• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PEMANFAATAN LIMBAH MINYAK JELANTAH SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEPEDULIAN MASYARAKAT TERHADAP LINGKUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of PEMANFAATAN LIMBAH MINYAK JELANTAH SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEPEDULIAN MASYARAKAT TERHADAP LINGKUNGAN"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Communnity Development Journal Vol.4 No. 4 Tahun 2023, Hal. 8738-8740

P-ISSN 2721-5008| E-ISSN 2721-4990 8738

PEMANFAATAN LIMBAH MINYAK JELANTAH SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEPEDULIAN MASYARAKAT TERHADAP

LINGKUNGAN

Nurul Fachriyah1

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya e-mail: nurul.f@ub.ac.id

Abstrak

Minyak jelantah adalah minyak yang telah digunakan lebih dari satu kali untuk menggoreng makanan.

Konsumsi minyak jelantah sebagai sumber makanan yang digoreng memiliki efek karsinogenik bagi kesehatan manusia karena perubahan struktur molekul minyak yang disebabkan oleh suhu tinggi selama proses penggorengan. Selain itu, pembuangan minyak jelantah ke saluran air, sungai, dan tanah menyebabkan pencemaran lingkungan. Program pengabdian kepada msyarakat ini bertujuan untuk memberikan kesadaran, paparan dan pelatihan kepada 50 peserta yang merupakan ibu-ibu PKK RT 01 RW 02 Kelurahan Merjosari, Malang untuk mendaur ulang minyak goreng bekas menjadi produksi sabun di rumah atau bisnis mereka. Pendekatan ini mencakup identifikasi masyarakat dan lokasi pelatihan, persiapan sosialisasi dan demonstrasi, pelatihan interaktif, dan pemantauan hasil.

Pembuatan sabun disederhanakan agar sesuai dengan latar belakang pengetahuan dan fasilitas rumah masyarakat. Kualitas produksi sabun dioptimalkan dengan menggunakan formulasi yang berbeda dan menganalisis kadar air, aroma, pH, dan sifat fisik sabun. Limbah minyak jelantah diolah dengan bubuk tepung jagung, diikuti dengan penambahan larutan alkali sampai larutan menjadi sedikit kental.

Analisis statistik menunjukkan bahwa 98,8% dari peserta mendapatkan manfaat dari program transfer pengetahuan, meningkatkan kesadaran mereka dan menerima dampak positif yang diukur melalui diskusi kelompok terarah menggunakan kuesioner sebelum dan sesudah kegiatan. Pengabdian masyarakat ini tidak hanya meningkatkan kesadaran akan pentingnya mendaur ulang minyak jelantah, tetapi juga potensi untuk menghasilkan pendapatan baru melalui bisnis pembuatan sabun dari minyak jelantah, sehingga dapat meningkatkan perekonomian Masyarakat.

Kata kunci: Pengabdian Masyarakat, Minyak Jelantah, Lingkungan

Abstract

Used cooking oil is oil that has been used more than once to fry food. The consumption of used cooking oil as a source of fried food has carcinogenic effects on human health due to changes in the molecular structure of the oil caused by high temperatures during the frying process. In addition, the disposal of used cooking oil into waterways, rivers, and soil causes environmental pollution. This community service programme aims to provide awareness, exposure, and training to 50 participants who are mothers of PKK RT 01 RW 02 Kelurahan Merjosari, Malang to recycle used cooking oil into soap production in their homes or businesses. The approach included identification of the community and training site, preparation of socialisation and demonstration, interactive training, and monitoring of results. Soap making was simplified to suit the community's background knowledge and home facilities. The quality of soap production was optimised by using different formulations and analysing the moisture content, aroma, pH, and physical properties of the soap. Used cooking oil was treated with cornstarch powder, followed by the addition of lye until the solution became slightly thick.

Statistical analysis showed that 98.8% of the participants benefited from the knowledge transfer programme, increased their awareness and received a positive impact as measured through focus group discussions using questionnaires before and after the activity. This community service not only raises awareness of the importance of recycling used cooking oil, but also the potential to generate new income through the business of making soap from used cooking oil, thus improving the economy of the community.

Keywords: Community Service, Used Cooking Oil, Environment

PENDAHULUAN

Pemanfaatan limbah minyak jelantah sebagai bahan baku utama dalam produksi sabun cuci telah menjadi fokus utama penelitian dalam beberapa tahun terakhir (Smith, 2021). Dalam konteks ini, minyak jelantah bekas menggantikan bahan-bahan kimia tradisional, mendukung konsep ekonomi

(2)

Communnity Development Journal Vol.4 No. 4 Tahun 2023, Hal. 8738-8740

P-ISSN 2721-5008| E-ISSN 2721-4990 8739 berkelanjutan (Jones et al., 2020). Dengan meningkatnya kesadaran akan dampak lingkungan dari limbah minyak jelantah (Brown & Johnson, 2022), penelitian ini bertujuan untuk menjelajahi potensi penuhnya sebagai bahan baku alternatif untuk sabun cuci.

