• Tidak ada hasil yang ditemukan

pelaksanaan layanan informasi dalam mengurangi perilaku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pelaksanaan layanan informasi dalam mengurangi perilaku"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DALAM MENGURANGI PERILAKU MEMBOLOS PESERTA DIDIK DI SMPN 4 KOTA SOLOK

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata-1)

Oleh:

NIDIA RAHMI NPM. 12060031

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2017

(2)

1

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DALAM MENGURANGI PERILAKU MEMBOLOS PESERTA DIDIK DI SMPN 4 KOTA SOLOK

Oleh:

Nidia Rahmi*

Dra. Hj. Fitria Kasih , M.Pd. Kons**

Yasrial Chandra, M.Pd***

* Mahasiswa

** Pembimbing I

*** Pembimbing II

Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Nidia Rahmi, (NPM:12060031), The Implement Ation of Information on Services in Reducing the Truant Behavior of Students at SMPN 4 Kota Solok, Skripsi, Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI, Sumatera Barat, Padang, 2017.

This research is motivated by their students who love ditching participants in at subtitution hour lesson. This study aims to focus on: 1) Implementation of information services in reducing leaners trvant behavior seen from the planning stage of information services. 2) Implementation of information services in reducing learners truant behavior seen from the stage of implementatation of information services. 3) Implementation of information services in reducing learners truant behavior seen from the evalution phase information services.

This research conducted with qualitative descriptive approach. As for the informant is akey research 3 BK teachers and leaners who’ve behaved truant. Instruments that researches use in this study were interview, a technique used in processing the data through data reduction data presentation and conclussion.

Describe research results: 1) Implementation of information services in reducing learners trvant behavior spen from the planning stage of information services counseling teacher provides guidance and information and instruments to students who behaves truant 2) Implementation of information services in reaching learners trvant behavior seen from the stage of information services for learners who behave ditching, BK teachers are able to create good conditions and comfortable as well as enable learners activoly participating in services 3) Implementation of information services in reducing learnes truant behavior seen from the teacher evalution phase BK measure the succes of the services have been implemented. Based on the findings of this study recommended to the relevant parties that BK teachers to be able to control the futher development of learnes behavior so that no more that do truancy during the hours of learning takes place.

Key Word: Services on information, The behavior of truant of Student Pendahuluan

Layanan informasi berusaha memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. Dalam layanan ini, kepada peserta layanan disampaikan berbagai informasi. Tanpa informasi yang cukup individu akan tidak mampu mengisi kesempatan yang ada itu.

Diperlukannya informasi bagi individu semakin penting mengingat kegunaan

informasi sebagai acuan untuk bersikap dan bertingkah laku sehari-hari.

Berdasarkan Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat I bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan.

(3)

2 Pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan dalam dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Dilihat dari berbagai aspek sekolah tidak hanya sebagai lembaga sosial belajar mengajar dalam pengamalan sosial, adat istiadat dan nilai moral yang ada. Pembangunan dalam bidang pendidikan adalah bagian dari pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mencapai pembangunan dibidang pendidikan adalah dengan meningkatkan mutu melalui kualitas dan kualitas setiap komponen yang memberikan pengaruh nyata dalam pendidikan seperti tenaga pendidik yang profesional, kurikulum, sarana dan prasarana serta dukungan masyarakat. Apabila dibalik itu tidak berjalan seimbang dan berkesinambungan maka otomatis tidak akan menghasilkan sumber manusia yang handal. Dalam itu semua dibutuhkan kerjasama yang baik terutama menghasilkan lulusan yang baik.

Sekolah sebagai lembaga sosial tempat peserta didik hidup dan berkembang dalam membentuk pribadi yang matang. Sekolah juga salah satu lembaga peralihan peserta didik dari kehidupan keluarga kepada kehidupan yang bersaing dan berdiri sendiri.

Sekolah bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia baik dalam kemampuan sosial, spritual, intelektual dan kemampuan profesional karena manusia merupakan tulang punggung dalam pembangunan. Untuk itu dibutuhkan semua kerjasama aspek-aspek yang terkait dalam pembentukan peserta didik yang baik dan handal melalui lembaga pendidikan.

Menurut Prayino (2004:55) informasi tersebut dapat digolongkan ke dalam:

a. Informasi perkembangan diri.

b. Informasi hubungan antar- pribadi, sosial, nilai dan moral.

c. Informasi pendidikan, kegiatan belajar, dan keilmuan teknologi.

d. Informasi pekerjaan/karir dan ekonomi.

e. Informasi sosial budaya,

politik, dan

kewarganegaraan.

f. Informasi kehidupan berkeluarga.

g. Informasi kehidupan beragama.

h. Informasi karakter-cerdas.

Menurut Syamsul (2008:214), masa remaja merupakan suatu pusat perhatian yang cukup memprihatinkan, hal ini disebabkan karena masa remaja merupakan masa transisi masa kanak- kanak kemasa dewasa. Remaja tidak kanak-kanak lagi melainkan mempunyai tanggung jawab seperti orang dewasa.

