• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN KAMPANYE SEKOLAH SEHAT

N/A
N/A
Rabiatus Sabanu

Academic year: 2023

Membagikan "PEDOMAN KAMPANYE SEKOLAH SEHAT"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

Kampanye Sekolah Sehat diharapkan menjadi gerakan masif dan berkelanjutan yang berfokus pada satuan pendidikan untuk mewujudkan siswa sehat, tangguh, cerdas, dan berkarakter. Oleh karena itu, sebagai upaya agar Kampanye Sekolah Sehat (HSC) dapat terselenggara dengan baik dan didukung oleh berbagai pemangku kepentingan, dipandang perlu untuk menyusun Pedoman Kampanye Sekolah Sehat (HSC).

TUJUAN

KAMPANYE SEKOLAH SEHAT (KSS)

  • KONSEP DASAR KAMPANYE SEKOLAH SEHAT (KSS)
  • TUJUAN KAMPANYE SEKOLAH SEHAT (KSS)
  • SASARAN KAMPANYE SEKOLAH SEHAT (KSS)
  • MANFAAT KAMPANYE SEKOLAH SEHAT (KSS)
    • Sehat Bergizi
  • FOKUS KAMPANYE SEKOLAH SEHAT (KSS)
    • Sehat Fisik
    • Sehat Imunisasi
  • INDIKATOR KEBERHASILAN KAMPANYE SEKOLAH SEHAT (KSS)
    • Penguatan Regulasi

Tujuan kampanye Sekolah Sehat adalah agar seluruh ekosistem satuan pendidikan yaitu peserta didik, pendidik dan tenaga pengajar, orang tua dan masyarakat dapat menerapkan dan membina budaya Sekolah Sehat dengan fokus pada tiga hal berikut. Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan Kampanye Sekolah Sehat (HSC) adalah segala upaya yang dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh semua pihak mulai dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah, mitra, satuan pendidikan, dan pemangku kepentingan masyarakat lainnya mengenai pentingnya pelaksanaannya. Sekolah Sehat dengan fokus pada Gizi Sehat, Sehat Jasmani, dan Sehat Imunisasi pada satuan pendidikan. Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud dengan “Sehat dan Bergizi” dalam KSS adalah upaya menciptakan kondisi dimana peserta didik mempunyai pola makan yang sehat dengan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang, serta mengandung zat gizi esensial bagi tubuh (seperti vitamin, mineral, karbohidrat). . , protein, lemak, kalsium, serat dan air), serta mengurangi dan/atau menghindari konsumsi makanan dan minuman yang mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan (seperti alkohol, minuman tinggi gula, tinggi lemak). /minyak, tinggi garam, dan pengawet dari bahan kimia berbahaya).

Latihan Senam Kebugaran (SKJ) atau latihan kreatif lainnya, antara lain Senam Gerakan dan lagu “Jingle Sekolah Sehat” minimal seminggu sekali. Kampanye Sekolah Sehat merupakan kebijakan dan kemajuan baru sebagai bagian dari transformasi Pendidikan Merdeka Belajar untuk mempercepat pencapaian Sekolah Sehat dan meningkatkan kesehatan siswa. Untuk itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengeluarkan Surat Edaran tentang kampanye sekolah sehat yang ditujukan kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Indonesia.

Selain itu, berdasarkan surat edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kepala dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota menerbitkan surat edaran tentang kampanye Sekolah Sehat yang ditujukan kepada kepala satuan pendidikan di wilayahnya masing-masing.

