• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh sebab itu pelaksanaan pendidikan harus dirancang dengan baik dan benar, baik dari segi tujuannya, strateginya, kurikulumnya, sarana prasarana, anggaran, dll

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Oleh sebab itu pelaksanaan pendidikan harus dirancang dengan baik dan benar, baik dari segi tujuannya, strateginya, kurikulumnya, sarana prasarana, anggaran, dll"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Batusangkar International Conference I, 15-16 October 2016 1

ا ميلعت مسقل ميلعتلا جهنم ةداعإ ةيبرعلا ةغلل

إ ىنطو راطإ لكش ىلع ايسينودن

لإ طبارتلاو لماكتلا دادع

ءاملعلاو ةيبرعلا ةغللا ىسردم

ىونعم ىفنح ميلحلا دبع

Jurusan Bahasa Arab, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Batusangkar, Sumatera Barat, Indonesia

[email protected]

ساردلا جهانلما نع ةساردلا ملاسلإا ةعماجلل ةي

ةي ايسينودنإ في تح

ىإ اتا لا ىوعد لا ةيسيئرلا اتهابجاوب مقت لم انهلأ ةيئاضق

ناقتإو مهفل دلابلا ءانبأ ةيبرت يه ةمزلالا لا

ملاسلإا مولع ةي

رثكأ تدجو دقو ءاملعلا حشرم ءانبل ةيملاسلإا ةوعدلاو

خشلا تناايبلا ص

ةيملاسلاا ةعمالجا فىةي تيلا

ىإ فدته لم ءايبنلأا ةثرو ءاملعلا ءانب

ف.

اذه ثدحي لا

ببس ب ةيجراخ لماوع

لحا نونقلا لثم ،جهنلما اذه ر ثؤت ةيوق لا بلطو ةيموك

ةفيظوتا يجولونكتالا جهانلماو مولعلاو ة

لا تي حبصأ ت نمميلعتالا جهنم

ملاسلإل ةينيدلا مولعلا ادرمج

. ةغللا ةفرعلم رثكأ ةيبرعلا ةغللا ميلعت مسقل ميلعتالا جهنم نم ليلقلاونيملعلما ةراهم ميلعتو ةيبرعلا

ةيملاسلإا مولعلا .

لياعلا ميلعتالا فئاظول ةيسيئرلا ةمهلما ةيملاسلإا ةينيدلا مولعلا نومهفي لا ينيجرلخا نم رثكأ ،ايرخأو

يملاسلإا . لما هذه تأدب دقو ةيميلعت تارود ةيبرعلا ةغللا اهنبم مئاق ءانب ةداعلإ ةلاق

تلاو لماكتالاو

KKNI

ليكشتال طبا

م سردم حشر ي

يجرلخ ءاملعلاو ةيبرعلا ةغللا ين

اه .

A. Pendahuluan

endidikan adalah suatu strategi membangun masa depan yang terbaik dan kehidupan manusia yang beradab, maju, dan sejahtera. Oleh sebab itu pelaksanaan pendidikan harus dirancang dengan baik dan benar, baik dari segi tujuannya, strateginya, kurikulumnya, sarana prasarana, anggaran, dll. Pendidikan tanpa perencanaan yang baik akan membawa dampak hasilnya yang tidak efektif. Untuk itu, para ahli memecahkan masalah pendidikan dengan pendekatan sistem, yaitu memfungsikan dan memberi peran kepada semua komponennya untuk menjalankan tugasnya dengan baik dan benar.

Diantara komponen sistem yang ada pada pendidikan adalah kurikulum yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan pada jangka waktu tertentu. Menurut pasal 37 Undang-

P

(2)

Integration and Interconnection of Sciences “The Reflection of Islam Kaffah”

Undang Sistim Pendidikan Nasional (Sisdiknas) ayat (2) menjelaskan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat (a) pendidikan agama, (b) pendidikan kewargane- garaan, dan (3) bahasa serta dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan dengan mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan (Undang-Undang No. 20 tahun 2003, Sisdiknas, pasal 37 ayat (2)).

