• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemahaman KUP sebagai Ketentuan Formil dan Cakupanyang Diatur

N/A
N/A
Ricky Mahendra

Academic year: 2023

Membagikan "Pemahaman KUP sebagai Ketentuan Formil dan Cakupanyang Diatur"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Pemahaman KUP sebagai Ketentuan

Formil dan

Cakupanyang Diatur

(2)

Sistem Self Assessment

sebagai dasar pemungutan pajak

Self assessment berarti masyarakat yang menurut undang-undang pajak mempunyai kewajiban pajak, wajib menyelesaikan kewajiban pajak yang terutang kepada negara. Hal ini mempunyai maksud dan pengertian bahwa dengan self assessment tidak berarti hanya menghitung, membayar, dan melaporkan kewajiban, melainkan mulai dari memperoleh sarana untuk menyelesaikan utang pajak, yaitu harus mendapatkan Nomor Pokok Wajib

Pajak. (NPWP).

(3)

Kutipan pasal 2 undang-undang KUP yang mengatur self assessment dalam memperoleh NPWP dan PKP

KUP Pasal 2 ayat 1 :

Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.

Penjelasan KUP Pasal 2 ayat 1

Semua Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan

objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan berdasarkan sistem self assessment, wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak untuk dicatat sebagai Wajib Pajak dan sekaligus untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak.

(4)

Kutipan pasal 2 undang-undang KUP yang mengatur self assessment dalam memperoleh NPWP dan PKP

KUP Pasal 2 ayat 2.

Setiap Wajib Pajak sebagai pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan

Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib

melaporkan usahanya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan pengusaha, dan

tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.

Penjelasan KUP Pasal 2 ayat 2

Setiap Wajib Pajak sebagai pengusaha yang dikenai Pajak Pertambahan

Nilai berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan

perubahannya wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

.

(5)

Self Asessment

(6)

Cakupan Pengaturan KUP dalam Perpajakan

Dalam Gambar digambarkan bahwa sebagaimana diatur

dalam

Undang Undang No.6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum

Perpajakan

sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir

dengan Undang Undang No.16 tahun 2009.

(7)

Ringkasan Pengaturan

dalam KUP

(8)

Aspek pajak yang harus diperhatikan dalam Proses pembayaran

1. Apakah potongan pajak harus dilakukan?

2. Bagaimana prosedur disusun agar bagian pajak sudah terlebih dulu menhitung berapa yang harus dipotong terhadap satu supplier tertentu.

3. Bagaimana sistem pencatatannya? Apakah perjanjiannya dengan cost plus fee, atau “all in

price“maksudnya harga tertentu

ditentukan,termasuk cost and fee, berarti biaya keseluruhan yang akan ditagihkan.

4. Berarti diperlukan adanya prosedur tertulis mengenai alur dokumen pembayaran, agar bagian pajak dan akuntansi dapat memeriksa terlebih dulu, disatu sisi, dan pemahaman kontrak antara supplier denganperusahaan pun harus dipahami, baik oleh bagian pajak maupun akuntansi.

1. Apakah potongan pajak harus dilakukan?

2. Bagaimana prosedur disusun agar bagian pajak sudah terlebih dulu menhitung berapa yang harus dipotong terhadap satu supplier tertentu.

3. Bagaimana sistem pencatatannya? Apakah perjanjiannya dengan cost plus fee, atau “all in

price“maksudnya harga tertentu

ditentukan,termasuk cost and fee, berarti biaya keseluruhan yang akan ditagihkan.

4. Berarti diperlukan adanya prosedur tertulis mengenai alur dokumen pembayaran, agar bagian pajak dan akuntansi dapat memeriksa terlebih dulu, disatu sisi, dan pemahaman kontrak antara supplier denganperusahaan pun harus dipahami, baik oleh bagian pajak maupun akuntansi.

(9)

Lanjutan

5. Perbedaan dalam kontrak tersebut

mengakibatkan perbedaan dalam perhitungan pajak yang harus dipotong bila ada, dan juga pencatatannya.

6. Dalam transaksi tersebut diatas, kewajiban Pajak Pertambahan Nilai dapat dipastikan ada.

Supplier akan juga melakukan penagihan PPN tersebut.

7. Bagian pajak dari perusahaan harus dapat menentukan bahwa Faktur pajak yang

diserahkan untuk dibayar itu apakah memang sah. Dalam arti faktur pajaknya tidak fiktif,

5. Perbedaan dalam kontrak tersebut

mengakibatkan perbedaan dalam perhitungan pajak yang harus dipotong bila ada, dan juga pencatatannya.

6. Dalam transaksi tersebut diatas, kewajiban Pajak Pertambahan Nilai dapat dipastikan ada.

Supplier akan juga melakukan penagihan PPN tersebut.

7. Bagian pajak dari perusahaan harus dapat menentukan bahwa Faktur pajak yang

diserahkan untuk dibayar itu apakah memang

sah. Dalam arti faktur pajaknya tidak fiktif,

(10)

Lanjutan

a. meningkatkan efisiensi pemungutan pajak dalam rangka mendukung penerimaan negara

b. meningkatkat pelayanan, kepastian hukuman keadilan bagi masyarakat guna

meningkatkan daya saing dalam bidang penanaman modal, dengan tetap mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah;

c. menyesuaikan tuntutan perkembangan sosial ekonomi masyarakat serta perkembangan di bidang teknologi informasi;

d. meningkatkan keseimbangan antara hak dan kewajiban;

e. menyederhanakan prosedur administrai perpajakan

f. meningkatkan penerapan prinsip self assessment secara akuntabel dan konsisten;

dan;

f. mendukung iklim usaha ke arah yang lebih kondusif dan kompetitif.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Pengertian Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap Sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 2 ayat 1 Undang-undang No.7 tahun 198 Pajak Penghasilan PPh sebagaimana telah beberapa

Undang-Undang KUP No 16 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 1 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 6