• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelajari tentang Pengujian Validitas

N/A
N/A
ZAINUL ANWAR

Academic year: 2023

Membagikan "Pelajari tentang Pengujian Validitas"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

A. Validitas Tes

Suatu instrumen penilaian salah satunya ditentukan oleh validitas. Validitas bermula dari kata validity yang artinya seputar ketelitian dan kecermatan suatu instrumen penilaian dalam mengukur (Azwar. 2011). Validitas adalah ketepatan dalam menginterpretasikan dari hasil penilaian (Gronlund, N.E, Linn, R. I. & Miller, 2009). Validitas instrumen penilaian merupakan alat ukur yang tepat dalam mengukur yang akan diukur.

Instrumen penilaian dinyatakan valid jika data dari variabel tidak melenceng dari keadaan yang sesungguhnya (Arikunto. 2010). instrumen yang valid akan berdampak pada kesimpulan yang selaras dengan situasi sebenarnya. Validitas terbagi menjadi dua yaitu validitas logis dan validitas empiris.

1. Validitas Logis/ Teoritis

Validitas yang secara hasil penalaran menyatakan instrumen penilaian mempunyai validitas logis apabila sudah direncanakan dengan teratur dan mengikuti teori maupun ketentuan yang berlaku. Validitas logis sering disebut juga dengan validitas teoritis. Validitas logis terbagi menjadi dua macam yaitu validitas isi dan validitas konstruk (Arikunto,2018)

a. Validitas isi

Soal tes disebut mempunyai validitas isi apabila memiliki kesesuaian antara materi atau isi pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Validitas isi direncanakan mulai awal menyusun dengan jalan merinci kurikulum, materi dan tujuan pembelajaran

Validitas isi suatu instrumen penilaian memiliki tujuan untuk mengukur taraf penguasaan terhadap suatu materi berdasarkan tujuan pembelajaran.

Validitas isi sebagai alat ukur dalam menguasai materi pembelajaran (Matondang dan Pendahuluan, 2009). Penyusunan instrumen penilaian harus bersumber pada isi mata pelajaran yang tercantum pada kurikulum. Validitas isi sering disebut juga dengan validitas kurikuler (Shinta, M. Lutfi; dan Razak 2013)

Menurut Sudjiono (1998) validitas isi kija dipandang sebagai ters hasil belajar peserta didik maka tes tersebut harus mencakup keseluruhan materi yang diajarkan. Hasil validitas dari soal tes hasil belajar selanjutnya dilakukan analisis, penelaahan, dan menguji soal tersebut untuk mengetahui validitas isinya.

Penilaian pada validitas isi dilakukan oleh ahli. Para ahli akan menyampaikan saran/ masukan dari soal tes yang telah dibuat (Yusup,2018). para ahli yang melakukan validasi disebut validator. Validator harus yang kompeten di bidangnya. Dasar pertimbangan dalam memilih validatoradalah memahami ranah, isi dan tujuan penelitian.

Indikator penilaian validitas isi menurut Novikasari (2016) adalah sebagai berikut:

1. Kecocokan indikator pencapaian kompetensi dengan indikator soal

2. Kecocokan indikator soal dengan aspek yang akan diteliti misalnya ranah kognitif dari soal tersebut

3. Penggunaan bahasa, tulisan dan gambar yang ada pada soal tersebut 4. Kelayakan butir soal untuk dijadikan sampel

5. Kecocokan materi pembelajaran yang akan diujicobakan

Valid tidaknya suatu soal tes harus menelaah kisi-kisi secara konten/materi pembelajaran. Validitas isi tidak memilikisatuan dan besaran tertentu yang dapat dihitung secara statistik tetapi soal tes tersebut harus dipahami jika tes tersebut telah valid berdasarkan telaah kisi-kisi soal tes. Dengan

(2)

demikian, validitas isi merupakan dasar dalam menganalisis secara logika, bukan merupakan koefisien validitas yang dihitung secara statistik (Matondang dan Pendahuluan, 2009)

b. Validitas konstruk

Jika butir soal dapat diukur berdasarkan aspek kohnitif maka dapat dikatakan soal tes tersebut mempunyai validitas konstruk. Suatu tes dikatakan memiliki validitas konstruk bukanlah dilihat dari susunan kalimat atau urutan nomor butir soalnya sudah runtut, akan tetapi tes tersebut dapat secara tepat mengukur aspek berpikir (kognitif, afektif dan psikomotorik) sebagaimana yang sudah dirumuskan pada tujuan intruksional khusus (Sujdiono, 1998)

