• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaku pelecehan seksual di tempat kerja biasanya berada dalam posisi sejajar atau lebih tinggi daripada perempuan yang mengalami pelecehan seperti personalia atau bos laki – laki yang memiliki kekuasaan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Pelaku pelecehan seksual di tempat kerja biasanya berada dalam posisi sejajar atau lebih tinggi daripada perempuan yang mengalami pelecehan seperti personalia atau bos laki – laki yang memiliki kekuasaan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Posisi perempuan dalam kehidupan sosial ternyata belum bisa sejajar dengan laki – laki, meskipun banyak upaya yang dilakukan ke arah itu terus dilakukan namun belum bisa membuat kaum perempuan setara dengan laki – laki.

Kekuatan faktor sosial, kultural dan institusional yang menempatkan perempuan lebih rendah dari pada laki – laki menjadi penyebab pokok kenyataan itu. Pada realita yang terjadi perempuan sering kali mendapati suatu pelecehan, yang sering kita dengar dengan sebutan pelecehan seksual. Pelecehan seksual pada kaum perempuan bukan lagi rahasia umum sering terjadi bahkan di ruang publik pun mendapati bentuk pelecehan seksual yang terjadi pada perempuan.

Offerman & Malamut (2002) Tempat kerja merupakan salah satu yang paling potensial bagi terjadinya pelecehan seksual. Pada peristiwa pelecehan seksual sebagian besar korban adalah perempuan dan pelakunya hampir laki-laki.

(Kurnianingsih, 2003 : 116) Tidak berarti bahwa tidak ada laki – laki yang mengalami pelecehan seksual, namun jumlah dan proporsinya tergolong kecil.

Pelaku pelecehan seksual di tempat kerja biasanya berada dalam posisi sejajar atau lebih tinggi daripada perempuan yang mengalami pelecehan seperti personalia atau bos laki – laki yang memiliki kekuasaan.

Tingkat kemampuan ekonomi pada perempuan sangat heterogen, ada kelas tinggi, menengah dan bawah. Kelas tinggi bisa dikatakan sebagai orang kaya,

(2)

kelas menengah dikatakan sebagai orang yang berkecukupan, sedangkan tingkat bawah biasanya disebut orang miskin atau kurang mampu. Kemiskinan juga berpengaruh langsung pada kesempatan seseorang memperoleh pendidikan. Salah satu pekerjaan yang mendominasi dengan latar pendidikan yang rendah adalah menjadi seorang buruh. Buruh perempuan merupakan fenomena dari kapitalisme modern. Banyak sekali cerita yang berisi kondisi minoritas terhadap eksistensi buruh perempuan dari deru debu nya asap pabrik – pabrik industri manufaktur.

Kehadiran buruh perempuan sangat mewarnai dan sebagai urat nadi bagi denyutnya industri.

Disatu sisi hadirnya buruh perempuan memasuki dunia kerja salah satu bentuk emansipasi dari perempuan yang bisa dikatakan perempuan mampu bersaing dalam dunia kerja. Pada sisi lain kondisi buruh perempuan masih sangat memprihatinkan yaitu masih pada persoalan klasik seputar masalah upah yang lebih rendah dari laki – laki dan juga terjadinya pelecehan seksual pada kaum buruh perempuan. Dalam beberapa kasus pelecehan seksual pada kaum buruh perempuan sering terjadi begitu saja dan bahkan sering berulang kali terjadi.

Bentuk pemberontakan pun terkadang tidak menyelesaikan masalah pelecehan pada kasus ini. Adanya kekhawatiran yang dialami oleh sebagian para buruh apabila melakukan penolakan yang terjadi akan mengalami kesulitan dalam pekerjaan bahkan akan berakibat pemecatan. Hal ini sangat memprihatinkan dimana hak seorang perempuan tidak dapat diterima bahkan diacuhkan begitu saja.

(3)

Dalam film dokumenter Angka Menjadi Suara adalah salah satu bentuk penolakan terhadap pelecehan seksual di tempat kerja yang diproduksi oleh Federasi Buruh Lintas Pabrik (FBLP). Film ini dibuat oleh serikat buruh dengan pusat aktivitas di kawasan industri garmen, Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Jakarta Utara. Mayoritas pengurus dan anggota FBLP adalah perempuan. Proses dalam pembuatan dokumenter ini tidak lah mudah bagi FBLP untuk belajar dan membuat film, hingga akhirnya hadir Angka Menjadi Suara. Film Angka Jadi Suara menyampaikan kisah nyata di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Jakarta Utara. Kawasan Berikat Nusantara dimiliki Pemerintah Indonesia dan Pemerintah DKI Jakarta, sebagian Investor datang sebagai penyewa lahan dan bangunan umumnya memproduksi pakaian untuk label Eropa dan Amerika.

