• Tidak ada hasil yang ditemukan

pelaksanaan layanan penguasaan konten untuk

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pelaksanaan layanan penguasaan konten untuk"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK

DI KELAS VII SMP NEGERI 1 GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK

ARTIKEL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata-1)

Oleh:

METRA. N NPM. 12060140

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2016

(2)

PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK

DI KELAS VII SMP NEGERI 1 GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK

Oleh:

Metra. N*

Rahma Wira Nita, M.Pd., Kons**

Wira Solina, M.Pd***

* Mahasiswa

** Pembimbing I

*** Pembimbing II

Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

ARTIKEL

The background of this research, the students go out during teaching learning process, the students come late in school, the students often come out during teaching learning process, the students were asked for friends money. The purpose of describe (1). Planning service control of content by teacher BK to improve discipline students (2). Implementation service control of content by teacher BK to improve discipline students. (3) Evaluation service control of content by teacher BK to improve discipline students. (4) Analysis of the evaluations service control of content by teacher BK to improve discipline students. (5) Follow-up service control of content by teacher BK to improve discipline students. Kind of the research is mixed methods. The population 43 students and teacher BK. Take the technique total random sampling. The results of this research revealed that: (1) Planning conducted interviews can be said to be very good category. (2) Implementation services in the category very well. (3) Evaluation services mastery of content be to good category. (4) Analysis of the evaluations results conducted by interviewing can be said good category. (5) Follow-up by interviews were conducted with the interview can be good category.

Keywords: Mastery of content, discipline..

Pendahuluan

Proses membimbing peserta didik untuk mengenal, memungkinkan peserta didik mengenal dan menerima dirinya sendiri serta mengenal lingkungan secara positif dan dinamis, serta mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mewujudkan diri sendiri secara afektif dan produktif dan sesuai dengan peranan yang diinginkan di masa depan. Untuk mewujudkan diri secara afektif dan produktif tersebut maka sangat perlu di laksanakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor sekolah yang disesuaikan dengan permasalahan dan kebutuhan peserta didik. Kegiatan pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah melalui sepuluh (10) jenis layanan yaitu layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok,

layanan konseling kelompok, layanan konsultasi, layanan mediasi dan layanan advokasi. Enam (6) kegiatan pendukung yaitu aplikasi intrumentasi, himpunan data, kunjungan rumah, konferensi kasus, tampilan kepustakaan dan alih tangan kasus.

Pelayanan bimbingan dan konseling memiliki tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah membantu individu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya dengan optimal sesuai dengan bakat minat, kemampuan dan nilai-nilai serta terentaskannya masalah yang dialami individu. Serta mendirikan individu agar mampu menerima diri sendiri serta lingkungannya, mampu membuat rencana dan keputusan yang realistis kemudian mengarahkan diri pada rencana dan keputusan yang telah diambil yang pada akhirnya dapat mewujudkan diri sendiri. Tujuan khusus bimbingan dan konseling terkait pada arah perkembangan klien dan masalah-masalah yang dihadapi.

(3)

Perkembangan dan kehidupannya setiap individu perlu menguasai berbagai kemampuan ataupun kompetensi. Kemampuan atau kompetensi itulah individu hidup dan berkembang, banyak atau bahkan sebagian besar dari kemampuan atau kompetensi itu harus dipelajari. Untuk itu individu harus belajar, dan belajar, kegiatan belajar ini tidak mengenal batas meteri, waktu dan tempat artinya dapat dilaksanakan dimana saja dan kapan saja, untuk materi apa saja. Kegiatan belajar individu yang bersanguktan menjalani proses pembelajaran dengan mengaktifkan diri sendiri atau dengan perbantuan individu lain, yaitu mengaktifkan kehidupan BMB3.

Layanan Penguasaan Konten (PKO) merupakan layanan kepada indiviu (sendiri- sendiri ataupun dalam kelompok) untuk kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Kemampuan atau kompetensi yang dipelajari itu merupakan suatu unit konten yang di dalamnya terkandung fakta dan data, konsep, proses, hukum dan aturan, nilai, persepsi, afeksi, sikap dan tindakan yang terkait di dalamya. Layanan penguasaan konten membantu individu menguasai aspek-aspek konten tersebut secara tersinergikan dengan penguasaan konten, individu diharapkan mampu memiliki sesuatu yang berguna untuk memenuhi kebutuhannya serta mengatasi maslah-masalah yang dialaminya.

Tujuan umum layanan penguasaan konten ialah dikuasai suatu konten tertentu.

Penguasaan konten ini perlu bagi individu atau klien untuk menambah wawasan dan pemahaman mengarahkan penilaian dan sikap, memenuhi kebutuhannya dan mengatasi masalah-masalahnya. Penguasaan konten yang dimaksud itu individu yang bersangkutan lebih mampu menjalani kehidupannya secara efektif.

Tujuan khusus layanan penguasaan konten dapat dilihat pertama dari kepentingan individu atau klien mempelajarinya, dan kedua dari isi konten itu sendiri. Tujuan layanan penguasaan konten terkait dengan fungsi- fungsi konseling. Layanan penguasaan konten berfokus kepada dikuasainya konten oleh peserta layanan. Layanan ini perlu direncanakan, dan dilaksanakan dan dievaluasi.

