sec. Pipeline Indicatif Value
(Billion Rp)
IPO Saham 2 517,42
Right Issue 1 400,50
Public Offerings of
Bonds/Sukuk & PUB 10 9.149,00
Total 13 10.066,92
1) Termasuk PUB Obligasi/Sukuk Tahap I & Tahap 2 dst.
Highlight Penawaran Umum (PU)
Saham Perdana, Right Issue, Obligasi / Sukuk Korporasi & PUB Highlight Penawaran Umum (PU)
Saham Perdana, Right Issue, Obligasi / Sukuk Korporasi & PUB (Nilai dalam Triliun Rupiah)
II. Pipeline Emisi
III. Pengembangan: Pengaturan dan Program Strategis
5
A. Pengaturan
1. SE OJK yang telah terbit 2015:
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/SEOJK.04/2015 tentang Prosedur Penyelesaian Kesalahan Penghitungan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana tanggal 21 Januari 2015
2. Peraturan yang masih dalam proses 2015
a. RPOJK tentang Pedoman Transaksi Repo Bagi Lembaga Jasa Keuangan b. RPOJK tentang Tata Cara Pemeriksaan di Sektor Pasar Modal
c. RPOJK tentang Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik
d. RPOJK tentang Penerapan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal e. RPOJK tentang Penerbitan Saham Syariah
f. RPOJK tentang Penerbitan Sukuk
g. RPOJK tentang Penerbitan Reksa Dana Syariah
h. RPOJK tentang Penerbitan Efek Beragun Aset (EBA) Syariah i. RPOJK tentang Ahli Syariah Pasar Modal (ASPM)
j. RPOJK tentang tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka (Penyempurnaan Peraturan IX.H.1)
k. RPOJK tentang Penawaran Saham Dalam Program Kepemilikan Saham Perusahaan Terbuka Oleh Karyawan, Direksi, Dan/Atau Dewan Komisaris
l. RPOJK tentang Perizinan Perusahaan Efek (Penyempurnaan Peraturan V.A.1) m. Surat Edaran Besaran Kontribusi Dana Jaminan (RSEOJK Kontribusi Dana Jaminan)
n. RSEOJK terkait petunjuk pelakasanaan POJK tentang APERD (penjualan Efek Reksa Dana di Gerai penjualan)
6 III. Pengembangan: Pengaturan dan Program Strategis lanjutan....
B. Program Strategis
I. Pendalaman Pasar
merupakan salah satu strategi dan program kerja Otoritas Jasa Keuangan dalam upaya meningkatkan daya saing dan likuiditas Pasar Modal Indonesia. Kegiatan dalam menjalankan strategi dan program di atas merupakan kegiatan yang terus-menerus, bertahap, dan berkesinambungan.
• Untuk menjelaskan rangkaian program tersebut, terdapat 6 kelompok strategi pengembangan, yang
kesemuanya akan mendukung peningkatan dan penguatan pada sisi supply dan sisi demand di Pasar Modal Indonesia.
1. Pasar Perdana, 2. Pasar Sekunder, 3. Pasar Surat Utang, 4. Pasar Modal Syariah,
5. Perizinan, registrasi, pelaporan, dan pengawasan elektronik dan 6. Sosialisasi dan edukasi
• Strategi Pengembangan di Pasar Perdana yaitu :
1. Perubahan Pengaturan Terkait Penawaran Umum (peningkatan supply);
2. Perluasan Basis Produk (Produk Investasi) dan Channeling (Perluasan jalur distribusi Reksa Dana) (peningkatan supply-demand);
3. Peningkatan Pemahaman Penawaran Umum (supply);
4. Peningkatan Peran Profesi Penunjang PM (supply)
• Strategi Pengembangan di Pasar Sekunder yaitu :
1. Perluasan Single Investor Identification (SID) (infrastruktur-demand)
2. Penyempurnaan Sistem Kliring dan Penyelesaian Pasar Modal (infrastruktur-demand-supply) 3. Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu di Indonesia (Fundnet),
7
III. Pengembangan: Pengaturan dan Program Strategis lanjutan....
B. Program Strategis Lanjutan...
• Strategi Pengembangan di Pasar Surat Utang yaitu :
1. Pengembangan Infrastruktur Pasar Surat Utang (infrastruktur-demand-supply)
2. Harmonisasi Pengaturan dan Pengawasan Surat Utang (infrastruktur-demand-supply) 3. Pengembangan Pasar Surat Utang Regional (infrastruktur-demand-supply)
4. Pengembangan Pasar dan Produk Surat Utang (demand-supply) 5. Kebijakan Perpajakan (demand-supply)
•Strategi Pengembangan di Pasar Modal Syraiah yaitu :
1. Dalam rangka mengembangkan Pasar Modal berprinsip syariah, OJK melakukan 2. Pengembangan peraturan atas produk, lembaga, dan profesi terkait PM Syariah, 3. Koordinasi dan sinergi Kebijakan PM Syariah,