Paparan di atas terlihat beberapa hal, antara lain, (1) pembicaraan tentang program pendidikan berarti membicarakan kurikulumnya yang (2) merupakan salah satu komponen dari pelaksanaan sistem pendidikan dan pengajaran,(3) kurikulum bersifat dinamis, berubah-ubah sesuai dengan kebijakan yang berlaku dan keinginan pemangku kepentingan. Namun, (4) suatu kurikulum dapat dikembangkan oleh perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk setiap program studi. Oleh sebab itu dikenal sejumlah kurikulum yang muncul di Indonesia,antara lain, kurikulum berbasis kompetensi (KBK) tahun 2006, kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) tahun 2008, kurikulum 2013 dengan pendekatan scientific, kurikulum berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), tahun 2012. (Kepres No.8 tahun 2012 dan Kepmendikti No.44 tahun 2015).

Berdasarkan regulasi tersebut, perguruan tinggi wajib mengembangkan kurikulumnya menjadi kurikulum berbasis KKNI yaitu kurikulum yang memadukan antara kompetensi akademik dengan dunia kerja sehingga adanya kejelasan proses untuk membentuk lulusannya. Untuk ini pula kurikulum jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) pada perguruan tinggi Islam mencoba mengembangkan kurikulumnya karena kurikulumnya yang ada dinilai belum berbasis KKNI. Hal ini terlihat dari proses penyusunannya, profilnya, dan nama-nama mata kuliahnya, (dokumen kurikulum PBA IAIN Batusangkar).

Pengamatan peneliti terhadap kurikulum jurusan PBA yang ada pada perguruan tinggi Islam pada umumnya ingin membentuk sarjana sesuai dengan pengembangan disiplin ilmunya, misalnya di fakultas tarbiyah ingin membentuk calon guru agama Islam, calon guru bahasa Arab dsb. untuk jurusan-jurusan yang ada di fakultas Syari’ah ingin membentuk sarjana ekonomi syari’ah, sarjana syari’ah. Hanya fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) yang secara eksplisit menyebutkan lulusannya

“sebagai kader ulama dan da’i. (Brosur Penerimaan Mahasiswa Baru tahun 2016, IAIN

(3)

Batusangkar International Conference I, 15-16 October 2016

Batusangkar). Hal ini jelas bahwa kurikulum-kurikulum itu dikembangkan ke arah dunia kerja, dunia praktis. Hanya satu pun jurusan yang dengan tegas menyatakan kurikulumnya untuk membentuk kader ulama yang keberadaannya semakin langka yaitu ulama yang tafaqquh fid din yang dalam dan luas pengetahuan agama Islamnya, pengetahuan di bidang fiqih-ushul fiqih, tafsir, hadis, akidah, bahasa Arab, sejarah peradaban Islam, dsb. Inilah yang dihawatirkan oleh Amir Syarifuddin (Rektor IAIN Imam Bonjol periode 1984-2002) yang disampaikan dalam Seminar Internasional pada tanggal 3 Nov 2014 di Padang. Menurutnya telah terjadi penurunan kompetensi akademik pada lulusan perguruan tinggi Islam. Apalagi jika IAIN berubah jadi UIN.

Bagaimana kompetensinya. Wa Allahu A’lam.

Kehawatiran berikutnya datang dari para ahli, misalnya Amin Abdullah (Guru Besar UIN Yogyakarta), bahwa keilmuan lulusan Perguruan Tinggi Islam (PTI) masih parsial. Mereka mempelajari ilmu-ilmu Islam secara terpisah-pisah, tidak integrasi- interkoneksi sehingga pengetahuan mereka menjadi parsial dan kajian-kajiannya sudah tertinggal; tidak membuming. Oleh sebab itu, Amin mengemukakan ide atau teori

“Jaring Laba-laba” yang integrasi-interkoneksi dengan isu-isu yang berkembang namun tetap berbasis Al-Qur’an dan Sunnah bagi bangunan ilmu-ilmu Islam sehingga lulusan PTI memiliki pengetahuan yang lengkap dalam memecahkan persoalan-persoalan kehidupan masa kini dan ke depannya. Amin juga ingin mengintegrasikan dan menginterkoneksikan antara religion, science and culture, (Makalah, AICIS, Mataram, 2013 dan seminar Nasional. 18 Nov 2015).

