• - ' - Jw
.
, .ISBN . 979 · 98117 · 2 · 4
DING
SEM
01 I ahid aya Yogyakar a
2 Oktober 2004
Dlselenggar-akan oleh : Jurusan Pendldikan Kirnia
Fakultas Maternatika dan Jlrnu Pengetahuan Alarn
Seminar 'Nasiona{7(imw 2004, aafam ra7l{/~ !DJ'ES 7'f}l'l'}lLl5 7<1-48 Jurtfr{7(imw 'f'Mj(P}I V7V'Y
Oiterbitkan Oleh Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY Kampus Karangmalang, Sleman, Yogyakarta
Jurusan Pendidikan Kimia, Fakul'tas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam U Y, 2004
Ceta 'an 'e-l Terbita tahun 200
a~cl daJam Terbitan ( OT)
a ,Iasional Kimia (20 0 L2- 2: Yogya _a) rosidingJPenyun' 9 Sukard~o
jo ... (et.al.] - Yogya 'arta: F. W.
e s;tas Negeri Yogyakarta, 20 ..jil
Chemistry-Congresses . SU ardjo
_ :EfStas
e<;eri Yogyakarta, Fakultas Materna a dan = Je"'g~tchua AlamISBN 979-98117-2-4 II
a tulisan dalam prosidlng ini dilakukan oleh Tim Penyunting asional Kimia 2004 dari Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY
~ =na{Kimia 2004, aafllm rano1i.5z ([)I'ES Nj/Tj/LIS '/(t-48 Jl/rdi~1(jmia rpMIPj/ V:JV'Y
_"G a SYL
140
Menyikapi
Problema Kuantitatif Pada Proses Elektrolisis Secara Sederhana
:Sa
a SYL, 144
Memahami Prinsip Ketakpastian Heisenberg Secara Matematik
: rl Rahayu Gusmarwani 149
Analisa Termodinamika Suatu Menara Distilasi : Konsep "Exergy
Loss"Dan "Heat Engine"Kimia Orqanik dan Biokimia
5uwandri 157
Uji Antibakteri Ekstrak Batang Ca/ophy/lum Depressinervosum Hand Et WS
Yo
hanes Martono, Jimmy Hindarto, Lusiawati Dewi 162 Pengaruh Pengemasan Plastik Film Dan Jaring - Jaring Busa
Terhadap Aktivitas Antioksidan Buah Apel (ma/us sy/vestris mill) var. Rome Beauty Pada Berbagai Lama Penyimpanan
ari Kristopo, Lusiawati Dewi, Hartati Soetjipto
169 Pengaruh fermentasi terhadap aktivitas antioksidan dan kadar
senyawa fenolik total pada cider apel (ma/us sy/vestris mill) var.
Rome beauty .
