PSIKODIAGNOSTIKA II
Psikodiagnostik 1 - Tema 2.1
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Dosen Pengampu :
Laelatus Syifa Sari Agustina, S.Psi., M.Psi., Psikolog Zahrina Mardhiyah, M.Psi., Psikolog
Fadjri Kirana Anggarani, S.Psi., M.A.
Tema 2.1 : Konsep-konsep dasar dan jenis-jenis wawancara
INTERVIEW
Wawancara
● Salah satu metode pengumpulan data
● Melibatkan dua orang atau lebih:
- Satu pihak pewawancara
- Pihak lain yang diwawancarai
● Mengungkapkan antara lain - Persepsi
- Sikap
- Pengalaman
- Penilaian seseorang mengenai lingkungan
- Penilaian mengenai dirinya sendiri
Pengertian Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara individu/seseorang dengan individu lain dengan tujuan tertentu dan berguna untuk memperoleh informasi
komprehensif tentang yang diwawancarai.
Wawancara tidak lepas dari kemampuan
observasi, komunikasi, dan empati dari
pewawancara
Pengertian Wawancara
Kata Conversation lebih dipilih daripada dyadic verbal interaction:
● interaksi dalam wawancara melibatkan perilaku non verbal
● wawancara lebih sebagai bentuk komunikasi dari pada bentuk
pertanyaan (pewawancara membuat pernyataan untuk merangkum atau memberikan stimulasi)
● Stimulasi komunikasi dalam
wawancara dapat berbentuk
pertanyaan atau pernyataan
Wawancara
Secara tradisional wawancara adalah
percakapan, biasanya tanya-jawab antara
dua pihak (terdiri dari 2 orang atau lebih),
saling berhadapan secara fisik sehingga
dapat melihat dan mendengar langsung,
dapat melihat ekspresi non-verbalnya
saat percakapan sedang berlangsung
• Kemajuan teknologi yang semakin canggih, orang melakukan wawancara tidak tatap muka saja, tapi melalui telephone, teleconference, dsb
• Metode wawancara yang digunakan tergantung berbagai pertimbangan:
- Tujuan wawancara
- Siapa yang diwawancara - Tempat wawancara
• Tiap metode ada kelebihan dan kekurangannya
Wawancara
Kapan Wawancara Digunakan?
Responden Buta Huruf
Responden terlalu muda untuk merespons alat tes
Respondens terlalu sibuk untuk mengerjakan angket Topik yang diukur
bersifat pribadi,
individual, rahasia
Penggunaan Wawancara Berdasarkan Tujuan Tertentu
• Jika ingin mendalami jawaban responden
• Jika ingin mengecek kesesuaian antara pertanyaan dengan jawaban
• Jika mengharapkan jawaban yang panjang
• Jika ingin mengontrol pertanyaan, jawaban, responden, dan situasi (wawancara terstruktur)
• Jika ingin mengetahui kesesuaian responden dengan persyaratan khusus misalnya performasi fisik, kemampuan komunikasi, suku bangsa,
kepercayaan politik, dsb
• Jika ingin mengamati komunikasi non verbalnya dan kemampuan berkomunikasi
• Jika ingin mengamati lebih detail tentang emosi, perasaan, keyakinan,
sikap yang akan dilaporkan
Kapan Wawancara Digunakan?
