• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN KEWAJIBAN MENERBITKAN INFORMASI RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA PANGARAMBANGAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PELAKSANAAN KEWAJIBAN MENERBITKAN INFORMASI RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA PANGARAMBANGAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN KEWAJIBAN MENERBITKAN INFORMASI RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA PANGARAMBANGAN

BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum

Universitas Lancang Kuning

Disusun Oleh :

NAMA : ABDUL MALIK HARAHAP NPM : 1674201317

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LANCANG KUNING PEKANBARU

2020

(2)

iv FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LANCANG KUNINg

TANDA PERSETUJUAN

NAMA : ABDULMALIKHARAHAP

NIM : 1674201317

JUDUL SKRIPSI : PELAKSANAAN KEWAJIBAN MENERBITKAN INFORMASI RENCANA KERJA DESA PANGARAMBANGAN KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

DITERIMA DAN DISETUJUI UNTUK DIPERTAHANKAN DALAM UJIAN SKRIPSI

DOSEN PEMBINGBING I DOSEN PEMBINGBING II

Dr. H. EDDY ASNAWI, S.H, M.Hum ROBERT LIBRA S.H M.H

Mengetahui Dekan

Dr. FAHMI. SH.MH

(3)

xiv ABSTRAK

Desa Pagarambangan Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa terdapat pada pasal 82 ayat 4 yang berbunyi “Pemerintah desa wajib menginformasikan perencanaan dan pelaksanaan rencana pembangunan jangka menegah desa, rencana kerja pemerintah desa, dan anggaran pendapatan belanja desa kepada masyarakat desa melalui layanan informasi kepada umum dan melaporkannya dalam musyawarah desa paling sedikit satu tahun sekali”. Namun yang terjadi dilapangan perangkat desa pangarambangan tidak menginformasikan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jangka menengah desa sehingga dalam pengelolaan penggunaan dana desa untuk transparansinya masih belum dijalankan dengan baik, dimana tidak ada informasi di papan pengumuman atau papan informasi mengenai jumlah pengeluaran maupun pemasukan dalam menjalankan kegiatan Alokasi Dana Desa sesuai dengan ketentuan pasal 82 ayat 4 undang-undang nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa .Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Pelaksanaan,Hambatan,dan Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kewajiban penerbitan informasi rencana kerja pemerintah desa pangarambangan Kabupaten Padang Lawas Utara Berdasarkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 ? Tujuan penelitian untuk menjelaskan Pelaksanaan,Hambatan ,upaya yang dilakukan untuk mengatasi kewajiban penerbitan informasi rencana kerja pemerintah desa pangarambangan Kabupaten Padang Lawas Utara Berdasarkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014.metode penelitian ini adalah metode penelitian hukum sosiologis ,membahas tentang berlakunya hukum positif ,dengan metodologi sampel Kepala Desa pangarambangan,BPD serta tokoh masyarakat desa pangarambangan dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa wawancara. Hasil penelitian skripsi ini bahwa pelaksanaan kewajiban menerbitkan informasi publik tentang penggunaan dana desa di desa pangarambangan adalah belum terlaksananya pasal 82 ayat 4 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang desa “Pemerintah desa wajib menginformasikan perencanaan dan pelaksanaan rencana pembangunan jangka menegah desa, rencana kerja pemerintah desa, dan anggaran pendapatan belanja desa kepada masyarakat desa melalui layanan informasi kepada umum dan melaporkannya dalam musyawarah desa paling sedikit satu tahun sekali”.