Paparan di atas menggambarkan bahwa IAIN Batusangkar menyahuti ide-ide para pakar dengan menyusun visinya “Menjadi Lembaga Pendidikan Tinggi Islam berkelas Internasional dengan penguatan keilmuan yang integratif dan interkonektif berbasis riset dan kearifan lokal. Hal ini membawa konsekwensi kepada perubahan dokumen akademiknya untuk menjabarkan dan merealisasikannya. Oleh sebab itu perlu unjuk kerja yang tepat untuk menjawab rumusan visinya, antara lain perlu dikonstruk ulang kurikulumnya yaitu kurikulum berbasis KKNI dan integrasi-interkoneksi, internasional dan kearifan lokal.

Paparan di atas menggambarkan adanya masalah bagi IAIN Batusangkar yaitu (1) kurikulum semua jurusannya (sampai dengan tahun 2015/16) belum dikembangkan

(4)

Integration and Interconnection of Sciences “The Reflection of Islam Kaffah”

sesuai dengan KKNI yang menyandingkan antara kompetensi akademik dengan dunia kerja lulusannya, (2) belum terintegrasi dan interkoneksi dengan baik antara pengetahuan sain umum dengan pengetahuan sain Islam, secara teks dan konteks. Hal ini sangat mungkin bagi jurusan Pendidikan Bahasa Arab yang disiplin ilmunya dekat dengan Al-Qur’an dan Sunnah yang bertulisan bahasa Arab. Untuk ini peneliti perlu melakukan penelitian pengembangan kurikulum jurusan Pendidikan Bahasa Arab untuk menjadi dokumen kurikulum yang berbasis KKNI yang integratif dan interkonektif, yang memadukan dan menghubungan antara ilmu-ilmu jurusan bahasa Arab dengan ilmu-ilmu lain dan Al-Qur’an dan Sunnah.

Permasalahan di atas mendorong dan melatarbelakangi penelitian untuk meneliti masalah kurikulum jurusan Pendidikan Bahasa Arab berbasis KKNI yang integratif dan interkonektif dengan core-nya Al-Qur’an dan Sunnah di IAIN Batusangkar dengan judul “ Rekonstruksi Kurikulum Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Berbasis KKNI yang Integratif dan Interkonektif untuk membentuk calon guru bahasa Arab dan kader ulama dengan core Al-Qur’an dan Sunnah di IAIN Batusangkar”.

Untuk menyelesaikan masalah di atas, peneliti menggunakan metode penelitian pengembangan dengan langkah (1) mempelajari dokumen atau naskah akademik yang berkaitan dengan kurikulum jurusan PBA di IAIN Batusangkar, (2) mempelajari regulasi yang berkaitan dengan KKNI dan pandangan para pakar tentang integrasi- interkoneksi, (3) menyusun drap kurikulum jurusan PBA berbasisi KKNI, integrasi- interkoneksi, (4) memvalidasi dan mereliabiltasi drap kurikulum untuk menjadi drap yang valid dan reliabel, dan (5) memproduk dokumen kurikulum jurusan PBA yang efektif berbasis KKNI, Integratif-Interkonetif.

B. KKNI

KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) adalah kerangka yang dapat dipakai untuk mengembangkan kurikulum dan memproses pelaksanaan pendidikan sehingga tergambar dengan jelas kompetensi akademik dengan dunia kerja yang dapat dilakukan oleh para lulusannya. Menurut Kepmendikbud No. 73 tahun 2013 tentang Penerapan KKNI bagi pendidikan tinggi. Pasal 10 ayat 4 menyatakan bahwa KKNI mempunyai fungsi dan tugas:

(5)

Batusangkar International Conference I, 15-16 October 2016

1. Setiap program studi wajibmenyusun deskripsi capaian pembelajaran minimal mengacu pada KKNI bidang pendidikan tinggi sesuai dengan jenjang.