Penelitian Pemeriksaan psikologis (McConaughy, 2005) 1. Terutama pada penelitian kualitatif 🡪
a. Untuk mendapatkan pengetahuan tentang makna subyektif dari topik b. Dilakukan untuk melakukan
eksplorasi terhadap suatu isu yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain
c. Merupakan metode utama
2. Penelitian kuantitatif, wawancara sebagai metode pendamping
1. Digunakan sebagai alat utama maupun pendamping pada saat:
a. Melakukan “initial clinical assessment”
b. Melakukan diagnosa psikiatrik c. Mengevaluasi efektivitas tritment d. Skrining status risiko
2. Dalam kondisi asesmen lain (misal
tes) tidak dapat digunakan, wawancara
beserta observasi menjadi metode
utama
● Wawancara dapat menggantikan alat ukur psikologis (metode primer)
● Wawancara dapat menjadi alat pengumpul data penunjang alat ukur psikologis (pelengkap)
● Alat pengumpul data kuantitatif
● Alat pengumpul data kualitatif
Wawancara Sebagai Pengumpul
Data
Proses Wawancara
Membuat Pertanyaan Wawancara
Mencari Literatur untuk Memahami
Tema Meminta Izin
Merekam, melakukan pencatatan
gesture Membangun
raport
Tipe Interview
● Terstruktur
● Semi Terstruktur
● Tidak Terstruktur
Structured Interviews
● Standardized interviews
● Survey interviews
● Clinical
history taking
Focused or Semi Structured
Interviews
● In-depth Interviews
● Survey interviews
● Group Interviews
Structured Interview
● In-depth Interviews
● Clinical Interviews
● Group Interviews
● Oral or Life History Interviews
Tipe Interview
Wawancara Terstruktur (Sistematik)
● Daftar pertanyaan dan kategori jawaban telah disiapkan
● Kecepatan wawancara terkendali
● Tidak ada fleksibilitas baik pertanyaan atau jawaban
● Pewawancara menunjukkan minat tetapi tetap menjaga jarak
● Tujuannya untuk mendapat penjelasan
tentang suatu fenomena
Interviewer
● Memberikan penjelasan secukupnya pada responden tujuan dari wawancara
● Mengikuti pedoman: urutan pertanyaan, penggunaan kata, tidak boleh melakukan improvisasi
● Mengendalikan wawancara, tetapi tidak terlibat (tidak sugestif, beropini, menginterpretasi pertanyaan)
Wawancara Terstruktur
Sumber Kesalahan
• Jawaban mengarah pada social desirability (apa yang dianggap baik oleh orang banyak atau apa/bagaimana seharusnya)
• Tipe kuesioner, penggunaan kata yang mungkin menimbulkan salah tafsir
• Teknik bertanya, penambahan kata yang tidak seharusnya
Wawancara Terstruktur
Kelemahan Kekuatan
Respon yang diperoleh bersifat rasional, tetapi kemampuan untuk mengungkap dimensi emosional rendah
Setiap responden mendapat
pertanyaan yang sama , jadi Variasi jawaban akibat variasi pertanyaan dapat dihindarkan
Kaku, kurang dapat disesuaikan
dengan moment Kesalahan akibat masalah teknis dapat dikurangi
Data kurang mendalam Hasil kesimpulan lebih reliabel (pembuktian hipotesis lbh mudah)
Komparasi data menjadi lebih
mudah
● Tujuannya untuk mengetahui apakah seseorang mengalami depresi
● Saya akan menyampaikan beberapa perasaan / perilaku yang mungkin Anda lakukan. Tolong katakan kepada saya seberapa sering anda
merasakan ini selama seminggu terakhir, dan kira-kira berapa hari dalam seminggu bila hal itu terjadi?
Contoh
Jarang atau tidak sama sekali (kurang dari 1 hari)
Sebagian atau dalam jumlah yang sedikit (1-2 hari)
Kadang-kadan g atau dengan jumlah waktu yang sedang (3-4 hari)
Sebagian besar atau selalu (5-7 hari)
Apakah anda terganggu dengan hal-hal yang biasa nya tidak
mengganggu anda?
Apakah anda kehilangan nafsu makan?