Kata Kunci : Pelaksanaan ,Informasi Rencana Kerja Pemerintah Desa Pangarambangan

(4)

xviii BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Keberadaan desa secara yuridis dalam Undang-Undang No 6 Tahun 20141 menjelaskan bahwa desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang mempunyai wewenang untuk mengatur dan mengurus urusan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Desa adalah kesatuan masyarakat yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, pembangunan desa, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asalusul dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan negara Indonesia2 Pembangunan desa merupakan suatu cara dalam upaya pengembangan wilayah pedesaan yang kemudian dapat menjadikan desa yang mandiri yang dapat mengelolah sumber kekayaan desa dengan baik. Pembangunan wilayah pedesaan tersebut tidak terlepas dari peran serta dari seluruh masyarakat pedesaan. 3

1 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Desa

2 Bintarto. Interaksi Desa-Kota dan Menurut Permasalahannya. (Jakarta: Ghalis Indonesia, 1989). Hlm.13.

3 Muhammad Taufik. Hukum Pemerintahan Daerah Di Indonesia. (Jakarta: Rineka Cipta, 2011).Hlm. 290

(5)

xix Desa adalah suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal usul yang bersifat istimewa.Landasan pemikiran dalammengenai pemerintahan desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat.4

Perubahan sistem pemerintahan dari Sentralisasi pada masa orde baru menjadi Desentralisasi membuat perubahan kebijakan yang baru pada kewenangan pemerintah daerah, sistem sentralisasi yaitu sistem yang memusatkan pemerintah pusat dalam menentukan arah pembangunan Negara sistem tersebut dinilai kurang efektif karena terdapat pembangunan kurang merata diseluruh Indonesia. Sedangkan sistem Desentralisasi yaitu pemerintah pusat memberikan wewenangnya kepada pemerintah daerah untuk menanggulangi pembangunan yang tidak merata dan untuk meningkatkan fungsi-fungsi pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Hal tersebut yang menjadikan desa menjadi objek yang penting terkait dengan pembangunan di Indonesia.

Era keterbukan informasi ditandai dengan lahirnya Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik (KIP).5 Walaupun Undang Undang ini ditetapkan tahun 2008, tetapi dengan berbagai pertimbangan, pemerintah baru memberlakukan Undang-Undang Keterbukaan infomasi publik ini tanggal 1 mei 2010 sejak itulah era keterbukaan informasi publik di Indonesia dimulai. Kesan ketertutupan pemerintah, baik pada era Orde Lama maupun pada era Orde Baru telah

4 HAW Widjaja. Otonomi Desa Merupakan Otonom Yang Asli, Bulat dan Utuh. (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2012). Hlm. 3.

5 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik

(6)

xx menjadi pendorong bagi kuatnya desakan warga negara untuk menikmati masa kenikmatan keterbukan informasi. Sejumlah catatan penting keberhasilan pemerintahan dan sejahterannya rakyat karena keterbukan informasi telah menjadi inspirasi bagi pemerintah dan warga negara Indonesia untuk memiliki komitmen membuka akses informasi publik yang selebar-lebarnya.

Menurut Menteri Keuangan, Undang-undang Desa telah menempatkan desa sebagai ujung tombak pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Desa diberikan kewenangan dan sumber dana yang memadai agar dapat mengelolah potensi yang dimilikinya guna meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Setiap tahun pemerintah pusat telah menganggarkan dana desa yang cukup besar untuk diberikan kepada desa. Berdasarkan hasil evaluasi 3 tahun pelaksanaanya, telah terbukti telah menghasilkan sarana dan prasarana yang bermanfaat bagi masyarakat, antara lain berupa terbangunnya lebih dari 95,2 ribu kilometer jalan desa , 914 ribu meter jembatan, 22.616 unit sambungan air, 2.201 unit perahu, 14.957 unit PAUD 4.004 unit Polindes, 19.485 unit sumur, 3.106 pasar desa dalam periode 2015-2016.6

Makna dari transparansi dalam penyelenggara daerah dapat dilihat dalam dua hal yaitu; salah satu wujud pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakat dan upaya peningkatan manajemen pengelolaan dan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan mengurangi praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) keterbukaan sama dengan akuntabilitas, keterbukaan akan meningkatkan kepercayaan dan

6 Sri Mulyani Indrawati. Dana Desa Untuk Kesejahteraan Masyarakat: Menciptakan Lapangan Kerja, Mengatasi Kesenjangan, dan Mengentaskan Kemiskinan. (Jakarta: Jl. Dr. Wahidin l, Gd. Radius Prawiro Jakarta Pusat. 2017). Hlm. 5

(7)

xxi penghormatan masyarakat kepada pemeintah desa dan demikian sebaliknya.

