• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Toba Samosir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Toba Samosir"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

(2)

Berdasarkan Perda Kabupaten Toba Samosir Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Pembentukan Kecamatan Sigumpar Kabupaten Toba Samosir, Kecamatan Silaen dimekarkan menjadi Kecamatan Silaen dan Kecamatan Sigumpar. Berdasarkan Perda Kabupaten Toba Samosir Nomor 6 Tahun 2006 terbentuklah tiga kecamatan baru yaitu Kecamatan Tampahan sebagai pemekaran dari Kecamatan Balige, Kecamatan Nassau pemekaran dari Kecamatan Habinsaran, dan Kecamatan Siantar Narumonda pemekaran dari Kecamatan Porsea. Tahun 2008 Pemerintah Kabupaten Toba Samosir kembali mengeluarkan Perda Nomor 5 Tahun 2008 Tentang pembentukan dua kecamatan baru, yaitu Kecamatan Parmaksian dan Kecamatan Bonatua Lunasi. Dengan demikian jumlah wilayah administrasi pemerintah Kabupaten Toba Samosir mulai tahun 2008 terdiri dari 16 kecamatan. Tahun 2010 terdiri dari 16 kecamatan dengan 231 desa dan 13 kelurahan. Kecamatan Balige merupakan kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan terbanyak, yaitu 35 desa/kelurahan. Sedangkan Kecamatan Tampahan merupakan kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan yang paling sedikit, yaitu hanya 6 desa. Kabupaten Toba Samosir terdiri dari 16 kecamatan yaitu; Ajibata, Balige, Bonatua Lunasi, Borbor, Habinsaran, Laguboti, Lumban Julu, Nassau, Parmaksian, Pintu Pohan Meranti, Porsea, Siantar Narumonda, Sigumpar, Silaen, Tampahan, Uluan.

Kabupaten Toba Samosir berada pada 2°03'-2°40' Lintang Utara dan 98°56′-99°40′ Bujur Timur, Kabupaten Toba Samosir memiliki luas wilayah

2.012, 80 Ha. Kabupaten Tobasa Memiliki Batas Wilayah Sebagai Berikut :

(3)

b) Selatan : Kabupaten Tapanuli Utara

c) Barat : Kabupaten Samosir dan Danau Toba

d) Timur : Kabupaten Asahan dan Kabupaten Labuhanbatu Utara

Kabupaten Toba Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi dengan ketinggian antara 900 - 2.200 meter diatas permukaan laut, dengan topografi dan kontur tanah yang beraneka ragam, yaitu datar, landai, miring dan terjal. Struktur tanahnya labil dan terletak pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik. Perencanaan pembangunan ekonomi daerah memerlukan data agar sasarannya dapat dicapai dengan tepat. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dengan tingkat pemerataan yang lebih baik. Data statistik diperlukan untuk mengukur secara kuantitatif sasaran-sasaran yang telah dan yang akan dicapai. Meningkatnya tuntutan pembangunan, baik kuantitas maupun kualitasnya memacu pemerintah untuk dapat menyediakan data yang dibutuhkan. Untuk Pemerintah Daerah, hal tersebut tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

(4)

adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Produk domestik regional bruto (PDRB) adalah produksi yang dihasilkan penduduk di daerah tertentu dalam jangka waktu satu tahun. PDRB merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi (Untoro dkk, 2004). Perhitungan/penyusunan publikasi PDRB bertujuan untuk mengetahui gambaran ekonomi makro secara sektoral sebagai hasil pelaksanaan pembangunan khususnya pembangunan bidang ekonomi di Kabupaten Toba Samosir yang sangat diperlukan oleh pemerintah maupun kalangan lainnya. PDRB juga merupakan tujuan perhitungan pendapatan regional. Dengan tersedianya pendapatan regional secara berkala kita dapat mengetahui seberapa besar tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah, tingkat kemakmuran suatu daerah, tingkat inflasi dan deflasi, dan gambaran struktur perekonomian.

Di Sumatera Utara kontribusi sektor pertanian (terutama perkebunan) terhadap PDRB cukup besar yakni sekitar 37 persen, diikuti oleh sektor perdagangan dan industri yang masing-masing sekitar 17 persen (Wiranta, 1996). Melihat keadaan yang ada, penulis mengambil 4 variabel yang dijadikan sandaran untuk melihat faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap PDRB Kabupaten Toba Samosir. Untuk mengetahui apakah sektor Industri Pengolahan, Pengadaan Listrik dan Gas, Transportasi dan Pergudangan, dan Jasa Perusahaan mempengaruhi pendapatan regional di daerah Kabupaten Toba Samosir maka penulis mengusulkan judul tugas akhir yaitu “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut

(5)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perumusan masalah penelitian adalah mencari faktor mana yang paling mempengaruhi antara Industri Pengolahan, Pengadaan Listrik dan Gas, Transportasi dan Pergudangan, dan Jasa Perusahaan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Toba Samosir.

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan lebih tepat dan terarah, maka dibuat batasan masalah bahwa data yang dipakai adalah data yang diambil dari tahun 2008-2015 untuk memberikan kejelasan dan memberikan kemudahan penelitian ini agar tidak jauh menyimpang dari sasaran yang ingin dicapai penulis dan membatasi pokok permasalahan yang terdiri dari empat faktor yakni Sektor Industri Pengolahan, Pengadaan Listrik dan Gas, Transportasi dan Pergudangan, dan Jasa Perusahaan.

1.4 Tujuan Penelitian

(6)

1.5 Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan gambaran sebagai pendekatan yang akan terjadi di masa yang akan datang mengenai indeks pembangunan manusia ditinjau dari faktor yang mempengaruhinya.

2. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai analisis data.

