• Tidak ada hasil yang ditemukan

pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK

DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA

JURNAL

LAURA SUKMAWATI NPM: 11060152

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2015

(2)

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA

Oleh:

Laura Sukmawati

Study Guidance and Counseling. STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research backgroud by problem that founded on students which not dicipline in leraning. Aims of this research is for describe:1) Implementation of group guidance services in improving students learning dicipline by developing group dinamycs. 2) Material of group guidance services in improving students learning dicipline. 3) Evaluation of group guidance services in improving students learning dicipline. Kind of this research is descriptive quantitative population are students class VIII2, VIII3, VIII4, VIII5, that have implement group guidance at SMP Negeri 1 Sutera with 36 students, taking of samples used total sampling techniques. The result of this research is indicates: 1) Implementation of group guidance services in improving students learning dicipline by developing group dynamics is in sufficient dicipline criteria. 2) Material of group guidance services in improving students learning dicipline is in sufficient dicipline criteria. 3) Evaluation of group guidance services in improving students learning dicipline is in sufficient dicipline criteria. Based on result of this research recomendation to students for more dicipline in learning and implementation group guidance services.

Keyword: Group guidance services, improving, students learning, dicipline.

PENDAHULUAN

Pendidikan identik dengan sekolah, sebab sekolah merupakan salah satu tempat berlangsungnya proses pendidikan. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal bagi peserta didik untuk memperoleh pendidikan dan tempat menimba ilmu pengetahuan.

Sekolah dikatakan sebagai suatu organisasi karena sekolah merupakan suatu sistem, yaitu sistem yang terbuka karena mempunyai hubungan langsung dengan lingkungan dan masyarakat, memiliki struktur manajemen dan pemimpin, serta memiliki suatu aturan tertentu yang harus dilaksanakan. Sekolah juga merupakan wahana yang menyediakan tempat terbaik bagi peserta didik untuk belajar.

Pelaksanaan pendidikan bagi peserta didik mengacu pada tercapainya tujuan pendidikan nasional, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, salah satu upaya yang dilakukan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu lulusan peserta didik adalah dengan menanamkan aspek kepribadian kepada setiap peserta didik.

Untuk mencapai kepribadian yang mantap, peserta didik memerlukan pribadi yang disiplin, gigih dan tekun dengan disiplin,

berperilaku positif serta dapat meningkatkan disiplin belajar peserta didik.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang mempunyai tujuan mencerdaskan peserta didik agar mereka dapat mencapai perkembangan yang optimal.

Untuk merealisasikan tujuan tersebut, seharusnya diberikan pelayanan yang optimal kepada peserta didik dalam proses pendidikan di sekolah. Tercapainya tujuan pendidikan yang optimal maka peserta didik akan terhindar dari permasalahan-permasalahan.

Namun kenyataan yang ada di lapangan banyak peserta didik yang mengalami masalah di sekolah. Hal inimenyebabkantidak tercapainya tujuan pendidikan secara optimal.

Inti pokok pendidikan untuk peserta didik adalah belajar.

Mengentaskan masalah-masalah yang dialami peserta didik, sekolah menyediakan pelayanan bimbingan dan konseling. Menurut Depdiknas (2002) ”Bimbingan dan konseling sudah lama diakui keberadaannya di sekolah- sekolah negeri maupun swasta”. Peserta didik dapat menggunakan jasa layanan bimbingan dan konseling untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya baik masalah belajar, masalah pribadi, masalah karier dan masalah hubungan sosial.

1

(3)

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berperan dalam membentuk karakter peserta didik. Karakter peserta didik tersebut akan terwujud dalam suasana pembelajaran yang kondusif, nyaman, dinamis dan ditegakkannya nilai dan norma yang berlaku.

Sekolah menyediakan pelayanan bimbingan dan konseling, dimana pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan kegiatan pendukung sebagai penunjang terlaksananya pelayanan yang optimal bimbingan dan konseling. Salah satu tujuan dari pendidikan nasional, pengendalian diri peserta didik harus diperhatikan oleh pendidik, selain pengembangan kemampuan intelektual.