2. Setiap program studi wajib menyusun kurikulum, melaksanakan, dan mengevaluasi pelaksanaan kurikulum mengacu pada KKNI bidang pendidikan tinggi sesuai dengan kebijakan, regulasi, dan panduan tentang penyusunan kurikulum program studi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b.

3. Setiap program studi wajib mengembangkan sistem penjaminan mutu internal untuk memastikan terpenuhinya capaian pembelajaran program studi.

Untuk menyahuti KKNI ini, dokumen kurikulum mencakup elemen-elemennya yaitu (1) Profil sesuai dengan KKNI, (2) Learning Outcome (LO) atau Capaian Pembelejaran (CP) sesuai dengan KKNI, (3) adanya bahan Kajian dan Mata Kuliah, (4) adanya gambaran metode pembelajaran dan Penilaian, (5) adanya kualifikasi dosen dan Instruktur, serta (6) gambaran Sarana dan Prasarana Pembelajaran.

Berdasarkan konsep di atas, pengembangan kurikulum berbasi KKNI berarti mengembangkan elemen-elemennya yang disebutkan di atas, yaitu menyusun profil, menyusun learning outcome (capaian pembelajaran), menyusun bahan kajian, dan memunculkan struktur kurikulum dan sebaran mata kuliah untuk dapat diterapkan dalam pelaksanaan perkuliahan.

Hal yang sangat penting dalam kurikulum berbasis KKNI yaitu adanya kejelasan kompetensi akademik lulusan dan dunia kerja yang dapat dilakukan oleh lulusan.

C. Integrasi-Interkoneksi

Integrasi (Integration, Inggris) berarti pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan bulat. Kurikulum integrasi berarti menyatukan sejumlah mata pelajaran atau bahan kajian untuk membentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terintegrasi (tidak parsial) antar sub disiplin ilmu (dalam hal ini ilmu bahasa Arab) dengan ilmu-ilmu lainnya yang gayut dengan ilmu bahasa Arab. Sedangkan interkoneksi dapat dimaknai hubungan ekternal terjadi antara ilmu bahasa Arab dengan ilmu pendidikan, ilmu Islam, dan ilmu-ilmu terkait lainnya, baik pada bidang sikap, pengetahuan, dan keterampilan maupun integrasi-interkoneksi antara kompetensi akademik dengan dunia kerjanya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa integrasi

(6)

Integration and Interconnection of Sciences “The Reflection of Islam Kaffah”

terjadi secara internal bahan-bahan kajian pada suatu disiplin ilmu. Sedangkan interkoneksi terjadi hubungan secara eksternal.

Dengan demikian, menurut Amin Abdullah, Integratif interkonektif berarti konsep keilmuan yang terpadu dan terkait antara keilmuan agama (an-nash) dengan keilmuan alam dan sosial (al-ilm) untuk menghasilkan sebuah outcome yang seimbang etis filosofis (al-falsafah). (Amin Abdullah). Namun yang dimaksud di sini adalah mempadukan sejumlah mata kuliah terkait untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan holistik tentang suatu pokok kajian yang dibahas dari berbagai perfektif pada mata kuliah yang ada dalam jurusan PBA di IAIN Batusangkar dan prospek dunia kerja yang dapat dilakukan para lulusan.