Sedangkan menurut Willis (2010:91), menyebutkan bahwa jenis kenakalan remaja itu banyak sekali seperti:

pencuri, penipu, perkelahian, perusak, penganiayaan, perampok, pembolos, narkotika, pelanggaran susila, pembunuhan, dan kejahatan lain. Dari sekian banyak tindakan perilaku menyimpang dari diri remaja seperti:

berkelahi, bolos, memakai narkoba, berkelahi, tawuran, memalak,menonton vidio porno dan lain sebagainya. Maka peneliti memfokuskan kepada bolos dimana berdasarkan pengamatan peneliti lihat banyak sekali peserta didik yang bolos di sekolah.

Seperti yang dikemukakan Kartono (2003:21) bahwa membolos adalah, merupakan perilaku yang melanggar norma-norma sosial sebagai akibat dari proses pengondisian lingkungan yang buruk. Kebiasaan membolos yang sering dilakukan oleh peserta didik akan berdampak negatif pada dirinya, misalnya dihukum, diskorsing, tidak dapat mengikuti ujian, bahkan bisa dikeluarkan dari sekolah. Selain itu, kebiasaan membolos juga dapat menurunkan prestasi belajarnya.

Kebiasaan membolos merupakan tingkah laku yang disebabkan kurangnya pengendalian tingkah laku, maka diperlukan suatu cara untuk membantu permasalahan peserta didik.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa membolos merupakan perilaku menyimpang yang banyak terjadi disetiap sekolah baik itu

(4)

3 sekolah negeri atau swasta. Membolos dapat diartikan suatu tindakan peserta didik yang bermalas-malas untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran pada saat jam pembelajaran berlangsung.

Untuk itu dalam pengentasan masalah ini agar tidak berulang kembali dibutuhkan kerjasama semua pihak yang terkait seperti wali kelas, guru mata pelajaran, wakil kesiswaan dan Guru BK agar aturan yang ditetapkan dapat berlaku dan dapat mengurang peserta didik yang sering berperilaku membolos pada saat pergantian jam pelajaran di SMPN 4 Kota Solok.

Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan sewaktu kegiatan PPLBK kependidikan dan sekolah di SMPN 4 Kota Solok pada saat jam pelajaran berlangsung banyak peserta didik yang berada di luar, ini menandakan masih lemahnya penerapan aturan disiplin yang diterapkan sekolah sehingga memberikan peluang bagi peserta didik untuk bolos.Kegiatan bolos ini sangat rawan terjadi pada saat pergantian jam pelajaran berlangsung di contohkan pergantian jam pelajaran Bahasa Indonesia ke Matematika dimana guru Matematikanya belum masuk maka disinilah kesempatan peserta didik untuk keluar.

Dari hasil wawancara salah seorang Guru BK di SMPN 4 Kota Solok ini bahwa adanyapeserta didik yang suka bolos pada saat pergantian jam pelajaran ini disebabkan masih minim dan kurangnya penegakan disiplin terhadap peserta didik dari masalah ini terutama sekali kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan dan wali kelas yang ada. Dan juga peneliti menanyakan bagaimana pelaksanaan kegiatan layanan informasi di lakukan di sekolah tersebut.

Dalam penyelenggaraan pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) merupakan pengembangan seluruh aspek kepribadian peserta didik, pencegah terjadinya timbulnya masalah yang akan menghambat perkembangannya dan menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya, baik sekarang maupun yang akan datang. Pelayanan BK merupakan bagian yang internal dari proses pelaksanaan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, proses pelaksanaan pelayanan

BK merupakan tanggung jawab bersama antara personil sekolah. Tetapi dalam kenyataannya dalam penyelenggaraan pelayanan (BK) di sekolah masih diliputi berbagai permasalahan diantaranya masih terbatasnya waktu dalam pelaksanaan layanan akan tetapi itu tidak menjadi penghambat bagi peneliti,karena peneliti dalam melaksanakan layanan informasi.

Menurut Sukardi (2008:59) langkah-langkah pelaksanaan layanan informasi ini adalah:

a. Perencanaan

1. Menetapkan tujuan dan isi informasi termasuk alasan- alasannya. Dalam langkah ini, hal yang perlu diperhatikan ialah orang yang akan menerima informasi, informasi hangat dan akurat, serta dibutuhkan bagi orang akan menerima informasi tersebut.

2. Mengindetifikasi sasaran (siswa) yang akan menerima informasi.

Hal yang perlu diperhatikan pada langkah ini dalah jumlah dan karakteristik sasaran.

3. Mengetahui sumber-sumber informasi. Informasi yang akan diberikan diperoleh satu atau banyak informasi, serta apakah mudah ditemukan.

4. Menetapkan teknik penyampaian informasi.

5. Menetapkan jadwal dan waktu kegiatan.

6. Menetapkan ukuran keberhasilan.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan layanan informasi, bisa menggunakan berbagai teknik. Teknik yang digunakan akan menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan kegiatan.

