• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAHAMAN DAN PENGGUNAAN OBAT–OBAT ANTIDIARE YANG TEPAT KHUSUSNYA ANTIBIOTIKA PADA ANAK DI DESA PULAU SEMAMBU INDRALAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PEMAHAMAN DAN PENGGUNAAN OBAT–OBAT ANTIDIARE YANG TEPAT KHUSUSNYA ANTIBIOTIKA PADA ANAK DI DESA PULAU SEMAMBU INDRALAYA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1431 Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia

PEMAHAMAN DAN PENGGUNAAN OBAT–OBAT ANTIDIARE YANG TEPAT KHUSUSNYA

ANTIBIOTIKA PADA ANAK DI DESA PULAU SEMAMBU INDRALAYA

Rennie Puspa Novita1, Indah Solihah1, Miksusanti1

1Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya

renniepuspa87@gmail.com

ABSTRAK

Diare adalah penyakit pencernaan yang menjadi penyebab utama kematian pada anak-anak di dunia. Diare akut merupakan jenis diare berdasarkan lama waktu berlangsungnya dan dapat didefinisikan sebagai diare dengan bentuk feses yang cair dan jumlah lebih banyak dari normal yang berlangsung kurang dari 14 hari. Penggunaan obat-obat antidiare seperti oralit, zinc syrup dan antibiotika sering digunakan untuk mengatasi diare, padahal tidak semua obat tersebut dibutuhkan. Berdasarkan wawancara pendahuluan di Desa Pulau Semambu didapatkan data tingkat pengetahuan masyarakat terhadap pemahaman dan penggunaan obat – obat antidiare yang tepat khususnya antibiotika pada anak masih rendah. Oleh karena itu, diperlukan suatu penyuluhan terkait pemahaman dan penggunaan obat – obat antidiare yang tepat khususnya antibiotika pada anak di Desa Pulau Semambu Indralaya agar didapatkan outcome terapi yang baik. Penyuluhan ini akan dimulai dengan pengisian pre test kuisioner, materi penyuluhan dan post test kuisioner untuk melihat pemahaman masyarakat. Dari hasil evaluasi nilai benar pretest dan post test yang telah diikuti oleh 25 masyarakat ini didapat adanya peningkatan jumlah nilai benar yaitu 72% (18orang), tetap 16% (4orang), dan penurunan 12% (3orang).

Kata kunci : Obat antidiare, anak, desa pulau semambu, indralaya

I. PENDAHULUAN

Diare berasal dari bahasa Yunani dan Latin, dia artinya melewati dan rheein yang berarti mengalir. Diare didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak berbentuk atau dalam konsistensi cair dengan frekuensi yang meningkat, umumnya frekuensi lebih dari 3 kali dalam sehari atau dengan perkiraan volume tinja >200 gram/hari [8]. Diare akut merupakan jenis diare berdasarkan lama waktu berlangsungnya dan dapat didefinisikan sebagai bentuk tinja yang cair dan lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal, berlangsung kurang dari 14 hari [7].

Diare akut biasanya sembuh sendiri, lamanya sakit kurang dari 14 hari, dan akan mereda tanpa terapi yang spesifik jika dehidrasi tidak terjadi [7]. Diare kronik adalah diare yang berlangsung selama lebih dari 14 hari, dan diare persisten sebagai istilah yang berasal dari luar negeri dengan menyatakan diare yang berlangsung selama 15-30 hari merupakan kelanjutan dari diare akut (peralihan antara diare akut dan kronik), dimana lama diare kronik yaitu yang berlangsung lebih dari 30 hari [4].

Penatalaksanaan terapi diare pada anak terdiri atas tiga elemen utama, yaitu terapi dehidrasi, pemberian zinc, dan lanjutkan pemberian makan. Obat antibiotika tidak boleh

(2)

1432 Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia

digunakan secara rutin. Antibiotika hanyabermanfaat pada anak dengan diare berdarah (kemungkinan besar shigellosis), suspek kolera, dan infeksi berat lain yang tidak berhubungan dengan saluran pencernaan, misalnya pneumonia. Obat anti-protozoa jarang digunakan. Obat- obatan anti-diaretidakboleh diberikan pada anak kecil dengan diare akut atau diare persisten atau disenteri. Obat-obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan status gizi anak, malah dapat menimbulkan efek samping berbahaya dan terkadang berakibat fatal [9].