yi Sulaeman
176
Efek Logam Berat Fe, Cu, Pb, Cd,
~'1Terhadap Kadar Metalotionein Hati
Restu Tjiptaningdyah 181
Pengaruh Pemindangan Dan Pengasapan Terhadap Kandungan Asarn Lemak Omega-3 ((()3) Pada Ikan Lemuru (Sardine//a
Longiceps)Retnani Rahmiati 188
Stabilitas Protein Pada Surimi Sebagai Alt2rnatif Deversifikasi Produk Pengolahan Ikan
Retnani Rahmiati dan Sumaryam 195
Pemanfaatan Protein Cacing Rambut (Tubifex Sp) Dalam Formulasi Pakan Ikan Nila (Oreochromis Sp)
Dwi Agustina Kurniasih, Nining Sugihartini 203
Penggunaan Amilum Jahe Merah Sebagai Bahan Penghancur Tablet Parasetamol Serta Pengaruhnya Terhadap Sifat Fisik Dan Pelepasan Obatnya
Nurkhasanah , Laela Hayu Nurani 211
Uji Antiproliferatif Flavonol Daun Srikaya (Annona Squamosa, L) Terhadap Sel Myeloma
Indyah Sulistyo Arty 219
Nutrisi Ditinjau Dari Segi Ilmu Kimia
Sri Atun 226
Kajian Reaksi Biogenesis Beberapa Senyawa Oligoresveratrol Pada Tumbuhan Famili Dipterocarpaceae
C. Budimarwanti 234
Sintesis Senyawa Alkena Menggunakan Reaksi Wittig Dengan
Seminar Jl"asiona{1(imitJ 2004, MfLz m rang(a f])1'E5 5Iljf.7)!LIS 1i!-48 Jurdik.1(imitJ 'l"MIIP)'I 'U']Ir.'{
PEMANFAATAN PROTEIN CACING RAMBUT (Tllhifex sp) DALAM FORMULAS I PAKAN lKAN NILA (Oreocllromis sp)
Retllalli Rallmiati dall Sumaryam
Fakllitas Pertalliall JlIrusall Perikallan Universitas Dr. Soetomo SlIrabaya ABSTRACT
Fish has very important role as an animal protein source, but }ish productions in Indonesia has not enough needed ofprotein comsume specially freshwater }ish, and not yet able of improve foreign exchange our country. To handle consume need of}ish alld improving foreign exchallge it is with increasing ni/a }ish (Oreochromis sp.) productivity. The primary thing on caring of}ish is providing artificial feed while has high quality all the price is cheap. As one of
·alternative providing protein for fishes feed is protein from hair worm (Tubifex sp.). Hair worm esay get and contain has been hish enough protein and complete enough amino acid. The object of this studi is using protein hair worm (Tub/fex sp.) for formulating }ish f eed of nila (Oreochromis sp.) to effect ofgrowing rate and survival rate.
This research where do using arrange of complete random design with factarial pal/ern.
The treatment for formulation difference there is 5 kinds (FI' Fz, FJ, F4, Fj ) while combined with difference ofpercentage in giving feed there is 2 kinds (A I, Az), each combine pretretment as much 2 time. Observe main parameter are growing rate and survival rate, beside supporting parameter ofwater qllality and quality of}ish feed.
The result shown that there is not effect fro/ll difference formulation and percentage f eeding also there interacting with survival rate. Water qualit), sti/l iI/side of border while didn't harm life of}ish so didn't influencing treatment. Difference formulating and percentage feeding shown that there is influence to added of}ish weight, biside interacting from two treatment shown there is not of}ish influence to increasing offish weight. The treatment combine F y4] (formulating with changing }ish meal with hair worm lIIeal as lIIuch 50% cobine with percentage feeding as IIch as 6%) is the treatment that hight result with average adding weight as much as 8.25 gr asa long as I 1II0nth clilture.
Key words : protein, hair worm (Tllbifex sp.},}ishfeed, nila}ish (OreochrOlllis sp.)
ABSTRAK
Ikan mempunyai peran yang sangat penting sebagai sumber protein hewani, tetapi produksi ikan di Indonesia bel urn mencukupi kcbutuhan konsumsi protein terutama ikan air tawar, dan belum mampu meningkatkan devisa negara. Untuk menanggulangi kebutuhan konsumsi ikan dan meningkatkan devisa negara yaitu dengan meningkatkan produktivitas ikan nila (Oreochromis -_.. ···_·····0··_· ··_·· ~-... ·· ... b~· ... J .... "'" ,....u·.. "5ull 1I1\..< 11I1I5n..Qll\.(1U PIVUUI\.UVlld:;' 1t\(JIIIIJla \vreUCnrUlIllS
sp). Hal yang paling utama dalam pemeliharaan ikan adalah penyediaan pakan buatan yang mempunyat kualttas ttnggt dan harganya murah. Salah satu altematif penycdiaan sumber protein untuk pakan tkan adalah tepung cacing rambut (Tubifex sp). Cacing ram but mudah didapat dan mengandung protein yang cukup tinggi serta kandungan asam amino yang cukup lengkap. Tujuan dart penelttan tnt adalah untuk mengetahui pemanfaatan tepung cacing ram but (Tubifex sp.) dalam formulasi pakan ikan nila (Oreochromis sp.) dalam pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hid up.