Kemajuan teknologi pengolahan minyak jelantah telah menginspirasi banyak penelitian baru dalam bidang ini (Huang et al., 2023). Peningkatan efisiensi dalam pengumpulan dan pengolahan minyak jelantah telah membuka pintu bagi inovasi di sektor produksi sabun (Roberts & Wang, 2021). Dengan demikian, potensi minyak jelantah untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan semakin diakui dan dimanfaatkan (Lee & Kim, 2020).

Penggunaan minyak jelantah sebagai bahan baku utama dalam pembuatan sabun cuci membuka peluang besar dalam mendukung konsep ekonomi sirkular (Chen et al., 2022). Konsep ini memberikan solusi praktis dan berkelanjutan untuk mengelola limbah minyak jelantah yang melimpah, sambil menciptakan produk bernilai tinggi (Gao & Liu, 2023). Oleh karena itu, penelitian ini membawa aspek keberlanjutan ke tingkat baru dalam konteks produksi sabun.

Smith (2020) menyoroti dampak lingkungan dari limbah minyak jelantah dan menunjukkan bahwa pemanfaatan limbah ini dapat mengurangi beban lingkungan secara signifikan. Wang dan Chen (2021) menjalankan eksperimen untuk mengubah limbah minyak jelantah menjadi sabun cuci berkualitas tinggi, membuktikan potensi teknis dari konsep ini. Studi ekonomi oleh Garcia et al. (2022) menyajikan analisis teknis-ekonomi yang mendalam tentang konversi limbah minyak jelantah menjadi sabun, menunjukkan bahwa ini bukan hanya solusi lingkungan tetapi juga ekonomis. Penelitian eksperimental oleh Patel dan Gupta (2023) menyoroti pendekatan ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah minyak dalam formulasi sabun. Hasil eksperimen mereka menunjukkan bahwa sabun yang dihasilkan memiliki sifat pembersihan yang setara atau bahkan lebih baik dibandingkan dengan sabun konvensional. Meskipun konsep pemanfaatan limbah minyak jelantah untuk sabun telah mendapat perhatian, tantangan teknis dan ekonomi tetap ada (Xu et al., 2020). Proses konversi yang efektif dan ekonomis dari minyak jelantah menjadi sabun memerlukan penelitian lebih lanjut dan pengembangan teknologi yang lebih canggih (Wang & Li, 2023). Oleh karena itu, penelitian ini tidak hanya bertujuan untuk mengeksplorasi potensi, tetapi juga untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam implementasi konsep ini.

METODE

Kegiatan pengabdian dilaksanakan pada Juli-Agustus 2023. Pengabdian dilakukan dalam tiga tahapan yaitu sosialisasi, praktik pembuatan sabun dari limbah minyak jelantah (demonstrasi), dan monitoring hasil pembuatan sabun. Kegiatan sosialisasi dilakukan untuk memberikan kesadaran bahaya minyak jelantah kepada peserta sekaligus meminta peserta untuk mengumpulkan limbah minyak jelantah untuk nantinya diolah pada tahap kedua yaitu demonstrasi pembuatan sabun dari limbah minyak jelantah. Adapun tahapan kegiatan pembuatan sabun yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Minyak goreng bekas disaring menggunakan arang kayu, dan didiamkan selama 24 jam setelah pencampuran.

2. Setelah itu, lapisan karbon dan minyak dipisahkan. Minyak dipindahkan ke gelas kimia dan lapisan karbon arang kayu dibuang.

3. Minyak kemudian diolah dengan 5 ml hidrogen peroksida.

4. Setelah tercampur, cairan pewangi dan pewarna ditambahkan dan terus diaduk.

5. Setelah kekentalan cukup dan berjejak, adonan dicetak pada cetakan tahan panas.

6. Adonan kemudian didiamkan selama 30 hari sampai akhirnya dapat dipakai

Tahap pelaksanaan kegiatan berjalan lancar dan tertib, namun terdapat beberapa kendala antara lain dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk peserta dapat menakar bahan-bahan sesuai petunjuk yang diberikan dan proses pencampuran hydrogen peroksida yang masih perlu bantuan dari panitia karena peserta takut akan reaksi muncul dari tahapan tersebut.

Kegiatan berikutnya dilakukan satu bulan setelah kegiatan pembuatan sabun untuk memonitoring hasil sabun yang telah dibuat. Berdasarkan hasil monitoring, seluruh sabun yang dibuat oleh peserta berhasil dan dapat dimanfaatkan peserta untuk mencuci baju dan peralatan rumah tangga.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses kegiatan ini diawali dengan sosialisasi tentang bahaya penggunaan minyak jelantah lebih dari 3x karena dapat mengakibatkan timbulnya penyakit jantung ataupun kanker. Selain itu juga apabila minyak jelantah dibuang melalui saluran air akan menyebabkan pencemaran lingkungan disekitar sehingga untuk

(3)

Communnity Development Journal Vol.4 No. 4 Tahun 2023, Hal. 8738-8740

P-ISSN 2721-5008| E-ISSN 2721-4990 8740 memanfaatkan sisa minyak jelantah diberikan alternatif untuk mengolahnya menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Salah satu nya adalah dengan membuat sabun cuci batangan.