Prayitno (2004: 15) menyatakan langkah- langkah pelaksanaan layanan penguasaan konten adalah sebagai berikut.

Pertama, perencanaan, terdiri dari : (1) menetapkan subjek atau peserta layanan. (2) menetapkan dan menyiapkan isi konten yang

akan dipelajari secara rinci. (3) menetapkan proses dan langkah-langkah layanan. (4) menetapkan dan menyiapkan fasilitas layanan.

(5) menyiapkan kelengkapan administrasi.

Kedua, pelaksanaan, terdiri atas: (1) melaksanakan kegiatan layanan melalui pengorganisasian proses penguasaan konten.

(2) mengimplementasikan high-touch dan high-tech dalam proses pelaksanaan layanan.

Ketiga, evaluasi, terdiri atas: (1) menetapkan materi evaluasi. (2) menetapkan prosedur evaluasi. (3) menyusun instrumen evaluasi.(4) mengolah hasil aplikasi instrumen. Keempat, tindak lanjut, terdiri atas: (1) menetapkan jenis dan arah tindak lanjut. (2) mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada peserta layanan dan pihak-pihak terkait. (3) melaksanakan rencana tindak lanjut.

Pelaksanaan layanan penguasaan konten di atas materi yang dapat diberikan kepada peserta didik adalah disiplin. Tujuannya agar peserta didik mampu mematuhi tata tertib yang ada di sekolah dan mampu mendisiplinkan diri sendiri. Disiplin sangat penting artinya bagi peserta didik, karena itu peserta didik ditanamkan secara terus menurun kepada peserta didik. Jika disiplin ditanamkan secara terus menerus maka disiplin akan menjadi kebiasaan bagi peserta didik. Orang-orang yang berhasil dalam bidang-bidangnya umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi.

Sebaliknya orang-orang yang tidak sukses dalam bidangnya umumnya karena tidak disiplin.

Menurut The Liang Gie ( Imron, 2012:

172), “Disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan- peraturan yang telah ada, dengan rasa senang hati”. Selanjutnya menurut Webster’s New Dictionary ( Imron, 2012: 173) memberikan batasan disiplin sebagai latihan untuk mengendalikan diri, karakter dan keadaan secara tertib dan efisien.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu tindakan mematuhi tata tertib yang berlaku. Di sekolah peserta didik dituntut untuk mematuhi segala peraturan yang ada di sekolah dan apabila peraturan tersebut di langgar oleh peserta didik maka ada hukuman yang berlaku yang akan diberikan kepada peserta didik.

Berdasarkan hasil observasi penulis pada tanggal 10 Agustus 2015 dalam melakukan need assesment untuk membuat program di

(4)

SMP N 1 Gunung Talang, penulis melihat dan mendapatkan berbagai macam masalah yang ada di sekolah tersebut yang dilakukan oleh peserta didik yaitu, peserta didik cabut saat jam pelajaran, peserta didik datang terlambat ke sekolah, dan peserta didik yang sering keluar pada saat jam pelajaran. Berdasarkan hasil wawancara tanggal 7 September 2015 dengan Guru BK adanya peserta didik yang meminta uang teman, dan adanya peserta didik yang merokok di sekolah, adanya peserta didik suka berkelahi, adanya peserta didik yang berbicara kotor.

Berdasarkan wawancara dengan wali kelas tanggal 10 September 2015, adanya peserta didik laki-laki yang menganggu teman perempuan, adanya peserta didik yang tidak ikut kegiatan upacara bendera, adanya peserta didik yang berpacaran di lingkungan sekolah.

Berdasarkan hasil observasi dengan Guru BK, maka terdapat bahwa Guru BK pada saat melakukan need assessment tidak semua kebutuhan peserta didik terpantau, pada saat pelaksanaan Guru BK menjelaskan materi layanan terlalu cepat karena waktu yang singkat, Guru BK jarang memberikan blangko evaluasi, Guru BK kurang mengaplikasikan hasil evaluasi, dan Guru BK kurang melakukan tindak lanjut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan piket pada tanggal 10 September 2015, diperoleh data yaitu, terdapat 10 orang peserta didik kelas VII yang terlambat datang ke sekolah, perbulan 300 sampai 310 orang peserta didik, dan 7 orang peserta didik yang tidak datang ke sekolah, perbulannya sekitar 210 sampai 215 orang peserta didik.

Adapun rumusan masalah yang akan diteliti dalampenelitian ini adalah “Bagaimana pelaksanaan layanan penguasaan konten untuk meningkatkan kedisiplin peserta didik di kelas VII SMP N 1 Gunung Talang?.

Untuk lebih terarahnya penelitian ini maka peneliti tujuan sebagai berikut:

1. Perencanaan layanan penguasaan konten oleh Guru BK untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik.

2. Pelaksanaan layanan penguasaan konten oleh Guru BK untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik.

3. Evaluasi layanan penguasaan konten oleh Guru BK untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik.

4. Analisis hasil evaluasi layanan penguasaan konten oleh Guru BK untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik.

