• Tidak ada hasil yang ditemukan

pelaksanaan undang-undang nomor 32 tahun - Repository UMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pelaksanaan undang-undang nomor 32 tahun - Repository UMA"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

Judul Tesis : Implementasi UU No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tentang kewajiban perusahaan untuk melakukan analisis mengenai dampak lingkungan hidup (Amdal) (Investigasi pada PT. Sapta Sentosa Jaya Abadi). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh semakin meningkatnya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh berbagai hal, termasuk berkembangnya kegiatan industri. Sebagai upaya pencegahan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup oleh industri, pemerintah mewajibkan setiap perusahaan memiliki dokumen analisis mengenai dampak lingkungan hidup melalui Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Terkait Kewajiban Perusahaan untuk Memiliki AMDAL di PT. Sapta Sentosa Jaya Abadi dilaksanakan sesuai amanat UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya berupa kesehatan dan kebebasan berpikir kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan artikel ilmiah ini dalam bentuk disertasi yang berjudul: “Implementasi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup “Memenuhi kewajiban perusahaan untuk melakukan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) (Penelitian pada PT. Sapta Sentosa Jaya Abadi)”.

Tesis ini menjelaskan tentang implementasi hukum lingkungan hidup mengenai kewajiban perusahaan untuk memiliki dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dengan menetapkan PT. BPLHD: Badan Pengawas Lingkungan Hidup Daerah BPPT: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi CF: Jejak Karbon.

PENDAHULUAN

Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) menyatakan bahwa pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dilakukan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup. Ada beberapa metode yang digunakan untuk menganalisis dampak lingkungan, antara lain Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD), Jejak Karbon (CF), dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. AMDAL), penilaian siklus hidup (LCA) dan sebagainya. AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan mengenai pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan.

Sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka (11) UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan mengenai pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan. Dari contoh di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Implementasi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tentang Kewajiban Badan Usaha Dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) (Penelitian Pada PT. Sapta Sentosa Jaya Abadi) ". Kurangnya peran Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagai instrumen pencegahan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

Apa fungsi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagai instrumen pencegahan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup? Bagaimana UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup tentang Kewajiban Perusahaan untuk memiliki AMDAL di PT. Untuk mengetahui dan menganalisis fungsi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagai instrumen dalam pencegahan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

Menentukan dan menganalisis implementasi UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lingkungan Hidup dan Penanganan Kewajiban Perusahaan dalam AMDAL pada PT. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut AMDAL, adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan untuk pengambilan keputusan pelaksanaan suatu usaha dan/atau kegiatan. AMDAL merupakan bagian dari sistem pengelolaan lingkungan hidup Indonesia yang prinsip dasarnya diatur dalam penafsiran Undang-undang Lingkungan Hidup tahun 1982.

Komisi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (KAAMDAL) merupakan dokumen yang memuat ruang lingkup dan kedalaman kajian AMDAL. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) mewajibkan setiap kegiatan industri memiliki dokumen AMDAL sebagaimana disebutkan di atas. Faktanya di lapangan masih banyak industri yang belum memiliki dokumen AMDAL dan tetap menjalankan aktivitasnya. Berdasarkan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori efektivitas hukum, terlihat bahwa implementasi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) belum efektif karena masih ada perusahaan yang melakukan hal tersebut. tidak memiliki dokumen AMDAL.

Implementasi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Terkait Kewajiban Perusahaan Memiliki AMDAL Pada PT. Fungsi AMDAL sebagai instrumen pencegahan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup mencakup informasi yang jelas. Sapta Sentosa Jaya Abadi telah dilaksanakan sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan juga Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Usaha. Jenis Rencana dan/atau Kegiatan yang dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan, yaitu PT.

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Bisnis.

LEMBAR HASIL WAWANCARA

Lubuk Pinang dan Silaut kemudian memperoleh HGU pada tahun 2006 atas perkebunan kelapa sawit di kawasan Silaut, Kecamatan Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan seluas 5.000 ha. Sapta Sentosa Jaya Abadi belum memiliki dokumen AMDAL namun memiliki upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL). Sapta Sentosa Jaya Abadi yang mengoperasikan pabrik kelapa sawit bukanlah perusahaan yang harus memiliki Amdal sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2012 tentang jenis perusahaan dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan hidup.

Sapta Sentosa Jaya Abadi harus memiliki dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Pengendalian Lingkungan Hidup (UPL). Sebagai upaya pengelolaan lingkungan hidup (UPL) terhadap dampak yang mungkin terjadi pada sistem pembuangan pabrik kelapa sawit PT. Pengendalian ini dilakukan dengan membekali operator pabrik kelapa sawit dengan peralatan pelindung kebisingan seperti penutup telinga atau knalpot.

Sapta Sentosa Jaya Abadi berupaya merekrut tenaga kerja lokal untuk mengisi lapangan kerja yang tersedia di Pabrik Kelapa Sawit baik pada tahap pra konstruksi, konstruksi dan operasional pabrik kelapa sawit sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Kemudian memberikan bantuan pengembangan sumber daya manusia di Kecamatan Lubuk Pinang khususnya pendidikan dan keterampilan masyarakat lokal dalam program pengembangan budidaya kelapa sawit. Sapta Sentosa Jaya Abadi menyediakan alat pelindung diri berupa helm, penutup telinga, masker debu, sarung tangan, pelindung mata, sabuk kerja, sepatu kerja dalam jumlah yang cukup untuk karyawan dan pengunjung.

Karyawan dan pengunjung wajib mengenakan alat pelindung diri di lingkungan pabrik kelapa sawit. Kolam anaerobik adalah sistem yang sering digunakan untuk mengolah air limbah dari pabrik kelapa sawit. Sapta Sentosa Jaya Abadi juga memantau kualitas udara dengan melakukan pengujian emisi boiler, emisi genset, dan kualitas udara ambien.

Tahapan pengurusan dan penerbitan dokumen UKL dan UPL untuk pabrik kelapa sawit milik PT. Sapta Sentosa Jaya Abadi dalam pengurusan dokumen UKL dan UPL dilakukan dengan menyampaikan surat permintaan arahan dokumen lingkungan hidup, lengkap dengan uraian rencana kegiatan termasuk ruang lingkup kegiatannya kepada kepala Badan Pengawasan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Bengkulu. Sapta Sentosa Jaya Abadi tidak memerlukan AMDAL namun perlu mengurus UKL dan UPL untuk kegiatan usahanya.

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Nồng độ trung bình của ampicillin và sulbactam sau đây được tính toán trong các mô và dịch thể: BẢNG 2 Nồng độ của ampicillin và sulbactam trong một số Mô và Dịch thể khác nhau Dịch