Apakah anda
kesulitan
untuk fokus
Wawancara Tidak Terstruktur
Setting
Bahasa dan Budaya
Penampilan Diri
Elemen yang Diperhatikan
Memantapkan Rapport
Mendapatkan Kepercayaan
Mengumpulkan Data Empirik Menemukan
Infoman
(Responden)
Kekuatan dan Kelemahan
Interview
Kekuatan Kelemahan Merupakan metode terbaik untuk menilai
keadaan pribadi Tidak efisien dari segi waktu, tenaga, dan biaya
Tidak dibatasi tingkat umur dan pendidikan
responden Informasi tergantung kesediaan,
kemampuan, kondisi momental responden
Metode utama atau pelengkap dalam
penelitian psikologi Proses mudah terganggu (kehadiran orang/suara di sekitarnya)
Menjadi kriterium bagi data yang diperoleh dengan metode lain (Menguji kebenaran terhadap data yang sudah didapat dengan cara lain misalnya angket, skala, tes,
observasi). Jadi hasil wawancara
memberikan pertimbangan-pertimbangan yang menentukan
Perlu penguasaan “bahasa yang sama”
Dapat dilakukan bersama-sama observasi Butuh kompetensi dari pewawancara yang
ahli
Kemampuan
Pewawancara
1. Attending
Behavior 2. Active Listening Skills
3. Observing and Reflecting Feelings:
A Foundation of Client Experience
4. Menjalin Hubungan baik
kedua pihak
5.Keterampilan
Komunikasi 6. Nonverbal Behavior
7. Verbal Skill
• Pola/bentuk
attending behavior perlu dimodifikasi sesuai latar
belakang budaya
• Attending behavior adalah perilaku pewawancara yang
menunjukkan perhatian pada responden /klien.
• Dalam konteks konseling:
menunjukkan sikap ingin membantu
• Dalam konteks konseling:
menunjukkan sikap ingin membantu
1. Attending Behavior
• Jadi tidak selalu
sama untuk setiap
responden /klien
Empat Dimensi Attending (3v+b
1. visual / eye contact : misalnya dengan memandang lawan bicara
2. vocal qualities : tinggi rendah, keras lemah, irama dari suara
3. verbal tracking : mengikuti alur cerita responden
4. attentive and authentic body
language: ekspresi wajah, sikap tubuh, dll
• Mendengarkan aktif adalah mendengarkan dengan penuh perhatian
• Hal tersebut akan meyakinkan responden /klien bahwa ia
- didengarkan,
- dipahami pandangannya - dipahami perasaannya
2. Active Listening Skills
Unsur Dalam Mendengarkan Aktif
A. Encouraging B.
Paraphrasing
C. Summarizing
A. Encouraging
• Adalah mendorong dan menjaga agar responden /klien tetap berbicara, antara lain dengan gerakan tubuh, gerak kepala, ekspresi wajah yang positif
• Menggunakan verbal yang singkat misalnya “umm”
“yaa”
• Mengulang kata kunci dari cerita responden, misalnya
“marah?”
• Mengulang statement yang dikatakan responden,
misalnya “lalu anda menjadi marah?”
B. Paraphrasing
• Mengulang yang diceritakan responden /klien dalam periode tertentu dengan bahasa pewawancara
• Terdiri dari empat dimensi:
1. sentence stem, mengulang kalimat dengan menyebut nama klien
2. key words, kata kunci yang digunakan klien
3. meringkas hal-hal penting yang dikatakan responden /klien 4. check-out for accuracy, cek ketepatan dengan mengajukan pertanyaan singkat setelah pewawancara paraphrase, misalnya
“apakah saya telah mendengar dengan benar?”
C. Summarizing
• Meringkas apa yang telah diceritakan responden secara keseluruhan untuk konfirmasi kebenarannya
• Perhatikan juga nonverbal pewawancara maupun klien
• Diakhiri dengan pertanyaan “benarkah penangkapan
saya?”
Melakukan ACTIVE-LISTENING
● Memahami tujuan
● Memahami responden / klien
● Memperhatikan dari awal
● Mendengar dengan empati
● Kesabaran dan kontrol diri
● Mendengarkan dengan penuh perhatian
Mendengar Aktif
– Mendengarkan dengan seksama
• Mendengar pasif hanya menggunakan telinga saja,
sedangkan mendengar aktif melibatkan perasaan dan hati.