5. Tindak Lanjut layanan penguasaan konten oleh Guru BK untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini yang digunakan adalah mixed methods

.

yang dilakukan pada tanggal 16-17 Mei 2016 di SMP Negeri 1 Gunung Talang. Populasi penelitian ini mencakup seluruh peserta didik yang belum disiplin di kelas VII SMP Negeri 1 Gunung Talang yang berjumlah 43 dan seorang Guru BK. Pada penelitian ini semua populasi dijadikan sampel dengan menggunakan teknik total random sampling.

Teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah dengan wawancara dan angket.

Untuk wawancara peneliti mewawancarai guru BK, dan untuk angket peneliti memberikan kepada peserta didik yang belum disiplin.

Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan mencari interval, tingkat presentase, yang dianalisis menggunakan program Microsoft Excel 2007.

Hasil dan Pembahasan Hasil

Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara dan pengadministrasian angket kepada sampel, maka diperoleh gambaran umum mengenai pelaksanaan layanan penguasaan konten untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik di kelas VII SMP N 1 Gunung Talang dapat dilihat pada Tabel 2:

Grafik .1 Pelaksanaan Layanan Penguasaan Konten untuk Meningkatkan Kedisiplinan Peserta Didik di Kelas VII SMP Negeri 1 GunungTalang.

SMP N 1 Gunung Talang, penulis melihat dan mendapatkan berbagai macam masalah yang ada di sekolah tersebut yang dilakukan oleh peserta didik yaitu, peserta didik cabut saat jam pelajaran, peserta didik datang terlambat ke sekolah, dan peserta didik yang sering keluar pada saat jam pelajaran. Berdasarkan hasil wawancara tanggal 7 September 2015 dengan Guru BK adanya peserta didik yang meminta uang teman, dan adanya peserta didik yang merokok di sekolah, adanya peserta didik suka berkelahi, adanya peserta didik yang berbicara kotor.

Berdasarkan wawancara dengan wali kelas tanggal 10 September 2015, adanya peserta didik laki-laki yang menganggu teman perempuan, adanya peserta didik yang tidak ikut kegiatan upacara bendera, adanya peserta didik yang berpacaran di lingkungan sekolah.

Berdasarkan hasil observasi dengan Guru BK, maka terdapat bahwa Guru BK pada saat melakukan need assessment tidak semua kebutuhan peserta didik terpantau, pada saat pelaksanaan Guru BK menjelaskan materi layanan terlalu cepat karena waktu yang singkat, Guru BK jarang memberikan blangko evaluasi, Guru BK kurang mengaplikasikan hasil evaluasi, dan Guru BK kurang melakukan tindak lanjut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan piket pada tanggal 10 September 2015, diperoleh data yaitu, terdapat 10 orang peserta didik kelas VII yang terlambat datang ke sekolah, perbulan 300 sampai 310 orang peserta didik, dan 7 orang peserta didik yang tidak datang ke sekolah, perbulannya sekitar 210 sampai 215 orang peserta didik.

Adapun rumusan masalah yang akan diteliti dalampenelitian ini adalah “Bagaimana pelaksanaan layanan penguasaan konten untuk meningkatkan kedisiplin peserta didik di kelas VII SMP N 1 Gunung Talang?.

Untuk lebih terarahnya penelitian ini maka peneliti tujuan sebagai berikut:

1. Perencanaan layanan penguasaan konten oleh Guru BK untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik.

2. Pelaksanaan layanan penguasaan konten oleh Guru BK untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik.

3. Evaluasi layanan penguasaan konten oleh Guru BK untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik.

4. Analisis hasil evaluasi layanan penguasaan konten oleh Guru BK untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik.

5. Tindak Lanjut layanan penguasaan konten oleh Guru BK untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini yang digunakan adalah mixed methods

.

yang dilakukan pada tanggal 16-17 Mei 2016 di SMP Negeri 1 Gunung Talang. Populasi penelitian ini mencakup seluruh peserta didik yang belum disiplin di kelas VII SMP Negeri 1 Gunung Talang yang berjumlah 43 dan seorang Guru BK. Pada penelitian ini semua populasi dijadikan sampel dengan menggunakan teknik total random sampling.

Teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah dengan wawancara dan angket.

Untuk wawancara peneliti mewawancarai guru BK, dan untuk angket peneliti memberikan kepada peserta didik yang belum disiplin.

Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan mencari interval, tingkat presentase, yang dianalisis menggunakan program Microsoft Excel 2007.

Hasil dan Pembahasan Hasil

Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara dan pengadministrasian angket kepada sampel, maka diperoleh gambaran umum mengenai pelaksanaan layanan penguasaan konten untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik di kelas VII SMP N 1 Gunung Talang dapat dilihat pada Tabel 2:

Grafik .1 Pelaksanaan Layanan Penguasaan Konten untuk Meningkatkan Kedisiplinan Peserta Didik di Kelas VII SMP Negeri 1 GunungTalang.

