• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PEMANFAATAN LIMBAH CAIR SAWIT SISTEM LAND APPLICATION PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PT.TRITUNGGAL SENTRA BUANA, KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

N/A
N/A
Gila Youtube

Academic year: 2023

Membagikan "STUDI PEMANFAATAN LIMBAH CAIR SAWIT SISTEM LAND APPLICATION PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PT.TRITUNGGAL SENTRA BUANA, KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

Judul : Kajian Pemanfaatan Limbah Cair Kelapa Sawit Menggunakan Sistem Soil Application Pada Perkebunan Kelapa Sawit Di PT Tritunggal Sentra Buana Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. Sungguh nyatakan bahwa Tugas Akhir yang saya tulis berjudul : “Studi Pemanfaatan Limbah Cair Kelapa Sawit Dari Sistem Pertanahan Pada Perkebunan Kelapa Sawit Di PT. Penelitian Kajian Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (POME) Pada Pertanahan Aplikasi di PT.

Kemudian pemupukan dilakukan pada areal aplikasi lahan yang lebih kecil dibandingkan area aplikasi non lahan. Kajian penelitian pemanfaatan limbah cair kelapa sawit dalam penerapan lahan di perkebunan kelapa sawit PT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan lahan terhadap produksi buah-buahan, hasil kelapa sawit, air tanah, air waduk, air sungai dan efektivitas pengolahan limbah cair pada kolam limbah.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan antara TBS hasil perkebunan dengan aplikasi tanah dan non tanah, TBS hasil perkebunan yang menggunakan tanah rata-rata mempunyai kandungan minyak lebih besar (23,06%) dibandingkan TBS hasil perkebunan non tanah (15,33%). Kemudian penggunaan pupuk pada lahan aplikasi lahan lebih kecil dibandingkan pada lahan non aplikasi lahan. Penerapan pada tanah berdampak pada pengurangan penggunaan pupuk anorganik pada lahan karena penggunaan limbah cair kelapa sawit dapat membantu unsur hara tanah.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Penelitian Pemanfaatan Limbah Cair Kelapa Sawit Dari Sistem Penerapan Pertanahan Pada Perkebunan Kelapa Sawit Di PT.

Latar Belakang

Hasil penelitian Siregar dan Tony Liwang (2001), Ali Muzar (2006) dan Budianta (2007) menunjukkan bahwa penerapan LCPKS memberikan respon yang relatif baik terhadap penerapan pupuk anorganik terhadap status hara daun. Menurut Loebis dan Tobing (1989), limbah cair pabrik pengolahan kelapa sawit mengandung unsur hara yang tinggi seperti N (nitrogen), P (fosfat), K (kalium), Mg (magnesium) dan Ca (kalsium), sehingga Limbah cair dapat dimanfaatkan sebagai sumber unsur hara bagi tanaman kelapa sawit, selain dapat memberikan kelembaban pada tanah juga dapat memperbaiki sifat fisikokimia tanah serta dapat memperbaiki status unsur hara tanah. Keuntungan pemanfaatan limbah cair untuk pertanian antara lain mencegah pencemaran sungai, memberikan unsur penyubur pada tanaman, dapat memperbaiki struktur tanah (soil conditioning) dan dapat diterapkan pada lahan yang cukup luas, PT.

Perkebunan Wilmar Grup Tritunggal Sentra Buana yang terletak di Desa Saliki, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, menggunakan permohonan lahan ini dari. Tritunggal Sentra Buana Group Perkebunan Wilmar, Berdasarkan informasi diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: “Studi Pemanfaatan Limbah Cair Kelapa Sawit Dalam Penerapan Tanah Pada Perkebunan Kelapa Sawit Di PT.”

Rumusan Masalah

Tujuan

Manfaat Kegiatan

Batasan Masalah

Limbah Cair Kelapa Sawit

Land Application

Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) mengandung bahan organik dan unsur hara yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk organik bagi tanaman. Bahan organik hasil LCPKS (limbah cair pabrik kelapa sawit) yang diaplikasikan pada lahan akan mengalami penguraian, proses degradasi ini terjadi secara perlahan seperti bahan organik lainnya (Ermadani 2010). Palm Oil Mill Community, 2008) menjelaskan bahwa persyaratan minimum yang harus dipenuhi pada saat mengajukan izin pemanfaatan air limbah industri kelapa sawit pada lahan di perkebunan kelapa sawit, yaitu.

Pemanfaatan limbah cair pabrik pengolahan kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, karena penerapan limbah cair pabrik pengolahan kelapa sawit ke perkebunan kelapa sawit dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Pemanfaatan limbah cair pabrik pengolahan kelapa sawit dapat meningkatkan keanekaragaman hayati tanaman penutup tanah dan mengurangi keberadaan gulma penting pada perkebunan kelapa sawit. Pemanfaatan limbah cair pabrik pengolahan kelapa sawit dapat meningkatkan total bakteri tanah, namun menurunkan bakteri.

Limbah cair PMKS (Pabrik Kelapa Sawit) umumnya bersuhu tinggi, berwarna kecoklatan, mengandung padatan terlarut dan tersuspensi berupa koloid dan residu minyak dengan kandungan BOD tinggi. Karakteristik limbah berdasarkan sifat fisik meliputi suhu, kekeruhan, bau dan rasa, berdasarkan sifat kimia kandungan bahan organik, protein, BOD dan COD, dan berdasarkan sifat biologis kandungan bakteri patogen dalam air limbah (Wibisono, 1995). . ). Berdasarkan peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup, terdapat 6 (enam) parameter utama yang dijadikan acuan baku mutu limbah, antara lain:

Tingkat keasaman (pH), parameter pH, ditentukan sedemikian rupa sehingga mikroorganisme dan biota yang terdapat pada penerima tidak terganggu, bahkan pH yang bersifat basa diharapkan dapat meningkatkan pH tubuh penerima. Semakin tinggi nilai BOD suatu air limbah maka semakin besar pula daya saingnya dengan mikroorganisme atau biota yang terdapat pada tubuh penerimanya. COD (Chemical Oxygen Demand), kelarutan oksigen kimia merupakan oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan bahan organik dan anorganik, oleh karena itu nilai COD lebih besar dari BOD.

