2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Nomor 1a/PERT/2007 Tahun 2007 tentang Sistem dan Tata Cara Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Mataram. Dasar hukum penyusunan laporan keuangan 1.3. Sistematika penulisan catatan laporan keuangan Bab II Kebijakan keuangan dan pencapaian tujuan kinerja keuangan. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Mataram tahun anggaran 2017 disahkan melalui Peraturan Daerah Nomor: 30 Tahun 2016, sedangkan APBD Perubahan disahkan melalui Peraturan Daerah Nomor: 27 Tahun 2017.
Sehubungan dengan diberlakukannya PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang dituangkan dalam Peraturan Walikota Nomor 13 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Kota Mataram, maka kebijakan akuntansi juga telah mengalami perubahan.
Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan kas, maka LRA disusun berdasarkan kas, artinya pendapatan dan pendapatan pembiayaan diakui pada saat penerimaan kas pada rekening kas umum negara/daerah atau pada rekening kas umum negara/daerah atau pada saat anggaran tersebut disusun dan dilaksanakan berdasarkan kas. entitas pelapor; serta beban, beban transfer dan pendanaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari rekening kas umum negara/daerah. Namun jika anggaran disusun dan dilaksanakan secara akrual, maka LRA disusun berdasarkan akrual.
Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang Ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan
Belanja
Aset Lancar
Penyisihan piutang ragu-ragu merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyesuaikan nilai piutang agar memperoleh nilai realisasi bersih. Metode penyisihan piutang yang tidak dapat diperoleh kembali terdiri dari penilaian kemungkinan tidak tertagihnya setiap akhir periode dan penyisihan berdasarkan umur piutang.
Investasi Permanen
Persediaan dicatat sebesar biaya perolehan jika diperoleh dengan cara pembelian, sebesar biaya standar jika diperoleh dengan cara produksi sendiri, dan sebesar nilai wajar jika diperoleh dengan cara lain seperti sumbangan/rampasan. Cara pencatatan persediaan kecuali obat dicatat dengan menggunakan metode fisik/periodik, sedangkan untuk persediaan obat digunakan metode perpetual. Pencatatan perpetual adalah “pencatatan persediaan dilakukan setiap saat, baik untuk persediaan masuk maupun persediaan keluar”. Sedangkan Metode Entri Berkala adalah pencatatan persediaan dengan menghitung jumlah persediaan pada akhir suatu periode akuntansi. a) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah.
Penyertaan Modal Daerah menggambarkan jumlah yang dibayarkan Pemerintah Kota Mataram atas penyertaan modal pada perusahaan negara/daerah dan dividen yang diperoleh dari rekapitalisasi Penyertaan Modal Daerah. Ekuitas publik dicatat sebesar biaya perolehan jika kepemilikan kurang dari 20% dan tidak mempunyai pengendalian signifikan. Saat mendaftar menurut metode nilai intrinsik, nilai bagian modal kota dihitung dari nilai intrinsik pada rekening perusahaan terkait dikalikan dengan persentase kepemilikan.
Penanaman Modal Tetap Lainnya adalah penanaman modal tetap yang tidak dapat dimasukkan dalam kategori penyertaan modal pemerintah daerah. Investasi Dana Bergulir adalah dana yang dipinjamkan kepada kelompok masyarakat untuk ditarik setelah jangka waktu tertentu dan kemudian disalurkan kembali. Aset tetap lainnya dicatat sebesar biaya perolehan termasuk biaya tambahan yang timbul untuk perolehannya.
Aset Tetap
Harga pembelian peralatan dan mesin yang dibangun dengan swakelola meliputi biaya langsung (tenaga kerja, bahan baku) dan biaya tidak langsung (perencanaan, pengawasan, peralatan, sewa peralatan dan biaya lainnya) yang timbul sampai aset tersebut siap digunakan. Apabila tidak terdapat data nilai historis, maka nilai peralatan dan mesin dicatat berdasarkan harga pembelian yang diperkirakan oleh instansi teknis terkait. Harga pembelian bangunan dan struktur yang dibangun dengan pengelolaan sendiri meliputi biaya langsung (tenaga kerja, bahan baku) dan biaya tidak langsung (perencanaan, pengawasan, peralatan, sewa peralatan dan biaya lainnya) yang timbul sampai aset tersebut siap digunakan.
Jika tidak ada data nilai historis, maka nilai bangunan dan struktur dicatat berdasarkan perkiraan harga perolehan. d) Jalan, irigasi dan jaringan. Apabila tidak terdapat data nilai historis, maka nilai jalan, irigasi, dan jaringan dicatat berdasarkan perkiraan harga perolehan. e) Aset tetap lainnya. Harta tetap lainnya adalah harta tetap yang tidak dapat dikelompokkan dalam kelompok harta tetap di atas, yang diperoleh dan dipergunakan untuk kegiatan operasional negara dan dalam keadaan siap pakai.