0.00

47.5037.50

10.00 0.005.00

10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 50.00 SMP N 1 Gunung Talang, penulis melihat dan

mendapatkan berbagai macam masalah yang ada di sekolah tersebut yang dilakukan oleh peserta didik yaitu, peserta didik cabut saat jam pelajaran, peserta didik datang terlambat ke sekolah, dan peserta didik yang sering keluar pada saat jam pelajaran. Berdasarkan hasil wawancara tanggal 7 September 2015 dengan Guru BK adanya peserta didik yang meminta uang teman, dan adanya peserta didik yang merokok di sekolah, adanya peserta didik suka berkelahi, adanya peserta didik yang berbicara kotor.

Berdasarkan wawancara dengan wali kelas tanggal 10 September 2015, adanya peserta didik laki-laki yang menganggu teman perempuan, adanya peserta didik yang tidak ikut kegiatan upacara bendera, adanya peserta didik yang berpacaran di lingkungan sekolah.

Berdasarkan hasil observasi dengan Guru BK, maka terdapat bahwa Guru BK pada saat melakukan need assessment tidak semua kebutuhan peserta didik terpantau, pada saat pelaksanaan Guru BK menjelaskan materi layanan terlalu cepat karena waktu yang singkat, Guru BK jarang memberikan blangko evaluasi, Guru BK kurang mengaplikasikan hasil evaluasi, dan Guru BK kurang melakukan tindak lanjut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan piket pada tanggal 10 September 2015, diperoleh data yaitu, terdapat 10 orang peserta didik kelas VII yang terlambat datang ke sekolah, perbulan 300 sampai 310 orang peserta didik, dan 7 orang peserta didik yang tidak datang ke sekolah, perbulannya sekitar 210 sampai 215 orang peserta didik.

Adapun rumusan masalah yang akan diteliti dalampenelitian ini adalah “Bagaimana pelaksanaan layanan penguasaan konten untuk meningkatkan kedisiplin peserta didik di kelas VII SMP N 1 Gunung Talang?.

Untuk lebih terarahnya penelitian ini maka peneliti tujuan sebagai berikut:

1. Perencanaan layanan penguasaan konten oleh Guru BK untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik.

2. Pelaksanaan layanan penguasaan konten oleh Guru BK untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik.

3. Evaluasi layanan penguasaan konten oleh Guru BK untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik.

4. Analisis hasil evaluasi layanan penguasaan konten oleh Guru BK untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik.

5. Tindak Lanjut layanan penguasaan konten oleh Guru BK untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini yang digunakan adalah mixed methods

.

yang dilakukan pada tanggal 16-17 Mei 2016 di SMP Negeri 1 Gunung Talang. Populasi penelitian ini mencakup seluruh peserta didik yang belum disiplin di kelas VII SMP Negeri 1 Gunung Talang yang berjumlah 43 dan seorang Guru BK. Pada penelitian ini semua populasi dijadikan sampel dengan menggunakan teknik total random sampling.

Teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah dengan wawancara dan angket.

Untuk wawancara peneliti mewawancarai guru BK, dan untuk angket peneliti memberikan kepada peserta didik yang belum disiplin.

Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan mencari interval, tingkat presentase, yang dianalisis menggunakan program Microsoft Excel 2007.

Hasil dan Pembahasan Hasil

Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara dan pengadministrasian angket kepada sampel, maka diperoleh gambaran umum mengenai pelaksanaan layanan penguasaan konten untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik di kelas VII SMP N 1 Gunung Talang dapat dilihat pada Tabel 2:

Grafik .1 Pelaksanaan Layanan Penguasaan Konten untuk Meningkatkan Kedisiplinan Peserta Didik di Kelas VII SMP Negeri 1 GunungTalang.

37.50

10.00 5.00

%

(5)

1. Tahap Perencanaan

a. Menetapkan Subjek yang Dilayani Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan Guru BK maka dapat disimpulkan bahwa pada saat membuat perencanaan Guru BK terlebih dahulu melakukan need assesmen karena disetiap tingkatan kelas memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Setelah itu baru membuat program, dan di dalam program terdapat Guru BK membuat jadwal dari materi layanan yang akan diberikan kepada peserta didik sesuai dengan lebutuhan subjek atau peserta didik.

Guru BK menetapkan memberikan layanan penguasaan konten kepada peserta didik kelas VII karena pada kelas VII baru memasuki tahap awal dan tahap mengenal, mengobservasi dan peserta didik kelas VII termasuk yang mudah diatur dan takut akan hukuman.

Jadi tetap pada kelas VII ini diberikan layanan penguasaan konten.

b. Menetapkan dan Menyiapkan Konten yang Akan Dipelajari Secara Rinci.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru BK pada tahap perencanaan, Guru BK menyiapkan hal- hal yang kan dibutuhkan dalam melaksanakan layanan penguasaan konten, misalnya: pensil, penghapus, penggaris, keras karton.

