Nama : Alvita Dewi NIM : 21040122120032 Kelas : D
Geomorfologi
Geomorfologi berasal dari bahasa Yunani geo “bumi”, morfé "bentuk", dan logo “belajar”, yang berarti studi ilmiah tentang bentang alam dan proses yang membentuknya.
Ahli geomorfologi memperhatikan bentuk permukaan bumi, termasuk asal usul, sejarah, komposisi, dan dampaknya terhadap aktivitas manusia.
Geomorfologi mencerminkan keseimbangan antara kekuatan tektonik dan hidrologi.
Faktor tektonik → Gaya struktural (patahan, lipatan, pengangkatan vertikal) dan posisi lempeng. Menentukan bahan yang terpapar di permukaan bumi dan cara penyebarannya.
Faktor hidrologi → Iklim (suhu, kelembaban, pola sirkulasi atmosfer dan samudera) serta media pengangkut (air, es, angin, gelombang). Menentukan agen geologis yang berinteraksi dengan bahan batuan dan memengaruhi laju reaksi fisik dan kimia
Agen geomorfologi
aktivitas Sungai → lingkungan lembab
aktivitas Angin → lingkungan kering
aktivitas Gletser/Es → lingkungan kutub
aktivitas Gelombang → lingkungan pesisir
Proses geomorfik: proses yang menyebabkan terjadinya pembentukan dan perubahan permukaan bumi, merupakan interaksi fisik dan kimia antara permukaan bumi dan tenaga alam yang bekerja untuk menghasilkan bentuk lahan.
Proses geomorfik terdiri atas:
1. Proses extra-terestrial
Proses yang berada dan berasal dari luar bumi → jatuhnya meteorit 2. Proses terrestrial
Proses yang berada di dalam dan permukaan bumi.
a. Proses eksogenetik, tenaga dari luar (radiasi matahari, angin, perubahan suhu, air) yang membentuk permukaan bumi. Sifatnya merombak permukaan bumi.
1) Weathering/pelapukan, proses dimana batuan hancur (tidak berpindah) karena salju, perubahan suhu dan tekanan (fisika), reaksi kimia dan biologis.
2) Erosi, proses dimana batuan kerak bumi terkikis oleh sungai, angin, salju yang mencair, arus laut, lalu terangkut ke tempat lain.
Degradasi, penurunan permukaan tanah melalui proses erosi.
3) Deposisi/endapan, proses akumulasi massa sedimen yang lepas atau bahan batuan lainnya oleh tenaga alam ke tempat yang datar.
Agradasi, pengangkatan permukaan dasar tanah melalui proses deposisi aluvial. Terjadi karena pengendapan sedimen pada saluran datar atau dekat permukaan saluran lainnya, dataran banjir, dataran rendah alluvial.
4) Sedimentasi, proses pengendapan secara mekanis, sedimen dari suspensi cairan dalam air/es dan terakumulasi sebagai lapisan sedimen terpisah.
5) Gerakan massa, pergerakan massa pada lereng yang menurun karena gravitasi dan karena terdapat air.
Denudasi, serangkaian proses panjang yang mengakibatkan pengikisan permukaan bumi dan menyebabkan berkurangnya ketinggian dan relief bentang alam. Terjadi melalui 3 proses: pelapukan, erosi, transportasi.
b. Proses endogenetik, tenaga dari dalam bumi yang mendorong terjadinya pergerakan kerak bumi dan mempengaruhi terbentuknya relief permukaan bumi.
Sifatnya membangun/membentuk relief permukaan bumi.
1) Patahan, fraktur planar melengkung di bebatuan kerak bumi, dimana telah ada perpindahan signifikan akibat gerakan massa batuan.
2) Lipatan, bentuk bergelombang pada lapisan batuan kerak bumi karena tektonisme.
3) Vulkanisme, letusan magma ke permukaan bumi, yang menyebabkan keluarnya lava dan gas vulkanik. Letusan magma adalah sumber batuan beku yang ada di permukaan bumi.
4) Gempa bumi, getaran dari permukaan bumi disebabkan oleh pelepasan tekanan besar yang tiba-tiba.
5) Longsor, berupa jatuhnya batu, kerusakan pada lereng dan debris, yang dapat terjadi di lepas pantai, lingkungan pesisir, dan darat.
6) Diatropisme/tektonisme, deformasi skala besar kerak bumi yang menyebabkan terbentuknya benua dan cekungan laut, pegunungan, dataran tinggi, serta retakan lembah.
7) Metamorpisme, perubahan struktur fisik batuan, mineral, dan struktur geologi, sebagai hasil panas jangka panjang, tekanan dan pengenalan cairan aktif secara kimia.
Referensi
Hossain, N. M. (2015). Intoduction to Geomorphology.
https://www.researchgate.net/publication/342419516_Introduction_to_geomorphology