Penelitian yang dilaksanakan mempergunakan rancangan acak lengkap dengan pola factorial. Perlakuan terdiri atas perbedaan formulasi ada 5 macam (Ft. Fz, F3, F4 , Fs) yang dtkombtnastkan dengan perbedaan prosentase pemberian pakan ada 2 macam (At. Az), masing
mastng kombinasi perlakuan diulang sebanyak 2 kali. Parameter pengamatan utama meliputi daya kelangsungan htdup tkan dan pertambahan be rat ikan sedangkan parameter pcnunjang mcliputi pengamatan kualttas dan kuaIJtas pakan ikan.
Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa tidak adanya pengaruh dari pcrlakuan perbedaan formulasi dan perbcdaan prosentase pcmberian pakan serta interaksinya terhadap daya kelangsungan hidup ikan. Kualitas air masih dalam batas yang tidak membehayakan kehidupan tkan sehmgga ttdak mempengaruhi perlakuan. Perlakuan perbedaan formulasi dan perbedaan prosentase pcmberian pakan memperlihatkan pengaruhnya terhadap pertambahan berat ikan sedangkan interaksi dari kedua perlakuan tersebut tidak menunjukkan adanya pengaruh terhada~
pcrtambahan berat ikan. Kombinasi pcrlakuan F3Az (formulasi dengan penggantian tepung ikan
195
'R.;tnar<i I}{aliminti dall5wllar),am
dengan tepung cacing rambut sebanyak 50% dengan proscntase pcmberian pakan scbesar 6%) adalah perlakuan yang paling tinggi dengan hasil rata-rata pertambahan berat sebesar 8,25 gr selama masa pemeliharaan 1 bulan, sehingga perlakuan tersebut adalah pcrlakuan yang paling baik.
Kata kunci : protein, cacing rambut (Tubi/ex sp), pakan ikan, ikan nila (Oreochromis sp).
PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki potensi yang besar dalam bidang perikanan. Hasil perikanan menempati urutan kedua penyumbang devisa negara dari ekspor non migas sektor pertanian. Untuk meningkatkan nilai ekspor dibidang perikanan ini perlu penganekaragaman pengolahan hasil perikanan yang selan1a ini didominasi oleh udang dan tuna yang merupakan hasil perikanan laut, sedang hasil perikanan darat belum banyak menunjang devisa negara. Oleh karena itu perlu ditingkatkan hasil perikanan darat, mengingat potensi perikanan darat di Indonesia yang cukup tinggi.
Kebijaksanaan pembangunan sektor pertanian yaitu untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi serta keanekaragaman hasil pertanian ditempuh melalui usaha
usaha diversifikasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan rehabiilitasi pertanian guna memenuhi pangan dan bahan baku industri serta untuk meningkatkan ekspor (Anonim, 1993). Untuk menindaklanjuti kebijaksanaan pemerintah tersebut yaitu dengan intensifikasi perikanan dar at. Mengingat pemeliharaan ikan di kolam memang telah lama dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia tetapi umumnya masih secara tradisional karena rata-rata hanya untuk konsumsi sendiri at au keperluan keluarga. Oleh karena itu perrlu dikembangkan usaha pembudidayaan ikan air tawar secara intensif.
Salah satu jenis ikan air tawar yang mudah dibudidayakan, mempunyai kecepatan pertumbuhan yang relatif besar, cepat berkembang biak, tahan terhadap perubahan kondisi lingkungan dan mempunyai prospek pemasaran yang bagus karena mempunyai ras'l yang enak, dan disukai oleh konsumen luar negeri sehingga dapat menambah devisa negara adalah ikan nila (Oreochromis sp) dan sejenisnya (Anonim, 1991 b).
Dalam budidaya ikan nila secara intensif perlu penambahan pakan buatan yang berupa pellet yang mengandung protein 20-25% (Anonim, 1990). Dengan situasi krisis moneter seperti sekarang ini mengakibatkan harga pakan ikan (pellet) menjadi melonjak tinggi sehingga tidak terjangkau oleh petani kecil. Dengan membuat sendiri pakan ikan terse but ternyata masih mahal harganya. Karena bah an baku pakan ikan yang paling banyak adalah tepung ikan yang rnabal barganya dirnana tepung ikan ini merupakan sumber protein yang utama. Oleh karena itu perlu dicari alternatif lain sebagai sumber protein yang murah harganya tetapi kandungan proteinnya tetap tinggi agar dapat menggantikan tepung ikan sebagai sumber protein.
Menurut anonim (1994) cacing rambut (Tubifex sp) mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi yaitu sebesar 51,9%, karbohidrat 20,3%, lemak 22,3% dan kadar abu 5,3%. Cacing rabut ini dapat disimpan dalam bentuk kering (tepung) dengan tidak mengurangi kandungan proteinnya. Mengingat hal tersebut maka tepung cacing rambut dapat dipakai sebagai sumber protein dalam pembuatan pakan ikan menggantikan tepung ikan. Cacing rambut ini sudah umum untuk dijadikan pakan ikan hias dan benih ikan, mengingat kandungan proteinnya yang cukup tinggi dan dikonsumsi dalam bentuk segar. Cacing rambut ini mudah didapat baik diperairan yang bersih seperti dikatakan oleh Djarijah (1990) maupun diperairan yang tercemar seperti dikatakan oleh Chumaidi (1988). Selain mudah didapat dalam perairan umum cacing rambut mudah dibudidayakan. Sementara ini cacing rambut belum dimanfaatkan secara maksimal.
Berdasarkan hal terse but diatas maka untuk melihat manfaat penggunaan tepung cacing rambut sebagai sumber protein pengganti tepung ikan dalam pembuatan pakan ikan, perlu dilakukan percobaan penggunaan tepung cacing rambut ini dalam pembuatan
IlunJang pellUmb han ikan nila (Or ochromis Sp) dalam
METODE PEiIIELITIAN
\Iateri Penelitian
Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nila gift berumur kurang lebih I bulan dengan ukuran 3-5 cm dengan berat rata-rata 5 gram yang diperoleh dari Balai Benih lkan di Umbulan Pasuruan Jawa Timur. Sedangkan makanan uji yang digunakan adalah pakan buatan berbentuk pellet yang dibuat sendiri dengan komposisi bahan sesuai dengan perlakuan. Pembuatan fonnulasi pakan dilakukan dengan metode coba-coba seperti dikemukakan oleh Mujiman (1994) dan metode bujur sangkar (Anonim, 1990). Adapun fonnulasi pakan buatan yang sesuai dengan perlakuan dalam penelitian ini dapat dilihat pada table I.
Tabel 1. Fonnulasi Pakan Buatan
BAHAN FORJ\fULASI (%)
F. F2 F3 F4 Fs
Tepungikan 24 18 12 6
-
T epung cacing
-
6 12 18 24Tepung kedelai 18 18 18 18 18
Dedak hal us 42 42 42 42 42
Tepung terigu 13 13 13 13 13
Vitamin premix 2 2 2 2 2
Dicalcium phosphat 1 1 1 1 1
Media dan Wadah Penelitian
Air yang digunakan sebagai media percobaan dalam penelitian ini adalah air tawar yang berasal dari air PAM yang telah disaring dan diendapkan terlebih dahulu selama 24 jam sebelum digunakan. Wadah yang digunakan adalah jaring-jaring karamba kecil yang ditempatkan sesuai dengan disain percobaan pada suatu bak semen yang besar.
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bak semen besar, jaring karamba, selang kecil (alat penyipon), aerator, thennometer air raksa, universal indicator pH, timbangan, pipet pipet tetes dan pipet hisap, Erlenmeyer, beaker glass, gelas ukur, tabung gelas, seser halus, test kit ammonia dll. Sedangkan bahan kimia lain yang digunakan untuk uji kualitas air meliputi MnS04, peraksi O 2, HCl pekat, Na2S20J, indikator pp, Na2C03 , H2S04, klorin, aquadest dll.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara observasi langsung yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala obyek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan dalam situasi buatan maupun dalam situasi yang sebenarnya (Surachmad, 1987). Dalam metode eksperimen dilakukan suatu tindakan coba-coba (trial) yang dirancang untuk menguji keansahan (validity) dan hipotesis yang diujikan (Hanafiah, 1995).
197
iJ(ftlWni IJ(plimrJli dim SUlIIatyam
Rancangan Percobaan dan Analisa Data
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalall rancangan acak lengkap dengan pola factorial (5 X 2), dengan asumsi media percobaan yang digunakan seragam atau dapat dianggap homogen kecuali perlakuan (Hanafiah, 1995).
Adapun perlakuannya terdiri dari 2 faktor, yaitu faktor pertama adalah perlakuan perbedaan formulasi ada 5 macam yaitu : Fl. tanpa penggantian tepung ikan; F2,dengan penggantian 25% tepung ikan dengan tepung cacing; F}, penggantian 50% tepung ikan dengan tepung cacing; F4 , penggantian 75% tepung ikan dengan tepung cacing; Fs penggantian 100% tepung ikan dengan tepung cacing. Perlakuan perbedaan prosentage pemberian pakan ada 2 macam yaitu : Ai> pemberian pakan sebesar 3% dari berat biomassa ikan; A2 , pemberian pakan sebesar 6% dari berat biomassa ikan. Masing
masing kombinasi perlakuan dilakukan ulangan sebanyak 2 kali ulangan.
Semua data pengamatan dianalisa menggunakan ANOV A. Apabila hasil sidik ragam menyatakan berbeda nyata maupun sangat nyata, selanjutnya dilakukan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan.
Prosedur Penelitian Persiapall Pelle/iliall
Semua peralatan seperti bak kolam, jaring-jaring karamba serta peralatan alin dicuci dengan klorin, selanjutnya dibilas dengan air bersih. Kemudian jaring-jaring tersebut disusun berdasarkan lay oul penelitian, dan diberi label sesuai perlakuan, bak kolam diisi air PAM yang telah diendapkan terlebih dahulu.
Mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk pakan ikan, tepung cacing rambut dibuat sendiri dengan mengeringkannya ke dalam oven dan menggilingnya hingga halus. Tepung cacing rambut sebelum digunakan dianalisa secara proximat.
Bahan-bahan yang telah diperoleh selanjutnya dibuat pakan dalam bentuk pellet sesuai dengan formulasi pada perlakuan.
Benih ikan yang diperoleh dari Balai Benih Ikan di Umbulan Pasuruan, kemudian ditempatkan pad a bak adaptasi agar benih ikan beradaptasi terhadap lingkungan penelitian dan tidak diberi pakan selama 1 hari. Selanjutnya diseleksi ikan yang mempunyai ukuran seragam dan mempunyai tubuh yang sehat untuk ditempatkan pada bak-bak penelitian.
Pelaksallaall Pelle/iliall
Bak kolam semen yang telah dipersiapkan diisi dengan air secukupnya sampai jaring-jaring karamba terapung. Benih ikan nila yang telah diseleksi ditimbang berat badan awalnya, kemudian dimasukkan dalam jaring-jaring karamba dengan kepadatan masing-masing adalah 5 ekor tiap jarring karamba.
Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3% dan 6% dari berat biomassa ikan sesuai dengan perlakuan. Pemberian pakan pada hewan uji dilakukan setiap hari sebanyak 3 kali yaitu pukul 06.00 wib, pukul 12.00 wib, dan pukul 18.00 wib.
Kualitas air dijaga homogenitasnya agar tidak mempengaruhi perlakuan.
Pengukuran parameter kualitas air meliputi oksigen terlarut, karbondioksida, suhu air, pH dan kadar amoniak dilakukan setiap 1 minggu sekali sebanyak 2 kali yaitu pagi dan sore kecuali suhu air diukur tiap hari.
Parameter yang diamati selama penelitian adalah daya kelangsungan hidup ikan dan pertumbuhan berat ikan yang diamati setiap 1 minggu sekali. Perhitungan daya kelangsungan hidup ikan menggunakan rumus seperti dikemukakan oleh Effendie (1987), yaitu sebagai berikut :
Seminar '}fasi()1la{1(imia 2004, dafam mllg/(a 'DIl£5 JiJI'TjlLIS /(J-48 Jurdi/(1(imia 'F'MFPjI 'UJ,"Y
(Jml ikan mula-mula) - (Jml ikan yang mati)
S X 100%
1ml ikan mula-mula
Perhitungan data pertumbuhan dilakukan dengan cara menghitung pertambahan berat ikan menggunakan rumus sebagai berikut :
W = Berat ikan pd akhir peI'elitian - berat ikan pd awal penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kualitas Pakan Ikan secara Fisik dan Kimiawi
Pengujian kualitas pakan ikan secara fisik dan kimiawi dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel 3.
Tabel 2. Pengujian Kualitas Pakan Ikan Buatan secara Fisik
Parameter FI F2 F3 F4 F,
Data tIm dIm air
±
1 jam±
1 jam±
Ijam±
1 jam±
1 jam Daya apung 10 menit 10 menit 10 menit 10 menit 10 menit Dilihat dari kualits secara fisik semua formulasi menunjukkan kualitas yang sama Tabel 3. Pengujian Kualitas Pakan Ikan Buatan secara KimiawiParameter FI (%) F z(%) F3 (%) F4 (%) F5 (%)
Bahan kering 92,4630 92,6867 92,3459 93,0075 93,4929
Kadar air 7,537 7,3133 7,6541 6,9925 6,5071
Kadar abu 14,406 14,300 14,034 12,2440 11,2800
Protein kasar 15,4482 15,7235 15,750 17,500 17,0625
Serat kasar 6,3529 10,8679 12,400 13,300 13,1648
Lemak kasar 8,2297 7,8545 10,3174 9,3013 10,0013
Mineral (Ca) 3,9599 3,3999 3,2399 3,1298 2,7299
Dilihat dari kualitas secara kimiawi semua formulasi dapat dikatakan mempunyai kualitas yang sama.
Daya Kelangsungan Hidup
Data daya kelangsungan hidup yang diperoleh dilakukan perhitungan analisa sidik ragam seperti terlihat pad table 4.
Tabel4. Daftar Sidik Ragam Daya Kelangsungan Hidup lkan Nila Sumber
variasi db JK KT Fhilung
5%
F" bel 1%
F 4 280 70 0,51n 3,48 5,98
A 1 180 180 1,281n 4,96 10,04
FA 4 920 230 1,641n 3,48 5,98
Sisa 10 1400 140
-
Total 19
Keterangan :
In = tidak berbeda nyata
199
- - - -- -- - -- - ~-
iJ(strwni CJ\9fimiati aan Sumaryarn
Berdasarkan tabel analisa sidik ragam diatas memperlihatkan bahwa baik faktor F (formulasi), faktor A (prosentase pemberian pakan) maupun factor interaksi FA tidak berpengaruh terhadap day a kelangsungan hidup ikan uji. Hal tersebut disebabkan tepung cacing ram but sebagai pengganti tepung ikan mempunyai kualitas yang sama dengan tepung ikan sehingga tidak mempengaruhi daya cerna dan kualitas lingkungan atau kualitas air sebagai media hidup. Seperti diungkapkan oleh Grigyalis (1967) bahwa Tubifex tubifex dicerna ikan dalam 2 jam, yang lebih cepat dibanding dengan sumber protein lainnya. Dilihat dari sisi efisiensi pakan, cacing rambut dapat mencapai 40%
didukung oleh pendapat Yoroshenko dkk (1967) yang menyatakan bahwa Tubifex sp.
Sangat baik bagi pertumbuhan ikan air tawar, karena kandungan proteinnya tinggi. Pertambahan Berat Ikan
Data pertambahan berat ikan yang diperoleh dilakukan perhitungan analisa sidik ragam seperti terlihat pad tab'ie 5.
Tabel 5. Daftar Analisa Sidik Ragam Pertambahan Berat Ikan Nila
Sumber Frabel
db JK KT F hitung
variasi I 5%
I
1%
F 4 37,05 9,2625 12,01 3,48 5,98
7,31'
A 1 5,64 5,64 4,96 10,04
0,70tll
FA 4 2,17 0,5425 3,48 5,98
10 7,71 0,771 -
Sisa
19 Total
Keterangan :
.. =
berbeda sangat nyata, = berbeda nyata
til = tidak berbeda nyata
Berdasarkan tabel analisa sidik ragam diatas memperIihatkan bahwa faktor F(formulasi) berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan berat ikan nila, faktor A (prosentase pemberian pakan) memperIihatkan adanya pengaruh yang nyata terhadap pertambahan berat ikan nila. Sedangkan faktor interaksi FA tidak menunjukkan peagaruhnya terhadap pertamaahan berat ikan nila. HaJ ini disebabkan pertambahan berat ikan ditentukan oleh mutu pakan dan prosentase pemberian pakan, sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Djajasewaka (1985), bahwa untuk mendapatkan pertumbuhan yang optimal perIu sekali diberikan pakan yang bermutu tinggi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan gizi ikan. Ditambahkan oleh Buwono (2000), bahwa jumlah kualitas makanan yang diberikan pada ikan berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan.
Sedangkan untuk perlakuan interaksi yang tidak menunjukkan pengaruh beda nyata disebabkan antara formulasi menggunakan tepung ikan dan formulasi menggunakan tepung cacing rambut mempunyai nilai gizi yang hampir sarna, seperti terIihat pada pengujian nilai gizi baik secara fisik maupun kimiawi. Sehingga tidak akan menunjukkan pengaruh interaksinya apabila perlakuan formulasi dikombinasikan dengan prosentase pemberian pakan.
Dilihat dari rata pertambahan yang paling besar adalah pada perIakuan F)A2 (formulasi pakan dengan penggantian tepung ikan dengan tepung cacing rambut sebanyak 50% dan prosentase pemberian pakan sebanyak 6%), yaitu sebesar 8,25 gram dibanding dengan kombinasi perlakuan yang lainnya. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa tepung cacing rambut dapat digunakan sebagai pengganti tepung ikan dengan batas tertentu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi ikan.
SemInar J{asrolU1(1(imw 2004, darnm raltg(a (Dl'ES J{jf'T)fLIS' 1<J-48 Jurtfr( 1(illlw 'F.MIlPjf V~NY
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh penggunaan tepung cacing rambut untuk menggantikan peranan tepung ikan sebagai sumber protein yang dikombinasikan dengan prosentase pemberian pakan terhadap daya kelangsungan hidup dan pertambahan berat ikan nila dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
I. Perlakuan formulasi dan prosentase pemberian pakan serta interaksinya tidak mempengaruhi daya kelangsungan hidup ikan nila.
2. Kualitas air selama dalam penelitian masih dalam batas-batas kisaran yang tidak membahayakan kehidupan ikan nila, sehingga dianggap tidak berpengaruh terhadap daya kelangsungan hidup ikan nila.
3. Perlakuan fonnulasi dan prosentase pemberian pakan berpengaruh nyata terhadap pertambahan berat ikan nila. Sedangkan interaksinya tidak memberikan pengaruhnya.
4. Berdasarkan pertambahan berat yang paling besar adalah perlakuan FJA2 (formulasi dengan penggantian tepung ikan dengan tepung cacing sebanyak 50% dan prosentase pemberian pakan sebesar 6%), yaitu sebesar 8,25 gram selama pemeliharaan 4 mll1ggu.
SARAN
Saran-saran yang diajukan penulis adalah :
1. Untuk mendapatkan pertambahan berat ikan yang baik dalam pemeliharaan ikan nila, apabila menggunakan tepung cacing rambut sebaiknya maksimum hanya 50% dari kebutuhan sumber protein.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengethaui pengaruh frekuensi pemberian pakan apabila formulasinya menggunakan tepung cacing rambut sebagai sumber proteinnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1987, "Budidaya Ikan Nila Merah'" Departemen Pertanian, Balai Infoflnasi Pertanian, lawa Timur.
Anonim. 1990, "Teknis Pembesaran Ikan Nila di Kolam Pekarangan". Direktorat Bina Produksi, Direktorat lendral Perikanan, Departemen Pertanian.
Anonim, 1991" "Budidaya Nila Merah (Oreochromis sp.)", Departemen Pertanian lendral Perikanan.
Anonim, 1991 b, "Introduksi Mengenai Produksi Benih Tilapia ni lotica", Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan.
Anonim, 1992, "Pedoman Teknis Budidaya Pakan Alami Ikan dan Udang", Departemen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan.
Anonim, 1993, "Pola Dasar Pembengunan Daerah Propinsi Tingkat I lawa Timur", Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Surabaya.
Anonim, 1994, "Agar Cacing Sutera Tetap Segar", Majalah Techner, 11 tahun II,.
Arie,
u.,
2000, "Pembenihan dan Pembesaran Nila Gift" Penebar Swadaya, lakarta.Buwono, I.D., 2000., "Kebutuhan Asam An1ino Essensial Dalam Ransum Ikan", Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
'Rstl/GI/i 'R9limiati aGTl5umaryam
Cholik, F., Wiyono, A dan Arifudi, A 1986, "Pengelolaan Kualitas Air Kolanl Ikan", Jaringan Informasi Perikanan Indonesia bekerja sarna dengan The International Development Research Center.
Djajasewaka, H., 1985, "Pakan Ikan (Makanan Ikan)," Cetakan I. Yasaguna, Jakarta.
Chuaidi, 1988, "Fungsi dan Peranan Tubifex sebagai Zoobenthos", Balai Penelitian Air Tawar, Bogor.
Djarijah, A.S., 1995, "Pakan Ikan Alami", Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Grigyalis, A.L., 1967, "Digestion of T. tubifex (Mull) and Enchytracus albidus (Menle) by carp fingerlings'" In Kothekar, V.S. (Ed) "Aquatic Oligochaeta Wornls"
Proceeding of Symposium on Aquatic Oligochaeta, Amerind Pub Co. NY.
Hanafiah, K.A, 1995, "Rancangan Percobaan : Teori dan Aplikasi", PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Mujiman, A, 1994, "Makanan Ikan", PS Penebar Swadaya, Jakarta.
Siregar, A., 1995, "Nila Merah : Pembenihan dan Pembesaran secara Intensif', Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Sukarsa, D.R., 1992, "Evaluasi Pengawetan Tubifex sp. Sebagai Pakan Ikan Budidaya Air Tawar", Lembaga Penelitian IPB bekerja sarna dengan Fakultas Perikanan IPB, Bogor.
Susanto, H., 1987, "Budidaya lkan di Pekarangan", Penerbit PT. Penebar Swadaya, Jakarta.
Suyanto, R., 1994, "Nila Merah :Pembenihan dan Pembesaran secara Intensif', Penerbit Kanisius, Yogyakarta.