Agar nantinya pada saat melaksanakan layanan tidak ada hambatan sehingga tujuan dari pemberian layanan berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan.

c. Menetapkan dan Menyiapkan Fasilitas Layanan, Termasuk Media dengan Perangkat Keras dan Perangkat Lunak.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru BK tahap perencaan pada aspek menyiapkan fasilitas dan menetapkan media hal ini sangat perlu dipertimbangkan karena disetiap media ada keuntungan dan kerugian. Untuk memperkuat proses pembelajaran dalam rangka penguasaan konten, perangkat yang digunakan meliputi alat peraga, media tulis dan garfis, komputer dan LCD. Pada saat menetapkan dan

menyiapkan media terlebih dahulu memikirkan keuntungan dan kerugian dari media tersebut agar nantinya pada saat pemberian layanan tidak ada kesalahan.

d. Menyiapkan Kelengkapan administrasi

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru BK tentang persiapan kelengkapan administrasi, dapat disimpulkan bahwa, Guru BK mengkomunikasikan terlebih dahulu dengan Kepala Sekolah bagaimana tentang administrasi dan keuangan, dan juga mengkomunikasikan kepada peserta didik apa-apa saja hal-hal yang nantinya akan dibutuhkan saat

pelaksanaan layanan.

2. Tahap Pelaksanaan a. Penyajian

Berdasarkan data yang diperoleh maka tahap pelaksanaan dilihat dari aspek penyajian, dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel. 1 Tahap Pelaksanaan dilihat dari Aspek Penyajian

b. Tanya Jawab

Berdasarkan data yang diperoleh maka tahap pelaksaan dilihat pada aspek tanya jawab dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Tahap Pelaksanaan Dilihat dariAspek Tanya Jawab Klasifikasi Kriteria F %

14-16 Sangat Baik 0 0.00

12—13 Baik 6 13.95

10—11 Cukup Baik 18 41.86

8—9 Kurang Baik 17 39.53

6—7

Sangat Kurang

Baik 2 4.66

Jumlah 43 100

Klasifikasi Kriteria F %

20-23 Sangat Baik 3 6.98

17-21 Baik 9 20.93

14-16 Cukup Baik 13 30.23

11-13 Kurang Baik 16 37.21

8-10

Sangat Kurang

Baik 2 4.65

Jumlah 43 100

(6)

3. Tahap Evaluasi a. Berfikir

Berdasarkan data yang diperoleh maka tahap evaluasi yang dilihat pada aspek berfikir, dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Tahap Evaluasi yang Dilihat dari Aspek Berfikir

b. Merasa

Berdasarkan data yang diperoleh maka tahap evaluasi yang dilihat pada aspek merasa, dapat dilihat pada Tabel 4 Tabel 4. Tahap Evaluasi yang Dilihat

dari Aspek Merasa

c. Bersikap

Berdasarkan data yang diperoleh maka tahap evaluasi yang dilihat pada aspek merasa, dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Tahap Evaluasi yang Dilihat dari Aspek Bersikap

d. Bertindak

Berdasarkan data yang diperoleh maka tahap evaluasi yang dilihat pada aspek bertindak, dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Tahap Evaluasi yang Dilihat dari Aspek Bertindak

e. Bertanggung Jawab

Berdasarkan data yang diperoleh maka tahap evaluasi yang dilihat pada aspek bertanggung jawab dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Tahap Evaluasi yang Dilihat dari Aspek Bertanggung Jawab

4. Tahap analisis Hasil Evaluasi a. Menetapkan Standar Evaluasi

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru BK maka dapat disimpulkan yaitu pada tahap evaluasi terlebih dahulu menetapkan standar evalusi. Evaluasi adalah alat yang digunakan untuk menilai tingkat ketercapaian suatu kegiatan. Disini Guru BK menggunakan penilaian segera (laiseg), penilaian jangka panjang (laijapen) dan penilaian jangka panjang (laijapang) dengan penuh pertimbangan waktu dan tempat.

b. Melakukan Analisis

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru BK, dapat disimpulkan bahwa pada saat memberikan blangko penilaian sikap peserta didik mengisi Klasifikasi Kriteria F %

21–25 Sangat Baik 0 0.00

17–20 Baik 9 20.93

13–16 Cukup Baik 28 65.12

9–12 Kurang Baik 4 9.30

5–8

Sangat Kurang

Baik 2 4.65

Jumlah 43 100

Klasifikasi Kriteria F %

22-24 Sangat Baik 1 2.33

20-21 Baik 13 30.23

18-19 Cukup Baik 8 18.60

16-17 Kurang Baik 19 44.19

14-15

Sangat Kurang

Baik 2 4.65

Klasifikasi Kriteria F %

15-18 Sangat Baik 0 0.00

17-15 Baik 10 23.26

14-12 Cukup Baik 23 53.49

11-9 Kurang Baik 6 13.95

8-6

Sangat

Kurang Baik 4 9.30

Jumlah 43 100

Klasifikasi Kriteria F %

17-19 Sangat Baik 3 6.98

15-16 Baik 8 18.60

13-14 Cukup Baik 15 34.88

11-12 Kurang Baik 14 32.56 9-10

Sangat

Kurang Baik 3 6.98

Jumlah 43 100

Klasifikasi Kriteria F %

18-20 Sangat Baik 0 0.00

16-17 Baik 10 23.26

14-15 Cukup Baik 19 44.19

12-13 Kurang Baik 14 32.56 10-11

Sanga Kurang

Baik 0 0.00

Jumlah 43 100

(7)

blangko dengan serius sesuia dengan apa yang peserta didik pahami mengenai meteri layanan yang diberikan. Dan dari hasil blangko yang dijawab oleh peserta didik Guru BK bisa menilai bagaimana tingkat pemahaman peserta didik setelah menerima layanan.

c. Menafsirkan Hasil Evaluasi

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru BK dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek yang dapat dilihat adalah pemahaman peserta didik setelah menerima layanan, bagaimana perasaan peserta didik setelah menerima layanan, bagaimana sikap yang akan diambil oleh peserta didik setelah menerima layanan, apa tindakan yang akan dilakukan setelah menerima layanan dan tanggung jawab apa yang akan dilakukan setelah menerima layanan.