– Membiarkan responden mengekspresikan ide dan perasaannya
• Pewawancara memberikan waktu bagi responden untuk mengungkapkan perasaannya
Lanjutan
• Observing: mengamati perilaku klien selama wawancara
• Reflecting feelings: merefleksikan perasaan klien yang biasanya disembunyikan agar menjadi eksplisit dan jelas
• (terutama dalam konteks konseling)
3. Observing and Reflecting Feelings: A
Foundation of Client Experience
• Dapat ditempuh dengan bersikap:
• Tidak egois, saling menghargai, menghormati, mempercayai, memberi dan menerima, dsb
• Diawali dengan pembicaraan ramah tamah, misalnya menanyakan kesehatan
• Menjelaskan tujuan wawancara
4. Menjalin Hubungan Baik Kedua Pihak
• Dapat ditempuh dengan bersikap:
• Tidak egois, saling menghargai, menghormati, mempercayai, memberi dan menerima, dsb
• Diawali dengan pembicaraan ramah tamah, misalnya menanyakan kesehatan
• Menjelaskan tujuan wawancara
4. Menjalin Hubungan Baik Kedua Pihak
• Pertanyaan pembukaan: biasanya bersifat umum dan tidak sulit untuk dijawab
• Gaya bicara, nada dan irama bicara: netral dan bersahabat
• Sikap bertanya, bukan sikap menggurui
• Paraphrase: meringkas jawaban responden untuk konfirmasi kebenarannya
5. Keterampilan Komunikasi
• Probing:
mengajukan pertanyaan agar responden menjelaskan lebih lanjut
• Pencatatan:
melakukan pencatatan dengan cepat, tidak menyolok
• Menilai jawaban
Kesesuaian dengan yang diharapkan, atau standar.
5. Keterampilan Komunikasi
Lanjutan
• Jarak Bicara
• Posisi badan
• Sentuhan (sesuai norma etika)
• Kontak mata
• Ekspresi wajah
• Tekanan suara
6. NONVERBAL BEHAVIOR
Mengembangkan pertanyaan:
● Broad/narrow
● Terbuka/tertutup
● Menyimpulkan
● Paraphrase
● Ekspresi isi dan emosi
7. VERBAL SKILLS
KODE ETIK WAWANCARA
persetujuan Ada responden, dinyatakan
dalam Informed
Consent
Ada hak untuk dilindungi kerahasiannya
(identitas responden)
Perlindungan dari celaka fisik, emosi, dan lain-lain
Hak untuk tahu apa yang
akan digali (tidak semua
situasi memungkinka
n)
Kejujuran laporan (melaporkan
seperti apa adanya, tanpa
dikotori oleh pendapat atau
penilaian
pribadi)
Terima
Kasih
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
PSIKODIAGNOSTIKA II
Psikodiagnostik 1 - Tema 2.2
Dosen Pengampu :
Laelatus Syifa Sari Agustina, S.Psi., M.Psi., Psikolog Zahrina Mardhiyah, M.Psi., Psikolog
Fadjri Kirana Anggarani, S.Psi., M.A.
Tema 2.2 : Elemen, alur, dan tipe-tipe wawancara bagian I
ELEMEN WAWANCARA DAN ALUR WAWANCARA
Elemen Wawancara Terdiri dari lima:
a. Interaksi
b. Proses
c. Dua Pihak
d. Tujuan
e. Pertanyaan
a. Interaksi
• Interaksi berarti ada pertukaran dan saling berbagi:
bertukar peran, tanggung jawab, perasaan, keyakinan, motif, dan informasi
• Interaksi tidak harus seimbang antara pewawancara
dengan responden, tergantung jenis dan tujuan
wawancara
b. Proses
• Prosesnya kompleks dan dinamis, sambung menyambung (continue) mengalir berdasarkan jawaban responden pada wawancara semi terstruktur dan tidak terstruktur)
• Memperhatikan non verbal responden maupun pewawancara
• Tingkat keterbukaan responden menentukan keberhasilan
wawancara
c. Dua Pihak
• Terdiri dari dua pihak yaitu:
- interviewer (pewawancara)
- interviewee (yang diwawancarai/ responden)
• Proses saling bicara dan fokus dalam topik yang dibicarakan
• Melibatkan dua orang atau lebih
d. Tujuan
• Wawancara lebih dari pembicaraan biasa
• Wawancara mempunyai tujuan tertentu
• Oleh karena itu ada
‒ Perencanaan: isi dan proses sesuai dengan tujuan dan kondisi responden (interviewee)
‒ Struktur: tahapan terstruktur dalam melakukan
wawancara
e. Pertanyaan
• Pertanyaan menjadi bagian penting dalam wawancara
• Pertanyaan yang baik akan menghasilkan:
‒ Hubungan optimal dengan interviewee
‒ Tercapainya tujuan wawancara
‒ Perasaan puas di kedua belah pihak
ALUR WAWANCARA
sumber R.L. Gorden
Contoh Kasus
CSA (community service administration) di pada tahun 1970, mereka ingin mewawancara tujuannya untuk mengevaluasi efektifitas program kerja yang dilakukan organisasi lokal menggunakan funding dari CSA ini untuk pengentasan kemiskinan. Mereka melakukan pertemuan dan menghasilkan pertanyaan-pertanyaan di antaranya adalah :
