• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAYANAN IMUNISASI BAGIANAK DENGAN KATEGORI KONTAK ERAT/ SUSPEK/KONFIRMASI COVID-19

N/A
N/A
Andini Maulidah Chyntia Dewi

Academic year: 2023

Membagikan "PELAYANAN IMUNISASI BAGIANAK DENGAN KATEGORI KONTAK ERAT/ SUSPEK/KONFIRMASI COVID-19"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PELAYANAN IMUNISASI BAGI ANAK DENGAN KATEGORI KONTAK ERAT/

SUSPEK/KONFIRMASI COVID-19 PADA MASA PANDEMI COVID-19

Sri Rezeki Hadinegoro

KETUA ITAGI

Webinar 9 Nov 2020

(2)

Imunisasi tetap

diupayakan lengkap dan dilaksanakan sesuai jadwal untuk melindungi

anak dari P3DI

Pelaksanaan kegiatan operasional pelayanan

imunisasi baik di Puskesmas / Posyandu

mengikuti kebijakan Pemda

Jika dilaksanakan di Puskesmas &

Posyandu, harus menjalankan prinsip

social/physical distancing

Jika social distancing sulit dilakukan, kegiatan pelayanan imunisasi dapat ditunda, dicatat.

Sesegera mungkin dilakukan defaulter tracking pasca pandemi

Kegiatan pencatatan dan pelaporan tetap

dilakukan

Kegiatan surveilans PD3I selama masa

pandemi harus dioptimalkan

(3)

Panduan sebagai dasar pemberian imunisasi saat

pandemi covid-19

Wajib dibaca

oleh petugas imunisasi

(4)

Latar Belakang

(5)

Awas!!

KLB/wabah PD3I

Cakupan Imunisasi makin rendah Imunisasi tidak

lengkap

Bahaya rutin penyakit yang dapat dicegah

dengan Imunisasi (PD3I)

Cakupan imunisasi 2019 rendah : 60% - 70

%

Imunisasi belum lengkap

Pandemi Covid-19

Larangan / pembatasan keluar rumah ?

Social / physical distancing ?

Orangtua ragu/ takut / repot ?

Sumber: SOEDJATMIKO, 30 Maret 2020

(6)

Sumber: EPI-MOH 2020

(7)

Tantangan Program Imunisasi

selama pandemi covid-19

WHO 2018 sekitar 20 juta anak tidak mendapat imunisasi lengkap tidak mendapat imunisasi sama

sekali

Jika selama pandemi covid-19 orang tua takut ke faskes:

cakupan semakin menurun dan kekebalan komunitas

menurun

Indonesia termasuk negara dengan jumlah banyak anak yang

tidak mendapat imunisasi lengkap Berdampak KLB difteri, campak, polio

Sumber: Pekan Imunisasi Dunia: Imunisasi untuk semua. Kemkes RI. PID 2020

(8)

Anjuran imunisasi pada situasi pandemi

covid-19

(9)

Kriteria Klinis Covid-19

Kontak

erat Orang tanpa gejala

Suspek

Orang dalam pemantauan

Pro

babel Pasien dalam pengawasan

Konfirmasi

Pasca Covid

(10)

Kriteria Kontak Erat

Anak yang termasuk dalam kategori kontak erat adalah anak yang tidak mempunyai

gejala

Memiliki risiko tertular dari orang dengan

konfirmasi positif covid- 19

Mempunyai kontak erat dari kasus konfirmasi positif covid-19

Kontak erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalam ruangan atau berkunjung (dalam

jarak 1 meter dengan suspek/probabel atau konfirmasi) dalam 2 hari sebelum hingga 14 hari setelah timbul

gejala

(11)

Kontak erat

Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar

& membersihkan ruangan di tempat

perawatan kasus tanpa menggunakan

APD sesuai standar

Orang yang berada dalam suatu ruangan

yang sama dengan kasus (tempat kerja,

kelas, rumah, acara besar) dalam 2 hari

sebelum hingga 14 setelah gejala timbul

Orang yang bepergian bersama

(jarak 1 meter) dengan kendaraan dalam 2 hari hingga

14 setelah gejala timbul

(12)