Shochib (2000:1) menyatakan bahwa disiplin diri merupakan aspek utama dan esensial pada pendidikan dalam keluarga yang di emban oleh kedua orang tua karena mereka bertanggung jawab secara kodrati dalam meletakkan dasar-dasar dan fondasinya kepada anak-anak. Bernhard (Shochib 2000: 31) menyatakan bahwa tujuan disiplin diri adalah mengupayakan pengembangan minat anak dan mengembangkan anak menjadi manusia yang baik, yang akan menjadi sahabat, tetangga, dan warga negara yang baik. Dalam hal ini terdapat perbedaan yang fundamental antara keluarga di Barat dengan keluarga di Indonesia dalam mengupayakan anak untuk memiliki dasar-dasar dan mengembangkan disiplin diri. Hal ini karena keluarga di Indonesia dituntut selaras dengan isi yang di kandung oleh undang-undang.

Peningkatan disiplin belajar peserta didik dapat dilakukan di sekolah dan di rumah. Peningkatan disiplin sekolah diartikan sebagai keadaan tertib di mana guru, staf sekolah, dan peserta didik yang tergabung dalam sekolah, tunduk kepada peraturan yang telah ditetapkan dengan senang hati. Mulyasa (2012-52). Berdasarkan pengertian tersebut, peningkatan disiplin sekolah bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan dirinya, dan mengatasi, serta mencegah timbulnya problem-problem disiplin, dan berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, sehingga mereka mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan. agar proses belajar mengajar berjalan lancar salah satu upaya yaitu, dengan meningkatkan disiplin belajar pada peserta didik melalui layanan bimbingan kelompok.

Menurut Hartinah (2009: 104) layanan bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara

bersama-sama, melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari Guru Pembimbing) dan atau membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan atau untuk perkembangan dirinya, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan atau tindakan pelajar.

Menurut Sukardi (2008: 64) senada dengan pendapat di atas mengatakan bahwa layanan bimbingan kelompok ialah suatu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari pembimbing/konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu maupun sebagai pelajar.

Hartinah (2009:8) bimbingan kelompok dilakukan dengan memanfaatkan suasanan kelompok tertentu. Keanggotaan dalam kelompok yang dipakai untuk bimbingan kelompok biasanya bersifat sukarela dan para peserta bimbingan kelompok biasanya tertarik memasuki kegiatan bimbingan kelompok karena kegiatan tersebut dianggap dapat menyajikan suasana yang menarik dan dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan.

Tohirin (2011:173) mengemukakan Layanan bimbingan kelompok membahas materi atau topik-topik umum baik topik tugas maupun topik bebas. Yang dimaksud topik tugas adalah topik atau pokok bahasan yang diberikan oleh guru pembimbing (pimpinan kelompok) kepada kelompok untuk dibahas. Sedangkan topik bebas adalah suatu topik atau pokok bahasan yang dikemukakan secara bebas oleh anggota kelompok. Secara bergiliran anggota kelompok mengemukakan topik secara bebas, selanjutnya dipilih mana yang akan dibahas terlebih dahulu dan seterusnya.

Topik-topik yang dibahas dalam layanan bimbingan kelompok baik topik bebas maupun topik tugas dapat mencakup.

Topik pembahasan bidang-bidang di atas dapat diperluas ke dalam sub-subbidang yang relevan.

Penilaian atau evaluasi kegiatan layanan bimbingan kelompok diorientasikan kepada perkembangan pribadi peserta didik dan hal- hal yang dirasakan kegunaanya oleh anggota.

Penilaian kegiatan bimbingan kelompok dapat dilakukan secara tertulis, baik melalui essai, daftar cek, maupun daftar isian

(4)

sederhana (Prayitno, 1995:81). Setiap pertemuan, pada akhir kegiatan pemimpin kelompok meminta anggota kelompok untuk mengungkapkan perasaannya, pendapatnya, minat, dan sikapnya tentang sesuatu yang telah dilakukan selama kegiatan kelompok (yang menyangkut isi maupun proses). Selain itu anggota kelompok juga diminta mengemukakan tentang hal-hal yang paling berharga dan sesuatu yang kurang di senangi selama kegiatan berlangsung.

Penilaian atau evaluasi dan hasil dari kegiatan layanan bimbingan kelompok ini bertitik tolak bukan pada kriteria “benar atau salah”, tetapi berorientasi pada perkembangan, yakni mengenali kemajuan atau perkembangan positif yang terjadi pada diri anggota kelompok.