1. Organisasikan kegiatan layanan.

2. Mengaktifkan peserta layanan.

3. Mengoptimalkan menggunakan metode dan media.

4. Evaluasi.

Menurut Prayitno (2004:16) langkah evaluasi yang dilakukan adalah:

Evaluasi merupakan kegiatan yang bisa menentukan bagaimana kegiatan dilaksanakan. Evaluasi tidak hanya dilakukan pada akhir

(5)

4 kegiatan, akan tetapi evaluasi juga bisa dilaksanakan pada awal kegiatan dan saat kegiatan berlangsung.

a. Menetapkan materi evaluasi.

b. Menetapkan prosedur evaluasi.

c. Menyusun instrumen evaluasi.

d. Mengaplikasikan instrumen evaluasi.

e. Mengolah hasil aplikasi instrumen.

Untuk layanan informasi, informasi yang menjadi isi layanan harus spesifik dan dikemas secara jelas dan dirinci sehingga dapat disajikan secara efektif dan dipahami dengan baik oleh para peserta layanan. Informasi yang dimaksudkan itu sesuai dengan kebutuhan aktual para peserta layanan sehingga tingkat kemanfaatan layanan tinggi.

Menurut Ahmad Juntika (2009:35) layanan informasi merupakan layanan dalam memberikan sejumlah informasi kepada pserta didik. Layanan informasi ini bertujuan agar individu memperoleh pemahaman dan pengetahuan yang memadai baik itu mengenai dirinya ataupun linngkungannya.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa layanan informasi merupakan layanan yang memungkinkan individu mendapatkan bekal pengetahuan guna untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Agar tujuan dari layanan informasi dapat tercapai, maka pelaksanaan perlu dipertimbangkan, baik menggunakan metode, media ataupun cara penyajiannya. Dalam memberikan informasi bisa menggunakan metode yang berbeda, seperti ceramah, diskusi, mendatangkan narasumber, menggunakan media yang menarik, materi dan topiknya sesuai dengan kebutuhan individu yang akan menerima layanan informasi tersebut.

Hasil dari pengamatan dan wawancara peneliti dengan Guru BK didapatkan bahwa adanya peserta didik yang keluar pada saat jam pergantian pelajaran.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang layanan BK yang

berjudul: “Pelaksanaan Layanan Informasi dalamMengurangi Perilaku Peserta Didik yang Membolos di SMPN 4 Kota Solok”.

A. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Saat jam pelajaran berlangsung banyak peserta didik yang berada di luar.

2. Lemahnya penerapan aturan disiplin yang diterapakan sekolah memberikan peluang bagi peserta didik untuk bolos.

3. Kegiatan bolos cenderung terjadi pada saat pergantian jam pelajaran berlangsung.

4. Kurangnya penegakan disiplin terhadap peserta didik terutama sekali kepada guru mata pelajaran.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti memfokuskan pada:

1. Pelaksanaan layanan informasi dalam mengurangi perilaku membolos dilihat dari tahap perencanaan layanan informasi.

2. Pelaksanaan layanan informasi dalam mengurangi perilaku membolos peserta didik dilihat dari tahap pelaksanaan layanan informasi.

3. Pelaksanaan layanan informasi dalam mengurangi perilaku membolos peserta didik dilihat dari tahap evaluasi layanan informasi.

C. Rumusan Masalah

Mengingat cakupan penelitian yang akan diteliti agar terstruktur dan terancang dalam pelaksanaan layanan informasi, maka peneliti merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:

“Bagaimana pelaksanaan layanan informasi dalam mengurangi perilaku membolos peserta didik di SMPN 4 Kota Solok”?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah mendeskripsikan:

1. Pelaksanaan layanan informasi dalam mengurangi perilaku membolos peserta didik dilihat dari tahap perencanaan layanan informasi.

(6)

5 2. Pelaksanaan layanan informasi dalam

mengurangi perilaku membolos peserta didik dilihat tahap pelaksanaan layanan informasi.

3. Pelaksanaan layanan informasi dalam mengurangi perilaku membolos peserta didik dilihat dari tahap evaluasi layanan informasi.

E. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang diuraikan, maka secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:

1. Peserta didik

Sebagai pedoman atau acuan untuk tidak lagi melakukan pembolosan dan juga dengan adanya layanan informasi ini peserta didik bisa lebih baik lagi.

2. Guru BK

Guru BK dapat mengoptimalkan layanan informasi serta mengarahkan peserta didik yang sering bolos ke arah yang lebih baik.

3. Kepala Sekolah melihat bagaimana hasil dari pelaksanaan layanan

informasi yang diberikan.

4. Pengelola program studi Bimbingan dan Konseling, untuk membandingkan ilmu BK yang didapat dalam perkuliahan dengan kenyataan yang ada di sekolah.

5. Peneliti sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan program Strata Satu (SI) di program studi BK sekolah tinggi dan ilmu pendidikan.

6. Peneliti selanjutnya untuk jadi pedoman dan sumber ilmu pengetahuan dalam menambah wawasan untuk penelitian selanjutnya.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Menurut Yusuf (2007: 64) penelitian kualitatif merupakan penelitian historis dimana salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk merekonstruksi kembali secara sistematis, akurat dan objektif kejadian atau peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau dengan menggunakan pendekatan normatif dan interpretatif

.