Transaparansi pengelolaan anggaran desa diartikan sebagai bagian dari suatu sistem pengelolaan keuangan yang terbuka bagi masyarakat desa. Sebagaimana yang telah diatur dalam pasal 82 Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 Tentang Desa menyatakan bahwa :

1. Masyarakat desa berhak mendapatakan informasi mengenai rencana dan pelaksanaan pembangunan desa

2. Masyarakat desa berhak melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan pembangunan desa

3. Masyrakat desa melaporkan hasil pemantauan dan berbagai keluhan terhadap pelaksanaan pembangunan desa kepada Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa

4. Pemerintah desa wajib menginformasikan perencanaan dan pelaksanaan rencana pembangunan jangka menegah desa, rencana kerja pemerintah desa, dan anggaran pendapatan belanja desa kepada masyarakat desa melalui layanan informasi kepada umum dan melaporkannya dalam musyawara desa paling sedikit satu tahun sekali.

5. Masyarakat desa berpartisipasi dalam musyawarah desa untuk menanggapi Pelaporan pelaksanaan pembangunan desa.7

Rendahnya transparansi sering memberi peluang dan kesempatan kepada pemengang kekuasaan untuk menyalahgunakan kekuasaan. Dalam hal ini pengeloaan

7 Pasal 82 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

(8)

xxii dana desa, transaparansi merupakan salah satu kunci utama dalam menjalankannya.

Sebab ketika para pemerintah desa sudah tidak transparan, maka akan banyak penyelewengan-penyelewengan yang merugikan masyarakat. Kurangnya transparansi akan mengakibatkan ketimpangan informasi. Transparansi dalam pengelolaan dana desa merupakan kunci pokok bagaimana pelaksanaan penyaluran dana desa tersebut dapat teralokasikan dengan baik.8

Permasalahan yang peneliti temukan pada saat melakukan penelitian sementara dengan bapak Junaidi Pane selaku tokoh masyarakat pada Desa Pagarambangan Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara dalam pengelolaan penggunaan dana desa untuk transparansinya masih belum dijalankan dengan baik, dimana tidak ada informasi di papan pengumuman atau papan informasi mengenai jumlah pengeluaran maupun pemasukan dalam menjalankan kegiatan Alokasi Dana Desa sesuai dengan ketentuan pasal 82 ayat 4 undang-undang nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Berdasarkan permasalahan diatas maka penelitian ini diberi Judul : “Pelaksanaan Kewajiban Menerbitkan Informasi Rencana Kerja Pemerintah Desa Pangarambangan Kabupaten Padang Lawas Utara Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa”.

8 Nurcholis,Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, (Jakarta. Erlangga) 2001 hlm 75.

(9)

xxiii B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas,maka peneliti memfokuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah Pelaksanaan Kewajiban Menerbitkan Informasi Rencana Kerja Pemerintahan Desa Pangarambangan Kabupaten Padang Lawas Utara Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa?

2. Bagaimanakah hambatan dalam Pelaksanaan Kewajiban Menerbitkan Informasi Rencana Kerja Pemerintahan Desa Pangarambangan Kabupaten Padang Lawas Utara Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa?

3. Bagaimanakah upaya yang dilakukan Pemerintah Desa Pangarambangan terkait dengan Pelaksanaan Kewajiban Menerbitkan Informasi Rencana Kerja Pemerintahan Desa Pangarambangan Kabupaten Padang Lawas Utara Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan dan kegunaan yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Penelitian

(10)

xxiv 1. Untuk menjelaskan Pelaksanaan Kewajiban Menerbitkan Informasi Rencana Kerja Pemerintahan Desa Pangarambanagan Kabupaten Padang Lawas Utara Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

2. Untuk menjelaskan hambatan dalam Pelaksanaan Kewajiban Menerbitkan Informasi Rencana Kerja Pemerintahan Desa Pangarambanagan Kabupaten Padang Lawas Utara Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

3. Untuk menjelaskan upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam Pelaksanaan Kewajiban Menerbitkan Informasi Rencana Kerja Pemerintahan Desa Pangarambanagan Kabupaten Padang Lawas Utara Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

4. Kengunaan Penelitian a. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan peneliti , dalam hal memahami mengenai pelaksanaan kewajiban menerbitkan informasi publik tentang penggunaan dana desa pada sistem pemerintahan berdasarkan ketentuan undang-undang nomor 6 tahun 2014..

b. Bagi Akademik

Untuk menjadi referensi bagi peneliti berikutnya dan untuk menambah wawasan dan pengembangan ilmu pengetahuan di lingkungan Universitas Lancang Kuning terkhusus Fakultas Hukum.