Integrasi ilmu dibagi kepada tiga bagian yaitu (1) integrasi multidispliner atau integrasi tematik, satu tema dapat dikaji dari berbagai keterampilan disiplin ilmu, misalnya bunyi bahasa dapat dijelaskan melalui fonologi umum, ilmu ashwat, ilmu tajwid, mufradat, ilmu pragmatik, dsb. (2) integrasi interdispliner atau integrasi kompetensi dan keterampilan, misalnya, membaca (qira’ah) dengan tafsir Al-qur’an, membaca dengan fiqih, membaca dengan ilmu tajwid, membaca dengan ilmu qawaid, membaca dengan semantik, dsb. dan (3) integrasi transdisipliner, membentuk kecakapan hidup, misalnya bahasa Indonesia dengan IPA, bahasa Arab dengan komputer sehingga mampu menulis dan mempresentasikan tulisannya yang berbahasa Arab di depan kelas dengan innovatif, menarik dan menyenangkan.

Berdasarkan paparan di atas tergambar bahwa kurikulum berbasis KKNI, integrasi-interkoneksi berarti proses pengembangan sustu kurikulum yang berdoman dengan aturan dan cara-cara KKNI. Dimulai dari menyusus profil jurusan, rumsan learningoutcome, bahan kajian, struktur kurikulum, mata kuliah dan sebarannya per semester. Sedangkan integrasi interkoneksi yaitu dapat dipahami sebagai (1) cara mempadukan secara internal dan ekternal antara bahan kajian sehingga pengetahuan dan konsep dasar teori dapat menambah pengetahuan lulusan secara lengkap dan luas, baik dalam aspek kognisi, keterampilan maupun afeksi, dan dapat juga dimaknai sebagai (2) adanya kejelasan kompetensi akademik dan dunia kerja yang akan dilaksanakan oleh para lulusannya.

(7)

Batusangkar International Conference I, 15-16 October 2016

D. Drap Kurikulum Jurusan Pba Berbasis KKNI Integrasi-Interkoneksi untuk Membentuk Calon Guru Bahasa Arab

Drap kurikulum jurusan PBA terbagi kepada tiga bagian yaitu (1) kurikulum program studi PBA tahun 2014, (2) kurikulum jurusan PBA berbasis KKNI, Integrasi- interkoneksi untuk menjadi calon guru bahasa Arab pada pendidikan dasar dan menengah, dan (3) kurikulum jurusan PBA berbasis integrasi-interkonksi untuk membentuk calon guru bahasa Arab dan kader ulama. Ketiganya mempunyai persamaan dan perbedaan, terutama pada proses penyusunan dan profilnya dan mata kuliahnya.

1. Kurikulum Program Studi PBA tahun 2014

Jurusan Pendidikan bahasa Arab pada fakultas Tarbiyah IAIN Batusangkar pada lima tahun terakhir (tahun 2012-2016) menggunakan dua macam kurikulum yaitu kurikulum tahun 2012 dan tahun 2014.Berdasarkan Renstra Program Studi tahun tahun 2012 – 6102sbb :

1) Visi

Menjadi Program Studi yang Unggul , profesional dan berakhlak mulia yang berbasis teknologi moderen

2) Misi

a) Menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran yang mampu mengintegrasikan ilmu bahasa Arab, Islam dan teknologi informasi serta berdaya saing.

b) Menyelenggarakan pendidikan, pembelajaran dan pengkajian yang membekali keterampilan pendukung bagi suksesnya tugas profesional dalam bahasa Arab dan pengajarannya.

c) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang mampu membentuk kepribadia ke-Islaman dan ke-Indonesiaan.

3) Tujuan

a) Menghasilkan Sarjana Pendidikan Bahasa Arab Arab yang menguasai ilmu-ilmu bahasa Arab dan pengajarannya dengan intehrasi ilmu-ilmu keislaman yang ditopang oleh teknologi informasi.

b) Menghasilkan sarjana Pendidikan Bahasa Arab yang mampu mendesain pembelajaran bahasa Arab, mengelola dan mengembangkannya.

(8)

Integration and Interconnection of Sciences “The Reflection of Islam Kaffah”

c) Menghasilkan sarjana Pendidikan Bahasa Arab yang kompeten untuk melakukan penelitian dalam bidang bahasa Arab dan pengajarannya.

d) Menghasilkan sarjana Pendidikan Bahasa Arab yang berkepribadian keislaman dan keindonesiaan.