Validitas konstruk merupakan soal tes yang diukur validitasnya berdasarkan konstruk pada perangkat pembelajaran yang membangun aspek kognitif seperti pengetahuan dan pemahaman (Shinta, M. Lutfi; dan Razak 2013).

dengan demikian sama halnya dengan validitas isi maka validitas konstruk juga diperoleh melalui analisis secara logika

2. Validitas Empiris

Jika hasil pengerjaan soal tes berdasarkan pengalaman maka soal tes tersebut dinyatakan mempunyai validitas empiris. Validitas empiris merupakan perbandingan antara hasil tes yang dilakukan sekarang dengan hasil tes yang lalu.

Tes yang sudah dilakukan sebelumnya berfungsi sebagai kriteria kevalidan tes sekarang. Menurut (Sujdiono, 1998) soal tes dinyatakan memiliki validitas empiris jika soal tes dalam jangka waktu sama menyatakan ada hubungan antara tes kesatu dan tes selanjutnya.

Validitas empiris ada dua jenis yaitu validitas prediktif dan validitas bersamaan. Validitas prediktif adalah instrumen penilaian dilakuakan uji coba dengan kriteria tertentu yang dilaksanakan pada waktu berbeda. Sebaliknya, validitas bersamaan adalah instrumen penilaian dilakukan uji coba dengan kriteria tertentu yang dilaksanakan pada waktu yang bersamaan (Yusup,2018)

3. Teknik analisis data validitas

Data validasi logis/teoritis terhadap instrumen soal yang berupa saran dan masukan dari ahli selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Sedangkan untuk data validasi empiris berupa penilaian dari ahli selanjutnya dianalisis secara kuantitatif. Hasil validasi ahli secara kuantitatif pada validitas logis/ teoritis maka dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Presentase Validasi = Jumlah Skot Total x 100%

Skor Maksimal

Kriteria hasil validasi instrumen soal dapat dilihat tabel berikut:

Tabel Kriteria Presentasi Hasil Validasi

Interval % Kriteria

86≤ N< 100 Sangat Baik

72≤ N< 85 Baik

58≤ N< 71 Cukup

44≤ N< 57 Kurang

N ≤ 44 Sangat Kurang

Berdasarkan kriteria di atas, kelayakan instrumen soal dikatakan baiak apabila diperoleh nilai 72%≤ N< 85%. validasi butir soal pada validitas empiris dapat dianalisis menggunakan analisis kuantitatif dan diolah secara statistik. Alat

(3)

bantu yang digunakan adalah SPSS berupa software yang dirancang untuk mengolah data secara statistik

Pengujian validitas butir soal dilaksanakan dengan menetapkan korelasi Product Moment dari Karl Pearson berbantukan program SPSS dengan sig.0.05.

untuk mengambil keputusan digunakan ketentuan sebagai berikut:

a. Butir soal dikatakan valid jika nilai korelasi pearson rhitung > rtabel

b. Butir soal dikatakan tidak valid jika nilai korelasi pearson rhitung < rtabel B. Reliabilitas Tes

Menurut arti kata reliabel berarti dapat dipercaya. Berdasarkan arti kata tersebut, maka instrumen yang reliabel adalah instrumen yang hasil pengukurannya dapat dipercaya. Salah satu kriteria instrumen yang dapat dipercaya sebagai alat ukur, karena berdasarkan pengalaman. Jika mistar digunakan dua kali atau lebih mengukur panjang sebuah benda, maka hasilpengukuran pertama dan selanjutnya terbukti tidak berbeda. Sebuah tes dapat dikatakan reliabel jika tes tersebut digunakan secara berulang terhadap peserta didik yang sama hasil pengukurannya relatif tetap sama. Tujuan reliabilitas adalah untuk menunjukkan konsistensi skor-skor yang diberikan skorer satu dengan skorer lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas menurut Rabbani (2020) adalah:

1. Jumlah butir soal pada suatu instrumen ikut mempengaruhi derajat reliabilitasnya. Artinya jika soalnya banyak maka tes semakin reliabel 2. Homogenitas soal tes, soal yang memiliki homogenitas tinggi cenderung

mengarah pada tingginya tingkat reliabilitas

3. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tes, semakin terbatasnya waktu dalam menyelesaikan tes maka reliabilitasnya juga semakin tinggi 4. Keseragaman kondisi pada saat tes diberikan, kondisi pelaksanaan tes yang

semakin seragam akan memunculkan reliabilitas semakin tinggi 5. Kecocokan tingkat kesukaran terhadap peserta tes, lebih reliabel 6. Heterogenitas kelompok