Kandungan nitrogen total, semakin tinggi kandungan nitrogen total pada limbah cair maka semakin besar pula keracunan organisme hidup. Kementerian Negara Lingkungan Hidup secara terpisah telah menerbitkan 2 (dua) keputusan menteri mengenai pemanfaatan air limbah PMKS, yaitu Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 28 Tahun 2003 tentang Pedoman Teknis Pengkajian dan Pemanfaatan Air Limbah Industri Kelapa Sawit Pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 29 Tahun 2003 tentang Tata Cara Pemberian Izin Pemanfaatan Air Limbah Industri Kelapa Sawit Darat Pada Perkebunan Kelapa Sawit (Soerjani, 2007). Karakteristik limbah PMKS dan baku mutu limbah Parameter No. parameter limbah PMKS * Baku mutu limbah.

Tabel 2.1. Baku Mutu Air Limbah untuk Industri Minyak Sawit
Tabel 2.1. Baku Mutu Air Limbah untuk Industri Minyak Sawit

Metode Penerapan Land Application

Sistem sprinkler datar dan Long Bed digunakan sebanyak 12 buah dan untuk daerah perbukitan digunakan Flat Bed & Front. Metode sampah Flat Bed dapat diterapkan pada lahan seluas 360 Ha, metode Long Bed pada lahan seluas 600 Ha, dan metode Voor pada lahan seluas 240 Ha. Metode traktor sprinkler dan tanker tidak disarankan, karena secara teknis pipa sprinkler sering tersumbat oleh benda padat.

Meskipun sistem traktor truk tangki lebih tepat diterapkan jika pengelolaan sampah menggunakan sistem pencernaan tangki anaerobik, namun sistem ini tidak digunakan di Indonesia. Manfaat pemanfaatan limbah untuk lahan aplikasi Pabrik Kelapa Sawit Manfaat pemanfaatan limbah untuk lahan aplikasi Pabrik Kelapa Sawit Manfaat pemanfaatan limbah untuk lahan aplikasi Pabrik Kelapa Sawit (Komunitas 2008), Jelaskan selain keuntungan finansial yang cukup besar yaitu sekitar Rp . 415 juta/tahun dari penghematan penggunaan pupuk dan peningkatan produksi TBS, diperoleh pula manfaat lingkungan yaitu tidak adanya sampah yang dibuang ke sungai.

Pengendalian Pengoperasian Land Application Palm Oil Mill

Metode Pelaksanaan

Pengolahan Data

  • Analisis Laboratorium
  • Prosedur Pengamatan Sampel
  • Metode Analisis 1. Tingkat Keasaman (pH)

16 TBS aplikasi lahan dan aplikasi non lahan, merupakan buah Fraksi 2 (Matang I, buah buah tertutup 25-20 buah terluar). Dari segi aplikasi lahan dan aplikasi buah non lahan, analisis yang dilakukan adalah analisis kandungan minyak yang dilakukan di laboratorium PT. Setiap sampel TBS ditimbang sebelum direbus dalam alat sterilisasi dengan tekanan uap 2,6 bar selama 68 menit. Setelah matang, sampel didinginkan selama 30 menit, sampel yang sudah matang ditimbang kembali, kemudian buah palem (brondolan) dipisahkan dari tandannya, dan ditimbang berat belondolannya.

Kemudian kandungan minyak CPO pada mesokarp dianalisis, kedua buah tersebut diekstraksi dengan metode soxhlet. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Botol plastik, timbangan, kantong, pecahan kaca, pH meter, gelas kimia 100 ml, alat sterilisasi, gelas porselen 1000 ml, pipet 50 ml, oven, mesin pengering, pipet, labu erlenmeyer, pipet ukur 10 ml, mikroburet 10 ml. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Sampel limbah cair kolam, Sampel cairan dari sumur pantau di sekitar Lahan Aplikasi, Sampel air sungai, Sampel air waduk, 2 tandan kelapa sawit dari lahan aplikasi dan tanah non aplikasi (Fraksi I), Heksana,.

Dalam penelitian tersebut digunakan beberapa parameter seperti parameter Satuan Baku Mutu Limbah Cair Industri Kelapa Sawit, Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur No.

Gambar 3.1. Diagram Alir Analisa OER (Oil Estimasi Rendemen) TBS ditimbang
Gambar 3.1. Diagram Alir Analisa OER (Oil Estimasi Rendemen) TBS ditimbang

Gambar

Tabel 2.1. Baku Mutu Air Limbah untuk Industri Minyak Sawit
Tabel 2.2. Karaktersitik Limbah PMKS dan Baku Mutu Limbah Parameter  No  Parameter   Limbah PMKS *  Baku Mutu Limbah **
Gambar 3.1. Diagram Alir Analisa OER (Oil Estimasi Rendemen) TBS ditimbang

Referensi

Dokumen terkait

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan fokus permasalahannya dalam penelitian ini adalah: “Apa makna

For South African Learners, Teachers and the General Public Essential facts about The disease, the responses and an uncertain future Commissioned by the Academy of Science of South