PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Perilaku di rumah dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi di lingkungan sosial lainnya, yaitu lembaga pendidikan, lingkungan kerja, tempat umum, dan lingkungan sosial. Hal ini memerlukan pendekatan yang paripurna (komprehensif), lintas program dan lintas sektoral serta mobilisasi sumber daya yang luar biasa di seluruh bidang penyelenggaraan negara.
TUJUAN
Dengan demikian, PHBS mencakup ratusan, bahkan ribuan, perilaku yang harus dilakukan untuk mencapai tingkat kesehatan masyarakat yang diinginkan. Pada bidan kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, perilaku meminta pemeriksaan kehamilan oleh petugas kesehatan, merawat balita setiap bulan, memberikan imunisasi lengkap pada bayi, dan menjadi keluarga akseptor harus dilakukan.
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
PENGERTIAN PHBS
Namun perlu diketahui bahwa PHBS di lingkungan rumah sangat dipengaruhi oleh PHBS di lingkungan lain. Jika terdapat struktur sosial formal dan struktur sosial informal dalam masyarakat umum, maka struktur serupa juga terdapat pada tatanan lain.
PHBS DI BERBAGAI TATANAN
Di tempat kerja (kantor, pabrik, dll), yang menjadi tujuan utama adalah melakukan perilaku yang dapat menciptakan tempat kerja yang berbasis PHBS, antara lain mencuci rambut dengan sabun, mengonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah pada tempatnya. sampah, jangan khawatir. Di tempat umum (tempat ibadah, pasar, pertokoan, terminal, fasilitas, dan lain-lain), yang menjadi tujuan utama adalah melakukan perilaku yang dapat menciptakan tempat umum berbasis PHBS, antara lain mencuci toilet dengan sabun, menggunakan jamban sehat, membuang sampah. di tempat sampah, tidak merokok, tidak memakai narkoba, tidak meludah di sembarang tempat, membasmi jentik nyamuk dan lain sebagainya.
HAKIKAT PERILAKU
Sistem nilai menjadi acuan hal-hal yang baik dan hal-hal yang buruk. Selain dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap seseorang, perilaku seseorang mempunyai acuan pada sistem nilai dan norma yang dianutnya. Dengan kata lain, sistem nilai dan norma merupakan tanda-tanda bahwa seseorang boleh berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
Sistem nilai dan norma diciptakan oleh masyarakat dalam suatu tatanan tertentu, yang ditaati oleh individu-individu dalam masyarakat tersebut. Jadi, ada hubungan penting antara sistem nilai dan norma di satu sisi dengan individu dalam masyarakat di sisi lain - sistem nilai dan norma mempengaruhi perilaku individu, jika perilaku individu tersebut perubahan, akan dimungkinkan mempengaruhi sistem nilai dan norma. Faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku.Untuk sistem nilai dan norma yang sesuai dengan prinsip kesehatan, harus dilakukan upaya untuk melestarikan sistem nilai dan norma tersebut.
Sedangkan bagi sistem nilai dan norma yang tidak sesuai dengan norma kesehatan, harus dilakukan upaya untuk mengubah sistem nilai dan norma tersebut dengan mengubah perilaku individu dan anggota masyarakat. Orang-orang dalam masyarakat yang mempunyai potensi besar untuk mengubah sistem nilai dan norma adalah mereka yang disebut tokoh masyarakat atau tokoh masyarakat, baik formal maupun informal.
PROSES PEMBINAAN PHBS
- PENGERTIAN PEMBINAAN PHBS
- SASARAN PEMBINAAN PHBS
- STRATEGI PEMBINAAN PHBS
- PERSIAPAN PEMBINAAN PHBS
- PEMBINAAN PHBS DI BERBAGAI TATANAN
Bersama Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan instruksi pelaksanaan apa yang diperlukan dalam pengembangan PHBS di semua situasi. Melakukan advokasi kepada Pemerintah Provinsi dan pihak lain untuk mendukung pengembangan PHBS di segala situasi.
PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DI BERBAGAI
PUSAT
UŶĚĂŶŐͲUŶĚĂŶŐ Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan kumpulan perilaku yang dilakukan berdasarkan kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang membuat seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menghidupi dirinya sendiri (mandiri) dalam kesehatan dan berperan aktif. peranannya dalam terwujudnya kesehatan masyarakat. Termasuk tokoh masyarakat atau tokoh masyarakat, yang umumnya menjadi sasaran panutan utama.