7. Motivasi individu

8. Variabilitas skor. Biasanya bentuk soal pilihan ganda cenderung menghasilkan tingkat reliabilitas yang tinggi

Setelah dilakukan analisis validitas tes, kemudian dilakukan reliabilitas tes. Reliabilitas tes adalah serangkaian pengukuran atau alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran dilakukan secara berulang (Sugiono, 2005).

sedangkan menurut Sukaji (2020) yang menyatakan bahwa uji reliabilitas adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur.

Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka sebagai koefisien. Biasanya koefisien yang tinggi berarti reliabilita yang tinggi. Reliabilitas ada dua macam yaitu reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal. Pengolahan data tes untuk reliabilitas terdapat beberapa teknik khusus yang bisa dipilih, seperti spearman Brown, flanagan, rulon, kuderrichardson (K-R)20, K-R 21, Hoyt dan alpha

Ada tiga cara pelaksanaan yang dilakukan untuk menguji reliabilitas suatu tes, yaitu:

1. Tes tunggal (single test)

Tes yang terdiri dari satu tes yang diberikan terhadap suatu kelompok subjek dalam satu kali pengetahuan, sehingga dari hasil pengetesan hanya diperoleh satu kelompok

(4)

data. Ada dua teknik yang dilakukan untuk perhitungan tes yaitu dengan teknik belah dua dan teknik non belah dua.

2. Tes ulang (test retest)

pemberian perangkat tes yang sama terhadap sekelompok subjek sebanyak dua kali dengan selang waktu yang berbeda

3. Tes ekuivalen (alternate test)

Tes yang terdiri dari dua perangkat dimana soal – soal pada perangkat pertama ekuivalen dengan soal – soal pada perangkat kedua. Pengertian ekuivalen disini adalah soal – soal yang memuat konsep yang sama, tetapi soal tersebut tidak persis sama.

Macam-Macam Reliabilitas

Perhitungan reliabilitas bermacam-macam, menurut Welizer (1987) yang menyebutkan cara umum untuk mengukur reliabilitas adalah:

1. Reliabilitas Stabilitas, menyangkut penggunaan indikator yang sama, definisi operasional dan prosedur pengumpulan data setiap saat dan mengukurnya pada waktu yang berbeda

2. Reliabilitas terwakili, digunakan untuk menguji keterandalan masing-masing grup. Reliabilitas terwakili dilakukan untuk menguji apakah penyampaian indikator sama jawabannya saat diterapkan ke kelompok yang berberda

3. Reliabilitas seimbang, definisi konseptual yang dipakai sama tetapi dengan satu atau lebih indikator yang berbeda, batasan-batasan operasionalnya, peralatan pengumpulan data dan atau pengamat/pengamat

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Metode tes ulang (tes re-tes estimate reliabeliry) uji reliabilitas dengan metode tes ulang digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu pengukuran dapat diandalkan

2. Metode bentuk pararel (equivalent) adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran dan susunan tetapi butir soalnya berbeda.

Pengujian cukup dilakukan sekali, namun intrumennya dua, pada responden yang sama, waktu sama, instrumen berbeda.

3. Metode penggabungan (pararel form and alternatife form reliability estamete) yaitu pengujian reliabilitas yang dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang ekuivalen bberapa kali ke responden yang sama. Jika dengan kedua kali pengujian dalam waktu yang berbeda maka akan dapat dianalisis keenam koefisien reliabilitas. Bila keenam koefisien itu semua positif dan signifikan maka dapat dinyatakan bahwa instrumen tersebut reliabel.

Sedangkan menurut Rina (2020) uji reliabilitas terdiri dari beberapa jenis, diantaranya:

1. Reliabilitas tes ulang

Uji reliabilitas tes ulang adalah ukuran reliabilitas yang diperoleh dengan memberikan tes yangsama dua kali selama periode waktu tertentu kepada sekelompok individu. Uji reliabilitas tes ulang ini biasanya skor dari waktu 1 dan waktu 2 dapat dikorelasikan agar dapat mengevaluasi stabilitas dari waktu ke waktu.

2. Reliabilitas bentuk paralel

Uji reliabilitas bentuk paralel adalah suatu ukuran reliabilitas yangdapat diperoleh dengan mengelola berbagai versi alat penilaian kepada kelompok individu yang sama.