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2016. Selanjutnya, tempat dilaksanakan penelitian di SMPN 4 Kota Solok dengan judul Pelaksanaan Layanan

Informasi dalam mengurangi Perilaku Membolos Peserta Didik di SMPN 4 Kota Solok.

Khusus dalam penelitian ini peneliti menggunakan snowball sampling karena yang menjadi sumber utama dalam penelitian ini adalah 3 orang guru BK yang akan menjadi sumber utama data utama dan 3 orang peserta didik yang pernah berperilaku membolos menjadi informan pendukung

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara. Untuk menjamin keabsahan data dan kepercayaan data penelitian yang peneliti peroleh dapat dilakukan dengan cara, yaitu; 1) kepercayaan (credibility), 2) keteralihan (transferability), 3) dapat dipercaya (depenability). Data ini diuji dengan melakukan triangulasi metode dan tehnik . setelah itu dianalisis dengan 3 tahap; 1) reduksi data 2) penyajian data dan 3) penarikan kesimpulan.

Hasil dan Pembahasan

1. Pelaksanaan Layanan Informasi dalam Mengurangi Perilaku Membolos Peserta Didik Dilihat dari Tahap Perencanaan a. Pelaksanaan Layanan Informasi

dalam Mengurangi Perilaku Membolos Peserta Didik Dilihat dari Tahap Perencanaan yaitu Menetapkan Tujuan dan Isi Informasi Termasuk Alasan- Alasannya.

Guru Bk memberikan arahan kepada peserta didik agar bisa lebih memaknai tentang layanan informasi yang telah disampaikan tentang perilaku membolos kepada peserta didik agar peserta didik yang melakukan pembolosan tidak lagi melakukannya. Kemudian, Guru BK sebagai informan kunci juga menetapkan tujuan berdasarkan insrtumen seperti angket, dan pada saat Guru BK memberikan layanan informasi kepada peserta didik, ada juga peserta didik yang tidak menghiraukan Guru BK saat penyampaian informasi tentang akibat dari membolos tersebut, dan juga waktu yang kurang memadai serta fasilitas yang kurang lengkap membuat peserta didik kurang

(7)

6 memperhatikan Guru BK dalam penyampaian informasi.

Menurut Sukardi (2008:59) menetapkan tujuan dan isi informasi termasuk alasan-alasannya yaitu untuk siapa informasi disiapkan, apakah akan tetap dibutuhkan peserta didik, apakah berharga bagi peserta didik, apakah cukup akurat dan baru (tidak usang atau mubazir), apakah ada hubungan dengan hal-hal yang sudah diketahui peserta didik.

Menurut Rahman ( 2013 : 132) informasi yang dibutuhkan peserta didik sangat akurat dan relevan bagi pelaksanaan layanan informasi yang dilakukan terhadap peserta didik.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa didalam menetapkan tujuan dan isi informasi termasuk alasan-alasannya diberikan kepada peserta didik agar bisa menambah informasi atau pengetahuan peserta didik tentang apa yang disampaikan oleh Guru BK kepada peserta didik tersebut.

b. Pelaksanaan Layanan Informasi dalam Mengurangi Perilaku Membolos Peserta Didik Dilihat dari Tahap Perencanaan yaitu Mengindetifikasi Sasaran (siswa) yang Akan Menerima Informasi.

Dengan cara menemui setiap lokal dan melihat absen lokal tersebut dan juga Guru BK memperhatikan peserta didik yang suka keluar masuk dalam jam pembelajaran berlangsung, karena pada saat itu kami bisa melihat siapa-siapa saja yang suka keluar masuk.

Kemudian peneliti menayakan tentang apa kendala yang Guru BK dapatkan pada saat mencari peserta didk yang akan menerima layanan informasi tersebut?

Guru BK tidak menemui kendala apapun, karena peserta didik antusias dalam mengikuti layanan tersebut, dan juga Guru BK memberikan layanan informasi tersebut dengan cara tidak terlalu serius dalam penyampaian informasi yang akan disampaikan Guru BK dan peserta didik pun juga senang

mendengarkan layanan informasi yang disampaikan guru BK.

Menurut Sukardi (2008:59) menjelaskan bahwa mengindetifikasi sasaran(siswa) yang akan menerima informasi adalah berapa jumlahnya, bagaimana karakteristiknya.

Menurut Walgito(2003 : 132) menjelaskan bahwa mengindetifikasi sasaran(siswa) yang akan menerima informasi adalah berapa jumlahnya, bagaimana karakteristiknya.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa didalam penyampaian layanan informasi orang yang menerima informasi (peserta didik) tidak dibatasi, akan tetapi Guru BK fokusnya kepada peserta didik yang mempunyai masalah di sekolah tersebut.

c. Pelaksanaan Layanan Informasi dalam Mengurangi Perilaku Membolos Peserta Didik Dilihat dari Tahap Perencanaan yaitu Mengetahui Sumber-Sumber Informasi.

Guru BK mendapatkan atau mengetahui sumber-sumber informasi dari buku psikologi dan buku yang lainnya yang mengcakup dengan materi yang akan disampaikan terutama tentang perilaku membolos.

