• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelajari dan analisis PT Archi Indonesia

N/A
N/A
Kevin Daiva Benanda

Academic year: 2023

Membagikan "Pelajari dan analisis PT Archi Indonesia"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

Anggaran dasar perseroan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman melalui surat keputusan no. Laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Indonesia (“SAK”), yang meliputi deklarasi dan interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan. dari Ikatan Akuntan Indonesia. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam akun adalah Dolar AS, yang merupakan mata uang fungsional perusahaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah Dolar Amerika Serikat, yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan. Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam mata uang fungsional berdasarkan nilai tukar yang berlaku pada saat transaksi. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang fungsional berdasarkan rata-rata kurs beli dan jual yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada tanggal transaksi perbankan terakhir pada tahun yang bersangkutan, dan laba atau rugi yang dihasilkan. dari pertukaran. dikreditkan atau didebit pada operasi tahun berjalan.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

55 (revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK No. Pengungkapan”, yaitu PSAK No. Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No. Pengakuan dan Pengukuran”. . i) Aset keuangan i) Aset keuangan. 55 (revisi 2011) diklasifikasikan sebagai salah satu aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual, sebagaimana berlaku. Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan setelah pengakuan awal dan, jika diizinkan dan sesuai, akan menelaah klasifikasi tersebut pada setiap akhir periode pelaporan.

Pada pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar, dan dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, maka ditambahkan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Aset keuangan Perusahaan terutama mencakup kas di bank dan uang muka yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Setelah pengukuran awal, aset keuangan AFS diukur pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi diakui di ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya.

Ketika Perusahaan mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau mengadakan perjanjian penyerahan, Perusahaan menilai sejauh mana Perusahaan tetap memiliki risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan. Jika entitas tidak mentransfer atau memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, maka entitas juga tidak mentransfer pengendalian atas aset keuangan. Pada saat penghentian pengakuan aset keuangan secara keseluruhan, selisih antara nilai tercatat dan jumlah (i) pembayaran yang diterima, termasuk aset baru yang diperoleh dikurangi liabilitas baru yang diambil-alih; dan (ii) akumulasi keuntungan atau kerugian yang diakui secara langsung di ekuitas harus diakui dalam laporan laba rugi.

Pada setiap tanggal pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan. Penurunan nilai suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan dianggap telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (“peristiwa yang merugikan” ). . , dan peristiwa kerugian tersebut berdampak terhadap estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

Penurunan nilai (lanjutan) Penurunan nilai (lanjutan). i) Aset keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi (lanjutan). i) Aset keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi (lanjutan). Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit masa depan yang belum terjadi). Jika pinjaman yang diberikan atau piutang mempunyai tingkat bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif saat ini.

Pendapatan bunga tetap diakui sebesar nilai tercatat yang dikurangi berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa depan untuk tujuan mengukur kerugian penurunan nilai. Pemulihan tersebut tidak boleh menyebabkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi jika penurunan nilai belum diakui pada tanggal pemulihan. Dalam hal investasi ekuitas diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual, bukti objektif mencakup penurunan nilai wajar secara signifikan dan berkepanjangan di bawah biaya perolehan investasi.

Jika nilai tercatat suatu aset melebihi jumlah terpulihkannya, maka aset tersebut dianggap mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset dikurangi menjadi jumlah terpulihkan. Kerugian penurunan nilai yang timbul dari operasi yang dilanjutkan diakui pada laporan laba rugi komprehensif berdasarkan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang mengalami penurunan nilai. Pada setiap akhir periode pelaporan tahunan, penilaian dilakukan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa kerugian penurunan nilai yang diakui pada periode sebelumnya untuk aset selain goodwill mungkin tidak ada lagi atau telah menurun.

Kerugian penurunan nilai yang diakui pada periode sebelumnya untuk aset selain goodwill dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak kerugian penurunan nilai terakhir diakui. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkan atau jumlah tercatat, setelah dikurangi penyusutan, jika tidak ada kerugian penurunan nilai yang diakui atas aset tersebut pada tahun sebelumnya.

SUMBER ESTIMASI DAN KETIDAKPASTIAN SOURCE OF ESTIMATION AND UNCERTAINTY Penyusunan laporan keuangan Perusahaan

Pada pembalikan tersebut, penyusutan aset disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisa, dengan dasar yang sistematis selama sisa masa manfaatnya. Penilaian dilakukan pada setiap periode pelaporan tahunan untuk mengetahui apakah terdapat indikasi bahwa kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui untuk aset selain goodwill tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui sebelumnya untuk aset selain goodwill hanya dibalik jika terdapat perubahan asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak kerugian penurunan nilai terakhir diakui.

If this is the case, the carrying amount of the asset is increased to its recoverable amount. The reversal is limited so that the carrying amount of the asset does not exceed its recoverable amount, nor does it exceed the carrying amount that would be determined, after deducting depreciation, if no impairment loss had been recognized for the asset in previous years. Following such a reversal, the impairment charge on the said asset is adjusted in future periods to allocate the asset's revised carrying amount, less any residual value, on a systematic basis over its remaining useful life.

SUMBER ESTIMASI DAN KETIDAKPASTIAN (lanjutan)

SOURCE OF ESTIMATION AND UNCERTAINTY (continued)

Perusahaan mengakui liabilitas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Perusahaan mengakui liabilitas atas masalah pajak penghasilan badan yang diantisipasi berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Pada tanggal 17 Desember 2013, Perusahaan membeli unit investasi sebesar AS dari Harrington Master Trust Fund Ltd (Harrington).

