• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDRB NTT Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2012

N/A
N/A
RTRW KOTA KUPANG

Academic year: 2023

Membagikan "PDRB NTT Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2012"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

Secara nasional, posisi IPM Nusa Tenggara Timur berada pada peringkat 31 pada tahun 2011 dan naik menjadi peringkat 30 pada tahun 2012 dari 33 provinsi di Indonesia. Berdasarkan tabel 2.15 terlihat bahwa pada tahun 2012 kabupaten dengan rata-rata lama sekolah terendah < 6,0 adalah Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Sumba Barat Daya.

Tabel 2.14 menunjukkan jumlah penduduk melek huruf makin meningkat dan penduduk  buta  huruf  makin  menurun
Tabel 2.14 menunjukkan jumlah penduduk melek huruf makin meningkat dan penduduk buta huruf makin menurun

Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka Kematian Anak Balita (AKABA)

Laporan Profil Pelayanan Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi NTT Tahun 2012 menunjukkan bahwa konversi MMR per 100.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu 5 (lima) tahun (tahun Fluktuasi. Angka kematian kasar adalah banyaknya kematian yang terjadi pada waktu tertentu dan tempat untuk 1000 penduduk pada pertengahan tahun.

Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH)

Perkiraan angka kematian kasar (CMR) berdasarkan hasil SUPAS tahun 2005 menunjukkan bahwa AKI tahun 2007 adalah 6,9 per 1.000 jiwa. Kematian bayi sangat sensitif terhadap perubahan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin dari penurunan AKB dan peningkatan UHH saat lahir, peningkatan angka harapan hidup juga secara tidak langsung menggambarkan peningkatan kualitas hidup. kehidupan dan tingkat kesehatan masyarakat.

Angka Kelangsungan Hidup Bayi

Angka usia Harapan Hidup

Presentase Balita Gizi Buruk

Ketenagakerjaan

  • Seni Budaya dan Olah Raga 1. Kebudayaan

Nusa Tenggara Timur memiliki sejumlah seni dan budaya yang tumbuh dari budaya masyarakat sehingga berbagai jenis seni dikaitkan dengan kegiatan adat. Dalam hal ini, jumlah kesenian tradisional tersebar merata di seluruh kota, ada yang berkembang dengan baik karena pertunjukan di setiap acara budaya dan ada pula yang kurang berkembang.

Pemuda dan Olah Raga

  • ASPEK PELAYANAN UMUM 1. LAYANAN URUSAN WAJIB

Pendidikan

Data pada Tabel 2.22 menunjukkan bahwa rata-rata GSP pendidikan dasar dan menengah sampai dengan tahun 2012 masih di bawah rata-rata nasional yaitu sebesar 97,99% dan 89,76%. Berdasarkan data tahun 2009, ketersediaan sekolah dan guru mencukupi jumlah siswa per jenjang pendidikan, sehingga perkembangan hingga tahun 2012 belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap rasio tersebut. Ketersediaan jumlah sekolah, ruang kelas dan guru untuk jumlah siswa selengkapnya menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2.26.

Perkembangan angka kelulusan merupakan wujud sinergi pembangunan pendidikan bagi seluruh pemangku kepentingan pembangunan. Data perkembangan angka kelulusan dapat dilihat pada Tabel 2.27.

Kesehatan

Fakta bertambahnya jumlah tenaga kesehatan sejalan dengan tercapainya jumlah dan aksesibilitas masyarakat terhadap fasilitas kesehatan. Jika dikonversikan ke angka kematian ibu, terjadi penurunan dari 3 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2011 (Laporan Dinas Kesehatan Provinsi NTT, 2013). Pada tahun 2013, proporsi penduduk yang mengonsumsi obat keras yang dijual bebas dan mengonsumsi antibiotik masih tinggi, meskipun berada di bawah angka nasional, sebagian besar masyarakat masih menggunakan obat tradisional dibandingkan obat modern.

Proporsi penduduk yang dirawat di rumah sakit juga masih di atas angka nasional, sedangkan angka rawat jalan sesuai dengan proporsi nasional.