Antibiotika berasal dari kata anti dan bios yang berarti hidup atau kehidupan merupakan suatu zat yang dapat membunuh atau melemahkan mikroorganisme atau zat yang dibutuhkan saat terserang infeksi mikroorganisme [9]. Antibiotika diberikan hanya jika diare disebabkan oleh infeksi. Kebanyakan diare bukan karena infeksi atau non spesifik, sehingga antibiotika tidak diperlukan, karena sebagian diare disebabkan oleh rotavirus yang bersifat self limited.

Antibiotika jangan diberikan kecuali ada indikasi misalnya diare berdarah atau kolera (yang sebagian besar karena shigellosis). Pemberian antibiotika yang tidak rasional justru akan memperpanjang lamanya diare karena akan mengganggu keseimbangan flora usus dan Clostridium difficile yang akan tumbuh dan menyebabkan diare sulit disembuhkan. Selain itu, pemberian antibiotika yang tidak rasional akan mempercepat resistensi kuman terhadap antibiotika, serta menambah biaya pengobatan yang tidak perlu [3].

Hasil penelitian pada tahun 2003, kejadian resistensi terhadap penisilin dan tetrasiklin oleh bakteri patogen diare dan Neisseria gonorrhoeae hampir mencapai 100% di seluruh area di Indonesia [2]. Secara klinis resistensi yang dihasilkan, adalah bakteri yang pernah sensitif terhadap suatu obat yang akhirnya menjadi resisten. Kunci untuk mengontrol penyebaran bakteri yang resisten adalah dengan menggunakan antibiotika secara tepat dan rasional.

Pengobatan rasional dimaksudkan agar masyarakat mendapatkan pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang tepat bagi kebutuhan individunya, untuk waktu yang cukup dan dengan biaya yang paling terjangkau bagi diri dan komunitasnya [5].

Secara umum terapi antibiotika dibagi menjadi dua, yakni terapi secara empiris dan terapi secara defentif. Terapi empiris merupakan terapi pemilihan antibiotika berdasarkan perkiraan kemungkinan kuman penyebab. Pertimbangan utama terapi empiris dapat memperkecil risiko komplikasi atau perkembangan lebih lanjut dari infeksinya, sedangkan terapi defentif adalah terapi yang dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologis yang sudah pasti jenis kuman yang menginfeksi dan kepekaannya terhadap antibiotika [1].

Pemberian antibiotika pada penyakit diare diindikasikan pada: pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti demam, feses berdarah, leukosit pada feses, dimaksudkan untuk mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan dan untuk penyelamatan jiwa pada diare infeksi. Adapun pemberian antibiotika untuk pasien anak dengandiare secara empiris dijelaskan pada Tabel 1.

Tabel 1. Terapi Antibiotika Pasien Anak dengan Diare berdasarkan The Treatment of Diarrhoea: A ManualFor Phycisians And Other Senior Health Workers [6]

Penyebab Antibiotika Pilihan Alternatif

Cholera Doxycycline atau

tetracycline

Dosis: 12,5 mg/kg (4 kali sehari selama 3 hari)

Atau Trimethoprim (TMP) Sulfamethoxazole (SMX) Dosis: TMP 5 mg/kg dan SMX 25mg/kg (2 kali sehari selama 3 hari)

Furazolidone

Dosis: 1.25 mg/kg (4 kali

sehari selama 3

hari)atauErythromycin

Dosis: 12.5 mg/kg (4 kali sehari selama 3 hari)

(3)

1433 Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia Shigella

dysentery

Trimethoprim(TMP)- Sulfamethoxazole (SMX) Dosis: TMP 5 mg/kg dan SMX 25 mg/kg (2 kali sehari selama 5 hari)

Atau Ampicillin

Dosis: 25 mg/kg (4kali sehari selama 5 hari)

Pivmecillinam

Dosis: 20 mg/kg (4 kali sehari selama 5hari)

Amoebiasis Metronidazole

Dosis: 10 mg/kg (3 kali sehari selama 5 hari)

Giardiasis Metronidazole

Dosis: 5 mg/kg (3 kali sehari selama 5 hari)

II. METODE PELAKSANAAN

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan beberapa tahap antara lain : 1.Pengamatan masyarkat di lapangan dan perizinan dengan Kepala Desa Pulau Semambu Indralaya.