Guru BK mendapatkan buku tersebut di toko buku serta juga dilihat dari internet yaitu buku online, dan juga Guru BK bisa menyampaikan informasi yang baik atau valid kepada peserta didik karena mempunyai banyak buku sumber-sumber informasi, dan Guru BK senantiasa menjelaskan kepada peserta didik tentang materi yang akan disampaikannya tanpa ada kendala.

Menurut Sukardi (2008:59) menjelaskan bahwa mengetahui sumber-sumber informasi yaitu dari satu atau banyak sumber, dan apakah sumber-sumber itu mudah dicapai dan digunakan.

Menurut Rahman

(2013:120) menjelaskan bahwa mengetahui sumber-sumber informasi yaitu dari satu atau banyak sumber ataupun dengan memberikan contoh kepada peserta didik.

(8)

7 Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa untuk sumber materi yang akan disampaikan peserta didik terdiri dari banyak sumber, tergantung dengan materi yang akan disampaikan peserta didik.

Materi juga bisa diperoleh dari perpustakaan ataupun internet.

d. Pelaksanaan Layanan Informasi dalam Mengurangi Perilaku Membolos Peserta Didik Dilihat dari Tahap Perencanaan yaitu Menetapkan Teknik Penyampaian Informasi.

Guru BK menyampaikan layanan informasi kepada peserta didik. Guru BK juga memberikan teknik pemberian contoh dan teknik yang sesuai dengan layanan yang diberikan karena dengan pemberian contoh yaitu dengan memberikan teknik-teknik kepada peserta didik, supaya peserta didik paham dengan apa yang disampaikan Guru BK dan peserta didik pun juga semakin mudah memahaminya, dan peserta didik pun juga tidak bosan dengan Guru BK yang sedang menyampaikan layanan informasi tersebut.

Di saat Guru BK melakukan layanan informasi Guru BK juga memberikan teknik berupa tanya jawab kepada peserta didik supaya apa yang telah disampaikan Guru BK bisa diingat lagi oleh peserta didik dan juga peserta didik bisa bertanya kepada Guru BK yang ia kurang paham dan kurang mengerti. Teknik tanya jawab ini sangat penting dilakukan pada saat lagi memberikan informasi atau juga pada saat proses pembelajaran berlangsung, dan Guru BK tidak memberikan teknik diluar dari perencanaan informasi karena Guru BK menyampaikan sesuai dengan teknik yang ia rencanakan.

Menurut Sukardi (2008:59) menjelaskan bahwa menetapkan teknik penyampaian informasi yaitu cocokkan dengan tujuan, isi dan sumber, dapatkah menarik perhatian peserta didik, bagaimana konsekuensi

waktu, biaya dan

pengorganisasiannya.

Menurut Rahman

(2013:133) menetapkan teknik penyampaian informasi yaitu cocokkan dengan tujuan, isi dan sumber, dapatkah menarik perhatian peserta didik.

Jadi dapat disimpulkan bahwa materi yang disampaikan didalam pemberian layanan informasi sesuai dengan materi yang akan dijelaskan serta Guru BK harus mencari materi yang menarik supaya peserta didik tidak merasa bosan dengan materi yang guru BK sampaikan.

e. Pelaksanaan Layanan Informasi dalam Mengurangi Perilaku Membolos Peserta Didik Dilihat dari Tahap Perencanaan yaitu Menetapkan Jadwal dan Waktu Kegiatan.

Guru BK memberikan layanan informasi kepada peserta didik sesuai dengan jadwal BK disekolah tersebut. Guru BK telah menyiapkan bahan atau materi yang akan di sampaikan kepada peserta didik sebelum Guru BK mengajar tesebut.

Guru BK juga selalu sesuai jadwal dalam memberikan layanan informasi kepada peserta didik.

Adapun Guru BK memberikan layanan informasi dengan membuat prosedur program sebelum memberikan layanan informasi kepada peserta didik, sehingga dengan mempunyai prosedur sendiri Guru BK menjadi mudah untuk melaksanakan program yang telah di buatnya tanpa ada kendala pada saat penyampaian layanan informasi yang akan Guru BK laksanakan.

Menurut Sukardi (2008:59) menetapkan jadwal dan waktu kegiatan yaitu kapan, berapa kali, dimana, dan berapa lama pemberin informasi dilaksanakan.

Menurut Rahman (2013:

132) menetapkan jadwal dan waktu kegiatan yaitu kapan, berapa kali, dimana, dan berapa lama pemberin informasi dilaksanakan.

Jadi bisa disimpulkan bahwa didalam menetapkan jadwal dan

(9)

8 waktu kegiatan layanan konseling Guru BK harus membuat program sebelum layanan informasi dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah dibuatnya.

f. Pelaksanaan Layanan Informasi dalam Mengurangi Perilaku Membolos Peserta Didik Dilihat dari Tahap Perencanaan yaitu Menetapkan Ukuran Keberhasilan.