4. Peningkatan Supply dan Demand produk PM Syariah, 5. Pengembangan SDM bidang PM Syariah serta
6. Promosi dan Edukasi PM Syariah.
• Perizinan, Registrasi, Pelaporan dan Pengawasan Elektronik
1. Pengembangan Standar Pelaporan Melalui XBRL (infrastruktur) 2. Pengembangan Sistem Data Warehouse Pasar Modal (infrastruktur)
3. Pengembangan e-registrastion, e-licencing, dan e-monitoring (infrastruktur-demand-supply)
8
II. Program Strategis... Pasar Modal Syariah
No Program Kerja Target Penyelesaian
1 Penyusunan Buku Road Map Pasar Modal Syariah Mei 2015
2 Penyusunan Paket Kebijakan Pasar Modal Syariah yang terdiri atas 6
Peraturan OJK Semester 1
3 Pembuatan Logo dan Tagline Pasar Modal Syariah melalui Lomba Mei 2015
4 Pembuatan Video Profile Pasar Modal Syariah Mei 2015
5 Penyusunan Daftar Efek Syariah Mei & November 2015
6 Kegiatan market deepening kepada BUMN, Emiten dan Calon Emiten Semester 1 & 2
7 Seminar Nasional Pasar Modal Syariah Oktober 2015
8 Penyusunan beberapa draft peraturan dan kajian terkait pasar modal syariah Semester 1 & 2 9 Rangkaian kegiatan Workshop Pasar Modal Syariah kepada Pelaku Pasar &
Wartawan April – November 2015
10 Sosialisasi Pasar Modal Syariah kepada:
• Ormas Keagamaan (NU & Muhammadiyah)
• Kampus, Sekolah & Pondok Pesantren
• Dosen, guru, Mahasiswa dan Masyarakat
Semester 1 & 2 III. Pengembangan: Pengaturan dan Program Strategis lanjutan....
B. Program Strategis Lanjutan...
9
III. Program Strategis... Municipal Bond
1. OJK akan mendorong pencapaian target Pemerintah khususnya terkait pembangunan infrastruktur.
2. Obligasi daerah dapat digunakan sebagai sumber pendanaan yang cukup potensial terkait dengan jangka waktu pinjaman dan jumlahnya yang lebih fleksibel.
3. Beberapa kendala yang menyebabkan sampai dengan saat ini belum ada Pemerintah Daerah yang menerbitkan Obligasi Daerah, antara lain;
• kurangnya pemahaman para kepala daerah dan DPRD terhadap manfaat dan prosedur penerbitan obligasi daerah. Sebagai gambaran singkat dari 34 Provinsi yang ada, baru 3
Provinsi yang merencanakan akan menerbitkan Obligasi Daerah, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat dan Kalimantan Timur.
• Persiapan Pemerintah Daerah untuk:
i. Memperoleh persetujuan dari instansi terkait seperti DPRD, Kemendagri dan kementerian Keuangan
ii. Penyiapan SDM yang dapat melakukan pengelolaan utang di tingkat daerah;
• Laporan Keuangan Pemerintah Daerah auditan yang dilakukan oleh BPK, sedangkan Undang- Undang Pasar Modal mensyaratkan laporan keuangan wajib diaudit oleh Akuntan yang terdaftar di OJK.
• OJK telah melakukan sosialisasi Obligasi daerah kepada pemerintah daerah di Jawa Timur pada tanggal 6 Maret 2015, kegiatan ini juga akan terus dilakukan kepada pemerintah daerah lainnya.
• OJK akan berkoordinasi dengan in tansi terkait seperti BPK, Kemenkeu, Kemendagri serta Bappenas dan DPD-RI untuk dapat mendorong penyelesaian atas kendala-kendala
penerbitan Obligasi Daerah.
III. Pengembangan: Pengaturan dan Program Strategis lanjutan....
B. Program Strategis Lanjutan...
IV. INTERNATIONAL
10
A. IOSCO
1. OJK telah resmi menjadi penandatangan IOSCO Multilateral Memorandum of Understanding (MMOU) sejak tahun 2014. Hal tersebut merupakan pengakuan dari IOSCO selaku Global Standards Setter untuk industri pasar modal dunia bahwa regulasi pasar modal Indonesia telah setara dengan anggota-anggota IOSCO lainnya dalam konteks penegakan hukum. Salah satu manfaat yang diperoleh OJK sebagai penandatangan MMOU adalah diakuinya hak OJK untuk meminta informasi dari otoritas pasar modal negara dalam hal terdapat indikasi keterlibatan individu atau entitas bisnis asing dalam pelanggaran atau
kejahatan di pasar modal Indonesia.
2. OJK lebih aktif dalam berbagai forum atau dialog pasar modal internasional, antara lain:
• OJK menjadi anggota salah satu IOSCO Working Committee yang membidangi regulasi market intermediaries.
• OJK menjadi anggota penyusunan Peta Pengembangan Pasar Modal di kawasan Asia Pasifik 2015-2020 (Asia Pacific Regional Committee Roadmap).