Pekerjaan Umum

Pelayanan kesehatan anak, ibu dan lainnya juga belum memberikan hasil yang signifikan. Hal ini menunjukkan masih rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai keamanan penggunaan obat dan rendahnya akses masyarakat terhadap layanan kesehatan. Berdasarkan kewenangan pengelolaannya terdapat 3 wilayah irigasi yaitu 52 wilayah DI Pusat dengan luas potensi 133.929 Ha dengan luas fungsional 31.356 Ha, 36 wilayah DI Provinsi dengan luas potensi 49.326 Ha dengan kawasan fungsional seluas 27.589 Ha dan kawasan Kabupaten/Kota dengan potensi luas 126 Ha dengan luas fungsional 67.223 Ha.

Untuk menjembatani kekurangan air akibat kekeringan, dilakukan upaya pembangunan waduk yang terdiri dari waduk, waduk irigasi, dan waduk.

Perumahan

Persentase rumah tidak layak huni mencapai 35% (lantai kotor, tidak berdinding, atap berdaun dan lain-lain) dan sekitar 15% keluarga masih belum memiliki rumah sendiri. Selain itu, realisasi rumah layak huni dan target pencapaian periode 2014-2018 provinsi Nusa Tenggara Timur dengan indikator proporsi rumah tangga yang memiliki akses rumah baik tercantum pada Tabel 2.34. Pasokan listrik PLN di Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami peningkatan, namun belum mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, jumlah rumah tangga, dan lain-lain.

Jumlah rumah tangga yang mempunyai listrik pada tahun 2011 sebanyak 376.026 rumah tangga, dan sekitar 500.000 rumah tangga belum mempunyai listrik.

Tabel 2.31  Luas Pemukiman  No.  KABUPATEN/ KOTA  Luas Wilayah
Tabel 2.31 Luas Pemukiman No. KABUPATEN/ KOTA Luas Wilayah

Penataan Ruang

Perencanaan Pembangunan

Berdasarkan dokumen perencanaan pembangunan, sinergi pembangunan dapat dilaksanakan secara lebih optimal dengan menjadikan desa/kelurahan sebagai unit terkecil wilayah pembangunan. Pengertian kebijakan pembangunan daerah terpadu berbasis desa/kelurahan memberikan arahan bahwa setiap rencana pembangunan yang dilaksanakan yang bersumber dari dana APBD provinsi dan sumber pendanaan lainnya harus jelas menentukan lokasinya yaitu desa/kelurahan.

Perhubungan

Jalur penyeberangan niaga yang terbanyak adalah Kupang-Rote sebanyak 401 penyeberangan, disusul Kupang-Kalabahi sebanyak 98 penyeberangan, Kupang-Larantuka sebanyak 95 penyeberangan (di NTT terdapat 14 penyeberangan komersial). penyeberangan Ende-Waingapu sebanyak 50 penyeberangan, disusul penyeberangan Lewoleba-Larantuka 48 penyeberangan, Waingapu-Sabu sebanyak 37 penyeberangan (di NTT terdapat 24 penyeberangan Perintis), Penyeberangan Antar Provinsi yaitu Labuan Bajo, Kabupaten Maanggarai Barat-Sape, Bima dan Kabupaten Penyeberangan Kabupaten Waekelo. Daya dukung pelabuhan saat ini adalah Nusa Lontar sebagai pelabuhan internasional; Pelabuhan nasional yaitu pelabuhan Larantuka, Labuan Bajo, Kalabahi, Maritaing, Waingapu, Waekelo, Waiwadan, Ippi, Maumere, Wini serta pelabuhan laut regional yaitu pelabuhan Ndao, Papela, Baa, Batutua, Oelaba, Mananga, Waewerang , Nangalili, Komodo, Paitoka, Biu, Raijua, Seba, Kolana, Kabir, Baranusa, Aimere, Marapokot, Baing, Lewoleba, Balauring, Maurole, Wuring, Atapupu, Torn, Reo, Boking, Mborong dan Rua. Kapal yang paling banyak dikunjungi berada di Pelabuhan Larantuka sebanyak 4.073 kali, disusul Pelabuhan Labuan Bajo sebanyak 2.388 kali, dan Pelabuhan Nusa Lontar Kupang sebanyak 2.251 kali.