Kriteria Suspek

Anak dengan demam (≥38⁰C) atau riwayat demam atau gejala

gangguan sistem pernapasan (pilek/ sakit tenggorokan/ batuk)

Tidak ada penyebab lain

14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau

tinggal di wilayah yang melaporkan transmisi

lokal

Anak mengalami gejala gangguan sistem pernapasan

(pilek/ sakit tenggorokan/

batuk)

14 hari terakhir sebelum timbul gejala

memiliki riwayat kontak dengan kasus

konfirmasi positif COVID-19 atau

(13)

Gejala ISPA: demam (≥38⁰C) atau riwayat demam, disertai salah

satu gejala/ tanda penyakit pernapasan (batuk/ sesak nafas/ sakit

tenggorokan/ pilek/

pneumonia ringan hingga berat)

dan

14 hari terakhir memiliki riwayat perjalanan atau

tinggal di wilayah transmisi lokal

Anak dengan demam (≥38⁰C) atau riwayat

demam atau ISPA

dan

14 hari terakhir memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi positif

Covid-19

Anak dengan ISPA berat/

pneumonia berat yang membutuhkan perawatan

di rumah sakit

dan

Tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

atau atau

Kriteria Probabel

(14)

Kontak erat

Tanpa gejala Pasien konfirmasi

positif

Kontak erat

Karantina rumah 14 hari

PHBS &

physical distancing

Imunisasi ditunda

Swab 2x PCR negatif

Swab PCR

positif

Suspek

Imunisasi sesuai jadwal

Alur Imunisasi Anak dg Kontak Erat

(15)

Anak suspek/

probabel

Mengunjungi daerah dgn transmisi lokal Pasien konfirmasi

positif

Kontak erat

Gejala sedang

Rawat RS Darurat

Gejala berat Gejala

ringan

Karantina mandiri PHBS &

physical distancing 14 hari

Rawat RS Rujukan

covid19

Alur Imunisasi Anak Suspek & Probabel

Sembuh, swab PCR 2x

negatif Imunisasi

sesuai jadwal

(16)

Konfirmasi Covid-19 positif & imunisasi

Anak dengan isolasi mandiri

di rumah/

dirawat

imunisasi ditunda untuk

mengurangi risiko penyebaran

infeksi

Penundaan imunisasi

sampai gejala hilang

dan anak sembuh

RT-PCR 2 hari

berturut- turut negatif

RT-PCR tidak mungkin dilakukan

imunisasi ditunda selama 14 hari setelah gejala klinis

hilang &

anak sembuh

Lengkapi sesuai jadwal

imunisasi

tindakan pencegahan

dan

pengendalian infeksi dengan baik

atau

(17)

Pasca covid-19

Anak pasca covid-19 atau anak yang pernah dikonfirmasi

positif covid-19

Imunisasi diberikan sesuai jadwal

setelah anak dinyatakan sembuh

(klinis)

Pemeriksaan RT- PCR dua hari

berturut-turut menunjukkan hasil

negatif

Pemeriksaan RT- PCR tidak mungkin

dilakukan

Imunisasi diberikan minimal 14 hari setelah gejala klinis

hilang dan anak dinyatakan sembuh

atau

(18)

Anak yang tinggal serumah dengan

orang tua atau anggota keluarga

dalam kriteria Kontak

erat/Suspek/Probab el/Konfirmasi positif

Covid-19

Pemberian imunisasi

ditunda

Anggota keluarga dalam kategori tersebut selesai

melakukan karantina mandiri selama minimal 14

hari atau sampai terbukti sembuh dan pemeriksaan

PCR covid-19 negatif dua kali

berturut-turut

Anak Serumah dengan Anggota Keluarga yang sakit Covid-19*

* OTG, ODP, PDP, konfirmasi positif

(19)

Mengatasi imunisasi yang tertunda/

terhambat

(20)

Pemberian Imunisasi pada

Anak yang Tertunda

mendapat Imunisasi

(21)

Quick Survey *

Pelayanan Imunisasi di Fasilitas Kesehatan selama Pandemi covid-19 Dilakukan oleh Kemkes dengan dukungan UNICEF

