• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Yth. Direksi Bank Umum Konvensional di tempat. SALINAN TENTANG - OJK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PDF Yth. Direksi Bank Umum Konvensional di tempat. SALINAN TENTANG - OJK"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

Direktur utama atau direktur utama berasal dari pihak yang independen terhadap pemegang saham pengendali Bank. Independensi presiden, direktur, atau direktur utama dapat dipenuhi apabila yang bersangkutan tidak mempunyai hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, hubungan kepemilikan dan/atau hubungan keluarga dengan pemegang saham pengendali Bank. A. Yang dimaksud dengan pemegang saham pengendali adalah badan hukum, perseorangan, dan/atau kelompok usaha, sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan yang mengatur tentang uji kesesuaian dan kepatutan bagi pihak utama lembaga jasa keuangan.

Termasuk dalam pengertian pemegang saham pengendali suatu Bank adalah Pemegang Saham Bank sampai dengan pemegang saham utama. Yang dimaksud dengan hubungan keuangan adalah ketika seseorang menerima penghasilan, bantuan keuangan dan/atau pinjaman dari pemegang saham pengendali Bank. Dalam hal pemegang saham pengendali Bank berbentuk badan hukum, maka hubungan keluarga antara direktur utama atau.

Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang tidak mempunyai hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, hubungan harta benda dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau pemegang saham pengendali, atau.. .hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Yang dimaksud dengan pemegang saham pengendali adalah badan hukum, perseorangan, dan/atau kelompok usaha sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan yang mengatur tentang uji kemampuan dan kepatutan bagi pihak prinsipal lembaga jasa keuangan. Dalam hal pemegang saham pengendali Bank adalah badan hukum, maka hubungan kekeluargaan antara Komisaris Independen dengan pemegang saham pengendali Bank dilihat dari hubungan kekeluargaan antara orang tersebut dengan pemegang saham pengendali... badan hukum yang merupakan pemegang saham pengendali Bank. P.

KOMITE-KOMITE

Hal yang dilaporkan adalah temuan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b yang belum atau tidak akan dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan oleh Bank dan/atau oleh direktur yang bertanggung jawab pada fungsi kepatuhan. Rapat Dewan Pengawas diselenggarakan secara berkala paling sedikit 4 (empat) kali dalam 1 (satu) tahun dan dihadiri secara fisik paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun oleh seluruh anggota Dewan Pengawas, sebaiknya dengan tujuan untuk mengevaluasi apakah menentukan strategi atau tidak. kebijakan dan evaluasi realisasi rencana bisnis Bank. Dalam hal Komisaris non-independen tidak dapat menghadiri rapat Dewan Pengawas secara fisik, maka yang bersangkutan dapat menghadiri rapat Dewan Pengawas dengan menggunakan teknologi telekonferensi.

Salinan risalah rapat Dewan Komisaris yang ditandatangani oleh seluruh anggota Dewan Komisaris yang hadir wajib dibagikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris. Keanggotaan komite audit paling sedikit terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris Independen yang juga menjabat sebagai ketua, 1 (satu) orang Pihak Independen yang mempunyai keahlian di bidang keuangan atau akuntansi, dan 1 (satu) orang pihak independen yang mempunyai keahlian di bidang hukum atau akuntansi. perbankan. sektor. Keanggotaan komite pemantau risiko paling kurang terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris Independen yang merangkap sebagai ketua, 1 (satu) orang Pihak Independen yang mempunyai keahlian di bidang keuangan dan 1 (satu) orang Pihak Independen yang mempunyai keahlian di bidang keuangan. manajemen risiko.

Pejabat yang bertanggung jawab atas sumber daya manusia atau perwakilan pegawai yang menjadi anggota komite harus mempunyai pengetahuan mengenai sistem kompensasi dan/atau pengangkatan serta rencana suksesi Bank. Dalam hal Bank membentuk komite remunerasi dan nominasi tersendiri, maka Pejabat Eksekutif atau perwakilan pegawai yang menjadi anggota komite remunerasi wajib mengetahui sistem remunerasi Bank, dan Pejabat Eksekutif atau perwakilan pegawai yang menjadi anggota Komite Remunerasi harus mengetahui sistem remunerasi Bank. komite remunerasi harus memiliki pengetahuan tentang sistem penghargaan Bank. komite nominasi harus memiliki pengetahuan tentang sistem nominasi dan rencana suksesi (succession plan) Bank. Pihak Independen adalah pihak di luar Bank yang tidak mempunyai hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, hubungan kepemilikan dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Direksi, anggota Dewan Pengawas dan/atau pemegang saham pengendali, atau hubungan dengan Bank. , yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk bertindak mandiri.

