• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAJARI TENTANG PATOFISIOLOGI OSTEOPOROSIS

N/A
N/A
14. Dian Ayu Apriani

Academic year: 2024

Membagikan "PELAJARI TENTANG PATOFISIOLOGI OSTEOPOROSIS"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PATOFISIOLOGI

OSTEOPOROSIS PATOFISIOLOGI

OSTEOPOROSIS

Kelompok 6

(2)

Dian Ayu Apriani

1. Muhammad Abid Al-Rizky 2. 3. Mutia Raisa Fakhira

Nabilla Nadya Putri 4. 5. Nadiah Aulia Cinta

Qitarah Ahya Athallah

6. R.A. Alya Nashita Ramadhani 7.

NAMA KELOMPOK :

NAMA KELOMPOK :

(3)

Osteoporosis adalah penyakit tulang ditandai dengan kerusakan mikroarsitektur jaringan tulang dan hilangnya massa tulang.

Osteoporosis yang berarti 'tulang keropos' meningkatkan kerapuhan tulang dan kerentanan terhadap patah tulang. Namun, karena kemajuan yang signifikan dalam penanganan osteoporosis selama 50 tahun terakhir, tidak dianggap sebagai konsekuensi yang tidak dapat diobati. Penyakit osteoporosis telah diamati di Inggris, studi epidemiologi menghipotesiskan bahwa 1 dari 2 wanita dan 1 dari 5 pria berusia di atas 50 tahun akan mengalami patah tulang osteoporosis. Pada usia muda, patah tulang lebih sering terjadi pada laki-laki, sedangkan sejak usia 50 tahun ke atas patah tulang pada perempuan lebih banyak terjadi, dan angkanya menjadi dua kali lipat dibanding laki-laki.

EPIDEMIOLOGI OSTEOPOROSIS

EPIDEMIOLOGI OSTEOPOROSIS

(4)

TANDA, GEJALA DAN TAHAP OSTEOPOROSIS

TANDA, GEJALA DAN TAHAP

OSTEOPOROSIS

(5)

TANDA DAN GEJALA TANDA DAN GEJALA

Gejala awal osteoporosis :

Gusi yang surut atau kehilangan gigi

Kekuatan cengkeraman rendah di tangan

Kuku rapuh karena pertumbuhan kuku lebih lambat Gejala osteoporosis selanjutnya :

Tulang yang mudah patah

Tulang belakang yang roboh atau patah

Penurunan tinggi badan seiring berjalannya waktu

Kyphosis (postur bungkuk atau melengkung) saat duduk atau berdiri

Sakit punggung

(6)

TAHAP OSTEOPOROSIS TAHAP OSTEOPOROSIS

Osteoporosis stadium 1

Tidak ada gejala osteoporosis pada tahap ini, dan kepadatan tulang akan normal.

Osteoporosis stadium 2

Pengeroposan tulang mulai melebihi pertumbuhan tulang.

Osteoporosis stadium 3

Berisiko lebih tinggi mengalami patah tulang – bahkan cedera sederhana yang sebelumnya tidak menyebabkan patah tulang.

Osteoporosis stadium 4

Tulang yang lebih lunak dan lemah dapat terlihat dalam bentuk kelainan tulang belakang.

(7)

ETIOLOGI

OSTEOPOROSIS ETIOLOGI

OSTEOPOROSIS

(8)

Primer

TERBAGI MENJADI 2, YAITU TERBAGI MENJADI 2, YAITU

Osteoporosis primer diakibatkan oleh penuaan atau menopause. Osteoporosis terkait usia terjadi akibat kerusakan trabekula tulang yang terus menerus. Selain itu, penurunan produksi estrogen pada wanita pasca menopause menyebabkan peningkatan pengeroposan tulang yang signifikan. Pada pria, sex-hormone-binding globulin menonaktifkan testosteron dan estrogen saat penuaan terjadi, yang dapat berkontribusi pada penurunan bone mass density (BMD) seiring waktu.

(9)

Sekunder

TERBAGI MENJADI 2, YAITU TERBAGI MENJADI 2, YAITU

Osteoporosis sekunder diakibatkan adanya penyakit yang mendasari (misalnya tuberkulosis tulang dan diabetes mellitus tipe 1) maupun penggunaan obat-obatan. Penyakit yang terlibat dalam osteoporosis sering melibatkan mekanisme yang berhubungan dengan ketidakseimbangan kalsium, vitamin D, dan hormon seks. Misalnya, sindrom Cushing telah diketahui dapat mempercepat pengeroposan tulang melalui produksi glukokortikoid berlebih.

(10)

Osteoporosis berawal dari adanya massa puncak tulang yang rendah disertai adanya penurunan massa tulang. Estrogen merangsang growth factor yang menyebabkan pembentukan tulang. Oleh karena itu pada masa pertumbuhan, pembentukan tulang lebih banyak dari kerusakan dan mencapai puncaknya pada usia dekade ketiga. Kalsium yang merupakan mineral dasar pembentukan tulang, apabila jumlahnya dalam makanan berkurang atau karena ada gangguan penyerapan di usus, dan bila pengaruh vitamin D juga berkurang maka keadaan ini akan mempengaruhi pembentukan massa tulang. Semakin tua umur seseorang, risiko terkena osteoporosis semakin besar.

PATOFISIOLOGI OSTEOPOROSIS

PATOFISIOLOGI OSTEOPOROSIS

(11)

1. Terapi non farmakologi

a. Nutrisi, dapat berupa vitamin D dari brokoli, kacang- kacangan, ikan teri, ikan salmon, susu, kuning telur, hati dan sardine serta paparan sinar matahari.

b. Olahraga seperti berjalan, jogging, senam osteoporosis dapat bermanfaat dalam mencegah kerapuhan dan fraktur tulang. Hal tersebut dapat memelihara kekuatan tulang.

2. Terapi Farmakologi

Osteoporosis dapat diberikan bifosfonat dengan penurunan resorpsi tulang oleh osteoklas dengan cara berikatan pada permukaan tulang dan menghambat kerja osteoklas dengan cara mengurangi produksi proton dan enzim lisosomal di bawah osteoklas.

TATALAKSANA OSTEOPOROSIS

TATALAKSANA OSTEOPOROSIS

(12)

THANK THANK YOU

YOU

ANY QUESTIONS?

Referensi

Dokumen terkait