Guru BK memberikan informasi yang telah disampaikannya kepada peserta didik, Guru BK juga melakukan tanya jawab kepada peserta didik, supaya peserta didik paham dengan apa yang ia dengar dari informasi yang telah disampaikan oleh Guru BK itu. Dan juga Guru BK setiap pertemuan ia selalu mengulang kembali apa yang telah disampaikannya pada minggu yang lalu agar ia mengetahui siapa- siapa saja yang mengulang apa yang telah disampaikannnya dan juga melihat dari perubahan tingkah laku peserta didik setelah menerima informasi tersebut, apakah sudah mulai tidak melakukan berubah dan guru BK pun selalu mengawasi peserta didik setiap hari. Guru BK juga melihat hasil dari pelaksanaan layanan informasi yang telah Guru BK laksanakan dengan melihat perubahan tingkah laku peserta didik sehari-hari, apakah sudah tidak melakukan pembolosan lagi pada saat jam pelajaran berlangsung, atau masih melakukan hal yang sama dengan kemaren. Guru BK harus sangat teliti dalam mengawasi perkembangan tingkah laku peserta didiknya, dan juga Guru BK harus selalu mengingatkan peserta didik tentang hal-hal yang membuat peserta didik tidak lagi mengulang pembolosan yang telah mereka lakukan.

Menurut Sukardi (2008:59) ukuran keberhasilan harus mempunyai kriteria bahwa pemberian informasi berhasil dengan baik, dan juga bagaiman mengukur keberhasilan tersebut.

Menurut Ahmadi (2007: 57) ukuran keberhasilan harus

mempunyai kriteria bahwa pemberian informasi berhasil dengan baik, dan juga bagaimana mengukur keberhasilan agar bisa mendapatkan hasil yang baik dan yang diinginkan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa didalam menetapkan ukuran keberhasilan saat penyampaian layanan informasi Guru BK didalam setiap pertemuan pada saat penyampaian informasi Guru BK harus mengulang kembali materi yang telah disampaika pada pertemuan yang lampau, agar peserta didik bisa lebih paham dan mengerti dengan apa yang disampaikan.

Menurut Sukardi (2008:54) perencanaan adalah peserta layanan menjadi hal pertama dalam perencanaan layanan dan menetapkan narasumber yang secara langsung dengan penetapan prosedur.

Perencanaan dalam hal ini menekankan pada usaha menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan datang serta usaha untuk mencapainya merupakan perencanaan.

2. Pelaksanaan Layanan Informasi dalam Mengurangi Perilaku Membolos Peserta Didik Dilihat dari Tahap Pelaksanaan

a. Pelaksanaan Layanan Informasi dalam Mengurangi Perilaku Membolos Peserta Didik Dilihat dari Tahap Pelaksanaan yaitu Mengorganisasikan Kegiatan Layanan.

Disaat Guru BK

menyampaikan layanan informasi kepada peserta didik, Guru BK selalu memberikan informasi-informasi yang menarik selain dari informasi tentang membolos, karena jika peserta didik hanya mendengar satu materi, peserta didik merasa capat bosan dan tidak lagi mendengarkan apa yang disampaikan Guru BK didepan kelas.

Dan setelah menyampaikan materi kepada peserta didik, guru BK juga melakukan sesi tanya jawab kepada peserta didik, ataupun Guru BK menjawab pertanyaan yang diajukan peserta didik tentang materi atau

(10)

9 informasi yang telah disampaikan oleh Guru BK.

Kemudian informan tambahan menyebutkan bahwa pada saat penyampaian layanan informasi Guru BK menyampaikan informasi atau materi didepan kelas dengan jelas dan peserta didik juga antusias bertanya tentang informasi yang telah disampaikan serta peserta didik senang dengan layanan informasi itu.

Menurut Sukardi (2008:60) mengorganisasikan kegiatan layanan dilakukan dengan memberikan topik yang menarik bagi peserta didik.

Menurut Ahmadi (2007:55) menetapkan ukuran keberhasilan harus mempunyai kriteria bahwa pemberian informasi berhasil dengan baik, dan juga bagaiman mengukur keberhasilan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pada saat penyampaian layanan informasi Guru BK harus bisa mencari materi atau topik yang menarik bagi peserta didik agar tidak membuat peseta didik cepat bosan mendengarnya.

b. Pelaksanaan Layanan Informasi dalam Mengurangi Perilaku Membolos Peserta Didik Dilihat dari Tahap Pelaksanaan yaitu Mengaktifkan Peserta Layanan.

Didalam penyampaian layanan informasi Guru BK juga memberikan reward (pujian) kepada peserta didik yang aktif dalam kegitan layanan informasi tersebut, tujuannya agar peserta didik beramai-ramai melakukan atau menyampaikan pertanyaan atau hal-hal yang kurang paham dengan apa yang dilihatnya ataaupun yang didengarnya pada saat Guru BK menyampaikan layanan informasi kepada mereka.