(11)

xxv c. Bagi Instansi Terkait

Untuk menambah wawasan serta ilmu penulis mengenai Pelaksanaan Kewajiban Menerbitkan Informasi Publik Tentang Penggunaan Dana Desa di Desa Pangarambangan Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara Provinsi Sumatera Utara.

D. Kerangka Teori

Pada hakekatnya Kerangka teori memuat pemikiran yang bersifat teoritis yang menjadi landasan dalam penelitian. Sebagai tolak ukur dalam sebuah penelitian dalam rangka mencari nilai kebenaran didasarkan pada teorinya, hasil penelitian dinilai berdasarkan kerangka teori yang digunakan. Teori diperoleh dari peraturan hukum tertulis maupun tidak tertulis yang berlaku, disamping itu pendapat ahli atau pendapat para sarjana hukum yang biasa dijadikan doktrin yang telah diakui kepakarannya secara universal dalam bidang yang memiliki kaitannya permasalahan penelitian.

1. Asas Pengelolaan Keuangan Desa

Keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparansi, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Keuangan desa dikelola dalam masa 1 tahun anggaran yakni mulai tanggal 1 januari sampai dengan tanggal 31 desember

(12)

xxvi a. Pengertian Transparan

Menurut Nordiawan transparan memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada Peraturan Perundang-undangan.

Transparan adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan Pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai.9

b. Akuntabel

Tata kelola pemerintahan yang baik merupakan salah satu tuntutan masyarakat yang harus dipenuhi, salah satu pilar yang harus dipenuhi. Salah satu pilar tata kelolah tersebut adalah akuntabilitas, akuntabilitas menurut Sabeni dan Ghozali menyatakan “Akuntabilitas atau pertanggungjawaban merupakan suatu bentuk keharusan seseorang (pimpinan, pejabat/ pelaksana) untuk menjamin bahwa tugas dan kewajiban yang diembannya sudah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku akuntabilitas dapat dilihat melalui laporan tertulis yang informative,10 dan transparan. Sedangkan menurut

9 Nordiawan Deddi, Akuntansi Pemerintahan, (Yogyakarta : Salemba Emban Patria 2006,) Hlm 45.

10 Arifin Sabeni dan Imam Ghozali, Pokok-Pokok Akuntansi Pemerintahan. (Yogyakarta:

Remaja Rosdakarya, 2001) Hlm,76

(13)

xxvii Nordiawan Mengatakan “Akuntabilitas Publik adalah mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.11 kegiatan yang dilakukan oleh pemerintahan desa dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh lapisan masyarakat secara terbuka.

c. Partisipatif

Partisipasi adalah prinsip dimana bahwa setiap warga desa pada desa yang bersangkutan mempunyai hak untuk terlibat dalam setiap pengambilan keputusan pada setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah desa dimana mereka tinggal. Keterlibatan masyarakat dalam rangka pengambilan keputusan tersebut dapat secara langsung dan tidak langsung. Keuangan desa dikelola berasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif, seta dilakukan dengan tertib dan disiplin angaran. Rangkaian dan asas pengelolaan keuagan desa harus dilaksanakan dan dipenuhi oleh setiap desa agar penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan masyarakat desa dan pemberdayaan masyarakat desa dapat berjalan sesuai dengan rencana, sehingga visi desa dan masyarakat yang sejahtera dapat diwujudkan, siklus

11 Ibid Hlm 129

(14)

xxviii pengelolaan keuangan desa tidak akan berjalan tanpa adanaya tata pemerintahan desa yang baik.12

2. Teori Good Governance

Asas umum pemerintahan yang baik atau layak dapat dipahami sebagai asas umum yang dijadikan sebagai dasar dan tatacara dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan dengan cara demikian penyelengaraan pemerintahan itu menjadi baik, sopan, adil dan terhormat, bebas dari kezaliman, pelanggaran peraturan, tindak penyalahgunaan wewenag dan tindak sewenang-wenang.

