Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Rumah Tangga Sejenisnya (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5347); Sesuai dengan tujuan Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Rumah Tangga Sejenisnya Tahun 2017-2025 seperti terlihat pada tabel 1.1.
PRINSIP PENYELENGGARAAN UMUM TPS 3R
LANDASAN OPERASIONAL TPS 3R
Pengerahan organisasi peralatan regional untuk pengangkutan residu. proses fisik) mendaur ulang sampah anorganik untuk mengoptimalkan volume yang didistribusikan kepada pendaur ulang, serta mengangkut sampah ke tempat pembuangan sampah untuk sisa sampah yang telah diolah secara fisik (pemadatan); Dengan sistem pengelolaan sampah ini diharapkan timbulan sampah rumah tangga dan sampah rumah tangga berkurang sebesar 30% (tiga puluh persen) dari timbulan sampah rumah tangga dan sampah rumah tangga, sedangkan pengolahan sampah rumah tangga dan sampah rumah tangga sejenisnya akan berkurang. sebesar 70% (tujuh puluh persen) dikurangi. jumlah sampah rumah tangga dan timbulan sampah rumah tangga sebelum ditetapkannya kebijakan dan strategi nasional pengolahan sampah rumah tangga dan sampah rumah tangga pada tahun 2025.
PENGOLAHAN SAMPAH
Secara umum sampah ada dua jenis, yaitu sampah organik yang dapat diolah dengan cara dikomposkan, dan sampah anorganik yang sulit dikomposkan. Pengolahan sampah anorganik yang dapat didaur ulang meliputi pemilahan khusus, seperti pemilahan kertas, botol, kaleng, logam, plastik, dan lain-lain.
TAHAP PENYELENGGARAAN
Tahap pertama pemilihan lokasi adalah memperoleh daftar pendek lokasi yang paling memenuhi kriteria TPS 3R. C. Lokasi terpilih yang potensial kemudian akan mengajukan proposal penerapan metode Selotif. Metode Selotif ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan penilaian mengenai kondisi lingkungan yang ada, serta rencana penanganan permasalahan lingkungan yang sesuai untuk setiap lokasi di masa depan.
ORGANISASI PELAKSANA PROGRAM TPS3R
Kegiatan TPS 3R tingkat provinsi dipercayakan kepada Pejabat Pembuat Komitmen PLP Satuan Kerja Pelaksana Prasarana Permukiman Daerah, dimana Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan pejabat inti satuan kerja tersebut diusulkan dan diangkat oleh Menteri Pekerjaan Umum. dan Perumahan Sosial. Mengkoordinasikan pelaksanaan program TPS 3R di wilayah kerjanya bersama pihak terkait di Satker PIP Kabupaten/Kota dan Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan Satker PLP Prasarana Permukiman Wilayah;
KRITERIA TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH (TPS) 3R
Berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pengelola kegiatan tingkat kecamatan dalam pelaksanaan program pada setiap tahapan; Memberikan masukan dan bimbingan aspek teknis kepada pengelola kegiatan tingkat kecamatan dalam pemantauan dan pelaporan pelaksanaan;
KRITERIA FASILITATOR PROVINSI DAN TENAGA FASILITATOR LAPANGAN
Diutamakan diberikan kepada mereka yang mempunyai keterampilan dan pengalaman dalam memfasilitasi/memberdayakan masyarakat di bidang teknis, bidang persampahan, atau bidang lingkungan hidup lainnya; Memiliki kemampuan perencanaan untuk menyusun RTR (Rencana Detail Rekayasa), RAB (Rencana Anggaran Biaya), menyusun analisa teknis dan spesifikasi aspek mekanik struktur, arsitektur dan supervisi/pengawasan;
KETENTUAN PERPAJAKAN
TAHAP PERSIAPAN
PEMILIHAN LOKASI
Langkah selanjutnya adalah penyusunan daftar pendek calon lokasi TPS 3R yang dilaksanakan oleh Departemen/OPD penanggung jawab disertai dengan TFL TPS 3R dengan tahapan kegiatan sebagai berikut: .. 1) Kelayakan teknis calon lokasi meliputi: di dalam: . Masyarakat bersedia membayar biaya pengelolaan sampah minimal Rp 10.000/KK/bulan (disesuaikan dengan hasil perhitungan Kalkulator Operasi dan Pemeliharaan).