Dan juga reward ini bertujuan untuk mencegah peserta didik berolok-olok saat mendengarkan Guru BK menjelaskan, kemudian informan tambahan menyebutkan bahwa Guru BK melakukan sesi tanya jawab setelah Guru BK menjelaskan atau menampilkan materi yang telah dilaihatnya ataupun yang didengarnya

tadi, dan juga peserta didik didalam melakukan kegiatan tanya jawab ataupun mendengarkan Guru BK tidak ada peserta didik yang berolok-olok didalamnya. Peserta didik sangat aktif bertanya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Guru BK harus bisa sebisa mungkin menarik atau mengajak peserta didik agar bisa tertarik dengan apa yang disampaikannya, agar bisa lebih menarik lagi. Guru BK bisa memberikan reward(pujian) kepada peserta didik yang bisa menjawab pertanyaan yang diajukan Guru BK kepada peserta didik.

c. Pelaksanaan Layanan Informasi dalam Mengurangi Perilaku Membolos Peserta Didik Dilihat dari Tahap Pelaksanaan yaitu Mengoptimalkan Menggunakan Metode dan Media.

Pada saat penyampaian layanan informasi Guru BK juga memberikan metode-metode yang bisa membuat peserta lebih paham lagi dengan apa yang disampaikan Guru BK seperti metode ceramah, tanya jawab dan juga sebagai selingan Guru BK juga menyisipkan permainan agar membuat peserta didik tidak jenuh dalam mendengarkan apa yang disampaikan Guru BK. Sebelum Guru BK menyampaikan materi denagn media yang dipakainya Guru BK melihat dan memahami apa yang akan disampaikannya sebelum menjelaskan kepada peserta didik.

Menurut Ahmadi (2007: 58) tahap pelaksanaan adalah mengaktifkan peserta layanan dalam dinamika yang sangat esensial dalam layanan informasi dalam layanan informasi dan menggunakan metode dan media oleh narasumber agar dibangun untuk mendinamisi aktifitas peserta.

Menurut Browne dan Wildavsky (2003:15) tahap pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.

(11)

10 Jadi bisa disimpulkan bahwa didalam penyampaian informasi media sangat penting digunakan agar peserta didik lebih paham dengan apa yang disampaikan.

3. Pelaksanaan Layanan Informasi dalam Mengurangi Perilaku Membolos Peserta Didik Dilihat dari Tahap Evaluasi

a. Pelaksanaan Layanan Informasi dalam Mengurangi Perilaku Membolos Peserta Didik Dilihat dari Tahap Evaluasi yaitu Menetapkan Materi Evaluasi.

Guru BK memperoleh sumber materi yang akan disampaikan peserta didik lebih banyak dari buku- buku yang bersangkutan dengan layanan informasi yang berada di perpustakaan sekolah ataupun juga perpustakaan sendiri, ataupun Guru BK juga melihat ke internet sebagai tambahan ataupun sebagai pelengkap untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik tentang materi yang akan disampaikannya. Jika banyak sumber materi maka lebih banyak pula pembahasan yang akan disampaikan kepada peserta didik, ataupun ide-ide yang menarik untuk saat Guru BK menyampaikan informasi didepan kelas.

Menurut Sukardi (2008:60) menetapkan materi evaluasi yaitu sampai sejauh mana peserta didik telah memahami isi informasi, dan adakah kekeliruan penangkapan informasi oleh peserta didik.

Jadi dapat disimpulkan bahwa materi yang akan disampaikan pada saat penyampaian layanan informasi harus mempunyai banyak sumber dan juga memberikan materi yang menarik bagi peserta didik.

b. Pelaksanaan Layanan Informasi dalam Mengurangi Perilaku Membolos Peserta didik Dilihat dari Tahap Evaluasi yaitu Menetapkan Prosedur Evaluasi.

Sebelum Guru BK

memberikan layanan informasi kepada peserta didik Guru BK juga membuat prosedur-prosedur agar apa yang

disampaikan Guru BK tersebut tidak melenceng dari perencanaan dan sesuai dengan langkah-langkah pemberian layanan informasi dan juga Guru BK senang menyampaikan kepada peserta didik tanpa ada kendala .Guru BK membuat prosedur untuk layanan informasi ini dibuat

sebelum Guru BK akan

menyampaikan layanan kepada peserta didik, dan Guru BK mungkin sudah merancang prosedur tersebut pada awal semester ataupun sebelumnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sebelum melaksanakan layanan informasi Guru Bk harus membuat prosedur untuk penyampaian informasi agar tidak melenceng dari prosedur yang telah dibuat.

c. Pelaksanaan Layanan Informasi dalam Mengurangi Perilaku Membolos Peserta Didik Dilihat dari Tahap Evaluasi yaitu Menyusun Instumen Evaluasi.

Layanan informasi mempunyai banyak tahap, sebelum Guru BK menyampaikan layanan informasi kepada peserta didik terlebih dahulu, Guru BK membuat instrumen dengan cara menyusun layanan secara bersangkutan dengan materi yang akan disampaikan sesuai dengan prosedur untuk melakukan layanan informasi. Instrumen yang Guru BK berikan kepada peserta didik seperti angket, tujuannya adalah Guru BK bisa melihat dari angket tersebut siapa saja yang banyak berbuat masalah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pada saat menyusun instrumen evaluasi guru BK harus membuat instrumen yang akan diberikan peserta didik agar bisa mengetahui peserta didik yang ada masalah.

d. Pelaksanaan Layanan Informasi dalam Mengurangi Perilaku Membolos Peseta Didik Dilihat dari Tahap Evaluasi yaitu Mengaplikasikan Instrumen Evaluasi.