1. Seberapa banyak plamflet informasi yang telah kamu distribusikan selama 3 bulan terakhir?
2. Berapa banyak pertemuan komunitas yang kamu lakukan selama 4 bulan terakhir?
3. Berapa jumlah profesional dan volunter yang menjadi staff mu?
4. Pada berapa artikel berita kegiatanmu di muat?
Irrelevan question terjadi karena kegagalan dalam menerjemahkan kata “effectiveness”.
Effectiveness berkaitan dengan “hasil” bukan
“usaha”
INTERVIEW CYCLE
PLANNING
• Formulate RELEVANT QUESTIONS
• Word questions to MOTIVATE
• Establish communicating atmosphere
DOING
• Deliver the questions
• Listen to the response
• Observe the respondent
• Evaluate the response
• Probe the response
• Record the response
ANALYZING
• Analyze own behavior
• Code information
• Measure reliability
REFLECT AND REPEAT THE CYCLE
PLANNING
Mengembangkan Relevants Questions
● Menetapkan TUJUAN wawancara
● Mengembangkan definisi konseptual
● Mengembangkan definisi operasional
● Mengembangkan aspek-aspek
● Membuat pertanyaan berdasarkan aspek
MENGEMBANGKAN PERTANYAAN YANG MEMOTIVASI
• Mengurangi EGO THREAT
• Memilih kata yang mudah dipahami
• Memilih kata yang dapat menstimulasi jawaban
• Memilih pertanyaan luas dan spesifik
DOING
Mengembangkan IKLIM KOMUNIKATIF
• PHYSICAL SETTING
– Pengaturan kursi – Penerangan – Suasana – Pencatatan – Penampilan
• VERBAL SETTING
– Pemilihan kalimat – Pemilihan intonasi
‒ Pemilihan gaya bahasa – Alur pertanyaan
• NON VERBAL SETTING
– Bahasa Tubuh
– Ekspresi wajah
– Kontak mata
DOING
1. Deliver the question
2. Listen to the respondent
3. Observe the respondent
4. Evaluate the response
5. Probe the response
6. Record the response
Deliver the Question
• Menyampaikan pertanyaan yang sudah dirancang
• Disertai non verbal dan bahasa tubuh antara lain posisi tubuh, kontak mata, ekspresi wajah, nada suara, dan lain-lain
• Hal tersebut akan mempengaruhi kinginan
responden untuk menjawab dan kualitas
jawaban
Listen to the Respondent
• Mendengarkan adalah proses intelektual yang aktif untuk mengartikan apa yang dikatakan seseorang
• Mendengarkan dengan suatu tujuan
• Memperhatikan bahasa verbal dan non verbal
responden, misalnya intonasi saat mengatakan
sesuatu bisa memberi arti yang berbeda dengan
yang diucapkan
Observing the Respondent
• Mengamati nonverbal atau bahasa tubuh responden
• Tanda-tanda seperti gerakan tangan, kaki, ekspresi wajah, mood, sikap
• Pewawancara dapat menentukan kapan perlu memotivasi, probing, dsb dari tanda-tanda
tersebut
• Dapat juga untuk pertimbangan validitas
jawaban
Evaluating the Response
• Tiga hal yang dipertanyakan dalam evaluasi
‒ apakah jawaban relevan dengan tujuan
‒ apakah informasi valid/benar
‒ apakah informasi lengkap
Probing the Response
Berdasarkan hasil evaluasi,
‒ dilakukan pertanyaan lanjutan
‒ Tujuan: untuk melengkapi dan
menyempurnakan informasi yang
sudah didapat, agar sesuai dengan
tujuan
Recording the Response
• Mencatat /melaporkan jawaban dapat berada di dua sisi yaitu sebagai bagian dari doing atau analyzing
• Dapat juga berurutan yaitu mencatat jawaban dan mengelompokkan
kemudian dianalisis
ANALYZING
• Analyze own behavior
• Code Information