Dilakukan pada 20-29 April 2020

Survei Fasilitas kesehatan n=5.329 PKM

%

Pelayanan imunisasi terganggu

Fasyankes 83,86

Posyandu 35,67

Puskesmas 8,62

Posyandu & Puskesmas 56,30

Pelayanan imunisasi berhenti

Posyandu Sepenuhnya 64,03

Sebagian 35,92

Puskesmas Sepenuhnya 32,02

Sebagian 67,97

Perilaku nakes Khawatir 59,0

Tidak khawatir 41,0

*Unpublished data

(22)

Kejar Imunisasi

(Catch-up Immunization)

Petugas kesehatan melakukan pencatatan anak yang tertunda akibat pandemi covid-19

Melakukan kegiatan catch-up: defaulter tracking, backlog fighting, crash program, dan sustainable outreach service (SOS) untuk daerah sulit

 Waktu pelaksanaan tunggu saat transmisi covid-19 telah melandai

 Perlu dipertimbangkan pemberian imunisasi ganda (multiple injection)

(23)

Kejar Imunisasi

Cakupan tinggi Herd immunity tercapai

Cakupan rendah

Defaulter

tracking Backlog

fighting

Booster

DOFU IDL

<12 bulan

18 bulan

BIAS

Sasaran aktif

Tidak datang

Datang tidak teratur

Tidak pernah datang

Sesuai tujuan imunisasi

pelacakan sasaran yang belum atau tidak lengkap mendapatkan

pelayanan imunisasi (PERMENKES 12 tahun 2017)

Drop out follow up: menutup gap imunisasi Daerah yang tidak mencapai UCI

2 tahun berturut-turut

Data sasaran

Penyulaman: melengkapi jenis imunisasi yang belum didapatkan pada masing- masing sasaran

(24)

Imunisasi pada umur yang tidak sesuai jadwal

Daftar bayi/anak yang tidak datang

Usia 8 hari - < 12 bulan

Identifikasi antigen untuk Imunisasi Lanjutan yang

belum didapat

(catat di formulir pecatatan) Identifikasi antigen untuk IDL

yang belum didapat (catat di formulir pecatatan)

Identifikasi antigen untuk IDL yang belum didapat (kecuali HB0 dan BCG)

(catat di formulir pecatatan)

Lengkapi imunisasi, catat di buku KIA/KMS, kohort bayi, metode pelacakan, register bayi

Lengkapi imunisasi, catat di buku KIA/KMS, kohort balita, metode

pelacakan, register baduta Usia 12 – 24 bulan

(25)

Ibu hamil HBsAg+ dan

Covid-19 terkonfirmasi

Klinis bayi baik (bugar)

Berikan vit K-I injeksi dan imunisasi HB-0

Berikan HbIg (hepatitis B imunoglobulin)

Klinis bayi tampak sakit

Berikan vit K-1 injeksi dan HBIg Imunisasi HB-0 ditunda sampai

klinis membaik (konsultasi Dokter Spesialis

Anak)

Pemberian HB-0 pada bayi dari Ibu HBsAg reaktif

dan covid-19 terkonfirmasi

(26)

Imunisasi Ganda ( multiple injection )

Pemberian imunisasi dua atau lebih antigen dalam kemasan yang berbeda, diberikan

dalam waktu yang bersamaan

Diberikan pada tempat yang berbeda

Diberikan pada tempat yang sama,

harus diberi jarak sekitar 2,5 cm (1

inch)

Imunisasi diberikan untuk mempercepat

perlindungan pada anak yang rentan

Untuk petugas kesehatan lebih

efisien

Orang tua tidak perlu datang berulang kali

Ref. Global Polio Eradication Initiative: protecting infants as soon as possible, February 2014

(27)

Petugas kesehatan berperan dalam pelaksanaan imunisasi

ganda

(1) Apakah anak akan merasa lebih sakit pada

pemberian imunisasi ganda?

(2) Apakah vaksin yang diberikan bersamaan mempunyai khasiatnya yang sama dibandingkan

jika diberikan terpisah?

(3) Apakah imunisasi ganda mengakibatkan efek samping (KIPI) yang lebih besar dibandingkan

jika diberikan terpisah?