• OJK menjadi salah satu model proyek pengembangan kapasitas kelembagaan otoritas di kawasan Asia Pasifik.
• OJK akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan regulator pasar modal negara berkembang di tahun 2016 mendatang (IOSCO Growth and Emerging Market Comittee Meeting).
3. Di kawasan ASEAN, OJK memainkan peran strategisnya dalam menentukan arah pengembangan industri pasar modal ASEAN yang tercermin dalam beberapa inisiatif OJK berikut:
• Meminta anggota ACMF untuk me-redefinisikan kembali semangat “integrasi”, dengan prinsip utama yang harus disepakati seluruh regulator pasar modal ASEAN bahwa: “Integrasi Pasar Modal ASEAN harus memberikan manfaat kolektif kepada seluruh anggota ASEAN”.
• Rencana Implementasi Integrasi Pasar Modal ASEAN Pasca 2015 harus mempertimbangkan 3 faktor utama berikut:
kesiapan regulasi, kapasitas, dan infrastruktur pasar modal masing-masing anggota.
• Peta pengembangan penerapan prinsip corporate governance di kawasan (ASEAN Corporate Governance Roadmap) harus berorientasi pada kemajuan kolektif yang dicapai anggota ASEAN sebagai komunitas dalam menerapkan prinsip- prinsip tersebut, bukan sekedar memproduksi ranking individual negara dalam pemenuhan prinsip-prinsip corporate governance.
• Integrasi pasar modal ASEAN tetap harus menghargai dan mengakui hukum positif masing-masing negara anggota.
IV. INTERNATIONAL... LANJUTAN
11
B. ASEAN CG SCORECARD
• Tujuan utama ASEAN CG Scorecard adalah dalam rangka mempersiapkan integrasi pasar modal ASEAN, guna menyongsong ASEAN Economic Community melalui peningkatan standard dan praktik tata kelola perusahaan tercatat (PLCs) di kawasan regional ASEAN, serta meningkatkan awareness investor terhadap pelaksanaan tata kelola perusahaan.
• OJK aktif dalam pembahasan corporate governance inisiatif tingkat regional
C. ACMF
OJK Aktif dalam:
1. ASEAN Common Prospectuses Framework for Offering of Plain Debt and Equity Securities (WG A) 2. Dispute Resolutions and Enforcement Mechanism (WG DREM, d/h WG C)
3. Corporate Governance Ranking of ASEAN PLC & the scorecard (WG D)
4. ASEAN Exchanges Linkage dan ASEAN Capital Market Infrastructure Blueprint
Dalam ACMF ke 22, pada 3 Maret 2015, disepakati untuk membentuk Working Group untuk menjalankan ACMF Market Development Programme
12
Jadwal Proses Pemilihan Direksi PT BEI Periode 2015-2018 Jadwal Proses Pemilihan Direksi PT BEI Periode 2015-2018
Nama Fit & Proper Test
Batas pengajuan
jml kebutuhan Direktur oleh
Komisaris
Batas penetapan
jumlah Dir/Kom oleh
OJK
Pengajuan oleh Kelompok
PS
Perkiraan pelaksanaan Fit
& Proper Test DirKom SRO
Batas pemberitahuan
hasil Fit &
Proper Test oleh OJK
Usulan Baru (Jika perlu)
Batas Pengumuman
calon Terpilih oleh OJK
TANGGAL RUPS
BEI Direksi 1-Mar
Aktual: 23 Feb 11-Ma 30-ApriL 1 Mei-3 Jun 4-Jun 11-Jun 18-Jun 25-Jun
V. PROSES DIREKSI PT BEI
– OJK telah menerima surat PT Bursa Efek Indonesia Nomor
S-00504/BEI.SPR/01-2015 tanggal 28 Januari 2015 perihal Rencana Penyelenggaraan RUPST 2015 PT Bursa Efek Indonesia yang akan diselenggarakan pada tanggal 25 Juni 2015 dengan salah satu agenda pengangkatan Direksi Bursa Efek Indonesia.
– Telah melakukan analisa kebutuhan Direksi BEI Periode 2015-2018 dengan Nomor CD-58/PM.212/2015 tanggal 26 Januari 2015.
– Telah menerima surat dari Dewan Komisaris BEI Nomor S-061/BEI-DEKOM/II/2015 tanggal 23 Februari 2015 perihal Usulan Struktur BEI Periode 2015-2018.
– Melakukan rapat internal dengan Direktorat Pengawasan Transaksi Efek dan Direktorat Pengaturan Pasar Modal pada tanggal 6 Maret 2015 terkait usulan perubahan struktur organisasi BEI periode 2015-2018.
– OJK telah menyampaikan surat kepada Dewan Komisaris Nomor S-07/PM.2/2015 tanggal 11 Maret 2015 perihal Penetapan Kebutuhan Jumlah dan Jabatan Direktur PT Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018 yang menyatakan jumlah kebutuhan dan jabatan Direktur PT BEI periode 2015-2018 adalah tetap sebanyak 7 (tujuh) orang.