PELAKSANAAN KAMPANYE SEKOLAH SEHAT (KSS)

  • Sosialisasi, Advokasi dan Publikasi
  • Optimalisasi Peran Tim Pembina UKS
  • Pembinaan dan Pendampingan ke Satuan Pendidikan
  • Integrasi Data Status Imunisasi Peserta Didik ke dalam DAPODIK
  • Kemitraan

Sosialisasi dan advokasi dari pemerintah daerah (dengan bantuan UPT) kepada satuan pendidikan, termasuk tim pelaksana UKS. Permasalahan yang masih ada saat ini adalah belum semua tim pembina UKS provinsi/kabupaten/kota dan kecamatan serta tim pelaksana UKS satuan pendidikan berperan aktif dalam menjalankan tugasnya, bahkan di beberapa daerah belum terbentuk tim pembimbing UKS. . Kondisi yang ingin dicapai oleh Kampanye Sekolah Sehat adalah terlaksananya sekolah sehat di satuan pendidikan melalui penerapan kegiatan 3S yaitu Gizi Sehat, Sehat Jasmani dan Sehat Imunisasi.

Agar pelaksanaan Kampanye Sekolah Sehat di satuan pendidikan dapat berfungsi secara efektif dan maksimal, diperlukan pelatihan dan pendampingan. Orientasi khusus ditujukan untuk meningkatkan kapasitas pihak-pihak yang terlibat langsung dalam penerapan HSC, misalnya Tim Pembina UKS Tingkat Daerah dan Tim Pelaksana UKS sebagai pelaksana HSC di tingkat satuan pendidikan. Setelah orientasi, pelatihan sebaiknya dilakukan secara rutin/berkala hingga KSS dapat terlaksana dengan baik dan menjadi budaya di satuan pendidikan.

Penyelenggaraan Sekolah Sehat melalui gizi sehat, perilaku jasmani sehat dan imunisasi sehat diharapkan dapat tersosialisasikan secara luas dan kemudian menjadi gerakan yang komprehensif dan berkelanjutan di satuan pendidikan dengan dukungan berbagai pihak.

BENTUK KEGIATAN KAMPANYE SEKOLAH SEHAT (KSS)

  • Tujuan Kemitraan

Mempertandingkan senam massal dan/atau senam siap gerak (SKJ), senam gerak dan lagu “Jingle Sekolah Sehat” atau latihan kreasi lainnya. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan kampanye yang komprehensif dan bersama-sama oleh pemerintah baik pusat maupun daerah, UPT Kemendikbudristek, mitra, dan satuan pendidikan. Dalam pelaksanaan KSS diharapkan pemerintah pusat, UPT Kemendikbudristek, pemerintah daerah, dan satuan pendidikan bekerjasama dengan berbagai mitra, baik dari unsur pemerintah, BUMN, maupun non-pemerintah.

Membuat konten di web dan media sosial (Podcast, Live IG, YouTube, dan lain-lain) tentang Sekolah Sehat. Agar keterlibatan mitra dapat memberikan kontribusi yang maksimal dalam kampanye Sekolah Sehat, maka ditetapkan pedoman sebagai berikut. Kerjasama melalui kemitraan dalam Kampanye Sekolah Sehat bertujuan untuk meningkatkan sasaran dan tujuan sekolah sehat melalui keterlibatan berbagai komponen baik pemerintah, non-pemerintah maupun masyarakat luas dalam mendukung terselenggaranya peningkatan kesehatan sekolah dan peningkatan kesehatan sekolah. siswa.

Melalui kemitraan tersebut diharapkan terjadi akselerasi capaian terwujudnya sekolah sehat dan penerapan 3 Sehat di satuan pendidikan.

  • Kriteria Mitra
  • Bentuk Kegiatan Kemitraan
  • Ketentuan Pelaksanaan Kegiatan Kemitraan
  • Manfaat Kemitraan
  • Langkah-Langkah dalam Menjalin Kemitraan

Bentuk kegiatan kerjasama/kemitraan yang dapat dilakukan dalam kerangka KSS ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan sekolah sehat dengan fokus pada 3 Sehat yaitu Sehat Gizi, Sehat Jasmani, dan Sehat Imunisasi. Penyelenggaraan Kampanye Sekolah Sehat (HSC) yang kreatif di daerah, media massa dan media sosial, termasuk keterlibatan influencer. Mitra dapat berkolaborasi atau memasukkan program yang sudah ada dan/atau sedang berjalan ke dalam kampanye Sekolah Sehat sepanjang sejalan dengan 3 fokus Sehat (Sehat Gizi, Sehat Jasmani, dan Sehat Imunisasi).