Hasil observasi di atas diperkuat dengan hasil wawancara dengan beberapa guru pembimbing bahwasanya, banyak diantara peserta didik yang menunjukan sikap tidak disiplin seperti sering terlambat datang ke sekolah, sering melanggar aturan sekolah.

Kemudian diantara peserta didik juga banyak menunjukan sikap tidak disiplin dalam belajar seperti menganggu teman dalam belajar. Layanan bimbingan kelompok yang dilakukan sebanyak 4 kali yang berkaitan dengan masalah disiplin, topik yang dibahas dalam bimbingan kelompok tersebut yaitu topik tugas, dengan pokok bahasan tidak datang ke sekolah tanpa memberi izin, membolos, terlambat, dan keluar masuk pada saat jam pelajaran. Maka berdasarkan masalah yang tergambar pada latar belakang masalah sangat erat kaitannya layanan bimbingan kelompok di sekolah tersebut sebagai salah satu dasar untuk meningkatkan kembali disiplin peserta didik dalam belajar.

Yang mendapatkan bimbingan kelompok berkaitan dengan disiplin belajar yaitu pada kelas VIII. Di SMP Negeri 1 Sutera kelas VIII ada 9 kelas yang sudah mendapatkan bimbingan kelompok kelas VIII. 2, VIII. 3, VIII. 4, dan VIII. 5 terkait dengan disiplin belajar.

Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang

”Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 1 Sutera ”.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini berjenis penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Darmawan (2013:37) “Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menentukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui”. Yusuf (2007:83)

“Mengemukakan bahwa penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail”.

Yang akan menjadi populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMPN 1 Sutera. Yang telah melaksanakan kegiatan layanan bimbingan kelompok yakni sebanyak 36 orang. Berhubung jumlah populasi tidak terlalu besar, maka sampel penelitian ini merupakan penelitian total sampling yaitu semua populasi diambil. Sebagaimana dikatakan oleh Arikunto (2010:107) apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sampel penelitian ini adalah keseluruhan populasi yaitu berjumlah 78 orang.

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data interval. Menurut Riduwan (2010:85) “data interval adalah data yang menujukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama”.

Sumber data dalam penelitian ini adalah Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden (peserta didik) dan data sekunder dimana data lengkap yang diperoleh dari orang yang mengetahui tentang masalah penelitian dalam hal ini adalah (tata usaha) guna untuk memperoleh data tentang jumlah peserta didik secara keseluruhan.

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket adalah yaitu seperangkat pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Suharsimi Arikunto (2010:71) mengemukakan “angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia, memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna.

Data yang terkumpul akan diolah dengan rumus-rumus persentase. Rumusan yang digunakan untuk menganalisis data persentase masing-masing frekuensi yang diperoleh yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011: 94-95) yaitu:

(5)

P = f X 100 N

Keterangan : P = Persentasi F= Frekuensi Jawaban

N= Jumlah Keseluruhan Responden Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu digarap peneliti sendiri. Menurut Arikunto (2006: 235) secara garis besar pekerjaan analisis data meliputi, persiapan, tabulasi, dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian.

Setelah data dianalisis dengan rumus persentase, dilakukan penafsiran hasil penelitian. Untuk menafsirkan data penelitian, digunakan kriteria atau kategori hasil penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Secara umum hasil penelitian pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Sutera, terkait dengan yaitu: 1) pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkattkan disiplin belajar dengan mengembangkan dinamika kelompok, 2) materi layanan, 3) evaluasi layanan. Berada pada kategori cukup disiplin dengan persentase 77,78%.

1. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Peserta Didik dengan Mengembangkan Dinamika Kelompok.

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII, dari 36 responden tidak seorangpun berada pada kategori sangat disiplin, pada kategori disiplin, 5,56% pada kategori cukup disiplin 66,67%, pada kategori kurang disiplin 19,44%, dan pada kategori sangat kurang disiplin 8,33%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII pada aspek tahap pembentukan adalah termasuk pada kategori cukup disiplin. Uraian di atas dapat dilihat pada tahap pembentukan, peserta didik masih cukup disiplin dengan persentase 66,67%

sebanyak 24 responden

Nurihsan (2009: 134) ada tiga tahap dalam pelaksanaan bimbingan kelompok yaitu:

1)Tahap pembentukan

a.Mengungkapkan pengertian dan tujuan bimbingan kelompok.

b.Menjelaskan cara-cara dan asas-asas bimbingan kelompok.

c.Saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri.

d.Teknik khusus.

e.Permainan penghangatan atau pengakraban.