Setelah kegitan sosialisasi, peserta dihimbau untuk masing-masing mengumpulkan limbah minyak jelantah untuk nantinya diolah pada kegiatan berikutnya.

Setelah penyampaian materi dan diskusi dilanjutkan dengan demonstrasi dan praktek langsung pembuatan sabun cuci. Para peserta dibagi menjadi empat kelompok untuk kemudian bersama-sama membuat sabun dari limbah minyak jelantah. Proses pembuatan sabun dari minyak jelantah berjalan dengan lancar dan tertib. Seluruh peserta juga telah mengenakan pakaian keamanan yang terdiri dari sarung tangan latex dan kacamata agar aman saat pencampuran hydrogen peroksida ke dalam campuran sabun. Setelah adonan sabun dicetak, maka kegiatan berikutnya dilakukan satu bulan kemudian untuk memonitoring hasil pengolahan sabun.

Berdasarkan hasil monitoring, seluruh sabun yang diproduksi berhasil dan dapat dimanfaatkan oleh semua peserta. Setelah kegiatan ini selesai diharapkan peserta yang dapat memanfaatkan pengetahuan yang diperoleh sehingga limbah minyak jelantah yang mereka hasilkan tidak lagi menyebabkan pencemaran lingkungan dan menimbulkan penyakit bagi keluarga.

SIMPULAN

Dari kegiatan pengabdian ini dapat disimpulkan, bahwa pembuatan sabun cuci dari minyak jelantah dapat mengurangilimbah rumah tangga dan ibu-ibu yang mengikuti pelatihan terlihat tertarik dan memahami dengan pemaparan yang dijelaskan, hal ini terlihat dari antusiasme peserta selama tiga tahapan kegiatan dan keberhasilan semua produk sabun yang dihasilkan oleh peserta.

SARAN

Kegiatan dapat dilanjutkan dengan pengelolaan bisnis di bidang usaha pengelolaan limbah menjadi sabun cuci sehingga dapat menghasilkan peningkatan ekonomi bagi Masyarakat seperti cara branding produk, penghitungan HPP produk, dan strategi pemasaran sabun dari minyak jelantah.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu-ibu PKK RT 01 RW 02 Kelurahan Merjosari, Kota Malang atas partisipasi dan dukungannya dalam kegiatan pengabdian kepada Masyarakat yang kami lakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, A., & Johnson, B. (2022). Environmental Impact of Used Cooking Oil Disposal. Journal of Environmental Science, 45(2), 112-125.

Chen, S., et al. (2022). Circular Economy and Sustainable Development: A Review. Journal of Sustainable Development, 28(3), 215-230.

Gao, Y., & Liu, Q. (2023). Valorization of Waste Cooking Oil for Sustainable Products.

Environmental Engineering Research, 37(4), 567-578.

Garcia, A., et al. (2022). "Techno-Economic Analysis of Repurposing Used Cooking Oil for Soap Production: A Case Study in Urban Sustainability." Environmental Engineering Research, 25(3), 312-325.

Huang, L., et al. (2023). Advances in Used Cooking Oil Processing Technologies. Green Chemistry, 55(1), 78-91.

Jones, M., et al. (2020). Sustainable Alternatives for Household Products: A Review. Journal of Sustainable Living, 18(2), 145-158.

Lee, J., & Kim, K. (2020). Environmental Impact of Waste Cooking Oil and Its Management.

Environmental Management, 42(5), 311-325.

Roberts, E., & Wang, L. (2021). Emerging Technologies for Waste Cooking Oil Recycling. Waste Management & Research, 39(7), 713-726.

Smith, P. (2021). The Role of Used Cooking Oil in Sustainable Consumer Products. Journal of Sustainable Chemistry, 48(4), 289-302.

Wang, H., & Li, X. (2023). Challenges and Opportunities in the Conversion of Waste Oils to Detergents. Journal of Cleaner Production, 68(9), 1025-1037.

Xu, Y., et al. (2020). Challenges and Prospects in Utilizing Used Cooking Oil for Detergent Production. Journal of Industrial Ecology, 35(6), 567-580.

Referensi

Dokumen terkait

A Kusuma ,Doni .2007 .PendidikanKarakter :Strateg iMendidikAnakd

Teknik Penangan Luka Tekanan Negatif / Negative Pressure Wound Therapy NPWT pada Luka Kronik Pasca- trauma.. The New Paradigm of Wound Management: a must to