• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Menyimpang Tokoh Utama dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu: Kajian Psikosastra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku Menyimpang Tokoh Utama dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu: Kajian Psikosastra"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN I

Sinopsis Novel Nayla

Tokoh utama “Nayla” adalah seorang perempuan muda, yang harus

meninggalkan ibunya sejak berumur 13 tahun untuk belajar hidup mandiri. Nayla,

demikian nama tokoh utama cerita, mengalami rasa kecewa ketika ia teringat

dengan sosok ibu tirinya yang menjebloskan dirinya ke rumah Perawatan Anak

Nakal dan Narkotika. Sejak itu ia menjadi frustrasi. Ia meninggalkan ibunya dan

belajar hidup mandiri.

Dalam menjalani kehidupan, Nayla mulai berhadapan dengan berbagai

konflik atau pertentangan batin, baik pertentangan terhadap dirinya sendiri

maupun reaksi terhadap lingkungan sekitarnya. Di dalam diri tokoh

kadang-kadang timbul persepsi negatif tentang makna kehidupan. Dari berbagai fenomena

yang dialami oleh tokoh cerita, muncul kekuatan mental dan pemahaman baru

tentang cara memaknai kehidupan. Karena terus dirundung berbagai konflik,

akhirnya telah menghasilkan perubahan sikap pada sang tokoh cerita. Ia akhirnya

larut dalam kehidupan malam, bekerja sebagai penata lampu di sebuah night club. Apa yang dilakukan oleh Nayla, sang tokoh cerita adalah sebagai bentuk pelarian

dari lingkungan keluarga sehingga lama kelamaan ia hanyut dalam lingkungan

yang baru yang serba gemerlapan yang kini selalu menghantui hidupnya.

Sejak Nayla berumur 2 tahun ayah dan ibunya bercerai. Kemudian, Nayla

dibesarkan oleh ibu. Cara didikan ibu sangat keras dan kejam. Nayla dilarang

untuk mencari siapa ayahnya. Namun, diam-diam Nayla menyelidiki dan mencari

siapa ayahnya. Pada suatu saat ia bertemu dengan ayahnya yang ternyata telah

beristri lagi. Sejak itu, Nayla sering ke tempat ayahnya. Perbuatan ini diketahui

oleh ibu. Akibatnya, ibu marah besar kepada Nayla dan mengusirnya.

Namun, pertemuan Nayla dengan ayah hanya sebentar. Ayahnya

(2)

Ia frustrasi dan kecewa, seperti membolos dan suka tertawa-tawa sendiri.

Keganjilan ini diketahui oleh ibu tirinya. Kemudian, Nayla dituduh pengguna

Narkoba. Dengan akal licik ibu tirinya dan meminta izin dengan ibu kandungnya,

Nayla dijebloskan ke rumah Perawatan Anak Nakal dan Narkotika. Nayla tak

tahan dengan usaha keras ia bisa kabur dari tempat itu bersama-sama

dengan temannya. Nayla tidak pulang ke rumah ia numpang ke tempat temannya.

Ia mulai belajar hidup mandiri. Ia mulai pekerjaan apa saja, seperti merampok dan

mencuri. Akhirnya, ia dan teman- temannya ditangkap polisi.

Hidup Nayla tidak tentu arah. Ia tidur di terminal. Ia melamar pekerjaan

dan diterima sebagai penata lampu di sebuah night club atau diskotek. Ia mulai belajar hidup mandiri. Menyewa rumah sendiri dan memenuhi keperluan

sehari-hari. Ia bertemu dengan Juli seorang wanita yang bekerja di diskotek, mereka

berdua menjalin hubungan layaknya sepasang kekasih, Nayla tidak peduli dengan

pandangan orang lain, yang penting ia bahagia disamping Juli. Juli seseorang

yang pencemburu ia tidak suka melihat Nayla bersama laki-laki ataupun

perempuan lain. Baginya Nayla seseorang yang wajib ia lindungi dan sayangi. Juli

memutuskan meninggalkan Nayla karena ia pindah ke luar kota dan baginya

terlalu sakit menajalani cinta jarak jauh, maka ia pilih itu menyerah dengan cinta.

Nayla bertemu dengan Ben laki-laki yang sejak pandangan pertama

mencintai Nayla, ia bersabar dengan perangai Nayla yang keras. Sampai akhirnya

mereka putus karena Ben selingkuh. Di tempat itu (diskotek) ia mulai mengenal

rokok dan minuman. Hidupnya semakin bebas, mulai dari cara berpakaian,

berdandan, dan bergaul. Berbagai konflik mulai muncul pada dirinya, baik

pertentangan terhadap dirinya sendiri maupun reaksi lingkungan sekitarnya.

Misalnya, ia putus dengan pacarnya, berpisah dengan ibunya, teman wanitanya,

sampai ia berubah profesi menjadi penulis. Di dalam diri tokoh kadang-kadang

timbul persepsi negatif tentang makna kehidupan. Berkat kegigihannya, akhirnya

(3)

LAMPIRAN II

Biografi Djenar Maesa Ayu

Djenar Maesa Ayu atau yang akrab disapa Nai adalah penulis yang

berbakat. Nai yang lahir di Jakarta tanggal 14 Januari 1973 berasal dari keluarga

seniman. Ayahnya, Syuman Djaya, adalah sutradara film dan ibunya, Tuti Kirana,

adalah aktris terkenal tahun 1970-an. Djenar memiliki dua orang anak, yaitu

Banyu Bening dan Btari Maharani.