• Measure reliability
III. Analyzing
• Terdiri dari 2 aspek:
‒ menganalisis behavior dari pewawancara sendiri
‒ menganalisis semua informasi yang didapat
• Hal ini perlu dilakukan sebelum melakukan
wawancara berikutnya agar tidak mengulang
kesalahan
Pelaksanaan Wawancara Opening, Body, Closing
Sumber: Stewart & Cash
Interviewing principles and pratices
Opening ( pembukaan )
● Pembukaan dalam wawancara akan berpengaruh pada jalannya wawancara selanjutnya
● Tujuan agar responden merasa bebas, serta dapat berkomunikasi secara tepat dalam wawancara
● Membentuk rapport dan mendorong responden
bersedia diwawancarai
OPENING
• Pembukaan yang gagal /tidak tepat akan menyebabkan
‒ suasana tidak terbuka,
‒ jawaban yang tidak jelas dan tidak akurat
• Dua langkah dalam pembukaan:
1. Establish rapport
2. Orient the other party
LANJUTAN
• Menjalin hubungan baik antara pewawancara dengan yang diwawancarai (responden)
• Membentuk saling kepercayaan
• Biasanya diawali dengan memperkenalkan diri pewawancara
• Disertai dengan nonverbal yang hangat, misalnya bersalaman, senyum, kontak mata, nada suara yang ramah dan bersahabat
• Memberi salam
• Menanyakan keadaan responden
• Membicarakan hal umum misalnya cuaca, lalulintas, dsb
• Pembicaraan yang menyenangkan misalnya ucapan selamat jika mengetahui prestasi responden
1. Establish Rapport
• Menjelaskan pada responden
‒ tujuan wawancara,
‒ institusi/organisasi apa yang bertanggung jawab,
‒ apa yang diharapkan dari responden,
‒ informasi untuk apa,
‒ bagaimana memilih responden,
‒ berapa lama kira-kira waktu yang dibutuhkan,
‒ lain-lain yang dirasa perlu namun jangan terlalu panjang
2. Orient the Other Party
Contoh (alternatif) Pembukaan
• Menjelaskan tujuan
• Meringkas masalah
• Menjelaskan ditemukannya masalah
• Menawarkan insentif atau reward
• Meminta bantuan
• Mengacu pada posisi responden
• Mengacu pada penanggung jawab proyek
• Mengacu pada organisasi
• Meminta waktu
• Menanyakan suatu pertanyaan
Nonverbal
• “Daerah kekuasaan”: menghormati dan tidak melanggar daerah kekuasaan
• Penampilan dan pakaian: sesuai dengan situai dan kondisi
• Sentuhan: misalnya cara bersalaman, menepuk bahu, dll (sesuai budaya)
• Membaca komunikasi non verbal, apa yang biasa/wajar
dilakukan, setiap budaya tidak sama
Body ( bagian utama wawancara )
● Pewawancara telah menyiapkan topik dan pertanyaan yang akan diajukan
● Interview guide berupa outline atau checklist dari topik atau sub topik wawancara (bukan pertanyaan)
● Ini membantu pewawancara mengingat area informasi yang akan diungkap agar tidak melenceng
● Juga pewawancara dapat mencatat jawaban yang relevan, dan mengajukan pertanyaan untuk lebih mendalami
● Contoh membuat Outline Sequences: -Topical sequences,
ada 6 kunci kata yaitu what, when,where, who,how,why
BODY
• Time sequences, urutan waktu
• Space sequences, urutan tempat atau lokasi
• Cause to effect sequences, urutan sebab akibat
• Problem solution sequences, urutan penyelesaian masalah jika ada
LANJUTAN
Closing ( penutup )
● Akhir wawancara adalah bagian yang integral dengan keseluruhan wawancara
● Tetap menjaga hubungan baik yang telah dibangun selama wawancara berlangsung