Hasil evaluasi digunakan apabila peserta didik mengalami masalah tentang materi layanan.

5. Tahap Tindak Lanjut

a. Menetapkan Jenis dan Arah Tindak Lanjut

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru BK maka dapat disimpulkan yaitu tindak lanjut yang akan diberikan kepada peserta didik mengenai layanan penguasaan konten yaitu terganung masalah yang dihadapi oleh peserta didik misalnya masih kurang disiplin maka diberikan layanan penguasaan konten kembali dengan memberikan materi yang berdeda dengan tujuan untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik, dan bisa juga memberikan kegiatan pendukung.

b. Mengkomunikasikan Rencana Tindak Lanjut Kepada Peserta Didik dan Pihak-pihak Lain yang Terkait.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru BK maka dapat disimpulkan yaitu Guru BK mengkomunikasikan rencana tindak lanjut tergantung pada tindak lanjut yang diberikan kepada peserta.

Misalnya tindak lanjut masih memberikan layanan penguasaan konten kembali pihak yang terkait masih guru BK, tetapi apabila masalah yang dimiliki oleh peserta didik sudah melanggar hukum maka Guru BK

mengkomunikasikan tindak lanjut dengan guru-guru, wali kelas, orang tua dan kepala sekolah dengan mengadakan konferensi kasus.

c. Melaksanakan Rencana Tindak Lanjut

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru BK maka dapat disimpulkan bahwa pada saat mengkomunikasikan rencana tindak melalui konferensi kasus di saat tersebut dibahas kapan akan dilaksanakan tindak lanjut, setelah direncakan Guru BK melaksanakan tindak lanjut tersebut dengan pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan masalah peserta didik.

Pembahasan

Selanjutnya gambaran penjelasan hasil penilaian dilihat dari sub variabel sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Berdasarkan hasil temuan peneliti melalui wawancara di lapangan dengan Guru BK, mengatakan bahwa pada tahap perencanaan ini harus memikirkan secara matang dari pengambilan materi yang akan diberikan kepada peserta didik, sehingga nantinya tujuan dari layanan dapat tercapai.

Nasrudin (2010:31) mengatakan

“Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki”. Selanjutnya Menurut Tohirin (2011: 162) tahap perencaan dilakukan mencangkup:

a. Menetapkan subjek (peserta didik) yang dilayani (menjadi peserta layanan), b. Menetapkan dan menyiapkan konten

yang akan dipelajari secara rinci, c. Menetapkan dan menyiapkan fasilitas

layaanan, termasuk media dengan perangkat keras dan lunaknya,

d. Menyiapkan kelengkapan administrasi Menurut Prayitno(2012: 102) “Setelah konselor menetapkan subjek atau peserta layanan PKO, konselor menetapkan konten yang akan dipelajari secara rinci dan kaya, serta menetapkan proses dan langkah- langkah layanan, semuanya itu dikemas dalam bentuk SATLAN (satuan layanan)”.

Jadi di dalam perencanaan juga sangat penting merencanakan subjek atau peserta didik yang akan diberikan kepada peserta didik, yang di lampirkan pada need assesmen yang dilakukan. Berdasarkan need assesmen yang dilakukan dapat

(8)

memilihat apa yang dibutuhkan oleh peserta didik, sehingga materi yang akan diberikan tepat dan bermanfaat bagi peserta didik yang mendapatkan layanan.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Penyajian, saat Guru BK menyajikan meteri layanan kepada peserta didik sangat baik, maka tujuan dari pemberian layanan akan tercapai, demikian sebaliknya, apabila Guru BK kurang bisa menyajikan materi layanan saat memberikan layanan maka tujuan dari layanan tersebut tidak akan tercapai.

Tercapai atau tidaknya tujuan layanan di tentukan oleh Guru BK.

Menurut Prayitno (2012: 97) “Guru BK menyajikan materi pokok konten, setelah peserta didik disiapkan sebagaimana mestinya”. Dari pendapat di atas jelaslah bahwa seorang Guru BK pada saat akan memberikan layanan atau materi layanan harus melihat kesiapan peserta didik untuk menerima layanan, jika peserta didik belum siap untuk menerima layanan maka sia-sia materi yang diberikan oleh Guru BK kepada peserta didik. Demikian sebaliknya.

b. Tanya Jawab, Guru BK pada saat menjelaskan materi layanan tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam bertanya maka hubungan timbal balik pada saat belajar tidak akan terjadi dan hanya terfokus pada guru BK saja, sehingga mengakibatkan peserta didik malas dan tidak konsentrasi pada saat proses pembelajaran dan tujuan layanan tidak akan teracapai.