Aset tetap lainnya dicatat sebagai aset pemerintah pada saat diperoleh dan dialihkan hak kepemilikannya. Harga pembelian aset tetap lainnya yang diperoleh dengan pengelolaan sendiri meliputi biaya langsung (tenaga kerja, bahan baku) dan biaya tidak langsung (perencanaan, pengawasan, peralatan, sewa peralatan dan biaya lainnya) yang terjadi sampai aset tersebut siap digunakan. Apabila tidak terdapat data nilai historis, maka nilai aset tetap lainnya dicatat berdasarkan perkiraan harga pembelian. f) Konstruksi dalam penyelesaian.
Aset Lainnya
Aset tetap lainnya yang ada di neraca antara lain perpustakaan/koleksi buku, barang seni/budaya/olahraga, dan hewan/tumbuhan. Aset dalam penyelesaian meliputi aktiva tetap yang sedang dalam proses pembangunan, yang pada tanggal neraca belum selesai seluruhnya. Aset dalam penyelesaian dicatat sebesar nilai seluruh biaya yang terakumulasi sampai dengan tanggal neraca untuk seluruh jenis aset tetap dalam penyelesaian yang belum selesai. g) Akumulasi penyusutan.
Akumulasi penyusutan adalah distribusi sistematis nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan selama masa manfaat aset tersebut. Besarnya penyusutan setiap periode diakui sebagai pengurang nilai buku aset tetap di neraca dan biaya penyusutan pada Laporan Operasional. Penyusutan nilai aktiva tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus menurut umur manfaatnya dan penambahan masa manfaat atau umur ekonomis aktiva tetap karena adanya perbaikan aktiva tetap berupa perbaikan dan renovasi.
Kecuali tanah dan konstruksi dalam penyelesaian, seluruh aset tetap disusutkan tergantung pada sifat dan karakteristik aset tersebut. a) Faktur penjualan angsuran. Contoh aset lainnya adalah aset tetap yang sudah tidak aktif digunakan oleh pemerintah (aset tetap yang kondisinya rusak berat). Untuk aset tetap yang tergolong Aset Lain-lain, dinilai sebesar nilai perolehan dikurangi penyusutan.
Kewajiban Jangka Pendek
Rekening penjualan angsuran merupakan jumlah yang dapat diterima dari penjualan barang milik pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah. Tagihan penjualan angsuran dinilai sebesar nilai nominal akad/risalah penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi angsuran yang dibayarkan oleh pegawai ke kas daerah, atau saldo tagihan penjualan angsuran. Aset lainnya adalah aset yang tidak dapat digabungkan menjadi aset tidak berwujud, rekening angsuran, tuntutan ganti rugi dan kerjasama dengan pihak ketiga.
Kewajiban Jangka Panjang
Ekuitas
Pendapatan LO merupakan hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas pada periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dilunasi. Sadarilah, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi atas pendapatan atau hak yang diterima pemerintah tanpa dipungut terlebih dahulu. Pencatatan pendapatan LO didasarkan pada prinsip bruto, yaitu mencatat penerimaan bruto dan tidak boleh mencatat jumlah neto (setelah kompensasi biaya).
Pengukuran penghasilan berdasarkan asas bruto dapat dikecualikan apabila besarnya pengurangan penghasilan (beban) bruto bersifat variabel terhadap penghasilan yang bersangkutan dan tidak dapat diperkirakan terlebih dahulu karena belum selesai prosesnya. Jika pendapatan diukur dalam mata uang asing, maka dikonversikan ke dalam rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah pasar Bank Indonesia) pada saat pendapatan tersebut terjadi. Pengembalian/penyesuaian penerimaan pendapatan LO yang terjadi pada periode pelaporan atau periode sebelumnya dicatat sebagai pengurang pendapatan LO.
Apabila imbal hasil/koreksi pendapatan LO yang tidak terulang pada periode sebelumnya dicatat sebagai pengurang modal pada periode ditemukannya koreksi dan imbal hasil tersebut. LO-Pendapatan dikelompokkan menurut sumber pendapatannya, antara lain: Pendapatan asli daerah-LO, pendapatan transfer-LO, dan pendapatan sah lainnya-LO, surplus non-operasional-LO dan pendapatan luar biasa dan diklasifikasikan lagi berdasarkan jenisnya. pendapatan. Bagi Badan Layanan Umum Daerah sebagai entitas akuntansi, pendapatan LO diakui dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang badan layanan umum daerah tersebut.
Beban-LO
Rincian dan Penjelasan Masing-Masing Pos-Pos Pelaporan Keuangan NERACA KOMPARATIF per 31 Desember 2017 dan 2016
- ASET
Saldo kas pada Bendahara Pendapatan sebesar Rp 0,- dan Rp 0,- merupakan saldo kas pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, atas uang yang diterima dari wajib pajak/pembayar pengembalian dana yang belum disetor ke kas daerah.