Jika dilihat kedudukan dari asas ini dalam sistem hukum termasuk kepada hukum tidak tertullis yang mana harus senantiasa ditaati oleh pemerintah, tapi sebenarnya antara asas dengan hukum tidak tertulis terdapat perbedaan yang cukup mencolok karena asas merupakan dasar pemikiran umum sedangkan hukum tidak tertulis adalah aturan yang konkrit penjabaran dan mempunyai sanksi.

Asas-asas pemerintahan yang baik atau layak mempunyai arti penting dan fungsi yaitu:

a) Bagi administrasi Negara bermanfaat sebagai pedoman dalam melakukan penefsiran dan penerapan terhadap ketentuan-ketentuan perundang- undangan yang bersifat Samir, samara atau tidak jelas, selain itu, sekaligus membatasi dan menghindari kemungkinan administrasi Negara

12Yuliansyah dan Rusmianto, Akuntansi Desa,(Yogyakarta : Salemba Emban Patria 2006,) Hlm 45.

(15)

xxix mempergunakan kebijaksanaan yang jauh menyimpang dari ketentuan perundang-undangan.

b) Bagi warga masyarakat sebagai pencari keadilan, asas-asas pemerintahan yang baik dapat dipergunakan sebagai dasar gugatan sebagaimana disebutkan dalam pasal 53 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986.

c) Bagi Hakim Tata Uasaha Negara dapat dipergunakan sebagai alat menguji dan membatalkan keputusan yang dikeluarkan badan atau pejabat Tata Usaha Negara.

d) Selain itu asas-asas pemerintahan yang baik berguna juga bagi legislatif dalam merancang suatu Undang-undang.

Penerapan good governance ini dapat dilihat dari pemerintahan daerah dari berbagai segi administrasi, manajemen dan organisasi. Pada dasarnya administarasi tidak pernah terlepas dari organisasi dan manajemen sumber daya manusia karena ketiganya saling melengkapi sebuah pemerintahan tidak akan berjalan dengan baik dan berpotensi lebih baik apabila saling mengisi dan melengkapi karena jika salah satu atau tidak seimbang maka administrasinya akan bobrok dengan sendirinya karena administrasi itu merupakan suatu wujud dari alat pemerintah daerah untuk mencapai tujuan guna mensejahterakan rakyat sesuai dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

(16)

xxx 3. Sistem Keterbukaan Informasi

Informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya serta merupakan bagian penting bagi ketahanan nasional dan hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara demokrasi yang menjungjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik serta keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam mengoptimalkan pengawasa public terhadap penyelengaraan negara dan badan publik lainnya dan segala sesuatu yang berakibat pada kepentingan publik bahwa pengelolaan informasi publik merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan masyarakat informasi13

Secara harfiah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia informasi mengandung pengertian penerangan atau pemberitahuan atau kabar atau berita tentang istilah. Deni Darmawan dan Kunkun Nur Fauzi mengataka bahwa informasi merupakan hasil dari pada pengelolaan data, akan tetapi tidak semua hasil dari pengelolaan tersebut bisa menjadi informasi. Kewajiban meyebarluaskan informasi publik semestinya dilakukan dengan cara yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan dalam bahasa yang mudah dipahami dan ditentukan oleh pejabat pengelola informasi dan dokumentasi terkait.14

13 Islamy, M. Irfan. 2004. Membangun masyarakat partisipatif. Jurnal Administrasi Publik.

Volume IV Nomor 02 Maret-agustus 2004.