(5)

3. Reabilitas antar Penilai

Uji reabilitas agar penilai adalah suatu ukuran reliabilitas untuk menilai sejauh mana penilai berbeda setuju dalam keputusan penilaian mereka

4. Reliabilitas konsistensi internal

Uji reliabilitas konsistensi intenal adalah suatu ukuran reliabilitas yang dapat digunakan sebagai bentuk evaluasi sejauh mana item tes berbeda yang menyelidiki konstruk yang sama menghasilkan hasil yang serupa subtipe konsistensi internal seperti berikut ini:

a. Korelasi antar item rata-rata adalah subtipe dari reliabilitas konsistensi internal. Cara memperoleh dengan mengambil semua item pada tes yang menyelidiki konstruk yang sama, menentukan koefisien korelasi untuk setiap pasangan item, kemudian mengambil rata-rata dari semua koefisien dan menghasilkan korelasi antar item rata-rata

b. Split-Half Correlation adalah suatu subtipe lain dari keandalan konsistensi internal. Proses untuk mendapatkan reliabilitas yang satu ini dimulai dengan membelah dua semua item yang dimaksud untuk menyelidiki bidang pengetahuan yang sama untuk membentuk du set item

Menurut pendapat Rina di atas, dalam melakukan pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan empat cara yaitu uji reliabilitas tes ulang, uji reliabilitas bentuk paralel, uji reliabilitas panilia dan uji reliabilitas konsistensi internal, sedangkan menurut Lukman (2019) yang mengutip dari Walizer (1987) yang hanya membagi dua jenis reliabilitas, yaitu:

1. Reliabilitas Stabilitas

Reliabilitas stabilitas adalah reliabilitas yang menyangkut usaha untuk memperoleh nilai yang sama atu serupa untuk setiap orang atau setiap unit yang diukur setiap saat peniliti mengukurnya. Menurut Walizer, reliabilitas ini menyangkut penggunaan indikator yang sama, definisi operasional dan prosedur pengumpulan data setiap saat, dan mengukurnya pada waktu yang berbeda. Agar dapat memperoleh reliabilitas stabilitas setiap kali unit diukur skornya haruslah sama atau hampir sama

2. Reliabilitas ekuivalen

Reliabilitas ekuivalen adalah uji reliabilitas yang menyangkut usaha untuk memperoleh nilai relatif sama dengan jenis ukuran yang berbeda pada waktu yang sama. Uji reliabilitas ekuivalen ini defini konseptual yang dipakai sama atau lebih indikator, batasan operasional, peralatan pengumpulandata dan/atau pengamat

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengukur uji reliabilitas dapat dilakukan dengan banyak cara, beberapa pendapat mengungkapkan dengan cara stabilitas, terwakili, seimbang, tes ulang, bentuk paralel, antar penilai, konsitensi intenal dan uji reliabilitas ekuivalen

Referensi

Dokumen terkait

pembimbing berkaitan dengan validitas konstruk, yaitu seberapa jauh butir – butir indikator tersebut telah mengukur indikator dari variabel kualitas produk. sebagaimana

Validitas konstruk berhubungan dengan kesesuaian butir dan tujuan pembelajaran khusus. Validitas ini dapat mengukur aspek berpikir sesuai dengan konsep atau

Tahap berikutnya konsep instrumen dikonsultasikan kepada dosen pembimbing berkaitan dengan validitas konstruk, yaitu seberapa jauh butir-butir indikator tersebut telah mengukur

dosen pembimbing berkaitan dengan validitas konstruk, yaitu seberapa jauh butir-butir indikator tersebut telah mengukur indikator dari variabel kepuasan pelanggan

Validitas konstruk berkenaan dengan kesesuaian butir dengan tujuan pembelajaran khusus (atau indikator hasil belajar). Suatu alat evaluasi dikatakan memiliki

pembimbing berkaitan dengan validitas konstruk yaitu seberapa jauh butir-butir instrumen tersebut telah mengukur indikator dari variabel prokrastinasi akademik. Setelah

Tahap berikutnya konsep instrumen itu dikonsultasikan kepada dosen pembimbing berkaitan dengan validitas konstruk, yaitu jauh butir-butir instrumen tersebut telah

PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dan pengumpulan data di SMPN 1 Labakkang Kabupaten Pangkep, pengujian dimulai dengan menguji validitas isi dan konstruk pada konten dan butir