PENENTUAN DAN PENETAPAN LOKASI TERPILIH MENGGUNAKAN METODE SELEKSI LOKASI PARTISIPATIF (SELOTIF)
Setelah desa/kelurahan terpilih sebagai lokasi sasaran program TPS 3R, akan ditentukan daftar pendek lokasi potensial melalui pelaksanaan Selotif; Desa/kelurahan tersebut diundang dalam forum sosialisasi tingkat kabupaten/kota untuk memastikan kesiapan lebih banyak desa/kelurahan potensial yang memenuhi persyaratan teknis program TPS 3R dan keberlanjutannya.
VARIABEL LAHAN (BOBOT = 30)
- INDIKATOR: STATUS KEPEMILIKAN LAHAN 4 Lahan milik Pemda
- INDIKATOR: KONDISI FISIK LAHAN 4 Lahan rata tidak terdapat bangunan
- INDIKATOR: AKSESIBILITAS JALAN 4 Jalan perkerasan dapat dilewati truk
- INDIKATOR: AKSES SARANA PENDUKUNG
2 Buruknya akses terhadap listrik, air bersih dan drainase 1 Buruknya akses terhadap listrik, air bersih dan drainase.
VARIABEL: KONDISI PELAYANAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH (BOBOT=40)
INDIKATOR: LOKASI DAERAH LAYANAN
INDIKATOR: KONDISI PELAYANAN SAMPAH
VARIABEL : PARTISIPASI (BOBOT = 30)
- INDIKATOR : BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT
- INDIKATOR: KESIAPAN MEMBAYAR IURAN 4 Iuran ≥ Rp 20.000,-/bulan
- INDIKATOR: DUKUNGAN DESA/KELURAHAN
- TAHAP PERENCANAAN
- PERENCANAAN KELEMBAGAAN
- KSM TPS 3R
Misalnya, laki-laki dan perempuan yang terlibat dalam badan pemerintah daerah atau masyarakat yang terlibat dalam pembangunan; Jika kelompok setuju, letakkan foto tersebut di bawah foto pasangan pria, wanita, atau pasangan pria-wanita pilihan grup. Sebagai contoh, . laki-laki dan perempuan yang terlibat dalam badan pemerintah daerah atau komunitas yang terlibat dalam pembangunan;
PENYUSUNAN DOKUMEN RKM
Mekanisme kerja KPP dituangkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) hasil perubahan/perubahan yang disepakati oleh pengurus KPP dan perwakilan calon pengguna/penerima manfaat. Status cabang KPP dikukuhkan dengan surat keputusan (SK) kepala desa yang diketahui oleh pemerintah kabupaten/kota.
PENETAPAN CALON PENGGUNA DAN PENETAPAN CAKUPAN WILAYAH
PENETAPAN PENERIMA MANFAAT
PEMILIHAN SISTEM, SARANA DAN PRASARANA, PERALATAN Penetapan teknologi pengolahan sampah pada lokasi terpilih
Pemilahan tingkat ini sebaiknya dilakukan khusus untuk pasar abon sampah plastik pemilahan KSM. Area pengomposan akan diperlukan untuk pengomposan dan penempatan mesin pencacah dan pengayak harus disesuaikan dengan fasilitas produksi dan ruang kerja yang ada. Dasar yang diperlukan dalam menentukan sarana dan prasarana pengelolaan TPS 3R adalah dengan mengukur timbulan dan komposisi sampah.
CONTOH PERHITUNGAN KEBUTUHAN LUAS AREA PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK
Cara pengomposan ini dilakukan dengan cara menumpuk sampah organik pada keranjang yang berlubang (bisa dari plastik atau bambu). Volume sampah organik: % sampah organik × volume sampah per hari. ton): kepadatan sampah x volume sampah organik per hari. Jumlah layanan: jumlah keluarga × jumlah orang per keluarga Total TPA: jumlah orang × timbulan sampah Volume sampah organik: % sampah organik × volume sampah.
STANDAR TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH
Berdasarkan SNI Tata Cara Pengelolaan Sampah Kota, timbulan sampah adalah jumlah sampah yang dihasilkan masyarakat dalam satuan volume atau berat per kapita per hari, atau dari perluasan bangunan, atau perluasan jalan. Tujuan penghitungan timbulan dan komposisi sampah adalah untuk merencanakan proses 3R/daur ulang/pengurangan sampah. Rata-rata timbulan sampah pada umumnya bervariasi dari hari ke hari, wilayah ke wilayah, dan negara ke negara.