Pada kategori ini, tokoh masyarakat menjadi individu panutan dalam hal perilaku sosial yang diperkenalkan. Kemitraan dalam diŐalĂŶŐ harus didasarkan pada prinsip dasar ƟŐa, yaitu (a) kesetaraan, (b) keterbukaan dan (c) saling membimbing. Pedoman PHBS saat ini telah mempunyai dasar hukum yaitu pedoman PHBS di rumah TanŐŐa yaitu dalam keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1529/Menkes/SK/X/2010 tentang pedoman pembinaan Desa PenŐĞŵbanŐan SiaŐa Ŭ dan Kecamatan.
Oleh karena itu, pengembangan PHBS di lingkungan lain perlu diintegrasikan dengan pengembangan PHBS di lingkungan Rumah TanŐŐa, yaitu melalui struktur dan mekanisme pelaksanaan Desa dan Kelurahan Aktif SiaŐa. Implementasi pengembangan PHBS ditingkatkan dengan menerapkan strategi pemberdayaan yang didukung oleh atmosfer building dan advokasi dalam semangat kemitraan. Advokasi juga dilakukan terhadap penyedia dana termasuk instansi pemerintah (swasta) untuk membantu upaya pengembangan PHBS di Rumah TanŐŐa (desa/kelurahan).
Fasilitas kesehatan, khususnya Puskesmas, juga harus menyediakan staf dan bekerja sama dengan fasilitator kabupaten/kota untuk menyelenggarakan pendidikan masyarakat di desa dan kelurahan. Pembinaan PHBS dilakukan di semua lingkungan, sehingga tidak hanya Kementerian Kesehatan saja yang terlibat dalam upaya besar tersebut. Bersama Kementerian Kesehatan menerbitkan dan mensosialisasikan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang diperlukan dalam pengembangan PHBS.
PROVINSI
Melaporkan secara berkala perkembangan PHBS di segala situasi kepada Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan, dan Menteri terkait lainnya. Penyelenggaraan sistem informasi PHBS di seluruh lembaga terintegrasi ke dalam sistem informasi Kementerian terkait linŐŬup provinsi. Bersama Pemerintah Provinsi, kami melakukan advokasi kepada Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Kota, dan pihak lain untuk mendukung pengembangan PHBS di segala situasi.
KABUPATEN DAN KOTA
Mengintegrasikan keanggotaan Pokja Desa/Kelurahan SiaŐa AkƟĨ di kabupaten dan kota dengan instansi terkait pengembangan PHBS. Menyelenggarakan pelatihan pengembangan PHBS bagi tempat kerja, pemilik/pengelola tempat umum, pemilik/pengelola fasilitas kesehatan, aparat desa dan kecamatan, kader pemberdayaan masyarakat (KPM) dan lembaga masyarakat serta pihak lain. Bersama Pokjanal Kabupaten/Kota Desa/Kecamatan SiaŐa TŝŶŐkat, mereka mengajak aparatur kecamatan dan pihak lain untuk mendukung pengembangan PHBS dalam segala konteks.
Menyelenggarakan sistem informasi PHBS di seluruh lingkungan yang diintegrasikan ke dalam sistem informasi kementerian terkait pelayanan kabupaten/kota. Melaksanakan hal-hal lain yang diperlukan sehubungan dengan kondisi dan kebutuhan daerah. Melakukan pertemuan secara berkala (minimal 3 kali dalam setahun) dan pertemuan setiap saat untuk mengikuti perkembangan PHBS di lini kabupaten/kota.
Bersama Pemerintah Kabupaten/Kota, kami melakukan advokasi dengan perangkat kecamatan dan pihak lain untuk mendukung pengembangan PHBS di segala situasi.
KECAMATAN
Mengadakan pertemuan rutin (minimal 4 kali dalam setahun) dan pertemuan sewaktu-waktu untuk memantau perkembangan PHBS kecamatan ůŝŶŐkup.
DESA DAN KELURAHAN
Melaksanakan pembinaan PHBS pada rumah TanŐŐa di desa dan kelurahan melalui penyediaan fasilitas penunjang guna kelancaran pelaksanaan pengembangan PHBS di rumah TanŐŐa. Melakukan pencatatan dan pelaporan PHBS terhadap rumah warga diintegrasikan dalam tanya jawab kepada Kepala Desa atau Lurah. Mengadakan pertemuan rutin (minimal 4 kali dalam setahun) dan pertemuan sewaktu-waktu untuk memantau perkembangan PHBS di Rumah TanŐŐa.