2.Persiapan pembuatan materi penyuluhan, pre test dan post test kuisioner, leaflet.

3.Pelaksanaan penyuluhan diawali dengan pengisian pretest, pemamparan materi dan pengisian post test.

4.Diskusi dan tanya jawab serta pembagian obat antidiare yaitu pedialyte syrup dan zinkid syrup.

Pra penyuluhan yaitu meninjau pengetahuan masyaraka terhadap kesehatan anak, terkait pemahaman diare dan penggunan obat-obat antidiare yang tepat khususnya antibiotika pada anak untuk meningkatkan kesehatan.

Setelah penyuluhan yaitu memantau perkembangan pengetahuan masyarakat terhadap penggunan obat-obat antidiare yang tepat khususnya antibiotika pada anak di desa pulau semambu indralaya serta meninjau sejauh mana masyarakat dapat mengaplikasikan pengetahuan untuk transfer ilmu yang telah dilaksanakan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil survey yang dilakukan sebelumnya pada masyarakat di Pulau Semambu Indralaya Ogan Ilir menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan mengenai pemahaman diare dan penggunan obat-obat antidiare yang tepat khususnya antibiotika pada anak masih jarang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, dari hasil wawancara dengan beberapa ibu di Pulau Semambu, diketahui bahwa tidak semua Ibu mengerti tentang penggunaan obat-obat antidiare yang tepat khususnya antibiotika pada anak. Dari hasil tersebut maka kegiatan penyuluhan mengenai pemahaman dan penggunan obat-obat antidiare yang tepat khususnya antibiotika pada anak dirasa sangat tepat guna dan bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

Kegiatan pengabdian yang berupa penyuluhan mengenai Pentingnya Penggunaan Antipiretik secara Rasional pada Balita dan Anak di Pulau Semambu Indralaya telah berhasil dilaksanakan di rumah kepala desa pulau semambu dengan lancar dan baik. Pada kegiatan pelaksanaan hari Minggu tgl 29 November 2020 diikuti oleh 25 masyarakat yang berasal dari

(4)

1434 Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia

Pulau Semambu baik dari dusun 1, dusun 2, dusun 3, dusun 4 dan dusun 5, Indralaya, Ogan Ilir. Kegiatan dimulai pada pukul 10.00 WIB di rumah kepala desa Pulau Semambu, dan dilaksanakan oleh panitia pengabdian yang terdiri dari 3 orang dosen dan 3 orang mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Sriwijaya dan 3 orang alumni. Kegiatan diawali dengan pembukaan dari Kepala Desa Pulau Semambu, Pak Tarzan. Peserta yang mengikuti kegiatan terdiri dari masyarakat yaitu ibu-ibu dan bapak-bapak yang beragam,yaitu usia dari 18-55thn.

Kegiatan ini terdiri dari 4 sesi (total 60menit) yaitu, pembukaan dan sesi pengisian pretest (10menit), sesi pemaparan materi sekitar 20 menit, sesi pengisian post test (10menit) dan diskusi tanya jawab, pembagian doorprize serta penutup (20 menit).

Dari hasil pengamatan yang panitia amati peserta sangat antusias dengan kegiatan ini.

Sebagian peserta telah mengetahui bagimana penggunaan obat-obat antidiare khususnya antibiotika yang benar dan tepat serta rasional dalam mengatasi diare pada anak. Namun, sebagian lagi dari masyarakat belum mengetahui dan memahami terkait penggunaan obat-obat antidiare khususnya antibiotika yang tepat dan rasional. Dari hasil evaluasi nilai benar pretest dan post test yang telah diikuti oleh 25 masyarakat ini didapat adanya peningkatan jumlah nilai benar yaitu 72% (18 orang), tetap 16% (4 orang), dan penurunan 12% (3 orang) (Tabel 2).