Sexual harassment at work is an unwelcome or uninvited behavior of sexual natures, which is offensive, embarrassing, intimidating or humiliating and may affect an employee’s work performance, health, career or livelihood.

Occurrences of sexual harassment are not a new phenomenon, but only quite recently it has been recognized as unruly and demoralizing organizational problem. (Sabita, 2008 : 1)

Film Angka Menjadi Suara mengangkat “Kejahatan Sunyi” dimana pelecehan seksual ibarat dari kejahatan sunyi yang terus berlangsung dan memakan banyak korban tanpa muncul di permukaan. Banyak korban memilih diam karena tak jarang mereka dipaksa menjadi korban berkali – kali dipersalahkan dan memperoleh stigma. Film Dokumenter Angka Menjadi Suara membongkar kejahatan sunyi tersebut dengan mengumpulkan para korban untuk menyuarakan persoalan dan haknya. Sehingga korban tidak hanya menjadi objek dan data masalah, tetapi korban pelecehan seksual adalah kekuatan untuk

(4)

perubahan untuk mendapatkan hak sebagai seorang perempuan dalam penolakan atas tindakan pelecehan di tempat kerja.

Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul disuatu tempat tertentu. Pesan film pada komunikasi massa dapat berbentuk pendidikan, hiburan, dan informasi untuk disampaikan kepada khalayak. Pesan dalam film biasanya menggunakan mekanisme lambang – lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan, suara, gambar, percakapan, dan sebagainya. Film merupakan karya sinematografi yang dapat berfungsi sebagai alat cultural education atau pendidikan budaya.meskipun awalnya film diberlakukan sebagai media komoditi yang diperjualbelikan sebagai media hiburan, namun pada perkembangannya film juga kerap digunakan sebagai alat propaganda.

Film merupakan sebuah alat untuk menyampaikan pesan yang efektif dalam mepengaruhi khalayak dengan pesan-pesan yang disampaikannya. Film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat melalui muatan pesan pesannya (message). (Sobur, 2004 : 127)

Tema-tema yang diangkat di dalam film menghasilkan sebuah nilai-nilai yang biasanya didapatkan di dalam sebuah pencarian yang panjang tentang pengalaman hidup,realitas sosial,serta daya karya imajinatif dari sang penciptanya dengan tujuan dalam rangka memasuki ruang kosong khalayak tentang sesuatu yang belum diketahuinya sama sekali sehingga tujuan yang ingin dicapainya pun

(5)

sangatlah bergantung pada seberapa antusias khalayak terhadap tema-tema yang diangkat di dalam film tersebut.

Perkembangan seni film di Indonesia mempunyai sisi kemajuan yang sangat pesat dan saat ini perfilman di Indonesia sudah mampu menunjukan keberhasilannya untuk menampilkan film yang lebih dekat dengan budaya Indonesia. Salah satunya film dokumenter adalah salah satu genre film yang mendokumentasikan kenyataan yang sebenarnya. Film dokumenter pertama kali diciptakan oleh John Giersonyang mendefinisikan bahwa film dokumenter adalah

“Karya cipta mengarah kenyataan (Creative treatment of actuality) yang merupakan kenyataan – kenyataan yang menginterprestasikan kenyataan. Titik fokus dari film dokumenter adalah fakta atau peristiwa yang terjadi, bedanya dengan film berita adalah film berita harus mengenai sesuatu yang mempunyai nilai berita atau newsvalue.

Pemilihan Film Dokumenter Angka Menjadi Suara sebagai objek penelitian ini dikarenakan film ini merupakan film yang diangkat dari kisah nyata para buruh perempuan yang menjadi korban pelecehan di tempat kerja. Dalam pembuatan film dokumenter ini tidak dilakukan oleh seorang sutradara yang ahli di bidangnya dan video yang diambil pada film ini bukan lah dari tangan seorang ahli kameramen tetapi dari salah satu buruh perempuan. film ini mendapatkan respon yang antusias dari aksi para serikat buruh untuk menyuarakan haknya dalam bentuk penolakan pelecehan seksual. Film dokumenter ini serentak ditayangkan di Indonesia pada bulan Mei tahun 2017. Selain film adalah suatu alat yang cepat dalam sebuah propaganda, film ini juga sangat menginspirasi para

(6)

semua orang melalui pengalaman - pengalaman yang diceritakan pada film ini sehingga menjadi sebuah kekuatan untuk perubahan kearah yang lebih baik.