Dilihat dari tahap peralihan berdasarkan hasil pengolahan data tentang pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII dari 36 orang responden tidak seorangpun berada pada kategori sangat disiplin, pada kategori disiplin 2,78%, pada kategori cukup disiplin 33,33%, pada kategori kurang disiplin 52,78%, dan pada kategori sangat kurang disiplin 11,11%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII dalam tahap peralihan adalah termasuk pada kategori kurang disiplin dengan persentase 52,78% sebanyak 19 responden.

Prayitno (2012: 170) menyatakan tahap peralihan, yaitu tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal kelompok ke kegiatan berikutnya yang lebih terarah pada pencapaian tujuan kelompok.

Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII dari 36 responden pada tahap kegiatan tidak seorangpun berada pada kategori sangat disiplin, pada kategori disiplin 2,78%, pada kategori cukup disiplin 69,44%, pada kategori kurang disiplin 25,00%, dan pada kategori sangat kurang disiplin 2,78%.

Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII pada tahap kegiatan adalah termasuk pada kategori cukup disiplin dengan persentase 69,44% sebanyak 25 responden.

Prayitno (2012: 171) menyatakan tahap kegiatan, yaitu tahapan “kegiatan inti” untuk membahas topik-topik tertentu seperti topik tugas dan topik bebas (pada BKP) atau mengentaskan masalah anggota kelompok.

Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII dari 36 responden pada tahap penyimpulan tidak seorangpun berada pada kategori sangat disiplin, pada kategori disiplin 19,44%, pada kategori cukup disiplin 0,00%, pada kategori

(6)

kurang disiplin 55,56%, dan pada kategori sangat kurang disiplin 25,00%. Prayitno (2012: 171) menyatakan tahap penyimpulan, yaitu tahapan kegiatan untuk melihat kembali apa yang sudah dilakukan dan dicapai oleh kelompok.

Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII dari 36 responden pada tahap pengakhiran tidak seorangpun berada pada kategori sangat disiplin dan sangat kurang disiplin, pada kategori disiplin 5,56%, pada kategori cukup disiplin 61,11%, pada kategori kurang disiplin 33,33%. Prayitno (2012: 171) menyatakan tahap pengakhiran, yaitu merupakan tahap akhir dari seluruh kegiatan.

Kelompok merencanakan kegiatan bimbingan kelompok selanjutnya, dan salam hangat perpisahan.

2. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Peserta Didik dengan Penerapan Materi Layanan.

Hasil pengolahan data tentang pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII dari 36 responden tidak seorangpun berada pada kategori sangat disiplin, pada kategori disiplin 2,78%, pada kategori cukup disiplin 69,44%, pada kategori kurang disiplin 22,22 %, dan pada kategori sangat kurang disiplin 5,56%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII termasuk pada kategori cukup disiplin. Yaitu sebanyak 25 dari 36 responden dengan persentase 69,44%.

Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII dari 36 responden tidak seorangpun berada pada kategori sangat disiplin, pada kategori disiplin 11,11%, pada kategori cukup disiplin 47,22%, pada kategori kurang disiplin 36,11%, dan pada kategori sangat kurang disiplin 5,56%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII termasuk pada kategori cukup disiplin. Yaitu sebanyak 17 dari 36 responden dengan persentase 47,22%.

Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII dari 36

responden tidak seorangpun yang berada pada kategori sangat disiplin, pada kategori disiplin 8,33%, pada kategori cukup disiplin 77,78%, pada kategori kurang disiplin 11,11%, dan pada kategori sangat kurang disiplin 2,78%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII termasuk pada kategori cukup disiplin. Yaitu sebanyak 28 dari 36 reseponden dengan persentase 77,78%.

Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII dari 36 responden tidak seorangpun berada pada kategori sangat disiplin, pada kategori disiplin 2,78%, pada kategori cukup disiplin 63,89%, pada kategori kurang disiplin 25.00%, dan pada kategori sangat kurang disiplin 8,33%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII termasuk pada kategori cukup disiplin. Yaitu sebanyak 23 dari 36 responden dengan persentase 63,89%.

3. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Peserta Didik Dilihat dari Evaluasi Layanan.