● menimbulkan kesan responden adalah berharga
● Tidak menimbulkan kesan sudah berakhir jadi tidak dibutuhkan lagi
● Menjawab pertanyaan responden jika ada
● Mengakhiri wawancara, biasanya pendek saja
● Ekspresi wajah yang senang dan puas dengan wawancara yang
telah dilakukan
Fungsi Penutup
1. Sebagai tanda kalau wawancara akan berakhir namun bukan hubungan yang berakhir
• Misalnya dengan mengatakan “sampai jumpa”
• Atau melakukan perjanjian untuk pertemuan berikutnya 2. Mengekspresikan hal yang positif
‒ kedua pihak saling menghargai
‒ misalnya
• mengucapan terima kasih,
• menyatakan senang dengan pertemuan ini
Fungsi Penutup
3. Membuat ringkasan hal-hal yang penting bersama-sama
• Jangan menunjukkan sikap terburu-buru,
• ingat: “yang akan diingat orang adalah hal-hal yang baru saja
terjadi” (the law of recency)
Contoh (alternatif) penutup
• Menanyakan apakah ada pertanyaan
• Menanyakan apakah ada tambahan informasi
• Menyatakan bahwa semua pertanyaan sudah terjawab
• Menanyakan kegiatan pribadi
• Menanyakan kegiatan professional
• Menyatakan keterbatasan waktu
• Menjelaskan dan memberi alasan menutup wawancara
• Mengekspresikan
penghargaan dan kepuasan
• Merencanakan pertemuan berikutnya
• Membuat ringkasan dari interview
• Menyatakan keterbatasan
waktu
Nonverbal Closing Action
• Mengubah posisi duduk seolah-olah akan berdiri
• Mengemasi barang misalnya buku catatan
• Tersenyum
• Melihat jam
• Mengajak bersalaman
• Gerakan tangan
• Dan lain-lain
Perhatikan!
Opening, body, dan closing berperan sama
pentingnya untuk keberhasilan wawancara
secara keseluruhan, jadi perlu mendapat
perhatian dan perencanaan yang saksama
PERTANYAAN (QUESTIONS)
Dalam Wawancara
PERTANYAAN
• Adalah alat utama dalam wawancara
• Secara luas: statement yang mengundang jawaban, termasuk non verbal
• Penghubung antara pewawancara dengan responden
• Tiga karakteristik pertanyaan yang esensial: (1) Open or
closed (2) Primary or secondary (3) neutral or leading
(1) Open - Closed
● Open questions
‒ pertanyaan terbuka mengundang jawaban terbuka
● Highly open questions
‒ tidak ada pembatasan sama sekali
‒ Contoh:
■ Apa pendapat anda tentang korupsi?
■ Ceritakan pada saya mengenai studi anda!
● Moderately open questions
‒ sudah ada sedikit pembatasan tapi tetap ada
kebebasan
(1) Open – Closed (lanjutan)
● Contoh :
‒ Apa pendapat anda tentang korupsi di Indonesia?
‒ Ceritakan pada saya mengenai studi
anda di perguruan tinggi!
Keuntungan dan Kelemahan Pertanyaan Terbuka
Keuntungan Kelemahan
Selain mengungkapkan informasinya dapat juga memperkirakan kondisi dan kualitas responden dari cara menjawabnya
Kemungkinan responden
menjawab panjang lebar tetapi tidak sesuai dengan yang
ditanyakan/diungkap
Jawaban yang terlalu panjang
sulit untuk direkam dan diproses
(1) Open – Closed (lanjutan)
● Closed questions:
‒ pertanyaan tertutup, jawabannya sempit, terbatas dan terfokus
● Highly closed questions,
‒ responden diminta memilih jawaban
yang tersedia
(1) Open – Closed (lanjutan)
● Moderately closed questions:
‒ pertanyaan yang mengarah pada hal spesifik dan terbatas
‒ Contoh: Fakultas apa yang anda pilih?