Yang dimaksud dengan “memiliki hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, hubungan kepemilikan dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau pemegang saham pengendali, yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk bertindak independen” adalah sebagaimana diatur dalam butir III.1. Bank wajib mengkaji keaslian seluruh dokumen atau catatan yang mendukung pemenuhan persyaratan Pihak Independen, termasuk pernyataan pribadi mengenai integritas Pihak Independen. Anggota komite audit, komite pemantau risiko, serta komite remunerasi dan nominasi dilarang menjadi anggota Direksi, baik pada Bank yang sama maupun pada Bank lain.

Mantan anggota Direksi Bank, mantan Pejabat Eksekutif Bank atau pihak-pihak yang mempunyai hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen tidak dapat menjadi Pihak Independen sebagai anggota komite audit dan/atau anggota komite pemantau risiko. pada Bank yang bersangkutan, sebelum menjalani masa tunggu (cooling off) paling singkat 6 (enam) bulan. Yang dimaksud dengan masa tunggu (cooling off period) adalah jangka waktu antara berakhirnya masa jabatan yang bersangkutan, yang telah berhenti secara tertulis sebagai anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif atau pihak lain yang mempunyai hubungan dengan Bank, dan penunjukan efektif. dari yang bersangkutan sebagai Pihak Independen.

BENTURAN KEPENTINGAN

PENERAPAN TATA KELOLA PADA KANTOR CABANG DARI BANK YANG BERKEDUDUKAN DI LUAR NEGERI

PRINSIP UMUM PENILAIAN FAKTOR TATA KELOLA

Bank dapat menggunakan faktor penilaian secara individual dalam penerapan Tata Kelola Bank pada saat menilai Tata Kelola secara konsolidasi. Pemeringkatan faktor Tata Kelola dikelompokkan menjadi 5 (lima) Peringkat, yaitu Peringkat 1, Peringkat 2, Peringkat 3, Peringkat 4, dan Peringkat 5. Peringkat faktor Tata Kelola yang semakin kecil mencerminkan penerapan Tata Kelola yang semakin baik.

Penentuan pemeringkatan Faktor Manajemen dilakukan sebagai berikut berdasarkan matriks pemeringkatan Faktor Manajemen. Apabila diperlukan, Bank melakukan pengkinian self-assessment terhadap pelaksanaan Pengurusan sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan yang mengatur tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Evaluasi diri terhadap penerapan Tata Kelola dilakukan dengan menggunakan kertas kerja evaluasi diri (self-evaluation) penerapan Tata Kelola sebagaimana pada Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini.

Penilaian harus fokus pada isi pelaksanaan pengelolaan dan tidak hanya pada pemenuhan persyaratan prosedural formal (normatif). Dalam melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pengelolaan, perlu diperhatikan antara lain kebijakan dan prosedur pengelolaan yang telah dilaksanakan dengan baik. Dalam menentukan penilaian faktor manajemen, bank harus memperhatikan relevansi penilaian faktor manajemen dengan tingkat pentingnya permasalahan yang dihadapi bank sesuai dengan temuan yang diperoleh selama penilaian pelaksanaan kebijakan bank. pengelolaan.

Berdasarkan dokumen kerja penilaian mandiri penerapan tata kelola, Bank mengambil kesimpulan umum atas hasil penilaian mandiri (self-assessment) penerapan tata kelola dan menetapkan pemeringkatan faktor tata kelola dengan mengacu pada pemeringkatan faktor tata kelola. matriks sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini. Secara umum penerapan tata kelola yang baik akan menjamin pengelolaan risiko yang baik yang tercermin dari penilaian kualitas penerapan manajemen risiko. Otoritas Jasa Keuangan melakukan penilaian atau evaluasi terhadap hasil self-assessment penerapan tata kelola yang disampaikan oleh Bank.

Dalam hal terdapat perbedaan yang material terhadap hasil self-assessment penerapan tata kelola perbankan, yaitu mengakibatkan hasil pemeringkatan faktor tata kelola berbeda dengan hasil evaluasi atau penilaian yang dilakukan oleh Jasa Keuangan. Otoritas, Bank harus mengkaji hasil penilaian mandiri (self-assessment).assessment) pelaksanaan tata kelola. Selain itu, dalam hal hasil evaluasi penilaian faktor tata kelola oleh Otoritas Jasa Keuangan tergolong paling buruk yaitu pada peringkat 3, peringkat 4, atau 5, Otoritas Jasa Keuangan dapat meminta Bank untuk menyampaikan. rencana tindakan yang memuat langkah-langkah perbaikan secara menyeluruh dan sistematis, serta target waktu pelaksanaan rencana aksi tersebut. Bank dapat menyampaikan rencana aksi sejak awal, bersamaan dengan penyampaian laporan penilaian mandiri (self-assessment) individual mengenai penerapan tata kelola.