Dengan adanya pemaparan ini, masyarakat terlihat lebih paham dan mengerti akan penggunaan obat-obat antidiare khususnya antibiotika untuk meningkatkan kesehatan anak di pulau Semambu Indralaya.

Tabel 2. Persentase pemahaman pada pre test dan post test kuisioner pemahaman dan penggunaan obat-obat antidiare khususnya antibiotika pada anak di desa pulau semambu indralaya

No Kategori Persentase

(%) 1 Nilai post test

meningkat

72 2 Nilai post test tetap 16 3 Nilai post test

menurun

12

Gambar 1. Pengisian Pre test kuisioner dan pemaparan materi oleh ketua pengmas

IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Kegiatan pengabdian dengan tema pemahaman dan penggunaan obat-obat antidiare khususnya antibiotika pada anak di desa pulau semambu indralaya ini berlangsung dengan baik. Masyarakat daerah Pulau Semambu Indralaya yang mengikuti sangat antusias selama

(5)

1435 Mengabdi untuk Kemajuan Masyarakat Indonesia

kegiatan berlangsung. Dengan adanya kegiatan ini masyarakat merasakan manfaat penyuluhan dan pendampingan terkait penggunaan obat-obat antidiare khususnya pada anak. Pengetahuan masyarakat menjadi lebih luas mengenai obat-obat antidiare khusunya antibiotika pada anak, dosis yang digunakan, berapa lama pemakaian dan kapan menggunakannya dengan tepat dalam meningkatkan kesehatan pada anak. Dari hasil evaluasi pre test dan post test kuisioner, secara garis besar masyarakat khususnya ibu-ibu untuk tingkat pemahaman terkait penggunaan obat- obat antidiare khusunya antibiotika pada anak telah meningkat.

Saran

Masyarakat Pulau Semambu Indralaya mengharapkan kegiatan serupa dapat berlanjut dengan materi yang lebih dalam dan lebih aplikatif. Dari kegiatan ini masyarakat mengenal beberapa contoh obat-obat antidiare khusunya antibiotika pada anak, dosis yang tepat, lama pemakaian dan kapan waktu yang tepat digunakan dalam mengatasi diare pada anak. Oleh karena itu, disarankan agar kegiatan penyuluhan mengenai tema kesehatan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat dapat dilanjutkan di masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

[ 1 ] Departemen Kesehatan RI. 2005, Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare, Ditjen PPM dan PL, Jakarta, Indonesia.

[ 2 ] Hadi, U. 2006, Resistensi Antibiotik, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta, Indonesia.

[ 3 ] Juffrie, M., Soenarto, S.S.Y., Oswari, H., Arief, S., Rosalinal. & Mulyani, N.S. 2015, Buku Ajar Gastroenterologi Anak Indo-Hepatologi, Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta, Indonesia.

[ 4 ] Kementrian Kesehatan RI. 2011, Situasi Diare di Indonesia, Kementrian Kesehatan RI, Jakarta, Indonesia.

[ 5 ] Kristina, E.T., Sylvi, I. & Eko, S. 2017, Kajian penggunaan antibiotik pada pasien diare akut di bangsal rawat inap anak, PIOLK, 7(1):15-23.

[ 6 ] Michael. 2003, The Treatment Of Diarrhoea: A Manual For Phycisians And Other Senior Health Workers, Department of Child and Adolescent Health and Development, Boston, USA.

[ 7 ] Soebagyo, B. 2008, Diare Akut pada Anak, Fakultas Kedokteran UNS, Surakarta, Indonesia.

[ 8 ] Tjay, T.H. & Rahardja, K. 2007, Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan, dan Efek sampingnya, edisi ke-6, Elex Media Komputindo, Jakarta, Indonesia.

[ 9 ] World Health Organization. 2009, Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, edisi ke- 1, diterjemahkan dari Bahasa Inggris oleh Tim Adaptasi Indonesia, WHO Indonesia, Jakarta, Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Sosialisasi Penggunaan Leaflet Untuk Peningkatan Pemahaman Penggunaan Obat Herbal Untuk Penyakit Kronis Pemahaman obat herbal untuk penyakit kronis Jumlah responden f

[r]