● Bipolar questions:
‒ closed question dapat berupa pilihan 2 kutub
‒ Contoh:
■ Apakah anda seorang yang hemat atau boros?
■ Pertanyaan dengan jawaban ya atau tidak
Keuntungan dan Kelemahan Closed Questions
Keuntungan Kelemahan
Pewawancara dapat mengontrol panjangnya jawaban dan informasi yang spesifik
Informasi yang didapat sedikit, jadi harus mengajukan beberapa
pertanyaan
Hemat waktu dan tenaga Tidak dapat mengungkap alas an jawabannya
Mudah ditabulasi
(2) Primary - Secondary
● Primary Question:
‒ pertanyaan yang dapat berdiri sendiri walaupun keluar dari konteks (topik yang sedang
diungkap/diteliti)
‒ Contoh:
■ Bagaimana anda dapat tertarik pada pengobatan herbal?
■ Dan semua contoh dalam open-closed questions
(2) Primary - Secondary
● Secondary Question:
‒ pertanyaan lanjutan,
‒ berhubungan dengan pertanyaan pertama
‒ tidak dapat berdiri sendiri.
‒ Sering disebut probing.
‒ Contoh: ceritakan lebih lanjut.
‒ Probing dapat open maupun closed
Tipe Secondary Questions
• Silent probes:
‒ hanya nonverbal tanpa kata-kata
• Nudging probes:
‒ pertanyaan pendek.
‒ contoh: Lalu? Dan? Ya..
• Clearinghouse probes:
‒ untuk meyakinkan apakah sederet pertanyaan sudah dijawab semua oleh responden
‒ Contoh: Apakah masih ada lagi? Apakah ada yang
terlewatkan?
Tipe Secondary Questions
‒ Informational probes:
▪ apabila jawaban subjek terkesan hanya permukaan dan tidak jelas.
▪ Contoh: jelaskan apa yang kau maksud dengan …….?
‒ Restatement probes:
▪ kalau responden belum menjawab tuntas, pertanyaan
asli diulang sebagian atau seluruhnya
Tipe Secondary Questions
‒ Refflective probes:
▪ Meyakinkan apakah jawaban responden tidak salah
▪ Contoh: Responden mengatakan “ibu itu….”
Pewawancara menanyakan, “maksud Anda ibu Budi?”
‒ Mirror probes:
▪ Meringkas jawaban (paraphrase)
▪ Untuk konfirmasi kebenarannya
(3) Neutral - Leading
● Neutral Question:
‒ Pertanyaan yang netral, responden menentukan sendiri jawabannya tanpa pengarahan maupun paksaan
● Leading questions:
‒ pertanyaan yang menggiring responden untuk
menjawab sesuai yang diharapkan baik secara
eksplisit maupun implisit, verbal atau nonverbal
(3) Neutral - Leading
● Contoh:
N : Apakah anda suka minum kopi?
L : Anda suka suka minum kopi?
N: Bagaimana kesehatan anda?
L: Apakah anda merasa cukup sehat?
NETRAL LEADING
TERBUKA TERTUTUP TERBUKA TERTUTUP
PRIMARY Bagaimana
pendapatmu tentang KKP?
Setujukah kamu dengan penerapan KKP?
Banyak mahasiswa yang merasa KKP itu berat, bagaimana pendapatmu?
Apakah kamu setuju dengan kebanyakan pendapat
mahasiswa yang menyatakan bahwa KKP itu berat?
SECONDARY Apa yang
menyebabkan kamu
berpendapat seperti itu?
Apa yang
menyebabkan kamu
berpendapat seperti itu?
Jika kamu merasa bahwa KKP itu tidak berat, apa yg menyebabkan kamu ikut mengkritik pelaksanaan
Saya kira kamu merasa bahwa KKP itu tidak berat, apakah karena
nilai-nilaimu
yang sudah
keluar ternyata
Semakin banyak manusia belajar, semakin banyak dia menyadari
ketidaktahuannya
-Anonymous-