Mitra tidak diperbolehkan menjual produk/jasa yang dilakukan dalam rangka Kampanye Sekolah Sehat (HSC), baik di satuan pendidikan maupun di lingkungan satuan pendidikan. Pencantuman logo Kemendikbudristek dan logo mitra dalam materi panduan/panduan Kampanye Sekolah Sehat (HSC) dan materi publikasi. Penggunaan bahan/bahan/produk/jasa yang dimiliki atau dikembangkan oleh Mitra Sekolah Sehat pada satuan pendidikan sepanjang memenuhi ketentuan dan telah dikurasi dan disetujui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Penentuan wilayah sasaran penerima program Sekolah Sehat dapat disesuaikan dengan wilayah atau wilayah operasi atau program yang dimiliki.

Penyusunan Naskah Kerja

5 Pemantauan dan EvaluasiCalon Mitra

Verifikasi dan Validasi

Pelaksanaan Program

Tahap Perencanaan

  • Tahap Pelaksanaan
  • Tahap Monitoring dan Evaluasi (Monev)

Pemerintah Pusat (Kemendikbudristek dan UPT Kemendikbudristek) melakukan pembinaan kepada Pemerintah Daerah dan Tim Pembina UKS. Kegiatan ini dilaksanakan di bawah koordinasi tim pelaksana UKS di masing-masing satuan pendidikan dan di bawah bimbingan tim pembina UKS. Dalam hal ini satuan pendidikan melibatkan peran orang tua, masyarakat sekitar dan pemangku kepentingan terkait dalam penerapan KSS.

Dalam kegiatan berupa pembinaan dan pendampingan, pemerintah daerah melibatkan peran aktif Tim Pembina UKS di wilayahnya dan dapat dibimbing oleh UPT Kemendikbudristek. Pemerintah daerah mengkoordinasikan pelaksanaan monev KSS di tingkat daerah, dengan Tim Pengembang UKS sebagai pelaksana. Satuan pengajar menyiapkan berbagai materi/data terkait KSS yang akan diselenggarakan dan melengkapi perangkat monitoring dan evaluasi KSS yang disediakan.

Pemerintah Daerah meliputi pemerintah provinsi dan kabupaten/kota melalui perangkat daerah terkait antara lain Sekretariat Daerah, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Kantor Kementerian Agama dan Tim Pembina UKS Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kabupaten.

  • DIPA Satker Pusat dan UPT Kemendikbudristek
  • Dana Alokasi Umum (DAU) Bidang Pendidikan

Pemerintah Pusat meliputi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan didukung oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri dan kementerian/lembaga terkait lainnya. UPT Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meliputi Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPM/BPMP), Pusat Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Profesi (BBPPMPV/BPPMPV) dan Pusat Mobilisasi Guru (BBGP/BGP). Mitranya meliputi berbagai lembaga/organisasi seperti dari sektor pemerintah, sektor pendukung pemerintah dan sektor non-pemerintah yang mempunyai program terkait kesehatan sekolah, kesehatan siswa dan kampanye sekolah sehat, terutama yang fokus pada 3S (S sehat, bergizi, Imunisasi Sehat Jasmani dan Sehat).

Satuan pendidikan, yaitu seluruh satuan pendidikan di Indonesia pada semua jenjang dan jalur pendidikan, baik negeri maupun swasta. Sebaran peran dan tugas pemangku kepentingan dalam penerapan SSK dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Penyelenggaraan kampanye Sekolah Sehat (KSŠ) dapat dibiayai dari berbagai sumber pendanaan yang memungkinkan, antara lain sebagai berikut.

Penyelenggaraan KSS dengan anggaran DIPA Satker Pusat dan UPT Kemendikbudristek difokuskan pada kegiatan inisiasi, sosialisasi, publikasi, komunikasi, advokasi, pendampingan, integrasi data, serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan KSS .