Ref. Global Polio Eradication Initiative: protecting infants as soon as possible, February 2014

Q & A Imunisasi Ganda

(28)

Apakah pada imunisasi ganda anak merasa lebih sakit ?

Petugas kesehatan harus memberitahukan pada anak bahwa mungkin akan sedikit lebih sakit pada imunisasi ganda

Perlu dijelaskan bahwa sakit/merasa tidak nyaman hanya akan dirasakan sebentar

Kadangkala bayi/anak tidak memperhatikan pada suntikan yang diberikan

Dibandingkan jika harus datang lagi, mungkin masih teringat rasa sakit pada suntikan yang lalu

SRH April 2020

(29)

Bagaimana cara untuk

mengurangi rasa sakit?

Tanyakan pada anak posisi apa yang diinginkan: duduk sendiri atau dipangku

Usap (dengan halus) lalu tekan daerah dekat tempat

penyuntikan pada melakukan suntikan

Vaksin yang tidak menimbulkan rasa sakit disuntikkan terlebih dulu

Suntik intramuskular secara

cepat tanpa melakukan aspirasi (aspirasi menyebabkan rasa sakit)

(30)

Umur Imunisasi pada Daerah dengan Demostration Program

Lombok & Babel DKI, DIY, Surabaya, Menado

Bali

<24 jam Hepatitis B-O Hepatitis B-O Hepatitis B-O

1 bulan BCG, OPV1 BCG, OPV1 BCG, OPV1

2 bulan DPT-HB-Hib 1, OPV 2 + PCV 1 DPT-HB-Hib 1, OPV 2 DPT-HB-Hib 1, OPV 2 3 bulan DPT-HB-Hib 2, OPV 3 + PCV 2 DPT-HB-Hib 2, OPV 3 DPT-HB-Hib 1, OPV 2 4 bulan DPT-HB-Hib 3, OPV 4 & IPV DPT-HB-Hib 3, OPV 4 & IPV DPT-HB-Hib 3, OPV 4 & IPV

9 bulan MR 1 MR 1 MR 1 + JE

12 bulan PCV 3

18 bulan MR 2, DPT-HB-Hib 4 MR 2, DPT-HB-Hib 4 MR 2, DPT-HB-Hib 4

SD kl 1 DT, MR DT, MR DT, MR

SD kl 2 Td Td Td

SD kl 5 Td Td,HPV1 Td,HPV1

SD kl 6 HPV2 HPV2

(31)

Studi Penerimaan & Keamanan Imunisasi Ganda di Indonesia

Studi IPV di DIY

J Management Pelayanan Kes

2012;15:27-31

426 anak, cakupan dan penerimaan imunisasi IPV 1-4

Cakupan tinggi 96.7-99.8% dan

diberikan pada umur yang tepat

Studi Penta+IPV di Bandung

https://doi.org/10.1016 J Vaccine 2020.01.007

150 anak, KIPI bOPV vs bOPV+Penta vs bOPV+Penta+IPV

Reaksi sistemik &

lokal tidak berbeda

Studi Penta+PCV di Lombok (unpublished)

1083 anak, post marketing surveillance

Reaksi sistemik &

lokal tidak berbeda antara PCV vs PCV+Penta vs PCV+Penta+OPV

(32)

Kegiatan Survailans

Diperlukan koordinasi petugas imunisasi dengan petugas survailans untuk mendapat data sebagai bahan membuat perencanaan

Survailans diperlukan untuk mendeteksi terjadinya KLB secara dini (polio, difteri, campak) karena kekebalan

komunitas yang menurun

Kegiatan survailans tetap dilakukan selama pandemi covid-19 termasuk Puskesmas yang telah melakukan defaulter tracking

(33)

Pengaturan fasilitas pelayanan

imunisasi saat pandemi covid-19

(34)

Melindungi diri sendiri

Melindungi orang lain

Mengurangi penularan

Cara memakai masker yang benar

Cara melepas masker yang benar

Buang di tempat yang benar

Pemakaian masker

sangat penting

(35)

Social / physical Distancing 1-2 meter

(36)