14 Darmawan, Deni, dan Kunkun Nur Fauzi. Sistem Informasi Manajemen. (Bandung : Penerbit PT Remaja Rosdakarya 2013)

(17)

xxxi Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik, informasi publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggaraan dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggaraan dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik.

Terhadap keterbukaan Informasi Publik yang kini melanda dunia, kita perlu mengembangkan optimism yang tinggi karena pancasila sendiri merupakan ideology terbuka.Ini bermakna bahwa nilai-nilai dasarnya yang bersifat tetap itu mampu mengakomodasikan berbagai pembaharuan sesuai dengan ketentuan .keterbukaan informasi umumnya lebih bermakna sebagai kondisi yang kondusif untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan melaksanakan kesejahteraan umum.Arus keterbukaan informasi perlu disikapi (response) secara arif dengan tetap memperhatikan batas-batas kewajarannya yang berpedoman pada jiwa pancasila.15

Dengan demikian, keterbukaan informasi publik menjadi bagian penting dalam mengembangkan masyarakat yang sadar akan pentingnya keterbukaan informasi publik dan berpartisipasi dalam mengontrol setiap kebijakan pemerintah melalui keterbukaan informasi publik tersebut. Kontrol

15 Ichlasul Amal dan Armaida Armawi, Keterbukaan Informasi dan Ketahan Nasional, 1999 Hlm 14

(18)

xxxii masyarakat terhadap pemerintah melalui keterbukaan informasi publik tersebut mendorong penyelenggaraan pemerintahan yang transparan dan akuntabel sehingga membatasi terjadinya penyalahgunaan kewenangan dalam pemerintahan.

Keterbukaan informasi publik berangkat dari prinsip bahwa informasi yang dikelola oleh badan publik merupakan sumber daya milik publik dan akses terhadap sumber daya berupa informasi tersebut akan mendorong (Transparency International). Menjamin keterbukaan informasi publik dalam sebuah undang-undang berarti memastikan bahwa pemerintah semakin terbuka dan akuntabel (demokratis). Menurut Henry Subagiyo pemerintah dikatakan demokratis apabila setiap pengambilan 18 keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak (publik) selalu dilakukan secara terbuka dan melibatkan masyarakat yang akan terkena dampak dari keputusan tersebut. Oleh karena itu, pemerintah yang demokratis menjamin ketersediaan informasi publik dan akses terhadap informasi publik tersebut karena menyadari hanya dengan bekal informasi yang cukuplah masyarakat dapat terlibat dalam proses pengambilan keputusan.16

Menurut Dan B. Curtis, James J. Floyd dan Jerry L. Winser mengatakan bahwa keterbukaan merupakan suatu cara bagaimana suatu informasi dibagikan, yaitu gaya komunikasi. Apakah informasi tersebut dibagikan secara pribadi dan dengan penuh perhatian atau dengan cara

16 Subagiyo Hendri, Teori Pemerintahan, 2009 Hlm 56

(19)

xxxiii impersonal. Aspek lainnya adalah apakah pembagian hanya terbatas pada rekan kerja.

Keterbukaan informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan merupakan salah satu wujud komitmen pemerintah dalam melaksanakaan prinsip-prinsip good governance dan demokratisasi pemerintahan, dimana salah satu butir di antara butirbutir good governance adalah adanya keterbukaan pemerintah (transparency) kepada masyarakat. Dalam Pasal (1) angka (1) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik memberikan definisi bahwa informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna dan pesan baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun non elektronik. Dengan demikian adanya keterbukaan informasi publik menjadi bagian penting dalam mengembangkan masyarakat yang sadar akan pentingnya keterbukaan informasi publik dan berpartisipasi dalam mengontrol setiap kebijakan pemerintah melalui keterbukaan informasi publik.17 Kontrol masyarakat terhadap pemerintah melalui keterbukaan informasi publik tersebut mendorong penyelenggaraan pemerintah yang transparan dan akuntabel sehingga membatasi terjadinya penyalahgunaan kewenangan dalam pemerintahan.