Tabel 1. Pembagian Peran Para Pemangku Kepentingan
Tabel 1. Pembagian Peran Para Pemangku Kepentingan

PEMBIAYAAN KAMPANYE SEKOLAH SEHAT (KSS)

  • ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA (APBN)
    • Dana Alokasi Khusus (DAK)
    • Dana Desa
    • Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi
    • Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota APBD Kabupaten/Kota di bidang pelayanan dasar pendidikan, antara lain
  • ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)
  • DANA MANDIRI SATUAN PENDIDIKAN
  • DUKUNGAN MITRA DAN SUMBER LAIN YANG TIDAK MENGIKAT

DAK Fisik bidang pendidikan antara lain dapat digunakan untuk rehabilitasi dan/atau pembangunan (1) Toilet (jamban) beserta sanitasinya, (2) Ruang usaha kesehatan sekolah beserta perabotnya, (3) Ruang bimbingan konseling beserta perabotannya, (4) Kantin sekolah dan perabotannya. , dll. Misalnya untuk tahun 2023 diatur melalui Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 63 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP). APBD Provinsi bidang pendidikan antara lain digunakan untuk memenuhi SPM Pendidikan Menengah (SMA, SMK, dan Pendidikan Luar Biasa).

Untuk mengakses pelayanan kesehatan dasar guna mendukung KSS, Dinas Pendidikan kabupaten/kota dan satuan pendidikan harus berkoordinasi dengan jajaran dinas kesehatan kabupaten/kota, antara lain Puskesmas, Polindes, Poskesdes, Posyandu dan sebagainya. Selain itu, pemerintah daerah dan/atau lembaga pendidikan dapat menjajaki sumber pendanaan lain yang tidak mengikat. Selain mendapatkan bantuan dari pihak lain, dalam pelaksanaan KSS satuan pendidikan dapat menggunakan dana secara mandiri.

Pemerintah daerah, UPT Kemendikbudristek dan satuan pendidikan diharapkan menjadi pedoman pedoman KSS ini untuk menindaklanjuti kebijakan pemerintah mengenai transformasi pendidikan melalui pelaksanaan kampanye Sekolah Sehat.

PENUTUP

Pedoman ini disusun sebagai pedoman dan acuan bagi para pihak dan pemangku kepentingan dalam pelaksanaan Kampanye Sekolah Sehat (HSC). Pedoman ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang Sekolah Sehat, sehingga dapat digunakan oleh para pihak dalam merancang program, kegiatan, dan anggaran untuk mendukung pelaksanaan kampanye Sekolah Sehat. Dengan pedoman tersebut, Pemerintah Daerah, UPT Kemendikbudristek, mitra pendidikan dan pemangku kepentingan lainnya dapat mengambil berbagai langkah yang tepat, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan KSS.

Lebih khusus lagi, melalui pedoman ini satuan pendidikan dapat merancang dan melaksanakan berbagai program dan kegiatan untuk melaksanakan 3 sehat, yaitu gizi sehat, sehat jasmani, dan sehat imunisasi. Melalui kerja sama, sinergi dan kerjasama semua pihak dalam penyelenggaraan KSS ini diharapkan kita dapat mewujudkan visi dan misi pendidikan kita yaitu membentuk anak-anak Indonesia yang sehat, kuat, cerdas dan berkarakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Dalam Negeri no. 050-5889 Tahun 2021 tentang Verifikasi, Validasi, dan Inventarisasi Hasil Klasifikasi, Kodifikasi, dan Pemutakhiran Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 84 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2023. Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Migrasi No. 8 Tahun 2022 tentang Preferensi Penggunaan Dana Desa Tahun 2023.

Peraturan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 6/X/PB/2014; Nomor 73 Tahun 2014;. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar SPM Bidang Kesehatan. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 32 Tahun 2022 tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 63 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Unit.

PEDOMAN

KAMPANYE SEKOLAH SEHAT

Gambar

Tabel 1. Pembagian Peran Para Pemangku Kepentingan

Referensi

Dokumen terkait

Pada proses Pembahasan internal dan eksternal pada penyusunan Peraturan Menteri Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pembatasan Sosial