Aroebusman, Bandara Frans Seda, Bandara Umbu Mehang Kunda dan Bandara Haliwen serta bandara domestik dengan tingkat pelayanan skala feeder yaitu Bandara Komodo, Frans Sales Lega, Mali, Tambolaka, Wunopitu, Gewayantana, Terdamu dan Bandara DC.

Lingkungan Hidup a. Akses Air Minum

Konservasi sumber daya hutan dan keanekaragaman hayati dimulai dengan mengutamakan pengelolaan kawasan hutan yang berfungsi sebagai daerah aliran sungai yang dilindungi. Kawasan hutan Meler Kuwus di Kabupaten Manggarai merupakan hulu dari DAS Wae Kanta yang bermuara di Lembor, Kabupaten Manggarai Barat. Kawasan hutan Illimedo terletak di hulu DAS Lengkong Gete di Kabupaten Sikka dan bermuara di pesisir utara.

Kawasan hutan Kimang Boleng di Kabupaten Ende merupakan hulu sungai yang mengalir ke pesisir selatan Ende.

Pertanahan

Pengelolaan DAS terpadu sebagai satuan perencanaan dalam pembangunan selama ini hanya sebatas pada upaya rehabilitasi dan konservasi tanah dan air, sedangkan organisasi masih bersifat ad hoc dan belum terbentuk kelembagaan yang lengkap mengenai pengelolaan DAS. Agar pengelolaan DAS dapat terlaksana secara optimal maka seluruh pemangku kepentingan harus terlibat dan merencanakan secara terpadu, menyeluruh, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan pada DAS sebagai suatu kesatuan pengelolaan. Sehubungan dengan hal tersebut, perencanaan DAS dilakukan secara terpadu sehingga terdapat keterkaitan antar sektor yang mewakili masing-masing sub DAS, mulai dari sub DAS hulu hingga sub DAS hilir yang menjadi fokus perhatian dengan memperhatikan prinsip ‘satu sungai satu pengelolaan. '.

Dalam rangka pemulihan dan pemanfaatan sungai serta menjaga kelestarian DAS, diperlukan kebijakan yang mengatur pengelolaan DAS secara terpadu, antara lain: (i) Keterpaduan dalam proses perencanaan, yang meliputi keterpaduan dalam penyusunan dan penetapan rencana kegiatan di DAS sungai, (ii) Integrasi dalam pelaksanaan program, yang mencakup keterpaduan penyiapan program kegiatan di wilayah sungai, termasuk kombinasi waktu pelaksanaan, lokasi dan pendanaan serta mekanismenya, (iii) Integrasi program kegiatan pemerintah pusat dan daerah terkait wilayah sungai, sesuai dengan keberadaan peraturan perundang-undangan otonomi daerah, (iv) Integrasi pengendalian pelaksanaan kegiatan program yang mencakup proses evaluasi dan pemantauan dan (v) Integrasi pengendalian dan mitigasi.

Kependudukan dan Catatan Sipil

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Keluarga berencana dan Keluarga Sejahtera

Tingkat kesejahteraan keluarga yang digunakan BKKBN untuk meningkatkan kemampuan mencapai kesejahteraan masyarakat menunjukkan bahwa pada tahun 2011 didominasi oleh rumah tangga pra sejahtera yang berjumlah 606.166 rumah tangga atau 57,17% dari total rumah tangga sebanyak 1.060.355 rumah tangga.

Sosial

Kelembagaan peningkatan pembangunan sosial didukung melalui lembaga pemerintah dan swasta yang pada tahun 2012 mencapai 86 lembaga yang terbagi menjadi; 3 unit rumah anak terlantar, 7 unit rumah lansia, 76 unit panti asuhan anak penyandang disabilitas.

Ketenagakerjaan

Pada tahun 2012, terdapat 2.534 unit koperasi yang terdiri dari 2.222 koperasi aktif dan 312 koperasi tidak aktif. Sedangkan jumlah koperasi aktif bertambah 208 unit dan jumlah koperasi tidak aktif berkurang dari 318 menjadi 312 unit. Jumlah koperasi sebanyak 6.338 orang, terdiri dari 1.033 pengurus dan 5.335 pegawai, yang telah memberikan pelayanan kepada 581.975 orang (bertambah 54.186 anggota pada tahun 2012) koperasi yang tersebar di 21 kabupaten/kota.