4) Profil

Membentuk calon guru bahasa Arab pada Pendidikan Dasar dan Menengah 5) Struktur Kurikulum dan Mata kuliah Tahun 2014/15

Kurikulum Jur PBA Berbasis KKNI untuk Membentuk calon guru Bahasa Arab sebagaimana tabel berikut:

Tabel 1

Ranah Kurikulum Jurusan PBA IAIN Batusangkar

No Ranah/ Learning Outcome SKS %

1 Sikap dan Tatanilai 14 8,86

2

Penguasaan Pengetahuan

a. Pengetahuan linguistik umum dan khusus (Arab) 31 19,62

b. Kependidikan dan Pengajaran 15 9,49

c. Kependidikan dan Pengajaran Bahasa Arab 48 30,37

3 Agama Islam 18 11,39

4 Keterampilan Umum 4 2,53

5 Keterampilan Khusus 28 17,72

158 100,00

Pada tabel 2 di atas terlihat bahwa capaian pembelajaran bidang pengetahuan terdiri atas lima bidang yaitu (1) pengetahuan linguistik umum, linguistik khusus (Arab) sebanyak 31 sks (19,62%), keterampilan khusus (berbahasa Arab) sebanyak 28 sks (17,72%). Dengan demikian, pengetahuan bahasa dan keterampilan berbahasa yang harus dikuasai lulusan jurusan PBA dikontribusi oleh 59 sks (37,34%). Kemudian (2) ranah pengetahuan kependidikan dan pengajaran yang harus dikuasai lulusan dirancang sebanyak 63 sks ( 39,87%), sedangkan (3) ranah pengetahuan agama Islam dikontribusi oleh sebanyak 18 sks (11,39%). Dengan demikian masih terlihat bahwa struktur kurikulum yang sedang berjalan memuat aspek pengetahuan yang cukup besar yaitu 70,88% sehingga aspek pengetahuan dikategorikan dominan dibandingkan aspek

(9)

Batusangkar International Conference I, 15-16 October 2016

keterampilan dan sikap. Oleh sebab itu lulusan jurusan PBA IAIN Batusangkar masih dominan ranah (LO) pengetahuan daripada keterampilan berbahasa Arab.

Hal lain yang menonjol dari struktur kurikulum di atas yaitu aspek pengetahuan agama Islam masih sangat sedikit yaitu 18 sks (11,39 %). Di sini terlihat bahwa aspek ini tidak menjadi tujuan utama untuk membentuk lulusannya karena jurusan mereka adalah Pendidikan Bahasa Arab yang tentu saja akan mempelajari bidang pengetahuan pendidikan dan pengajaran, ilmu-ilmu bahasa Arab sebanyak 19,62 % dan keterampilan berbahasa Arab sebanyak 17,72 %. Maka dari sisi ini terlihat lulusannya kurang menguasai ilmu-ilmu agama Islam sehingga tidak cukup bagi lulusannya untuk menjadi kader ulama.

E. Drap Kurikulum Jurusan PBA Berbasis KKNI, Integrasi, Interkoneksi untuk Membentuk Calon Guru Bahasa

Tabel 2

Ranah Kurikulum Jurusan PBA IAIN Batusangkar Berbasis KKNI, Integrasi-Interkoneksi

No Ranah/ Learning Outcome SKS %

1 Sikap dan Tatanilai 14 8,91

2

Penguasaan Pengetahuan

a. Pengetahuan linguistik umum dan khusus (Arab) b. Kependidikan dan Pengajaran dan

c. Kependidikan dan Pengajaran Bahasa Arab

80 50,95

3 Agama Islam 19 12,10

5 Keterampilan Umum 18 11,46

6 Keterampilan Khusus yang menjadi ciri jurusan 26 16,56

157 100

Berdasarkan tabel 2 di atas diketahui bahwa bidang pengetahuan agama Islam berkontribusi sebesar 12,10%. Jumlah ini sangat minim untuk membentuk sarjana PBA yang akan menjadi kader ulama karena minimnya pengetahuan formal yang terdapat dalam kurikulum jurusan PBA berbasis KKNI. Oleh sebab itu, terjadi pergeseran tuntutan dalam pendidikan tinggi agama Islam yang dahulunya sangat mementingkan ilmu-ilmu agama Islam dan kini memperhatikan kepentingan tuntutan regulasi yang