17 Http/Id.Wikipedia.org/Wiki/Keterbukaan Informasi

(20)

xxxiv E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum sosiologis,penelitian ini dilakukan dengan melihat gejala-gejala sosial yang ada didalam masyarakat dan untuk memperoleh data guna pembahasan permasalahan dalam skripsi ini sehingga dapat diketahui adanya koreksi antara peraturan perundang-undangan dengan pelaksanaanya didalam masyarakat. Metode penelitian adalah cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan dengan cara mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisis sampai menyusun laporan.18

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Pangarambangan Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara. Adapun alasan pemilihan karena peneliti asli dan bertempat tinggal di Desa Pangarambangan Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara.

3. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah merupakan keseluruhan pihak yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dalam penelitian ini, adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah:

18 CholidNarbuko, MetodologiPenelitian, (Jakarta: BumiAksara,Cetakan ke-13, 2009), hlm.34

(21)

xxxv 1) Kepala Desa

2) BPD

3) Tokoh Masyarakat

4) PPID ( Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) b. Sampel

Untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian maka penulis menentukan sampel, dimana sampel adalah merupakan bagian dari keseluruhan populasi yang akan dijadikan objek penelitian yang dianggap dapat mewakili keseluruhan populasi dan metode yang dipakai adalah metode sensus dan random untuk mengenai lebih jelasnya mengenai populasi dan sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel I.1 Populasi dan Sampel

No Responden Populasi Sampel persentase

1 Kepala Desa Pangarambangan 1 1 100%

2 Ketua Badan Permusyawaratan Desa Pangarambangan

1 1 100%

3 4

Tokoh masyarakat

PPID (Pejabat Pengelola informasi dan Dokumentasi )

10 3

3 1

30%

30%

Jumlah 15 6

Sumber Data: Data Olahan 2020

(22)

xxxvi 4. Suber data

a. Data primer

Data primer adalah data yang penulis dapatkan /peroleh secara langsung melalui responden dengan cara melakukan penelitian di lapangan mengenai hal- hal yang bersangkutan dengan masalah yang diteliti.

b. Data Sekunder

Data yang bersumber dari penelitian kepustakaan yang diperoleh dari penelaahan literatur-literatur, peraturan perundang-undangan dan sebagainya.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung kelapangan kepada objek yang diteliti.

b. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara wawancara terhadap responden yang berkaitan dengan penelitian hukum ini dengan adanya daftar pertanyaan yang diajukan peneliti.

c. Studi Pustaka,yaitu teknik pengumpulan data dengan mencari dan membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan.

6. Analisis Data

Pada dasarnya analisis adalah kegiatan untuk memanfaatkan data sehingga dapat diperoleh suatu kebenaran atau ketidakbenaran dari suatu hipotesa. Analisis dapat dibedakan menjadi dua yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

(23)

xxxvii Namun pada penelitian ini, digunakan analisis kualitatif. Analisis kualitatif dilakukan terhadap data baik berupa data kualitatif maupun data kuantitatif.

Terhadap data kualitatif dalam hal ini dilakukan terhadap data berupa informasi, uraian dalam bentuk bahasa kemudian dikaitkan dengan data lainnya untuk mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran atau sebaliknya. Sehingga memperoleh gambaran baru ataupun menguatkan gambaran yang sudah ada dan sebaliknya. Jadi bentuk analisis ini berupa penjelasan-penjelasan dan bukan berupa angka-angka statistik ataupun lainnya.19

19 Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 104-105

(24)

xv DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku

Arifin Sabeni dan Imam Ghozali, Pokok-Pokok Akuntansi Pemerintahan. (Yogyakarta: Remaja Rosdakarya, 2001)

Bintarto. Interaksi Desa-Kota dan Menurut Permasalahannya.

(Jakarta: Ghalis Indonesia, 1989).

Chabib Soleh, Heru Rochmansjah, Pengelolaan Keuangan Desa.(Badung :fokusmedia.2014) hlm 30.

CholidNarbuko, MetodologiPenelitian, (Jakarta: BumiAksara,Cetakan ke-13, 2009), hlm.25

Darmawan, Deni, dan Kunkun Nur Fauzi. Sistem Informasi Manajemen. (Bandung : Penerbit PT Remaja Rosdakarya 2013) .