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII dari 36 responden tidak seorangpun berada dikategori sangat disiplin dan disiplin, kategori cukup disiplin 47,22%, kategori kurang disiplin 41,67%, dan kategori sangat kurang disiplin 11,11%.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII termasuk pada kategori cukup disiplin dengan persentase 47,22%

sebanyak 17 responden.

Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII dari 36 responden dilihat dari evaluasi hasil tidak seorangpun berada pada kategori sangat disiplin dan disiplin, kategori cukup disiplin 25,00%, kategori kurang disiplin 58,33%, dan kategori sangat kurang disiplin 16,67%.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII termasuk pada kategori

(7)

kurang disiplin dengan persentase 58,33%

sebanyak 21 responden.

Menurut Sukardi (2008:61) ada dua proses penilaian layanan bimbingan kelompok:

1. Penilaian proses, yaitu untuk mengetahui sampai sejauh mana keefektifan layanan dilihat dari prosesnya.

2.Penilaian hasil, yaitu penilaian yang dilakukan untuk memperoleh informasi keefektifan layanan dilihat dari hasilnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan mengenai pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik di kelas VIII SMP Negeri 1 Sutera, temuan peneliti ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Sutera, dengan mengembangkan dinamika kelompok berada pada kategori cukup disiplin. Dapat dilihat pada tahap peralihan dan tahap penyimpulan.

2. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Sutera, dengan penerapan materi layanan berada pada kategori cukup disiplin. Dapat dilihat pada materi keluar masuk pada saat jam pelajaran

3. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Sutera, dilihat dari evaluasi layanan berada pada kategori kurang disiplin. Dapat dilihat pada penilaian hasil.

. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu, berikut dikemukakan beberapa saran untuk:

1. Peserta Didik

Diharapkan kepada peserta didik sebagai pelajar yang sedang berkembang dan mencari jati diri dan pada masa potensial untuk mengembangkan potensi demi meraih prestasi belajar dan cita-cita, agar peserta didik lebih disiplin dalam belajar dan bisa memahami dengan baik tujuan dari pelaksanaan layanan bimbingan kelompok.

2. Guru BK

Diharapkan kepada guru BK sebagai pembimbing sekaligus orang tua peserta didik di sekolah untuk lebih memaksimalkan pelayanan BK dan lebih meningkatkan bantuan kepada peserta didik yang masih belum disiplin dalam belajar.

3. Guru Mata Pelajaran

Diharapkan kepada guru mata pelajaran untuk selalu memberi perhatian dan motivasi kepada peserta didik mengenai disiplin belajar.

4. Pengelola Program Studi Bimbingan Konseling

Diharapkan kepada pengelola program studi BK agar lebih dimaksimalkan lagi persiapan ataupun bekal bagi mahasiswa bimbingan dan konseling terkait dengan pemberian layanan BK kepada mahasiswa mengenai materi yang berkaitan dengan meningkatkan disiplin belajar peserta didik.

5. Kepala SMP Negeri 1 Sutera

Diharapkan Agar mendukung kegiatan bimbingan konseling di sekolah dalam rangka untuk meningkatkan disiplin belajar peserta didik .

6. Peneliti selanjutnya

Diharapkan agar bisa dijadikan sebagai pedoman, arahan dan menambah kajian teori untuk penelitian yang berkaitan dengan masalah disiplin belajar peserta didik. Untuk penelitian selanjutnya, agar dapat meneliti tentang meningkatkan disiplin belajar peserta didik setelah melakukan layanan bimbingan kelompok.

KEPUSTAKAAN

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Satuan Pendekatan

Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Darmawan, Deni. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung:

Alfabeta.

Hartinah, Sitti. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung:

Refika Aditama.

(8)

Mulyasa. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta : Bumi Aksara.

Nurihsan, Ahmad Juntika. 2009. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok (Dasar Dan Profil). 2009. Jakarta: Ghalia Indonesia

Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang :UNP Press.

Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metodelogi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Shochib Moh. 2000. Pola Asuh Orang Tua.

Jakarta: Rineka Cipta.

Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (berbasis Integrasi). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Yusuf, A Muri. 2007. Metodologi Penelitian.

Padang: UNP Press.

Referensi

Dokumen terkait

Address, fax number and e-mail address if available of other body: The "Notice of Modification to the List of Permitted Anticaking Agents to Enable the Use of Cellulose and