Dokumen self-assessment pelaksanaan tata kelola meliputi Kertas Kerja Self-Assessment Penerapan Tata Kelola dan Laporan Self-Assessment Penerapan Tata Kelola yang harus diadministrasikan dengan baik.

TRANSPARANSI PENERAPAN TATA KELOLA

Efektivitas pelaksanaan audit eksternal dan kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang mengatur hubungan antara Bank, akuntan publik dan/atau kantor akuntan publik, dan Otoritas Jasa Keuangan bagi bank konvensional, sebagaimana diatur dalam ketentuan transparansi keuangan. kondisi lembaga bank. D. Informasi yang diungkapkan adalah jumlah saldo debet penyediaan dana kepada pihak terkait dan obligor inti (perseorangan atau kelompok) per posisi pelaporan, sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Otoritas Edaran Jasa Keuangan ini. F. Informasi lain yang berkaitan dengan kepengurusan bank, termasuk intervensi pemilik, perselisihan internal atau permasalahan yang timbul akibat kebijakan remunerasi pada bank.

Hubungan keuangan dan hubungan keluarga anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris dengan anggota Direksi lainnya, anggota Dewan Komisaris lainnya, dan/atau pemegang saham pengendali Bank. Yang dimaksud dengan kecurangan internal adalah kecurangan yang dilakukan oleh anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, pegawai tetap, pegawai tidak tetap dan/atau pekerja outsourcing. Yang dimaksud dengan permasalahan hukum adalah permasalahan hukum perdata dan permasalahan hukum pidana yang dihadapi Bank selama periode tahun laporan dan telah disampaikan melalui proses hukum.

Pengungkapan sehubungan dengan transaksi yang mengandung benturan kepentingan paling sedikit mencakup nama dan jabatan pihak yang mempunyai benturan kepentingan, nama dan jabatan pengambil keputusan atas transaksi yang mengandung benturan kepentingan, jenis transaksi, nilai. transaksi, dan informasinya, sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini. Yang dimaksud dengan pembelian kembali saham atau obligasi Bank adalah upaya untuk mengurangi jumlah saham atau obligasi yang diterbitkan oleh Bank dengan cara membeli kembali saham atau obligasi tersebut dengan tata cara pembayaran yang dilakukan sesuai ketentuan. Pengungkapan mengenai penyediaan dana untuk kegiatan sosial dan/atau kegiatan politik paling sedikit mencakup penerima dana dan jumlah dana yang diberikan.

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

Dalam hal penilaian terhadap faktor-faktor pengelolaan hasil self-assessment pelaksanaan pengelolaan Bank dalam laporan pelaksanaan pengelolaan berbeda dengan hasil penilaian pelaksanaan pengelolaan oleh Otoritas Jasa Keuangan, maka Bank wajib melakukan revisi laporan pelaksanaan pengelolaan sesuai ketentuan. hasil penilaian sendiri (self-assessment) pelaksanaan kepengurusan bank.

ALAMAT PENYAMPAIAN LAPORAN

PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

(2) Bentuk dan isi laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disusun sesuai dengan format Laporan Kepemilikan atau Setiap Perubahan Kepemilikan Saham Perusahaan

Pihak Independen sesuai Pasal 1 angka 6 POJK Tata Kelola BPR adalah pihak diluar BPR yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham,

Penetapan BPR atau BPRS dalam pengawasan intensif atau dalam pengawasan khusus sebagaimana dimaksud pada angka 8 mengacu pada Pasal 6 ayat (1), Pasal 19, dan Pasal 25 ayat

 Anggota Komite Bank yang berasal dari pihak independen, tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, dan/atau keluarga dengan anggota Dewan

kepengaruhan, kepemilikan saham dan atau hubungan keluarga yang mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. a.2 Tugas dan Tanggungjawab Dewan Komisaris dan Direksi..

Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis kepada Bank mengenai penetapan Bank dalam pengawasan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, disertai dengan

Mantan anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif Bank atau pihak yang mempunyai hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuan yang bersangkutan untuk bertindak independen dilarang

3 Format dan dokumen permohonan izin atau laporan kegiatan yang dilakukan oleh Bank untuk kepentingan Bank sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat 4 atau Pasal 30 ayat 1