METODE PENGUKURAN DAN SAMPLING Peralatan
KSM dan TFL harus melakukan penghitungan secara langsung dengan melakukan kegiatan pengambilan sampel timbulan dan komposisi sampah yang caranya akan dibahas pada subbab selanjutnya. Grafik komposisi sampah dapat dibuat dari tabel ini untuk memudahkan perbandingan kategori komposisi antar spesies. Contoh lain untuk menghitung penggunaan data timbulan dan komposisi sampah dapat dilihat pada subbagian Perencanaan teknologi pengolahan sampah organik.
SURVEI HARGA MATERIAL DAN UPAH TENAGA KERJA Tim Pengadaan Barang dan Jasa melakukan survei harga
Jika jumlah sampah yang akan dibuang adalah 6 m3/hari dan TPS 3R dapat mengolah 70% (50% sampah organik dan 20% sampah anorganik yang dapat didaur ulang) dari jumlah sampah yang dibuang, maka residu yang dihasilkan adalah 30%. Apabila pemerintah daerah mempunyai truk pengangkut sampah dengan kapasitas 6 m3/hari, maka efisiensi pengangkutan sampah hanya dapat dilakukan setiap 3 hari sekali (6 : 2). SURVEI HARGA BAHAN DAN TENAGA KERJA Tim pengadaan melakukan survei harga.
RENCANA TEKNIK RINCI (RTR)/DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED)
Melaporkan hasil penyusunan RTR dan RAB kepada Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan PLP Satuan Kerja Pelaksana Prasarana Permukiman Daerah. TFL Teknis sebagai individu yang dipilih oleh Pejabat Pembuat Komitmen untuk pengembangan Satker Pelaksana Prasarana Permukiman Wilayah PLP melalui proses seleksi; Persyaratan data awal disiapkan dengan TFL Pemberdayaan (metode Selotif, berdasarkan data perkiraan calon pelanggan);
PENYUSUNAN NOTA DESAIN
Kemampuan menyusun RTR dan RAB, menyusun analisa dan spesifikasi teknis, aspek arsitektural dan pengawasan menentukan keberhasilan pembangunan TPS 3R. Jumlah keluarga dan non-keluarga yang dilayani (berapa keluarga yang dilayani dengan berapa orang per keluarga, serta berapa banyak non-keluarga yang akan dilayani beserta jenisnya, sekolah, kantor, restoran, dll). Volume sampah di wilayah pelayanan (jumlah orang x sampah/hari) Komposisi sampah :. dapat disesuaikan dengan kondisi komposisi di TPS lokasi 3R).
CONTOH PERHITUNGAN LUAS BANGUNAN TPS 3R
Dari analisa diatas dapat diketahui kebutuhan lahan pengomposan dan area TPS 3R berdasarkan masing-masing jenis teknologi pengomposan. Luas minimal TPS 3R dapat dihitung dengan menggunakan standar Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.3/2013, dimana luas TPS 3R adalah 2x luas lahan pengomposan yang dipersyaratkan. Perhitungan dengan menggunakan kotak bata hollow inilah yang dijadikan standar (maksimum) pada standar desain bangunan TPS 3R dengan luas 200 m2 untuk pelayanan 200 keluarga di kota besar.
STANDAR MINIMAL DESAIN BANGUNAN TPS 3R
STANDAR RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) TPS3R
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
Terbuat dari baja profil IWF produksi Krakatau Steel atau setara, dengan dimensi baja ditentukan berdasarkan perhitungan analisis struktur menggunakan software (misal: SAP 2000 atau STAAD Pro). Terbuat dari baja profil IWF yang diproduksi oleh Krakatau Steel atau sejenisnya, dimensi baja ditentukan berdasarkan perhitungan analisis struktur menggunakan perangkat lunak (misalnya: SAP 2000 atau STAAD Pro). Terbuat dari baja profil saluran produksi Krakatau Steel atau sejenisnya, dengan dimensi baja ditentukan berdasarkan perhitungan analisis struktur menggunakan software (misal: SAP 2000 atau STAAD Pro).
PEKERJAAN YANG MEMERLUKAN SPESIFIKASI TEKNIS Penjelasan secara detail mengenai lingkup kerja untuk pekerjaan
Semen yang digunakan adalah Semen Portland (PC) yang harus memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) atau harus memenuhi baku mutu dan cara pengujian semen Portland Pozzolan (SNI dan masih dalam kantong utuh; bila dipandang perlu, Direktur Pekerjaan dapat kepada Kontraktor harus memeriksakan air yang digunakan di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor. Batu yang digunakan harus bermutu baik, kuat, bersih, bersudut (tidak bulat), tidak retak, tidak keropos. , dan mempunyai berat jenis tidak kurang dari 2,6 ton/m².