Edukasi untuk Petugas Kesehatan

Penggunaan alat pelindung diri (APD)

Hand hygiene

Pastikan petugas kesehatan yang melakukan imunisasi tidak memiliki riwayat kontak dengan pasien Covid-19

APD level 1

untuk petugas imunisasi

(37)

Fasilitas Pencegahan Infeksi

• Sediakan poster etika batuk, kebersihan tangan, pengaturan jarak

• Simpan semua majalah dan mainan

• Pastikan ketersedian kotak sampah, tisu, hand sanitizer atau wastafel

• Atur alur masuk & keluar sehingga terpisah dari jalur pasien sakit

• Upayakan kurangi penggunaan kertas

• Pastikan pulpen dibersihkan berkala

(38)

Pengaturan di Triase

Masker & tisu disediakan di tempat registrasi

Penyekat gelas/plastik antara registrasi & ruang tunggu

Tempat sampah untuk

membuang tisu bekas Tempat cuci tangan pakai sabun & air

mengalir atau desinfektan

Ruang tunggu anak sehat

Ruang tunggu anak sakit

Triase

1 m

(39)

Contoh triase di ruangan berventilasi terbuka

Slide Dr Nina Dwi Putri

(40)

Ruang Imunisasi dan tempat tunggu

Slide Dr Nina Dwi Putri

(41)

Masker surgical

Face shield

Gaun khusus

Sarung rangan

Catat dalam Buku

Paspor Kesehatan Slide Prof Ismoedijanto

& Dr Nina Dwi Putri pada Webinar PP IDAI Jakarta, 24 April 2020

(42)

Pelayanan Imunisasi di Puskesmas Lumajang Jatim

Ketentuan

• Ruang terbuka, jadwal antrian, ibu memakai masker

Slide Prof Ismoedijanto pada Webinar PP IDAI 24 April 2020

(43)

Puskesmas Keliling

(Drive through immunization )

Orang tua dan bayi tetap berada dalam

mobil, petugas memberikan imunisasi di dalam mobil

Diperlukan persiapan

• APD Petugas

• Pemeriksaan fisik

• Cold chain vaksin

• Tunggu 30’ stl disuntik

• Pencatatan

(44)

Pendaftaran on-line Puskesmas

DKI Jakarta

(45)
(46)

Rangkuman (1)

Imunisasi pada anak dengan Kontak

Erat/Suspek/Probabel dan Konfirmasi perlu ditunda

sampai anak dinyatakan sehat dan pemeriksaan swab PCR negatif 2x berturut-turut

Imunisasi pada anak pasca Covid, imunisasi dapat

diberikan setelah anak sembuh dan pemeriksaan swab PCR negatif 2x bertutut-turut

Pelayanan imunisasi yang serupa untuk anak yang serumah dengan anggota keluarga dengan Kontak Erat/Suspek/Probabel dan Konfirmasi positif covid19

(47)

Rangkuman (2)

Untuk pelayanan imunisasi pada anak yang tertunda mendapat imunisasi, imunisasi perlu dikejar (catch-up immunization) dengan melakukan pendataan untuk dibuat perencanaan.

Pendataan dapat dilakukan sejak sekarang, tidak menunggu sampai pandemi reda

Imunisasi ganda sangat dianjurkan untuk pelaksanaan catch-up immunization tersebut

(48)

Rangkuman (3)

Pelayanan imunisasi harus tetap dilaksanakan dengan pengaturan ulang fasilitas pelayanan, persiapan

petugas, kesiapan vaksin, dengan mempertimbangkan prinsip pengendalian dan pencegahan infeksi (PPI)

Peran petugas kesehatan dalam layanan imunisasi saat pandemi Covid19 sangat penting agar kita dapat mencegah KLB PD3I yang tetap mengintai

(49)

Terima kasih

Referensi

Dokumen terkait

Kelembagaan MKD sebagai sebuah lembaga peradilan etik yang independen adalah satu-satunya cara di seluruh negara demokrasi untuk menjaga agar keanggotaan dewan dan pelaksanaan

1, June 2022 ENTITA : Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu-Ilmu Sosial http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/entita P-ISSN:2715-7555 E-ISSN:2716-1226 Social