3. Sebagai acuan bagi Pemerintah untuk mendukung perkembangan pembangunan manusia di kabupaten tersebut untuk meningkatkan tingkat kesejahteraannya.

1.6 Tinjauan Pustaka

Dalam ilmu statistika, teknik yang umum digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua atau lebih variabel adalah analisis regresi. Model matematis dalam menjelaskan hubungan antara variabel dalam analisis regresi menggunakan persamaan regresi.

(7)

searah. Hubungan antara variabel berlawanan arah artinya perubahan nilai yang satu dengan yang lainnya adalah berlawanan arah.

Pengetahuan tentang koefisien regresi bertujuan untuk memastikan apakah variabel independen yang terdapat dalam persamaan tersebut secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen. Caranya adalah dengan melakukan pengujian terhadap koefisien regresi setiap variabel independen. Semakin mendekati nol besarnya koefisien determinasi suatu persamaan, semakin kecil pula pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen ( Algifari, 2002; 45).

Regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel kriterium atau untuk mencari hubungan fungsional dua predictor atau lebih dengan variabel kriteriumnya atau untuk meramalkan dua variabel prediktor atau lebih terhadap kriteriumnya ( Usman dkk, 1995; 241). Studi yang membahas derajat hubungan antara variabel- variabel dikenal dengan nama analisis korelasi. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama data kuantitatif dinamakan koefisien korelasi ( Sudjana, 2001; 367). Rumus yang digunakan adalah rumus Penduga sebagai berikut :

Ŷ = + + + + … + ; n=1,2,3,…(1.1)

Dimana :

Ŷ = Nilai estimasi Y

(8)

= Slope yang berhubungan dengan variabel .

Analisa korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lain. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama data kuantitatif dinamakan koefisien korelasi. Untuk menghitung koefisien korelasi (r) antara dua variabel dapat digunakan rumus:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Dimana:

ryx = Koefisien korelasi antara Y dan X

Xki = Variabel bebas

Yi = Variabel terikat

Nilai r selalu terletak antara -1 dan 1, sehingga nilai r tersebut dapat ditulis -1 r +1. Untuk r = +1, berarti ada korelasi positif sempurna antara X dan Y,

sebaliknya jika r = -1, berarti korelasi negatif sempurna antara X dan Y, sedangkan r = 0, berarti tidak ada korelasi antara X dan Y.

(9)

walaupun variabel lainnya berubah maka dikatakan bahwa kedua variabel tersebut tidak mempunyai hubungan. Interpretasi harga r akan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 1.1 Interpretasi Koefisien Korelasi

Besarnya Nilai Interpretasi

Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat Rendah

Keterangan:

r = koefisien korelasi

+ = menunjukkan korelasi positif

− = menunjukkan korelasi negatif

0 = menunjukkan tidak adanya korelasi (korelasi nihil)

Hubungan antara variabel dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis:

1. Korelasi Positif

(10)

2. Korelasi Negatif

Terjadinya korelasi negatif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh variabel lainnya dengan arah yang berlawanan (berbanding terbalik). Artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti penurunan variabel lainnya.

3. Korelasi Nihil

Korelasi nihil artinya tidak adanya korelasi antara variabel (Algifari, 2002) .

1.7 Metode penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian diantaranya adalah:

1. Metode Penelitian Kepustakaan (Studi Literatur)

Dalam hal ini penelitian dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-buku atau pun literatur pelajaran yang didapat di perkuliahan ataupun umum, serta sumber informasi lainnya yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

2. Metode Pengumpulan Data

(11)

disusun dan disajikan dalam bentuk angka-angka untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.

3. Metode Pengolahan Data

Data penelitian dianalisa dengan menggunakan metode regresi linier berganda untuk melihat persamaan regresi liniernya dan untuk mengetahui hubungan setiap variable digunakan analisis korelasi. Adapun langkah yang dilakukan dalam pengolahan data adalah:

1.) Menentukan kelompok data yang menjadi variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).

2.) Menentukan hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) sehingga didapat regresi Y atas X1, X2, X3, X4 . . ., Xk.

3.) Uji regresi linier berganda untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas X secara bersama-bersama terhadap variabel terikat Y. Secara umum model regresi linier berganda adalah sebagai berikut: ̂= B0 + B1X1 + B2X2 + B3X3 + B4X4 +…+ BnXn

4.) Uji korelasi untuk mengetahui bagaimana dan seberapa besar pengaruh hubungan variabel-variabel bebas tersebut terhadap variabel terikat.

Gambar

Tabel 1.1 Interpretasi Koefisien Korelasi

Referensi

Dokumen terkait

Berakhirnya Memorandum Saling Pengertian tidak akan mempengaruhi keabsahan dan jangka waktu setiap kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan Memorandum Saling Pengertian

communion atau komunikasi fatis dalam pesan singkat atau SMS mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung kepada dosennya ditandai

Hasil penelitian ini penyimpulkan bahwa (1) Impementasi pendidikan karakter pada sekolah berbasis pesantren di SMP Islam Plus Bina InsaniDusun Baran, Desa Ketapang,

[r]

Hubungan yang lebih berguna pada aliran fluida viskos adalah pernyataan untuk gaya F yang diberikan pada bola jari – jari yang bergerak dengan kecepatan v melalui fluida

Berdasarkah latar belakang tersebut, tulisan ber fokus pada permasalahan „Bagaimana kearifan lokal ini menjadi dasar bagi masyarakat di desa Colombo dan desa

Piala Citra untuk Sutradara Terbaik dalam film Mereka Bilang, Saya Monyet!.. Sepuluh besar buku terbaik Khatulistiwa Literary Award 2003

Ini merupakan alternatif penyelesaian sengketa melalui jalur non litigasi (diluar pengadilan), cara musyawarah prinsip kekeluargaan ini dikenal dengan istilah unik