Menurut Prayitno (2012: 97)

“Konselor mendorong partisipasi aktif dan pemahaman, serta berbagai kaitan dalam segenap aspek-aspek konten”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, seorang konselor atau Guru BK menentukan aktif atau tidaknya peserta didik saat menerima layanan, apabila Guru BK bisa menciptakan suasana aktif.

3. Tahap Evaluasi

a. Berfikir, apabila Guru BK tidak memberikan pertanyaan menyangkut materi layanan, maka peserta didik tidak akan ada rasa ingin tahu tentang materi layanan sehingga peserta didik malas

untuk berfikir dan tujuan dari layanan tidak akan tercapai secara maksimal.

Materi layanan yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik. Menurut Imron (2012: 172) “Disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang- orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan- peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati”.

Jadi dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa seorang peserta didik akan mematuhi peraturan- peraturan yang ada, apabila ia merasa senang dengan peraturan tersebut, jelaslah bahwa seorang akan mematuhi peraturan apabila ia menyukainya.

b. Merasa, Guru BK memberikan evaluasi mengunakan format BMB3, salah satunya yaitu merasa. Menurut Prayitno (2012: 10) “Lebih jauh, pilar kewiyataan dan kewibawaan dilengkapi dengan strategi pembelajaran yang bersifat transformatif (bukan sekedar transaksional) terhadap peserta didik.

Strategi yang dimaksud adalah BMB3”.

Jelaslah bahwa stategi yang cocok digunakan untuk mengetahui hasil dari layanan yang diberikan adalah BMB3.

Merasa adalah bagaimana seseorang individu menggungkapkan apa yang dirasakannya (suasana hati). Seorang Guru BK saat memberikan layanan kepada peserta didik harus memikirkan hal-hal apa yang akan diakukan untuk menunjang kegiatan sehingga pada saat pemberian layanan peserta didik merasa mudah untuk memamahmi dari materi yang akan di jelasan. Karena Guru BK dapat membuat perasaan peserta didik saat menerima materi layanan merasa nyaman dan senang.

Perkataan yang dikeluarkan oleh Guru BK dapat mempengaruhi suasana hati peserta didik, apabila suana hati peserta didik baik maka akan mudah bagi Guru BK menjelaskan layanan dan akan mudah dipahami oleh peserta didik. Demikian sebaliknya, apabila suasana hati peserta didik kurang baik maka bagaimanapun cara Guru BK menjelaskan materi layanan maka tidak akan ada hasilnya.

(9)

c. Bersikap, pada aspek bersikap ini ditentukan oleh sikap Guru BK tersebut, bagaimana cara Guru BK membuat peserta didik dapat disiplin mematuhi jadwal yang dibuat, bagaimana Guru BK menegur peserta didik apabila melanggar peraturan sekolah, dan sebagainya.

Menurut Colvin (2008: 61) guru berperan sebagai model prilaku yang baik. Cara tutur kata Guru BK membimbing peserta didik bagaimana mudah dipahami oleh peserta didik sehingga dengan sikap demikian peserta didik melaksanakan jadwal yang dibuatnya agar disiplin tidak ada rasa tidak suka, sehingga peserta didik tersebut menjalankan dengan baik dan jujur.

d. Bertindak, menurut Prayitno (2012: 10)

“Lebih jauh, pilar kewiyataan dan kewibawaan dilengkapi dengan strategi pembelajaran yang bersifat transformatif (bukan sekedar transaksional) terhadap peserta didik.

Strategi yang dimaksud adalah BMB3”.

Jelaslah bahwa stategi yang cocok digunakan untuk mengetahui hasil dari layanan yang diberikan adalah BMB3.

Jika Guru BK kurang bertindak yang bijak sana terhadap peserta didik yang disiplin dan yang bukan maka bisa dikatakan tujuan pemberian layanan tidak akan terlaksana dengan baik.

Tindakan Guru BK dapat merangsang peserta didik untuk bertindak dengan baik pula, bagaimana tindakan Guru BK dalam meningkatkan kedisipinan peserta didik maka akan dibuahi dengan tindakan peserta didik yang disiplin.

e. Bertanggung Jawab, seorang Guru BK harus menanamkan sikap bertanggung jawab pada diri peserta didik sehingga peserta didik dapat bertanggung jawab dengan apa yang dibuatnya. Jadi inti dari tercapai atau tidaknya suatu aspek maka pertama ditentukan oleh Guru BK terlebih dahulu. Tanggung jawab yang diberikan dapat berupa tugas rumah.

Menurut Slameto (2003: 69) tugas rumah dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab pada peserta didik. Jika peserta didik mendaparkan tugas yang di kerjakan di rumah maka peserta didik dapat memanfaatkan waktu di rumah

untuk belajar. Dan selain itu Guru BK harus selalu mencek dari tugas yang dibuat oleh peserta didik agar peserta didik merasa senang karena telah membuat tugas dengan baik.