Menyusun rencana pengembangan PHBS perumahan lokal yang terintegrasi dengan masyarakat desa atau kelurahan secara komprehensif.
TATANAN INSTITUSI PENDIDIKAN
TATANAN TEMPAT KERJA
Penyediaan dana dan sumber daya lain yang diperlukan untuk pengembangan PHBS di tempat kerja, termasuk Klinik Konsultasi Kesehatan.
TATANAN TEMPAT UMUM
- TATANAN FASILITAS KESEHATAN
Penyediaan dana dan sumber daya lain yang diperlukan untuk pengembangan PHBS di Fasilitas Kesehatan yang dikelolanya. Pemantauan perkembangan PHBS di lingkungan lain dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dengan menggunakan data sistem informasi PHBS yang terintegrasi dalam Sistem Informasi Kementerian terkait. Pemantauan perkembangan PHBS di fasilitas kesehatan menggunakan data dari sistem informasi PHBS Fasilitas Kesehatan yang terintegrasi ke dalam Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS).
Lomba desa dan kelurahan diberi tugas tambahan untuk menilai perkembangan PHBS di rumah. Advokasi kepada pemerintah Kabupaten dan Kota serta pihak lain untuk mendukung pengembangan PHBS di segala situasi. Melakukan advokasi kepada Pemerintah Kabupaten dan pihak lain untuk mendukung pengembangan PHBS di segala situasi.
Melakukan advokasi kepada perangkat desa dan kelurahan serta pihak-pihak lain untuk mendukung pengembangan PHBS di segala situasi. Jadi jika ingin sukses dengan pembinaan PHBS di rumah, maka pembinaan PHBS harus dilaksanakan di semua lingkungan.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PEMANTAUAN
Seperti yang telah disebutkan di atas, untuk melihat keberhasilan pengembangan PHBS maka yang diukur atau dievaluasi adalah PHBS di lingkungan rumah. Namun disadari bahwa hasil akhir ini sangat dipengaruhi oleh hasil antara yaitu PHBS di berbagai institusi lainnya. Oleh karena itu, kemajuan dalam pengembangan PHBS di lingkungan lain dan di rumah harus dipantau.
Pemantauan perkembangan PHBS pada lembaga pendidikan menggunakan data dari sistem informasi PHBS pada lembaga pendidikan yang terintegrasi dengan sistem informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pemantauan perkembangan PHBS di tempat umum menggunakan data dari sistem informasi PHBS di tempat umum yang terintegrasi dengan sistem informasi Kementerian Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Daerah. Pemantauan perkembangan PHBS di lingkungan rumah tangga dilakukan melalui kegiatan lomba tingkat desa dan kelurahan yang diadakan setiap tahun dan berjenjang.
Selain menggunakan data Sistem Informasi PHBS, pemantauan juga dapat dilakukan dengan melakukan pengawasan dan bimbingan secara berkala setiap saat.
EVALUASI
INDIKATOR KEBERHASILAN
Terdapat program pembinaan PHBS Training of Trainer (TOT) bagi pejabat kabupaten dan kota. Program tersebut memberikan pengembangan PHBS bagi pengelola lembaga pendidikan, tempat kerja, tempat umum, fasilitas pelayanan kesehatan, aparat desa dan kelurahan, KPM, lembaga masyarakat dan pihak lainnya. Oleh karena itu, upaya peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan upaya strategis yang patut menjadi perhatian para pemangku kepentingan.
Dalam rencana StratĞŐŝƐ Kementerian Kesehatan, ukuran keberhasilan pengembangan PHBS adalah persentase rumah yang telah melakukan PHBS. Namun diakui bahwa PHBS di rumah mempunyai hubungan langsung dengan PHBS di lingkungan lain, yaitu pendidikan, tempat kerja, tempat umum, dan fasilitas kesehatan. Dengan cara ini, pengembangan PHBS biasanya hanya melibatkan dua atau 3 sektor saja, namun banyak sektor.
Kapasitas tata kelola dapat ditingkatkan sehingga pengembangan PHBS tidak hanya menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah, tetapi seluruh lapisan masyarakat. Akses terhadap informasi kesehatan masyarakat dalam segala konteks semakin meningkat dan dengan demikian pergerakan dan partisipasi masyarakat, khususnya di bidang kesehatan, semakin kuat.
PENUTUP