KOLOM
Pasangan batu kali dengan lebar dasar sesuai dengan hasil perhitungan struktur pondasi memanjang dengan daya dukung tanah di lokasi; Profil ini merupakan profil yang sesuai dengan hasil perhitungan struktur yang dilakukan oleh TFL Teknik dan telah memperhitungkan pembebanan tambahan (angin dan gempa) dengan mengacu pada tabel baja profil standar SNI. Apakah luas penampang kayu sesuai dengan hasil perhitungan struktur yang dilakukan oleh TFL Teknik dan telah memperhitungkan pembebanan tambahan (angin dan gempa) dengan mengacu pada SNI 7973:2013 Spesifikasi Desain konstruksi kayu;
ANALISA STRUKTUR
Kecuali ditentukan lain, semua kayu yang digunakan untuk konstruksi harus merupakan kayu mutu A sesuai dengan PPKI. Semua kayu harus bebas dari getah, cacat kayu seperti simpul, retak, bengkok dll dan harus melalui proses pengeringan udara. 3 (tiga) bulan.
PERENCANAAN BANGUNAN PENDUKUNG
BIAYA PELATIHAN KSM, DAN TUKANG
RENCANA BIAYA OPERASIONAL TPS 3R
PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1. PELAKSANAAN KONSTRUKSI
- PENGADAAN PERALATAN PENGOLAH SAMPAH 3R
- PENGADAAN BARANG/JASA DITINGKAT MASYARAKAT
- PERSIAPAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI Persiapan pelaksanaan konstruksi meliputi
- PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI Tujuan pemantauan adalah untuk memastikan kesesuaian pelaksanaan
- PELAPORAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
- PERUBAHAN KONTRAK (ADENDUM)
- SERAH TERIMA PEKERJAAN
- SANKSI
Dalam Peraturan Nomor 8 Tahun 2018 Badan Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Negara, kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat merupakan Tipe IV Swakelola, yaitu swakelola yang direncanakan oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang bertanggung jawab atas anggaran dan/atau atau berdasarkan usulan kelompok masyarakat, dan dilaksanakan serta diawasi oleh kelompok masyarakat, pelaksanaan swakelola. Administrasi pengadaan barang dan jasa terdiri dari dokumen-dokumen dalam proses pengadaan barang dan jasa sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban tim pengadaan barang dan jasa. Dasar hukum pelaksanaan Perubahan Kontrak (Adendum) adalah Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Negara dan Peraturan Lembaga Turunan LKPP Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Swakelola.
OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN
- PEMBIAYAAN
- PRASYARAT PEMASUKAN
- BIAYA OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN (BOP)
- RENCANA BISNIS
- PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA
- SOSIALISASI DAN EDUKASI
- PENEGAKAN HUKUM
- STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
- PERAN PEMERINTAH DAERAH
- PERAN SWASTA
TPS 3R dibangun berdasarkan pernyataan kepentingan Pemerintah Daerah untuk membantu mengurangi beban pengelolaan sampah pada Pemerintah Daerah. DLH tidak memungut retribusi di wilayah pelayanan TPS 3R (batas minimal yang dapat dilakukan Pemerintah Daerah apabila Pemerintah Daerah tidak mampu mengalokasikan dana untuk TPS 3R). File presentasi (powerpoint) kegiatan TPS 3R yang dapat ditampilkan setiap kali tamu menerima kunjungan.
PEMANTAUAN DAN PENGENDALIAN
- PEMANTAUAN DI TINGKAT PUSAT
- PEMANTAUAN DI TINGKAT PROVINSI
- PEMANTAUAN DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA
- ASPEK INDIKATOR DAN PARAMETER EVALUASI TPS 3R
- ASPEK INDIKATOR DAN PARAMETER EVALUASI TAHAP PRA KONSTRUKSI
- ASPEK INDIKATOR DAN PARAMETER EVALUASI TAHAP KONTRUKSI
- ASPEK INDIKATOR DAN PARAMETER EVALUASI TAHAP PASCA KONTRUKSI
Pelaksanaan survei lapangan yang dilakukan oleh fasilitator mengenai timbulan dan komposisi sampah serta kondisi masyarakat dan pemilihan teknologi penerapan TPS 3R; Evaluasi dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan program TPS 3R yang telah berjalan lebih dari 1 (satu) tahun. Sedangkan untuk melakukan penilaian terhadap TPS 3R yang dalam kondisi aktif/fungsional dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai berikut.