Pembahasan dengan topik utama kaum perempuan memang selalu memiliki nilai tersendiri, baik secara permasalahan yang dihadapi oleh kaum perempuan maupun mengenai kesetaraan gender dimasyarakat. Perempuan selalu diposisikan sebagai individu yang lemah, hal ini memiliki efek pada penerapan ideologi yang menempatkan perempuan selalu dibawah laki – laki, baik dalam kelas sosial, ekonomi, politik, maupun kekuasaan. Dalam film dokumenter Angka Menjadi Suara digambarkan bagaimana para serikat buruh melakukan sejumlah aksi untuk mendapati hak atas kaum buruh perempuan di tempat kerja. Bahwa dalam dunia kerja rasa saling menghargai sangat dibutuhkan. Hal tersebut mirip dengan inti tujuan dari feminisme yaitu meningkatkan kedudukan dan derajat perempuan agar sama atau sejajar dengan kedudukan serta derajat laki – laki.

Perjuangan serta usaha feminisme untuk mencapai tujuan ini mencakup berbagai cara. Salah satu cara adalah memperoleh hak dan peluang yang sama dengan yang dimiliki laki – laki. (Djajanegara, 2000 : 4)

Feminisme itu sendiri paham tentang perjuangan perempuan untuk mencapai kesamaan dan kesetaraan gender dengan laki – laki. Feminisme memiliki tujuan untuk membuat perempuan menjadi lebih baik dan adil terhadap lingkungannya. Saat ini perempuan selalu dijadikan objek seksualitas baik di dalam media massa ataupun dalam kehidupan nyata. Perempuan selalu tertindas dengan adanya ketimpangan sosial yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat, salah satunya di dunia kerja. Perempuan hanya bisa terdiam saat mereka

(7)

mendapati suatu perlakuan yang merugikan dirinya dan mengarah ke sebuah pelecehan seksual.

Peniliti akan menganalisis film dokumenter Angka Menjadi Suara menggunakan Studi Wacana Kritis atau Critical Discourse Analysis (CDA).

Discourse atau wacana merupakan cara untuk merujuk, atau mengkonstruk pengetahuan mengenai topik atau praktik tertentu, seperti serangkaian gagasan, gambar, dan praktik yang menentukan cara membicarakan, membentuk pengetahuan dan perilaku terkait dengan topik, aktiviats sosial, maupun institusi dalam masyarakat.

1.2 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, pada usulan penelitian ini peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Bagaimana penggambaran perempuan ditinjau dari posisi subjek dalam film dokumenter Angka Jadi Suara ?

2. Bagaimana penggambaran perempuan ditinjau dari posisi objek dalam film dokumenter Angka Jadi Suara

3. Bagaimana penggambaran perempuan ditinjau dari posisi pembaca atau penonton dalam film dokumenter Angka Jadi Suara ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

(8)

1. Untuk mengetahui penggambaran perempuan dari posisi subjek berdasarkan film dokumenter Angka Jadi Suara.

2. Untuk mengetahui penggambaran perempuan dari posisi objek berdasarkan film dokumenter Angka Jadi Suara.

3. Untuk mengetahui penggambaran perempuan dari posisi pembaca atau penonton berdasarkan film dokumenter angka jadi suara.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu komunikasi khususnya Broadcasting, serta sebagai tambahan referensi bahan pustaka, khususnya penelitian tentang analisis dengan minat pada kajian film dokumenter dan feminisme

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat secara luas dalam menerima dan memahami makna pesan film, sehingga pesan dalam film tidak hanya dapat ditangkap dari muatan pesan yang tampak (manifest content), tetapi juga muatan pesan yang tersembunyi (latent content).

Diharapkan juga penelitian ini dapat menjadi masukan bagi kalangan insan perfilman dalam membuat suatu karya seni, khususnya film, agar memiliki kekuatan yang lebih mendalam dalam membuat sebuah karya film dan

(9)

memberikan arah perubahan yang lebih baik kedepannya melalui sebuah karya film baik film fiksi maupun dokumenter.

Referensi

Dokumen terkait

Determinants of Financial Distress in Property and Real Estate Companies Inggriyani Wilda Utami*, Titis Puspitanigrum Dewi Kartika STIE Perbanas Surabaya, Wonorejo Utara Street 16,