(12)

11 Dengan memberikan instrumen seperti angket kepada peserta didik, maka Guru Bk bisa mengetahui masalah yang dihadapi peserta didinya terutama tentang membolos. Semua peserta didik yang telah menerima angket dan mengisi sesuai apa yang ia alami, peserta didik pun senang mendapatkan angket tersebut, karena peserta didik merasa dengan adanya angket ini peserta didik bisa menunjukkan kepada guru BK masalah yang sedang dialaminya.

e. Pelaksanaan Layanan Informasi dalam Mengurangi Perilaku Membolos Peserta Didik Dilihat dari Tahap Evaluasi yaituMengolah Hasil Aplikasi Instrumen.

Dengan instrumen yang telah Guru BK berikan kepada peserta didik pada saat pelaksanaan layanan informasi yaitu berupa angket, maka untuk mengetahui hasil dari angket peserta didik pun, Guru BK mengolah hasil instrumen tersebut denagn menggunakan program SPSS, dengan media leptop sebagai alat utama dalam mengoalh hasil instrumen tersebut.

Dan Guru BK mengetahui apa-apa saja masalah yang dialami peserta didiknya, tetapi hasil yang didapatkan sangat memuaskan karena peserta didik lebih banyak yang tidak mempunyai masalah daripada yang mempunyai masalah.

Menurut Sukardi (2008:60) tahap evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi peserta didik .

Jadi bisa disimpulkan bahwa mengolah hasil aplikasi instrumen tujuannya untuk mengetahui hasil dari instrumen yang diberikan peserta didik tersebut.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan penelitian tentang Pelaksanaan Layanan Informasi dalam Mengurangi Perilaku Membolos Peserta Didik di SMPN 4 Kota Solok, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan layanan informasi dalam mengurangi perilaku membolos peserta didik dilihat dari tahap perencanaan adalah Guru BK harus bisa memberikan layanan informasi sesuai dengan apa yang telah direncanakan sesuai dengan prosedur- prosedur yang telah dibuat sesuai dengan perencanaan sebelum melaksanakan layanan informasi.

2. Pelaksanaan layanan informasi dalam mengurangi perilaku membolos peserta didik dilihat dari tahap pelaksanaan layanan informasi bagi peserta didik yang berperilaku membolos, Guru BK mampu menciptakan kondisi yang baik dan nyaman serta memungkinkanpesert didik aktif mengikuti layanan.

3. Pelaksanaan layanan informasi dalam mengurangi perilaku membolos peserta didik dilihat dari tahap evalusi Guru BK mengukur keberhasilan layanan yang telah dilaksanakan.

A. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti ini menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait sebasebagai pihak yang terkait sebagai berikut:

1. Peserta didik

Diharapkan sebagai pedoman atau acuan untuk tidak lagi melakukan pembolosan dan juga dengan adanya layanan informasi ini peserta didik bisa lebih baiklagi.

2. Guru BK

Diharapkan Guru BK bisa memberikan banyak arahan atau motivasi kepada peserta didik agar peserta didik bisa merubah tingkah lakunya.

3. Kepala Sekolah diharapkan bisa memfalitasi agar pelaksanaan layanan informasi bisa berjalan dengan lancar.

4. Pengelola program studi BK, diharapkan untuk dapat membekali

(13)

12 calon Guru BK yang mampu mengurangi permasalahan perilaku membolos.

5. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian terkait permasalahan ini dengan melihat variable layanan lain.

Kepustakaan

Afifuddin, (2012). Bimbingan dan Penyuluhan.

Bandung: Pustaka Setia.

Afifudin, dan Saebani Beni Ahmad, (2012).

Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: CV Pustaka Setia.

Bungin, Burhan. (2011). Penelitian Kualitatif.

Jakarta: Kencana.

Handani, (2012) Bimbingan dan Konseling.

Jakarta: Kencana.

Hikmawati, Fenti. (2011) Bimbingan dan Konseling Edisi Revisi, Jakarta: Rajawali Press.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2005). Edisi Kedua. Jakarta: Bina Pustaka.

Kartono, Kartini. (2003). Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Masyuri, Zainudin. (2011). Kenakalan Remaja.

Bandung: Pustaka Setia.

Prayitno, (2001) Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Prayitno, (2004) Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Rahman, S. Hibana. (2003) Bimbingan dan Konseling Pola 17. Yogyakarta: Ucy Press.

Syamsul, (2008). Kenakalan Remaja.

Yogyakarta: Ucy Press

Sugiyono, (2005). Metode penelitian

Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methos). Bandung: Alfabeta.

Sukardi, Ketut. Dewa. (2008). Proses

Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta:

Rineka Cipta.

Willis, S. Sofyan. (2007) Konseling Individual, Teori dan Praktek. Bandung. Alfabeta.

Willis, S. Sofyan. (2010). Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta.

Yusuf, (2005). Bimbingan dan Penyuluhan.

Jakarta. Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

Received : November 29, 2021 Accepted : December 10, 2021 Published : February 08, 2022 Conference on Community Engagement Project https://journal.uib.ac.id/index.php/concept