Unit usaha kecil dan menengah juga tumbuh dari pembinaan melalui PNPM Mandiri dan program pengembangan lainnya.

Penanaman Modal

Kebudayaan

Kepemudaan dan Olah Raga

Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Pembinaan ormas dan LSM,OKP

Pembinaan Politik Daerah

Kontribusi nilai indeks ini diperoleh dari rata-rata kinerja indeks variabel: 1) kebebasan berkumpul dan berserikat 82,55, 2) kebebasan berpendapat, kebebasan berkeyakinan 98,68 dan kebebasan diskriminasi 93,56. Data IDI tahun 2009-2011 menunjukkan rata-rata indeks kinerja lima variabel pada aspek kelembagaan demokrasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur masing-masing sebagai berikut: variabel pemilu yang bebas dan adil sebesar 86,71, variabel peran DPRD sebesar 50,23; untuk variabel peran partai politik sebesar 97,29; untuk variabel peran birokrasi pemerintah daerah dan 95,83 untuk variabel independen peradilan. Rata-rata indeks kinerja kedua variabel tersebut pada periode 2009-2011 adalah: 50,26 untuk variabel hak memilih dan dipilih, serta 53,01 untuk variabel partisipasi pengambilan keputusan dan pengawasan seperti pada Gambar 2.16.

Faktor-faktor yang menyebabkan nilai indeks variabel hak untuk memilih dan dipilih cenderung rendah dari waktu ke waktu antara lain: a) relatif banyaknya kejadian yang mengindikasikan kurangnya/tidak adanya tempat bagi kelompok penyandang disabilitas. tidak dapat menggunakan hak pilihnya; b) kualitas daftarnya masih relatif buruk.

Peningkatan Ketahanan Seni, Budaya, Agama, Kemasyarakatan dan Ekonomi

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Ketahanan Pangan

Sebagai provinsi kepulauan dengan daya dukung wilayah yang heterogen, ketersediaan bahan pangan pokok juga sangat bervariasi. Secara umum sumber pangan utama masyarakat adalah jagung, padi, singkong, hasil peternakan dan perikanan yang bersumber dari sumber daya alam daerah.

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Statistik

Kearsipan

Komunikasi dan Informasi

Perpustakaan

  • LAYANAN URUSAN PILIHAN 1. Pertanian

Oleh karena itu, produk pertanian khususnya tanaman pangan menjadi salah satu penopang utama peningkatan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. Peningkatan produksi tanaman pangan dilakukan melalui perluasan, intensifikasi, diversifikasi dan pengembangan benih serta didukung oleh sarana dan prasarana pertanian. Hal ini tercermin dari produksi tanaman pangan sebagai sumber karbohidrat (padi, jagung, kacang-kacangan, umbi-umbian) dan sumber protein nabati (sayuran dan buah-buahan), serta sumber tumbuh tanaman biofarmasi dan tanaman hias.

Tanaman pangan lain yang ditanam antara lain singkong, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, kedelai, dan sorgum.

Gambar

Tabel 2.14 menunjukkan jumlah penduduk melek huruf makin meningkat dan penduduk  buta  huruf  makin  menurun
Tabel 2.31  Luas Pemukiman  No.  KABUPATEN/ KOTA  Luas Wilayah

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan inisialisasi nilai awal pembobot = 1 pada Jaringan Heuristik, maka diperoleh hasil prediksi persentase distribusi PDB atas Harga Berlaku menurut

a. Peningkatan revitalisasi pertanian untuk diversifikasi usaha dan mendukung peningkatan produksi pangan. Pengamanan ketahanan pangan. Peningkatan produktivitas, produksi

Pemerintah pada akhirnya memutuskan untuk mengubah PP Nomor 51 Tahun 2008 dengan PP Nomor 40 Tahun 2009 dengan dasar pertimbangan untuk memberikan kemudahan

Universitas Sumatera

Jakarta Situmorang, Syahrizal Helmi., Muda, Iskandar., Doli M., Dalimunte,

Pada tahun 2002 berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Toba Samosir, Nomor 7 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kecamatan Ajibata, Kecamatan Pintu Pohan Meranti,

[r]

Penelitian ini akan memberikan informasi dan memberikan alternatif perumusan strategi pengembangan wisata agro sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam