http://jtsl.ub.ac.id 49
PEMANFAATAN KOMPOS DAN MIKORIZA UNTUK MEMPERBAIKI KESUBURAN TANAH, PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI
TANAMAN JAGUNG MANIS ( Zea mays saccharata )
Utilization of Compost and Mycorrhiza to Improve Soil Fertility, Growth and Production of Sweet Corn ( Zea mays saccharata )
Reinhard Novando Rajagukguk
*, Yulia Nuraini
Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Malang 65145
*Penulis korespondensi: [email protected]
Abstrak
Inceptisols mendominasi luas daratan Indonesia, oleh karena itu pemanfaatannya ke depan perlu dimaksimalkan, terutama lahan yang telah mengalami pengolahan ekstensif terus menerus. Inceptisols memiliki tingkat kandungan unsur hara esensial yang rendah, terutama nitrogen, fosfor, dan kalium. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kandungan unsur hara adalah dengan pemberian kompos. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos yang dikombinasikan dengan mikoriza terhadap N total, P tersedia, Kdd, dan C organik tanah, serta terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap yang terdiri atas lima perlakuan dengan tiga ulangan. Setiap parameter observasi dianalisis menggunakan uji F pada taraf 5%. Parameter yang berpengaruh nyata uji F dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 5%. Seluruh data observasi diuji korelasinya menggunakan SPSS V24 untuk melihat hubungan antar parameter observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kombinasi kompos dan mikoriza meningkatkan kadar N total sebesar 78,7%, P tersedia sebesar 26,6%, C organik tanah sebesar 29,54%, tinggi tanaman sebesar 143,87 cm, jumlah daun sebesar 11,33 helai daun, dan bobot tongkol.
sebesar 294,33 g dibandingkan dengan kontrol. Uji korelasi menunjukkan pemberian kombinasi kompos dan mikoriza mempengaruhi N dalam tanah sehingga pertumbuhan dan hasil jagung lebih tinggi.
Kata kunci : kompos, Inceptisols, mikoriza, jagung manis
Abstract
Inceptisols dominate Indonesia's land area; therefore, future utilization needs to be maximized, especially land that has continuously undergone extensive tillage. Inceptisols have low levels of essential nutrients, especially nitrogen, phosphorus, and potassium. One of the efforts that can be made to improve nutrient content is the application of compost. This study aimed to investigate the effect of compost combined with mycorrhiza on total N, available P, exchangeable K, and soil organic C, as well as the growth and yield of sweet corn. The experimental design used in this study was a completely randomized design consisting of five treatments with three replications. Each observation parameter was analyzed using the F test at the 5%
level. Parameters that significantly affected the F test were followed by the DMRT test at the 5% level. All observed data were tested for correlation using SPSS V24 to see the relationship between observation parameters. The results showed that the application of a combination of compost and mycorrhizae increased total N content by 78.7%, available P by 26.6%, soil organic C by 29.54%, plant height by 143.87cm, number of leaves by 11.33 leaves, and cob weight by 294.33 g compared to control. The correlation test showed that applying a combination of compost and mycorrhiza affected N in the soil, so the growth and yield of corn were higher.
Keywords : compost, Inceptisols, mycorrhiza, sweet corn
http://jtsl.ub.ac.id 50
Pendahuluan
Tanah salah satu hal yang digunakan dan juga diperhatikan dalam kegiatan pertanian baik budidaya berskala besar maupun kecil. Tanah pada kegiatan budidaya pertanian berfungsi sebagai tempat tumbuhnya tanaman. Di dunia ini terdapat beragam jenis tanah, salah satunya adalah Inceptisols. Inceptisols adalah salah satu ordo tanah yang luasannya terbesar di indonesia yaitu sekitar 20,75 juta ha (37,5%) dari luas wilayah daratan Indonesia. Inceptisols umumnya mempunyai kadar unsur hara esensial yang rendah terutama pada unsur hara nitrogen, fosfor, dan kalium (Muyassir et al., 2012).
Produksi jagung di Kabupaten Malang mengalami fluktuasi pada 5 tahun terakhir.
Produksi jagung pada tahun 2015 sebesar 247.150 ton per tahun, pada tahun 2016 meningkat menjadi 295.340 ton per tahun, pada tahun 2017 produksi jagung menurun dengan jumlah produksi 289.192 ton per tahun, dan pada tahun 2018 produksi jagung menurun sebesar 268.295 ton per tahun, meningkat produksi pada tahun 2019 dengan jumlah produksi sebesar 341.847 ton per tahun (Badan Pusat Statistik, 2022). Permasalahan yang umum ditemukan pada budidaya tanaman jagung manis salah satunya adalah rendahnya kesuburan tanah. Secara umum petani selalu menggunakan pupuk anorganik (pupuk kimia) sebagai solusi.
Pupuk organik memiliki manfaat untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian karena dapat memperbaiki sifat kimia, biologi, dan fisik tanah, serta mengurangi pencemaran lingkungan.
Pemanfaatan pupuk organik bisa berasal dari kotoran hewan, limbah organik, residu tumbuhan, ataupun melalui proses rekayasa. Pupuk organik juga dapat diperkaya dengan mikroba yang berfungsi untuk meningkatkan kandungan unsur hara dan bahan organik tanah (Balai Penelitian Tanah, 2021). Selain pupuk kompos, terdapat pula jenis pupuk organik berupa pupuk hayati, sehingga pemberian pupuk organik pada tanah dapat diaplikasikan dengan mengombinasikan pupuk kompos dan pupuk hayati. Pupuk hayati merupakan bahan organik aktif yang terdiri atas mikroba yang telah terindetifikasi sampai minimal tingkat genus yang berfungsi untuk memfasilitasi penyerapan unsur hara secara langsung atau meningkatkan efisiensi pemupukkan, dan kesehatan tanah (Permentan, 2019).
Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh pengaplikasian kompos dan mikoriza terhadap peningkatan N, P, K, C organik, tinggi
tanaman, jumlah daun dan berat tongkol jagung manis.
Bahan dan Metode
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2022 hingga Januari 2023. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Green House di Lahan Percobaan Jatimulyo Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Lahan Percobaan Jatimulyo berada pada Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur dan terletak antara 112o36’58” BT-112o37’8” BT dan 7o56’18” LS-7o56’29” LS. Sampel tanah yang diambil dari Jatimulyo dianalisis di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur.
Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi gelas ukur, polibag, sekop, ring sample, plastik penggaris, kertas label, timbangan analitik, kamera, dan alat tulis. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pupuk kompos sisa tanaman yang diperoleh dari UPT Kompos Universitas Brawijaya dengan pH 6,6 N, 2%, P 0,5 %, K 1%, C- organik 9,88 %, dan C/N 5%. Benih jagung manis varietas talenta, mikoriza yang diperoleh dari indobiotech dan Urea, KCL, dan SP36 sebagai pupuk dasar.
Rancangan percobaan
Penelitian menggunakan kombinasi perlakuan antara kompos dan mikoriza. Perlakuan yang diteliti terdiri atas K0 (kontrol), K1 (kompos 5 t ha-1 + mikoriza 5 g tanaman-1), K2 (kompos 5 t ha-1 + mikoriza 10 g tanaman-1), K3 (kompos 10 t ha-1 + mikoriza 10 g tanaman-1) dan K4 (kompos 10 t ha-1 + mikoriza g tanaman-1. Lima perlakuan disusun dalam rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan.
Persiapan media tanam
Penelitian ini menggunakan tanah yang berasal lahan percobaan jatimulyo dengan luas lahan 20 x 15 m tanah diambil secara komposit dari kedalaman 0-20 cm. Sampel tanah yang telah diambil dari lahan jatimulyo, lalu dikering anginkan dan selanjutnya sebelum tanah digunakan terlebih dahulu analisis dasar tanah kemudian ditimbang sebanyak 10 kg pada setiap polibag tanah yang dicampur dengan pupuk kompos 0, 5, 10 t ha-1 (Fitrianto et al., 2014), kemudian dimasukkan ke dalam polibag. Sebelum dilaksanakan penanaman, media tanam didiamkan selama satu minggu sehingga adanya proses adaptasi pupuk kompos dan mikoriza dalam media tanam yang akan digunakan.
http://jtsl.ub.ac.id 51 Penanaman
Bibit yang digunakan berasal dari benih jagung manis varietas talenta. Benih yang disemai menggunakan (tray). Proses penyemaian selama 5-7 hari atau bibit jagung telah memiliki 3-4 helai daun.
Pindah tanaman bibit jagung yang sudah berumur 1 mst setelah semai. Bibit jagung ditanam pada polibag yang sudah diberikan perlakuan kompos.
Menggunakan 15 polybag dengan satu bibit per polybag.
Pemberian mikoriza
Pemberian mikoriza pada saat tanaman berumur 2 MST atau pindah tanam, pemberian mikoriza dilakukan dengan cara dibenamkan dengan kedalaman 5 cm di sekitar perakaran dengan kandungan mikoriza 5, dan 10 g tanaman-1. Total kandungan spora adalah 99 spora 100 g-1.
Penyiraman
Penyiraman tanaman dilakukan dengan melihat kapasitas lapang, penyiraman dilakukan setiap 2 hari sekali, dengan berat awal 10 kg polybag-1. sebelum dilakukan penyiraman polybag di timbang untuk mengetahui berat polybag, jika berat polybag berkurang dari berat awal polybag, jumlah kukurangan tersebut yang dijadikan konsentrasi penyiraman
Penyiangan
Penyiangan dilakukan menggunakan tangan dengan cara mencabut gulma yang berada pada polyag.
Kegiatan penyiangan gulma akan terus dilakukan sesuai dengan kondisi polybag. Polybag yang ditumbuhi gulma akan langsung di cabut agar tidak terjadi kompetisi antara tanaman penelitian dengan gulma.
Pemupukan
Pupuk yang digunakan adalah Urea 1,25 g polybag-1 , SP-36 0,83 g polybag-1, dan KCL 0,41 g polybag-1. Pengaplikasian pupuk urea diberikan dua kali, yaitu 1/3 dosis saat tanam atau dan 2/3 dosis pada tanaman 30 HST (hari setelah tanam) sebagai pupuk susulan (Tabel 2). Pupuk SP-36 dan KCl diberikan atu kali pada saat pindah tanam.
Pengendalian penyakit
Kegiatan pengedalian penyakit pada tanaman menggunakan fungisida jenis cabrio gold 183 SE, dengan dosis 0,5-1,5 mL L-1. Pemberian fungisida menggunakan hand sprayer dengan cara menyemprotkan kesuluruh bagian tanaman.
Panen
Buah jagung di panen dengan cara destruksi, yaitu memanen buah jagung dalam keadaan segar, dengan cara memotong pangkal buah jagung.
Setelah pemanenan buah jagung dipisahkan dari kelobotnya kemudian di timbang untuk mengetahui berat buah jagung tanpa kelobot.
Analisis dasar dan pengamatan penelitian Pengamatan penelitian terdapat parameter yang diamati. Parameter ini merupakan tanaman dan tanah yang diambil sebelum penanaman dan setelah penanaman. Parameter pengamatan yang diamati untuk tanah adalah unsur N, P, K, C organik dan mikoriza dalam tanah. Pengamatan tanaman mengukur pertumbuhan tanaman dan hasil jagung manis.
Analisis data
Hasil yang didapatkan dianalisis uji F pada taraf 5%, untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap N,P,K C organik pada tanah dan tinggi tanaman, jumlah daun serta produksi tanaman jagung manis, dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 5%
menggunakan Microsoft Office Excel 2016, dan uji korelasi menggunakan SPSS V24 untuk melihat apakah ada hubungan antar parameter pengamatan.
Hasil dan Pembahasan
Karakteristik tanah, kompos dan mikoriza Karakteristik dasar tanah yang dianalisis memiliki kandungan pH 5,7, C organik 1,81%, N total 0,22%, P tersedia 53 mg kg-1, Kdd 0,57 cmol(+) kg-1. Karakteristik kompos memiliki kandungan pH H2O 6,6; C organik 9,88%; N total 2%; P-tersedia 0,5%; dan Kdd 2 me 100-1. Kandungan kimia dan biologi yang terdapat pada kompos mampu memperbaiki ketersediaan unsur hara pada tanah yaitu unsur kimia, biologi dan fisika. Pemberian kompos yang dikombinasikan dengan mikoriza membantu pertumbuhan dan penyerapan unsur hara. Mikoriza yang digunakan pada penelitian ini memiliki jumlah spora sebanyak 99 100 g-1. Karakteristik tanah, kompos dan mikoriza dapat dilihat pada Tabel 1.
Pengaruh kombinasi kompos dan mikoriza terhadap N, P dan K tanah
Perlakuan kombinasi kompos dan mikoriza berpengaruh nyata terhadap peningkatan N total
dibandingkan kontrol. Pemberian kompos 5 t ha-1 + mikoriza 5 g tanaman-1 meningkatkan
http://jtsl.ub.ac.id 52 kandungan N-total sebesar 56,5% dibandingkan
kontrol, di sisi lain penambahan perlakuan pupuk kompos sebanyak 10 t ha-1 dan mikoriza 10 g tanaman-1 meningkatkan kandungan N total sebesar 72,9% dibandingkan control (Tabel 2).
Selain itu dengan penambahan kompos 10 t ha-1 dan mikoriza 10 g tanaman-1 secara bersama-sama meningkatkan kandungan N-total sebesar 78,7%
dibandingkan kontrol. Pemberian mikoriza
arbuskular memiliki peranan penting pada tanaman karena mikoriza dapat berimbiosis dengan akar tanaman untuk membantu tanaman meningkatkan unsur hara seperti N (Hartanti et al., 2014).
Pemberian mikoriza pada tanaman jagung memiliki peranan untuk mentranslokasikan fosfor dari tanah kedalam tanaman dengan memebentuk hifa yang tumbuh pada akar tanaman dan sebagai perluasan permukaan akar (Indriati et al., 2013).
Tabel 1. Karakteristik tanah, kompos dan mikoriza.
No Analisis Satuan Metode Analisis Nilai Kriteria
1
Tanah Dasar
pH H2O - Elektroda 5,7 AM
C organik % Walkley-Black 1,81 R
N total % Kjeldhal 0,22 R
P tersedia mg kg-1 Olsen 53 ST
Kdd me 100g-1 NH4Oac 0,57 S
2.
Kompos
pH H2O - Elektroda 6,6 N
C organik % Walkley-Black 9,88 S
P tersedia mg kg-1 Bray 0,5 R
Kdd me 100g-1 NH4Oac 1 ST
N total % Kjeldhal 2 ST
C/N - 6 R
3 Kandungan Mikoriza g spora 99/100
Keterangan: AM = Agak masam, N = Netral, R = Rendah, S = Sedang; T = Tingg, ST = Sangat tinggi.
Tabel 2. Pengaruh kombinasi kompos dan mikoriza terhadap N total, P tersedia, dan Kdd tanah.
Perlakuan N total (%) P tersedia (mg kg-1) Kdd (me 100 g-1)
K0 0,10 a 13,09 a 0,14
K1 0,23 b 13,87 a 0,17
K2 0,37 c 13,12 ab 0,14
K3 0,47d 17,83 c 0,26
K4 0,37 c 15,65 b 0,12
P-value 0,001** 0,002** 0,457ns
Keterangan : Perlakuan K0 (kontrol), K1 (kompos 5 t ha-1 + mikoriza 5 g tanaman-1), K2 (kompos 5 t ha-1 + mikoriza 10 g tanaman-1) K3 (kompos 10 t ha-1 + mikoriza 10 g tan-1) K4 (kompos 10 t ha-1 + mikoriza g tanaman-1). Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom dan parameter yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 5%. **= berpengaruh sangat nyata; ns= tidak berpengaruh nyata.
Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi kompos dan mikoriza berpengaruh nyata terhadap peningkatan kandungan P tersedia dibandingkan perlakuan kontrol dengan nilai P value adalah 0,001. Pemberian pupuk kompos 5 t ha-1 + mikoriza 5 g tanaman-1 meningkatkan kandungan P-tersedia sebesar 5,6% dibandingkan kontrol, selain itu penambahan mikoriza 10 g tanaman-1 meningkatkan kandungan P tersedia sebesar 0,2% dibandingkan kontrol. Penambahan
10 t ha-1 kompos meningkatkan kandungan P tersedia sebesar 16,3% dibandingkan kontrol, sedangkan penambahan kompos 10 t ha-1 dan mikoriza 10 g tanaman-1 secara bersama-sama meningkatkan kandungan P tersedia sebesar 26,6%
dibandingkan kontrol. Salah satu pupuk hayati yang dapat dijadikan sebagai alternatif yaitu pupuk hayati mikoriza, hal ini disebabkan oleh cendawan mikoriza yang dapat bersimbiosis dengan akar tanaman yang mempunyai peranan penting dalam
http://jtsl.ub.ac.id 53 pertumbuhan. Cendawan mikoriza mampu
melarutkan P yang sukar larut dengan menghasilkan enzim fosfatase dan senyawa Al. Cendawan mikoriza juga dapat meningkatkan serapan P karena adanya hifa eksternal sehingga akan dapat serapan P pada tanaman (Hartanti et al., 2014).
Hasil analisis kandungan Kdd pada setiap perlakuan mengalami penurunan dibandingkan dengan analisis tanah awal. Penurunan kandungan Kdd setelah diberikan perlakuan kombinasi kompos dan mikoriza karena Kdd sudah diserap oleh tanaman pada saat pertumbuhan vegetatif tanaman.
Unsur kalium merupakan merupakan unsur yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pendukung
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Menurut Al Mu’min et al. (2016), kandungan unsur K di dalam tanah bisa berkurang dapat disebabkan oleh dua hal, yakni adanya penyerapan hara K oleh tanaman saat proses pertumbuhan generatif dan kehilangan unsur hara K akibat terjadinya pencucian oleh air.
Pengaruh kombinasi kompos dan mikoriza terhadap C organik tanah
Pemberian kompos dan mikoriza dapat meningkatkan kandungan C organik tanah dibandingkan perlakuan kontrol dengan p value 0,000 (Tabel 3).
Tabel 3. Pengaruh kombinasi kompos dan mikoriza terhadap C organik tanah.
Kode Perlakuan C organik Tanah (%)
K0 Kontrol 1,67 a
K1 Kompos 5 t ha-1 + mikoriza 5 g tanaman-1 1,77 b
K2 Kompos 5 t ha-1 + mikoriza 10 g tanaman-1 1,83 c K3 Kompos 10 t ha-1 + mikoriza 10 g tanaman-1 2,37 e K4 Kompos 10 t ha-1 + mikoriza 5 g tanaman-1 2,13 d
p-value 0,000**
Keterangan : Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom dan parameter yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 5%. **= berpengaruh sangat nyata.
Dibandingkan dengan perlakuan kontrol, pemberian kompos 5 t ha-1 + mikoriza 5 g tanaman-
1 meningkatkan kandungan C organik sebesar 5,65%, sedangkan penambahan mikoriza 10 g tanaman-1 meningkatkan kandungan C organik sebesar 8,74% dibandingkan kontrol. Selain itu, penambahan 10 t ha-1 kompos dapat meningkatkan kandungan C organik sebesar 21,60% dibandingkan kontrol, dan lebih lanjut penambahan kompos 10 t ha-1 dan mikoriza 10 g tanaman-1 secara bersama- sama meningkatkan kandungan C organik sebesar 29,54% dibandingkan kontrol. Perlakuan K3 (kompos 10 t ha-1 + mikoriza 10 g tanaman-1) memiliki kandungan C organik tanah terbaik.
Peningkatan C organik tanah karena kompos sebagai sumber bahan organik mampu memberikan kondisi menguntungkan untuk aktivitas mikoriza sehingga dapat meningkatkan kandungan C- organik tanah (Khairuna et al., 2015; Halasan et al., 2018).
Pengaruh kombinasi kompos dan mikoriza terhadap tinggi tanaman
Pemberian kombinasi kompos dan mikoriza dapat meningkatkan tinggi tanaman jagung dibandingkan perlakuan kontrol (Tabel 4). Pemberian kompos
5 t ha-1 dan mikoriza 5 g tanaman-1 meningkatkan rerata tinggi tanaman sebesar 2,61% dibandingkan kontrol, sedangkan apabila ditambahkan mikoriza 10 g tanaanm-1, rerata tinggi tanaman akan meningkat sebesar 7,84% dibandingkan kontrol.
Selain itu, penambahan 10 t ha-1 kompos meningkatkan rerata tinggi tanaman sebesar 9,77%
dibandingkan kontrol, dan lebih lanjut penambahan kompos 10 t ha-1 dan mikoriza 10 g tanaman-1 secara bersama-sama meningkatkan rerata tinggi tanaman sebesar 15,88% dibandingkan kontrol.
Perlakuan yang memiliki rerata tinggi tanaman terbaik terdapat pada perlakuan K3 (kompos 10 t ha-1 + mikoriza 10 g tanaman-1). Pemberian kompos dan mikoriza sangat membantu tanaman dalam peningkatan penyerapan unsur hara pada tanah melalui infeksi akar yang dibutuhkan oleh tanaman seperti nitrogen. Nitrogen berfungsi untuk membantu tanaman dalam proses pertumbuhan generatif (Ariandi dan Sudantha, 2018). Pujianto (2001) menyatakan bahwa pemberian kompos dan mikoriza pada lahan-lahan yang kurang subur dengan ketersediaan jasad mikro yang rendah mampu meningkatkan laju pertumbuhan dan produksi tanaman yang didukung oleh ketersedian unsur hara dalam tanah.
http://jtsl.ub.ac.id 54 Tabel 4. Rerata tinggi tanaman jagung kombinasi kompos dan mikoriza.
Perlakuan Rerata Tinggi Tanaman Jagung Manis (cm)
2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST
K0 14,43 a 20,27 a 30,50 a 46,70 a 63,50 a 121,03 a
K1 15,40 a 21,17 a 33,97 b 54,23 b 69,93 ab 124,27 ab K2 15,10 a 21,80 a 33,57 b 55,47 b 69,70 ab 131,33 bc
K3 19,40 b 27,57 b 44,87 d 68,50 c 82,33 c 143,87 d
K4 15,97 a 21,07 a 40,27 c 66,97 c 73,73 b 134,17 c
p-value 0,004** 0,005** 0,000** 0,000** 0,003** 0,001**
Keterangan : Perlakuan K0 (kontrol), K1 (kompos 5 t ha-1 + mikoriza 5 g tanaman-1), K2 (kompos 5 t ha-1 + mikoriza 10 g tanaman-1) K3 (kompos 10 t ha-1 + mikoriza 10 g tan-1) K4 (kompos 10 t ha-1 + mikoriza g tanaman-1). Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom dan parameter yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 5%. MST= minggu setelah tanam. **= berpengaruh sangat nyata.
Pengaruh kombinasi kompos dan mikoriza terhadap jumlah daun
Pemberian kompos dan mikoriza dapat meningkatkan jumlah daun jagung manis dibandingkan perlakuan kontrol. Pemberian kompos 5 t ha-1 + mikoriza 5 g tanaman-1 meningkatkan rerata jumlah daun sebesar 3,52%
dibandingkan kontrol (Tabel 5), serta penambahan mikoriza 10 g tanaman-1 meningkatkan rerata jumlah daun sebesar 9,68% dibandingkan kontrol.
Di sisi lain, penambahan 10 ton ha-1 kompos meningkatkan rerata jumlah daun sebesar 6,70%
dibandingkan kontrol. Penambahan kompos 10 t ha-1 dan mikoriza 10 g tanaman-1 secara bersama- sama meningkatkan rerata jumlah daun sebesar
17,65% dibandingkan kontrol. Perlakuan yang memiliki rerata jumlah daun terbaik terdapat pada perlakuan K3 (kompos 10 t ha-1 + mikoriza 10 g tanaman-1). Pemberian kompos dan mikoriza berpengaruh nyata pada perameter jumlah daun.
Pengamatan minggu kedua hingga minggu ketujuh menunjukkan bahwa pemberian mikoriza berpengaruh terhadap jumlah daun karena mikoriza membantu tanaman dalam penyerapan air dan hara yang meningkatkan produksi biomassa, khususnya pada bagian batang dan daun (Farida dan Chozin, 2015). Hartanti et al. (2014) juga menjelaskan bahwa mikoriza yang berada di dalam tanah akan bersimbiosis dengan akar tanaman sehingga dapat meningkatkan serapan fosfor (P) dan unsur hara lainnya seperti nitrogen (N) dan kalium (K).
Tabel 5. Rerata jumlah daun tanaman jagung kombinasi kompos dan mikoriza.
Perlakuan Rerata Jumlah Daun Jagung Manis (Helai)
2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST
K0 4,33 a 5,67 a 6,33 a 7,33 a 8,00 ab 9,33 a
K1 5,01 ab 6,00 a 6,67 ab 7,32 a 7,67 a 9,67 ab
K2 5,34 bc 6,33 a 6,67 ab 7,00 a 8,10 b 10,33 b
K3 6,00 c 8,01 b 8,67 c 8,67 b 9,00 c 11,33 c
K4 4,40 a 6,34 a 7,33 b 7,20 a 8,20 b 10,00 ab
P-value 0,002** 0,005** 0,002** 0,002** 0,000** 0,003**
Keterangan : Perlakuan K0 (kontrol), K1 (kompos 5 t ha-1 + mikoriza 5 g tanaman-1), K2 (kompos 5 t ha-1 + mikoriza 10 g tanaman-1) K3 (kompos 10 t ha-1 + mikoriza 10 g tan-1) K4 (kompos 10 t ha-1 + mikoriza g tanaman-1). Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom dan parameter yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 5%. MST= minggu setelah tanam. **= berpengaruh sangat nyata.
Berat tongkol jagung manis
Pemberian kompos dan mikoriza berpengaruh nyata dalam peningkatan berat tongkol jagung manis dibandingkan dengan perlakuan kontrol, dengan P-value sebesar 0,000 (Tabel 6). Pemberian kompos 5 t ha-1 + mikoriza 5 g tanaman-1 meningkatkan berat tongkol sebesar 34,8%
dibandingkan kontrol, sedangkan penambahan mikoriza 10 g tanaman-1 meningkatkan berat tongkol sebesar 53% dibandingkan kontrol. Selain tu, penambahan 10 t ha-1 kompos dapat meningkatkan berat tongkol sebesar 65,7%
dibandingkan kontrol, sedangkan penambahan kompos 10 t ha-1 dan mikoriza 10 g tanaman-1 secara bersama-sama meningkatkan berat tongkol
http://jtsl.ub.ac.id 55 sebesar 79,1% dibandingkan kontrol. Perlakuan
yang memiliki pengaruh terbaik terhadap peningkatan berat tongkol jagung manis terdapat pada perlakuan K3 (kompos 10 t ha-1 + mikoriza 10 g tanaman-1). Pemberian kompos dan mikoriza dapat membantu dalam proses ketersedian hara untuk meningkatkan hasil produksi tanaman jagung manis meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyediakan unsur hara tersebut. Hal
ini sejalan dengan penelitian Gusniwati et al. (2008) yang menyatakan bahwa pemberian kompos pada tanaman jagung manis dapat memberikan dampak terhadap bobot hasil tanaman. Selain itu, Harini et al. (2021) juga menjelaskan bahwa kandungan C- organik meningkatkan ketersediaan unsur hara yang meningkatkan aktivitas metabolisme tanaman sehingga lebih aktif dalam mendukung proses pemanjangan dan pembesaran buah.
Tabel 6. Rerata berat tongkol jagung kombinasi kompos dan mikoriza.
Kode Perlakuan Rerata Berat Tongkol (g tanaman-1)
Umur 77 HST
K0 Kontrol 164,33 a
K1 Kompos 5 t ha-1 + mikoriza 5 g tanaman-1 221,67 b K2 Kompos 5 t ha-1 + mikoriza 10 g tanaman-1 251,45 bc K3 Kompos 10 t ha-1 + mikoriza 10 g tanaman-1 294.33 c K4 Kompos 10 t ha-1 + mikoriza 5 g tanaman-1 272,33 c
p-value 0,000**
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom dan parameter yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 5%. HST = hari setelah tanam. **= berpengaruh sangat nyata.
Hubungan antara sifat tanah dan pertumbuhan serta hasil jagung manis
Pemanfaatan kompos dan mikoriza pada media tanam, salah satunya dapat meningkatkan kandungan unsur hara pada tanah yang berdampak baik pada pertumbuhan tanaman. Unsur hara dapat meningkat setelah dilakukan pemberian kompos dan mikoriza. Pemberian kompos dan mikoriza tersebut juga dapat memudahkan dalam pengolahan tanah untuk dijadikan media tanam karena pemberian kompos dan mikoriza memperbaiki kondisi tanah baik seperti sifat kimia, biologi dan fisika. Kondisi yang baik ini dapat
mendukung proses pertumbuhan tanaman serta hasil dari tanaman itu tersebut. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan yang diberikan yaitu pemberian kompos dan mikoriza memiliki pengaruh nyata terhadap N total, P tersedia, C organik tanah, rerata tinggi tanaman, dan rerata jumlah daun (Tabel 7). Hubungan kandungan N tersedia dengan pertumbuhan dan hasil dapat dilihat dengan nilai korelasi N tersedia dengan tinggi tanaman memiliki nilai r = 0,948**. Nilai korelasi N tersedia dengan jumlah daun memiliki nilai r = 0,769**. Nilai korelasi N tersedia dengan berat tongol buah jagung memiliki nilai r = 0,981 (Tabel 7).
Tabel 7. Hubungan antara sifat tanah dan pertumbuhan serta hasil jagung manis.
N total P
tersedia Kdd C
organik Tinggi
tanaman Jumlah
daun Berat tongkol
N total 1
P tersedia 0,645 1
Kdd -0,737 -0,171 1
C organik 0,967 0,709 -0,768 1 Tinggi
tanaman 0,948 0,811 -0,514 0,905 1
Jumlah daun 0,769 0,975 -0,285 0,818 0,889 1 Berat
tongkol 0,981 0,641 -0,782 0,953 0,933 0,739 1 Keterangan : 0,80-1,000 = Sangat kuat, 0,60-0,799 = Kuat, 0,40-0,599 = Cukup kuat, 0,20-0,399 = Rendah, 0,00-0,199
= Sangat rendah.
http://jtsl.ub.ac.id 56 Hubungan kandungan P tersedia dengan
pertumbuhan dan hasil dapat dilihat dengan nilai korelasi P tersedia dengan tinggi tanaman memiliki nilai r = 0,811**. Nilai korelasi P tersedia dengan jumlah daun memiliki nilai r = 0,975**, dan nilai korelasi P tersedia dengan berat tongol buah jagung memiliki nilai r = 0,641*. Ramadhani et al. (2014) menyatakan bahwa unsur hara N dan P dalam tanah mampu meningkatkan komponen pertumbuhan yang meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, berat tongkol dengan kelobot dan berat tongkol tanpa kelobot. Hubungan kandungan C organik tanah tersedia dengan tinggi tanaman mimiliki nilai r = 0,905**, nilai korelasi C organik tanah tersedia dengan jumlah daun memiliki nilai r
= 0,818**, dan nilai korelasi C organik tanah tersedia dengan berat tongkol buah jagung memiliki nilai r = 0,953**. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang searah antara kandungan unsur hara denga pertumbuhan dan hasil pada jagung manis. Semakin tinggi kandungan N total dan P tersedia, maka semakin baik pula tinggi tanaman dan jumlah daun pada jagung manis.
Kesimpulan
Kombinasi kompos 10 t ha-1 dan mikoriza 10 g tanaman-1 secara signifikan dapat meningkatkan hara N total sebesar 78,7%, P tersedia sebesar 26,6%, C organik tanah sebesar 29,54%
dibandingkan perlakuan kontrol, sedangkan pemberian kombinasi kompos dan mikoriza tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan Kdd pada tanah. Perlakuan kombinasi kompos 10 t ha-1 dan mikoriza 10 g tanaman-1 dapat meningkatkan tinggi tanaman sebesar 15,88%, jumlah daun sebesar 17,65%, dan berat tongkol jagung manis sebesar 294,3 g dibandingkan perlakuan kontrol.
Ucapan Terima Kasih
Penulis menyampaikan terima kasih kepada teknisi laboratorium Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya atas bantuannya dalam pelaksanaan penelitiaan ini.
Daftar Pustaka
Al Mu’min, M.I., Joy, B. dan Yunianrti, A. 2016.
Dinamika kalium tanah dan hasil padi sawah (Oryza sativa L.) akibat pemberian NPK majemuk dan penggenangan pada Fluvaquentic Epiaquepts.
Soilrens 14(1):11-15, doi:10.24198/
soilrens.v14i1.9269.
Ariandi, L.M. dan Sudantha, I.M. 2018, Pengaruh
Pemberian Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) Terhadap Efisiensi Serapan Phosfor, Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung pada Lahan Sub Optimal. Program Studi Magister Pengelolaan Sumberdaya Lahan Kering Unram, Mataram.
Badan Pusat Statistik. 2022. Luas Panen Produktivitas dan Produksi Jagung Menurut kecamatan di
Kabupaten Malang 2013-2019.
https://malangkab.bps.go.id/statictable/2020/06/0 8/834/luas-panen-produktivitas-dan-produksi- jagung-menurut-kecamatan-di-kabupaten-malang- 2013--2019.htm.
Balai Penelitian Tanah. 2021. Pemanfaatan Pupuk Organik untuk Meningkatkan Kesuburan Tanah dan Kualitas Tanaman. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian, Jakarta.
Farida, R. dan Chozin, M.A. 2015. Pengaruh cendawan mikoriza arbuskular (CMA) dan dosis pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis (Zea mays L.) Buletin Agrohorti 3(3):323-329, doi:10.29244/agrob.v3i3.15808.
Fitrianto, Hermanto dan Kriswantoro, H. 2014. Studi pemanfaatan mikoriza arbuskular dan efisiensi pupuk phospat terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus L) pada tanah PMK. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal, Palembang, 124-132.
Gusniwati, N.M.E., Fatia, dan Arief, R. 2008.
Pertumbuhan dan hasil tanaman jagung dengan pemberian kompos alang-alang. Jurnal Agronomi 12(2):23-27.
Halasan, A., Hasanudin, dan Riwandi. 2018. Perubahan sifat kimia tanah dan hasil jagung manis pada Inceptisols dengan pemberian kompos. Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Informatika 20(2):33- Harini, D., Radian, dan Sasli, I. 2021. Tanggap 39.
pertumbuhan dan perkembangan jagung ketan terhadap pemberian amelioran dan pupuk N, P, K pada tanah Ultisol. Jurnal Agronomi Indonesia 49(1):29-36, doi:10.24831/jai.v49i1.34284.
Hartanti, I., Hapsoh, dan Yoseva, S. 2014. Pengaruh pemberian pupuk hayati mikoriza dan rock phosphate terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis (Zea mays sacccharata Stur). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau 1(1):1-14.
Indriati, G., Ningsih, L.I. dan Rizki. 2013. Pengaruh pemberian fungi mikoriza multispota terhadap produksi tanaman jagung (Zea mays L.). Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung 1(1):323-327 Khairuna, S. dan Marlina. 2015. Pengaruh fungi mikoriza arbuskular dan kompos pada tanaman kedelai terhadap sifat kimia tanah. Jurnal Floratek. 10:1-9.
Muyassir, Sufardi, dan Saputra, I. 2012. Perubahan sifat fisika inceptisols akibat perbedaan jenis dan dosis pupuk organik. Lentera 12(1):1-8.
Peraturan Menteri Pertanian. 2019. Pupuk Organik
http://jtsl.ub.ac.id 57 Pupuk Hayati Dan Pembenah Tanah. Nomor
70/Permentan SR.140/10/2011.
file:///C:/Users/User/Documents/Skripsi/jurnal
%20bab1-3/pupuk%20hayati.pdf.
Pujianto. 2001. Pemanfaatan Jasa Mikro Jamur Mikoriza dan Bakteri Dalam Sistem Pertanian Berkelanjutan di Indonesia: Tinjauan dari Perpektif Falsafah Sains.
Program Pascasarjana IPB.
Ramadhani, R.H., Roviq, M. dan Maghfoer, M.D. 2014.
Pengaruh sumber pupuk nitrogen dan waktu pemberian urea pada pertumbuhan dan hasil jagung manis (Zea mays Strut. var. Saccharata). Jurnal Produksi Tanaman 4(1):8-15.