Ichlasul Amal dan Armaida Armawi, Keterbukaan Informasi dan Ketahan Nasional, (Bandung : Yudistira 1999)

Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek (Jakarta:

Rineka Cipta, 2004), hlm. 104-105

Linggar Anggooro, M. Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia . PT Bumi Aksara, Jakarta, 2001. Hal 35.

Nordiawan Deddi, Akuntansi Pemerintahan, (Yogyakarta: Cansius 2002), hlm 45

(25)

xvi Nurcholis,Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.2011 Jakarta. Erlangga

Maskun,Pembangunan Masyarakat Desa: Asas, Kebijakan Dan manajemen.1994 Yogyakarta: Media Widya Mandala.

Muhammad Taufik. Hukum Pemerintahan Daerah Di Indonesia.

(Jakarta: Rineka Cipta, 2011)

Suhartono. Parlemen Desa Dinamika DPR Kelurahan dan DPRK Gotong-Royong. (Yogyakarta : Lentera Pustaka Utama, 2000) hlm 11.

Sadu Wasistiono, Kapita Selekta Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Fokus Media, Bandung, 2003

Subagiyo Hendri, Teori Pemerintahan, (Yogyakarta : Cipta Media Utama 2009)

Sunarko, Formulasi Kebijakan Publik.2000 Ganesa. Bandung

Sholekhan, Moch. . Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Berbasis Partisipasi Masyarakat. 2014 Malang. Setara Press

Sri Mulyani Indrawati. Dana Desa Untuk Kesejahteraan Masyarakat:

Menciptakan

Yuliansyah dan Rusmianto, Akuntansi Desa,(Yogyakarta : Salemba Emban Patria 2006,) Hlm 45.

Wisadirana, Sosiologi Perdesaan ( Kajian Kultural dan Struktural Masyarakat Perdesaan).2004 Malang. Universitas Muhammadiyah

(26)

xvii B. Jurnal/Skripsi/ Tesis/Disertasi, Internet, dan Lainnya;

http://Sudiknoartikel.blogspot.com/2008/03/kepentinganumum.html, diakses 9 september pukul 10.00 Wib.

Http/Id.Wikipedia.org/Wiki/Keterbukaan Informasi

Islamy, M. Irfan. 2004. Membangun masyarakat partisipatif. Jurnal Administrasi Publik. Volume IV Nomor 02 Maret-agustus 2004.

Nisjar S, Karhi. 1997. Beberapa catatan Good Gave rnance. Jurnal Administrasi dan pembangunan. Vol 1 No. 2, 119.

C. Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Desa

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik

Peraturan Pemerintah Tahun 2001 Tentang Informasi Keuangan Daerah Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.

Gambar

Tabel I.1  Populasi dan Sampel

Referensi

Dokumen terkait

Rizky Winda Nurrahma, E0012339, 2016, KEBIJAKAN PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN DANA DESA PASCA UNDANG- UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA UNTUK MENCIPTAKAN

Berdasarkan hal tersebut timbul masalah hukum yang akan dikaji adalah bagaimanakah pengaturan dan pembentukan dalam pembuatan peraturan Desa serta bagaimana bentuk

(2) Pemerintah Kabupaten dalam rangka pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan .desa memberikan pedoman pelaksanaan tugas pembantuan dari Kabupaten ke desa,

Pemerintah daerah kabupaten/kota mengalokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota untuk Alokasi Dana Desa setiap tahun anggaran, paling

Pemerintah daerah kabupaten/kota mengalokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota untuk Alokasi Dana Desa setiap tahun anggaran, paling

Pemerintah Desa Landungsari sudah memenuhi syarat untuk mengimplementasikan kebijakan program alokasi dana desa secara efektif, Hal itu dapat dilihat dari:Pertama,

pengertian desa secara yuridis yang diatur dalam Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa. Pemerintah telah menetapkan program dana desa guna menyokong pembangunan desa agar

Maka permasalahan pokok yang akan dibahas dalam penelitian ini bagaimana pelaksanaan hak asuh anak menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak akibat putusnya