Nai memulai menggeluti menulis dengan menemui sejumlah sastrawan

yang dijadikannya sebagai guru. Mereka itu adalah Budi Darma, Seno Gumira

Ajidarma, dan Sutardji Calzoum Bachri. Karya Nai banyak mendapat kritik dan

(4)

kreativitasnya. Ia tetap menulis apa yang ingin diekspresikannya. Salah satu ciri

karyanya adalah temanya dunia perempuan dan seksualitas. Karya pertamanya

adalah cerpen “Lintah” (2002) yang bertema feminisme dan dimuat di Kompas.

Karyanya, terutama cerpen, tersebar di berbagai media massa Indonesia, seperti

Kompas, The Jakarta Post, Republika, Koran Tempo, Majalah Cosmopolitan, dan

Lampung Post.

Buku pertama Nai berupa kumpulan cerpen yang berjudul ‟‟Mereka Bilang, Saya Monyet!’’ (2004). Buku itu telah dicetak ulang delapan kali dan masuk dalam sepuluh buku terbaik Khatulistiwa Literary Award 2003. Buku itu

diterbitkan dalam bahasa Inggris. Kumpulan cerpen ‟‟Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu)’’ juga mendapat penghargaan lima besar Khatulistiwa

Literary Award 2004. Cerpennya ‟‟Waktu Nayla” mendapat predikat Cerpen

Terbaik Kompas 2003, yang dibukukan bersama cerpen “Asmoro” dalam antologi cerpen pilihan Kompas. Cerpen “Menyusu Ayah” menjadi Cerpen Terbaik 2003

versi Jurnal Perempuan dan diterjemahkan oleh Richard Oh. ke dalam bahasa

Inggris dengan judul “Suckling Father” untuk dimuat dalam Jurnal Perempuan

versi bahasa Inggris khusus edisi karya terbaik.

Selain menulis, Nai juga menggeluti bidang perfilman, yaitu sebagai

pemain dan sutradara. Ia membintangi film Boneka dari Indiana (1990), Koper

(2006), Anak-Anak Borobudur (2007), Cinta Setaman (2008), Dikejar Setan

(2009), Melodi (2010), dan Purple Love (2011) dan menjadi sutradara film

Mereka Bilang, Saya Monyet, SAIA (2009) serta sutradara TV dalam acara

“Fenomena” (TransTV, 2006) dan “Silat Lidah” (AnTV, 2007). Ia mendapat Piala

(5)

Berikut ini karya-karya yang telah dihasilkannya:

a. Novel Nayla (2005)

b. Kumpulan Cerita Pendek

1. Mereka Bilang, Saya Monyet! (2002)

2. Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu) (2004)

3. Cerita Pendek Tentang Cerita Pendek (2006) 4. 1 Perempuan dan 14 Laki-Laki (2011)

c. Sutradara/Penulis/Skenario

1. Fenomena (TransTV, 2006)

2. Silat Lidah (AnTV, 2007)

3. SAIA (2009)

4. Mereka Bilang, Saya Monyet

d. Film yang dibintangi

1. Boneka dari Indiana (1990)

2. Koper (2006)

3. Anak-anak Borobudur (2007)

4. Cinta Setaman (2008)

5. Dikejar Setan (2009)

6. Melodi (2010)

7. Purple Love (2011)

Beberapa penghargaan yang telah diraihnya, yaitu:

(6)

2. Sepuluh besar buku terbaik Khatulistiwa Literary Award 2003 untuk bukunya

‟‟Mereka Bilang, Saya Monyet!‟‟

3. Cerpen Tetrbaik Kompas 2003 untuk cerpennya ‟‟Waktu Nayla‟‟

4. Cerpen Terbaik 2003 versi Jurnal Perempuan untuk cerpennya ‟‟Menyusu Ayah

5. Lima besar buku terbaik Khatulistiwa Literary Award 2004 untuk

Referensi

Dokumen terkait

Terapi okupasi adalah jenis terapi yang secara khusus digunakan untuk membantu anak untuk hidup mandiri dengan berbagai kondisi kesehatan yang telah ada dengan

Untuk identifikasi masalah 2 dianalisis dengan menggunakan model regresi berganda untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor (pendidikan ibu rumah tangga, pekerjaan, pendapatan

Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Alokasi Pengeluaran dan Tingkat Konsumsi Pangan Keluarga (Studi Kasus: Kelurahan Tanah Sareal, Bogor).. Institut

Jawaban menurut pendapat saya aya akan tetap berusaha juklak sesuai dengan waktu yang diberikan akan tetapi di lapangan banyak hal atau factor yang mempengaruhi dalam

Nilai gizi makanan juga didapatkan dengan adanya variasi tanaman atau ternak yang dipelihara oleh keluarga sehingga meningkatkan daya beli keluarga terhadap makanan

Perlakuan pemberian getah buah pepaya muda ( Carica papaya ) dengan dosis setara 600 mg/kg bb, 800 mg/kg bb dan 1000 mg/kg bb cenderung dapat menurunkan daya fertilitas mencit

Oleh karena itu, dalam rangka peran sertanya untuk meningkatkan keunggulan bangsa, UGM perlu mengembangkan program dan kegiatan untuk menjadi universitas penelitian yang

(4) Standar Pendidikan Tinggi yang Ditetapkan oleh Perguruan Tinggi disusun dan dikembangkan oleh perguruan tinggi dan ditetapkan dalam peraturan pemimpin perguruan