(10)

Integration and Interconnection of Sciences “The Reflection of Islam Kaffah”

berlaku dan diikuti oleh sejumlah pendidikan tinggi agama Islam secara apa adanya demi kepentingan kehidupan praktis dengan jangka waktu yang terbatas.

E. Drap Kurikulum Jurusan PBA Berbasis KKNI, Integrasi, Interkoneksi untuk Membentuk Calon Guru Bahasa dan Kader Ulama

Tabel 3

Berbasis KKNI, Integrasi-Interkoneksi untuk membentuk calon guru dan kader ulama

No Ranah/ Learning Outcome SKS %

1 Sikap dan Tatanilai 12 7,59

2

Penguasaan Pengetahuan

Pengetahuan Linguistik dan keterampilan bahasa Arab berbasis Al-Qur’an dan hadis

75 47,46

3 Pengetahuan Kependidikan dan Keterampilan Mengajarkan Bahasa Arab untuk membentuk calon guru yang kompetensi

39 24,68

5 Keterampilan Umum 6 3,79

6 Keterampilan Khusus yang menjadi ciri jurusan 26 16,45

158 100

Berdasarkan tabel 3 di atas tergambar integrasi-interkoneksi antara ilmu-ilmu bahasa Arab dengan ilmu-ilmu agama Islam (Al-Qur’an dan hadis) dan teknologi informasi serta sejumlah keterampilan yang diperlukan lulusan untuk menjadi guru bahasa Arab dan kader ulama dengan perimbangan sbb:

1. Pembentukan sikap/tatanilai dengan jumlah sebanyak 12 sks (7,59%)

2. Penguasaan konsep dasar teori linguistik umum dan khusus yang terintegrasi dan interkoneksi antara pengetahuan bahasa dengan ilmu agama Islam dan teknologi dengan jumlah sebanyak 75 sks (47,46 %).

3. Penguasaan konsep dasar teori tentang ilmu pendidikan dan keterampilan mengajarkan bahasa Arab yang terintegrasi-interkoneksi dengan ilmu-ilmu Al- Qur’an dan hadis dengan jumlah 39 sks (24,68%),

4. Memiliki keterampilan umum untuk bekal berkehidupan bermasyarakat di aras nasional dan internasional sebanyak 6 sks atau 3,79% dan ditambahkan dengan 0 sks pada keterampilan teknologi informasi

(11)

Batusangkar International Conference I, 15-16 October 2016

5. Memiliki keterampilan khusus yang menjadi ciri jurusan sebagai bekal berkehidupan bermasyarakat pada tingkat regional, nasional dan internasional berbahasis ilmu agama Islam dengan jumlah sks sebesar 26 sks (16,45%).

6. Di samping itu sejumlah pengetahuan dan keterampilan yang mendukung untuk membentuk pengetahuan dan keterampilan calon guru bahasa dan kader ulama, seperti hafal 3 juz Al-Qur’an dan 40 hadis masyhur, keterampilan berkhutbah dan ceramah agama, dsb.

Struktur kurikulum di atas agaknya mulai menampakkan dua hal yang ingin dituju yaitu membentuk calon guru bahasa Arab yang memiliki kompetensi yang cukup dengan jumlah sks sebanyak 65 ( 41,13%) dan mencetak kader ulama yang menguasai ilmu-ilmu bahasa Arab yang terintegrasi dan interkoneksi dengan Al-Qur’an dan hadis dengan jumlah sks sebanyak 75 sks (47,46%). Dengan demikian tampaklah perimbangan antara calon guru bahasa Arab dengan kader ulama yang kompeten.