Bagian Lancar dari Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
Transfer ke Extra Kompatibel: Pada KIB B, kelas peralatan dan mesin kode 12, kondisi 1 (baik) dan 2 (kurang begitu baik), nilai total Rp. Mutasi lebih sedikit Berdasarkan penelitian, gedung kantor Kecamatan Sandubaya berdasarkan neraca tahun 2014 dinilai sebelum penilaian, nilai setelah penilaian Rp. Lebih sedikit transfer dari kantor Kecamatan Sandubaya ke kelurahan dan lingkungan se-Kecamatan Sandubaya berupa pengadaan paving block, jaringan irigasi dan lampu penerangan jalan senilai Rp.
Uraian 2017 2016 Daftar Rincian Aset Tetap - Aset Tetap Lainnya beserta perhitungan penyusutannya dapat dilihat pada lampiran :. Saldo aset lainnya merupakan aset tetap yang berada dalam kondisi rusak berat dan tidak dapat digunakan untuk kegiatan operasi senilai Rp dan Rp.
KEWAJIBAN
Saldo utang tangguhan jangka pendek lainnya pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 sebesar Rp dan Rp merupakan pendapatan daerah yang belum masuk ke kas daerah namun masih berada di kas bendahara.
EKUITAS DANA EKUITAS DANA LANCAR
Pengeluaran daerah dikelompokkan menjadi 4 (empat) bagian, yaitu pengeluaran operasional, pengeluaran modal, pengeluaran tak terduga dan pengeluaran bagi hasil – transfer. Pengeluaran operasional adalah pengeluaran yang dianggarkan untuk kegiatan kota sehari-hari yang memberikan manfaat jangka pendek. Beban operasional meliputi beban pegawai dari kelompok beban langsung dan tidak langsung serta beban barang/jasa dari kelompok beban langsung.
Investasi pada aset tetap adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Investasi pada aset tetap antara lain mencakup investasi pada aset tetap untuk perolehan tanah, bangunan dan fasilitas, peralatan dan aset tidak berwujud.
REALISASI
- Belanja Operasi
- Belanja Modal
- BEBAN LO
- SURPLUS DEFISIT- LO
- Informasi Umum
- Sifat Operasi dan Kegiatan Pokok
- Visi
- Misi
- Ketentuan Perundang-undangan yang Menjadi Landasan Kegiatan Operasional Keuangan
- Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.;
- Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 21 Tahun 2011 tentang Perubahan pertama dan kedua atas
- Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008 tentang pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram (Lembaran Daerah Kota
- Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 2 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2009
- Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 14 tahun 2016 tanggal 22 Desember Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
- Tahun 2017 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017
- Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Sebagai Bagian Dari
- Peraturan Walikota Nomor 48/PERT/2008 Tahun 2008 tentang perubahan atas Peraturan Walikota Nomor 1a/PERT/2007 Tahun 2007 tentang Sistem dan
- Peraturan Walikota Nomor 48/PERT/2008 Tahun 2008 tentang perubahan atas Peraturan Walikota Nomor 1a/PERT/2007 Tahun 2007 tentang Sistem dan
- Peraturan Walikota Mataram Nomor 13/2014 tentang Kebijakan Akuntansi
Belanja modal lainnya dengan target anggaran setelah perubahan Rp, realisasi belanja Rp. Total pendapatan LO pada TA 2017 mengalami kenaikan/penurunan sebesar 0 atau 0% dibandingkan tahun 2016 dibandingkan tahun sebelumnya. LO Pendapatan Asli Daerah Total LO Pendapatan Asli Daerah tahun 2017 sebesar Rp 0,00 naik/turun 0% dari tahun 2016 sebesar Rp.
Pendapatan Daerah Lainnya Yang Sah LU, saldo Pendapatan Daerah Lainnya Yang Sah LU pada tahun 2017 sebesar Rp 0,00. mengalami kenaikan/penurunan sebesar Rp 0,00. LO surplus non operasional, total surplus LO non operasional tahun 2017 sebesar Rp 0,00, naik/turun sebesar Rp 0,00 atau 0% dibandingkan saldo tahun 2016 sebesar Rp. Pendapatan Luar Biasa LO, Total Pendapatan Luar Biasa LO tahun 2017 sebesar Rp 0,00, bertambah/berkurang sebesar Rp.
Beban Luar Biasa, total beban luar biasa tahun 2017 sebesar Rp0,00, bertambah/berkurang sebesar Rp0,00. atau 0% dibandingkan saldo Rp.0.00. pada tahun 2016. Rincian beban luar biasa tersebut adalah sebagai berikut. dalam rupiah). maka surplus defisit Lo adalah Rp dan dampak kumulatif perubahan kebijakan/berupa koreksi nilai persediaan, selisih revaluasi aset tetap dan koreksi ekuitas lainnya adalah Rp. Kecamatan Sandubaya Pemerintahan Kota Mataram sejak tahun 2007 dipimpin oleh Bupati Sandubaya sesuai dengan Keputusan Walikota Mataram Nomor: Tanggal.
PENUTUP