Pada tanggal 17 Desember 2013, Perusahaan melakukan penyetoran sejumlah tunai dolar AS kepada Harrington Master Trust Fund Ltd (Harrington). Perusahaan mencatat keuntungan yang belum direalisasi sebesar $25.545, yang disajikan sebagai "keuntungan yang belum direalisasi atas aset keuangan tersedia untuk dijual" dan sebagai komponen ekuitas. 13 tanggal 11 Januari 2011 dari Notaris Mala Mukti, S.H.LL.M, perusahaan membeli 5% kepemilikan saham di PT Meares Soputan Mining (MSM) dengan harga pembelian sebesar USD 600.000.

13 tanggal 11 Januari 2011 dari Mala Mukti, S.H.LL.M, Perusahaan mengakuisisi 5% kepemilikan saham di PT Meares Soputan Mining (MSM) dengan nilai akuisisi sebesar US$600.000. 15 tanggal 11 Januari 2011 dari Notaris Mala Mukti, S.H.LL.M, Perusahaan membeli 5% kepemilikan saham PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN) dengan harga perolehan sebesar US$1.666.667. Pada tanggal 31 Desember 2013, nilai tercatat investasi pada Augur adalah sebesar US$2.685.469 setelah dikurangi bagian Perusahaan atas kerugian entitas asosiasi sebesar US$36.103 yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Per At 31 December 2013, the carrying amount of the investment in Augur is USD 2,685,469 after eliminating the Company's share of the associated company's net loss of USD 36,103, which is recognized in the statement of comprehensive income.

SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI

TRANSACTION AND BALANCE WITH RELATED PARTY

SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK- PIHAK BERELASI (lanjutan)

TRANSACTIONS AND BALANCES WITH RELATED PARTIES (continued)

LIABILITAS KEUANGAN JANGKA PANJANG LAINNYA - PIHAK KETIGA

OTHER LONG-TERM FINANCIAL LIABILITY - THIRD PARTY

Perusahaan tidak mengakui aset pajak tangguhan dari bagian rugi kena pajak dan rugi bersih entitas asosiasi karena manajemen tidak yakin bahwa laba kena pajak akan dihasilkan dalam 5 tahun ke depan untuk memulihkan aset pajak tangguhan terkait. Perusahaan tidak mengakui aset pajak tangguhan dari kompensasi rugi pajak dan ekuitas dalam rugi bersih entitas asosiasi karena Perusahaan tidak memperkirakan bahwa laba kena pajak akan dihasilkan dalam waktu 5 tahun ke depan untuk memulihkan aset pajak tangguhan terkait. Perusahaan yang melaporkan pajak badan berdasarkan prinsip wirausaha, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat dalam waktu sepuluh tahun sejak tanggal jatuh tempo melakukan pemeriksaan atau penilaian pajak untuk tahun buku sebelum tahun 2008.

Berdasarkan undang-undang perpajakan yang berlaku sejak tahun 2008, DJP dapat melakukan pemeriksaan atau temuan pajak dalam jangka waktu lima tahun sejak tanggal jatuh tempo pajak. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat menetapkan atau mengubah pajak untuk tahun buku sebelum tahun 2008 selama sepuluh tahun sejak tanggal terutangnya pajak atau sampai dengan tanggal 31 Desember 2013, mana yang lebih dulu. Berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku sejak tahun 2008, DJP dapat menetapkan atau mengubah pajak dalam jangka waktu lima tahun sejak terutangnya pajak.

MODAL SAHAM SHAREHOLDERS’ EQUITY

Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung bisnis dan memaksimalkan nilai pemegang saham. Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa Perusahaan mempertahankan rasio modal yang sehat untuk mendukung bisnisnya dan memaksimalkan nilai pemegang saham. Perseroan mengelola modal untuk menjaga kelangsungan usahanya, memaksimalkan kekayaan pemegang saham dan memberikan manfaat kepada pihak lain yang berkepentingan dengan Perseroan, serta menjaga struktur permodalan yang optimal untuk mengurangi biaya modal.

The Company manages its capital to ensure the Company's ability to continue as a going concern in order to maximize returns to shareholders and benefits to other stakeholders, and to maintain optimal capital structure to reduce the cost of capital. The capital structure of the Company consists of share capital, retained earnings and other comprehensive income.

TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN

FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES

INSTRUMEN KEUANGAN FINANCIAL INSTRUMENTS

PERISTIWA SETELAH TANGGAL PELAPORAN EVENTS AFTER THE REPORTING DATE Perjanjian Jual Beli Saham Share Sale and Purchase Agreement

PERISTIWA SETELAH TANGGAL PELAPORAN (lanjutan)

EVENTS AFTER THE REPORTING DATE (continued)

PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN COMPLETION OF THE FINANCIAL STATEMENTS

Gambar

Tabel berikut menyajikan nilai tercatat dan taksiran  nilai  wajar  instrumen  keuangan  Perusahaan  pada  tanggal 31 Desember 2013 dan 2012:

Referensi

Dokumen terkait

Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian

Apabila terdapat bukti objektif terjadinya penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan (seperti menurunnya secara signifikan lingkungan usaha,

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan, maka jumlah kerugian penurunan

Financial assets and liabilities SFAS 50 and 55 continued C Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo C Held-to-maturity financial assets Aset keuangan dalam kelompok dimiliki

2.2 Significant accounting policies continued p Financial instruments – initial recognition, subsequent measurement and derecognition continued i Financial assets continued b

Financial Assets Continued Pinjaman dan Piutang Lanjutan Loans and receivables Continued Cadangan penurunan nilai diakui ketika ada bukti objektif seperti kesulitan keuangan signifikan

Financial Assets Continued Pinjaman dan Piutang Lanjutan Loans and receivables Continued Cadangan penurunan nilai diakui ketika ada bukti objektif seperti kesulitan keuangan

The document presents the consolidated financial statements and notes of a company as prepared by independent