4. Tahap Analisis Evaluasi

Pada tahap analisis evaluasi, berdasarkan hasil temuan peneliti melalui wawancara di lapangan mengatakan bahwa setelah melakukan evaluasi kepada peserta didik dapat membantu Guru BK mengetahui bagaimana tingkat pemahaman peserta didik, perasaan peserta didik, sikap, tindakan dan tanggung jawab peserta didik, apabila salah satu indikator tidak memuaskan maka Guru BK memberikan tahap selanjutnya yaitu tahap tindak lanjut.

Menurut Prayitno (2012: 162) tahap evaluasi mencangkup, menetapkan standar evaluasi, melakukan analisis dan menafsirkan hasil evaluasi. Dari hasil evaluasi seorang Guru BK dapat menganalisis dari jawaban peserta didik baik secara langsung maupun secara tulisan, sehingga Guru BK mendapatkan hasil dari layanan yang diberikan dan dapat memikirkan apa tindakan selanjutnya yang akan diberikan kepada peserta didik.

5. Tahap Tindak Lanjut

Berdasarkan hasil wawancara peneliti, maka diperoleh hasil yaitu, tahap tindak lanjut merupakan tahap akhir dari layanan bimbingan dan konseling, tahap tindak lanjut juga bersifat isidental. Tahap tindak lanjut ini penafsiran dari analisis evaluasi yang dilakukan Guru BK, dengan tindak lanjut ini Guru BK memberikan tindakan dari layanan yang diberikan dan yang akan diberikan kepada peserta didik, jika peserta didik mengalami masalah.

Menurut Prayitno (2012: 104) setelah menetapkan jenis dan arah tindak lanjut, konselor mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada peserta didik dan pihak-pihak terkait, dan kemudian melaksanakan rencana tindak lanjut. Senada dengan itu Tohirin (2012: 162) menyatakan tahap tindak lanjut mencangkup, 1) Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut, 2) Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada peserta didik dan pihak-pihak lain yang terkait, dan 3) Melaksanakan rencana tindak lanjut.

Pendapat di atas dapat dipahami bahwa, dari tahap tindak lanjut seorang Guru BK

(10)

harus menentukan arah tindak lanjut dan mengkomunikansikan tindak lanjut yang akan diberikan kepada pihak terkait, agar nantinya tindak lanjut dapat berjalan dengan lancar. Tindak lanjut yang diberikan dapat berupa layanan yang ada dalam bimbingan dan konseling dan kegiatan pendukung.

Kesimpulan dan saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan penguasaan konten untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik di kelas VII SMP N 1 Gunung Talang sebagai berikut:

1. Perencanaan layanan penguasaan konten oleh Guru BK untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik di kelas VII SMP N 1 Gunung Talang dengan instrumen wawancara berada pada kategori baik.

2. Pelaksanan layanan penguasaan konten oleh Guru BK unruk meningkatkan kedisiplinan peserta didik di kelas VII SMP N 1 Gunung Talang, dengan instrumen angket berada pada kategori cukup baik.

3. Evaluasi yang dilakukan oleh Guru BK untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik, dengan instrumen angket berada secara umum pada kategori cukup baik.

4. Analisis hasil evaluasi yang menggunakan instrumen wawancara, dapat dikatakan berada pada kategori baik.

5. Tindak lanjut yang diberikan oleh Guru BK kepada peserta didik dapat dikatakan pada kategori baik

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan beberapa saran kepada:

1. Peserta Didik, agar peserta didik lebih bisa meningkatkan dan mengembangkan kedisiplinan di sekolah.

2. Guru BK, agar dapat mempertahankan pelaksanaan layanan penguasaan konten yang telah dilakukan dan meningkatkan proses evaluasi pada aspek berfikir.

3. Kepala sekolah, diharapkan untuk memperhatikan kebutuhan Guru BK dalam pelaksanaan layanan konten agar tercapainya tujuan layanan dengan maksimal.

4. Guru mata pelajaran, diharapkan bisa membantu Guru BK untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik.

5. Peneliti, diharapkan agar pada saat turun kelapangan bisa menjadi Guru BK yang professional dan juga bisa meningkatkan kedisiplinan peserta didik.

6. Peneliti selanjutnya, diharapkan bisa menjadi pedoman dan acuan untuk meneliti lebih lanjut khususnya mengenai pelaksanaan layanan penguasaan konten.

Kepustakaan

Colvin, Geoff. 2008. 7 Langkah untuk Menyusun Rencana Disiplin Kelas Proaktif. Jakarta: Indeks.

Imron, Ali. 2012. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: UNP Press.

Tim Penyusun. (2013). Pedoman Penulisan Skripsi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Padang: STKIP PGRI Sumbar Press.

Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja Grafindo Persada

.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam materi kegiatannya di SMP Remaja Pluit tindak lanjut hasil supervisi akan dibahas mengenai peningkatan pembinaan, pembimbingan dan pengarahan kepada

Ke tU trUde dd r i t lau, khi t r i n Thuan Thanh va Phan Rang, Phan Rf vSn cdn la khu viic tu tri cua Chiem Thanh, sii tie'n vao d i t Chan Lap cua Vigt Nam da dUdc thuc d i y qua viec