E. Kesimpulan

Berdasarkan paparan data di atas dapat disimpulkan yaitu:

1. Pendidikan tinggi Islam yang mempunyai tugas mendidik anak-anak bangsa Indonesia menguasai dan mengembangkan ilmu-ilmu islam masih belum serius. Hal ini tampak pada sedikitnya pengetahuan yang diajarkan oleh perguruan tinggi Islam yaitu sebanyak antara 11 – 12%.

2. Jurusan Pendidikan bahasa Arab sebagai unit pelaksana teknik tridarma perguruan tinggi secara otomatis juga terkena dampak dari kebijakan organisasi atasannya yaitu berkonsntrasi pada pembentukan guru bahasa Arab. Namun pada pembentukan kader ulama tidak mendapat perhatian yang cukup walaupun kurikulumnya sudah dikembangkan atau dikonstruk berbasis KKNI, integrasi-interkoneksi

3. Berdasarkan kondisi di atas, penulis menggagas suatu kurikulum berbasis KKNI, integrasi, interkoneksi untuk membentuk calon guru bahasa Arab dan membentuk kader ulama yang menguasai ilmu-ilmu bahasa Arab berbasis Al-Qur’an dan hadis serta menguasai masalah-masalah yang dibutuhkan masyarakat muslim dengan perimbangan 41,13% utuk mencetak calon guru bahasa Arab yag kompeten dan 47,46% mampu menguasai ilmu-ilmu bahasa Arab yang berbasis Al-Qur’an dan

(12)

Integration and Interconnection of Sciences “The Reflection of Islam Kaffah”

hadis. Untuk mencapainya diperlukan rekonstruksi kurikulum jurusan Pendidikan bahasa Arab karena kurikulum berbasis KKNI yang terintegrasi dan interkoneksi telah menadi tuntutan regulasi dan perkembangan ilmu pengetahuan Islam dan teknologi. Akhirnya jawaban untuk menghadapi tantagan global dapat terjawab dengan jalur pendidikan yag tetap berada pada tugas pokok lembaga pendidikan islam; bukan yang lainnya.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

E. Mulyasa, 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung, Remaja Rosda Karya Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, 1996. Pembinaan dan Pengembangan

Kurikulum, Jakarta, Bina Aksara

Hilda Taba, 1962. Curriculum Development; Theory and Practice, New York; Harcourt Brace & World Inc

Jack C Richards, 2001. Curriculum Development in Language Teaching, Cambridge, Cambridge University Press

Masnur Muslich, 2007. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, Jakarta, Bumi Aksara

James Dean Brown, 1995. The Element of Language Curriculum, University of Hawai, Manoa

Nana SaodihbSukmadinata, 2004. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,Jakarta, Rosdakarya

Nana Sudjana, 1996. Pembinaan dan pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru Algesindo

Nasrun Harahap dan Djamal Abu Bakar, 1981. Pengembangan Kurikulum, Jakarta, Pepara

Nasution, 1993. Pengembangan Kurikulum, Bandung, Citra Aditya Bakti ---, 1994. Asas-Asas Kurikulum, Jakarta, Bumi Aksara

Subandijah, 1993. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta, Raja Grafindo Persada

Sutrisno, 2015. Desain kurikulum Perguruan Tinggi Berbasis KKNI, UIN Yogya Press, Yogyakarta

Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, 1993. Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, Jakarta, Raja Grafindo Persada

Undang-Undang No.14 Tahun 2005.

Yunus abidin, 2014. Desain Sistem Pembelajaran dlam Konteks Kurikulum 2013, Revica Aditya.

Referensi

Dokumen terkait

I also would like to say thank you to all my friends in Swiss German University especially Audrey, Lala, Stephanie, Rizky, Stasha and all my close friends for the help and

Tangerang Regency Government makes an integrated service as stipulated in Roadmap of Bureaucracy Reform Tangerang Regency Year 2015-2019 by making policy of having baby born