• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemasangan Infus

N/A
N/A
dea nur shabrina

Academic year: 2024

Membagikan "Pemasangan Infus"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PEMASANGAN INFUS

Pengertian

Memasukkan cairan/obat langsung ke dalam vena dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang lama.

Tujuan

a. Memenuhi cairan dan elektrolit bagi pasien yang tidak bisa mengambil secara oral

b. Memenuhi cairan dan elektrolit tubuh setelah banyak kehilangan cairan, contohnya : Melalui perdarahan, dehidrasi yang serius.

c. Memberikan nutrisi yang diperlukan oleh tisu untuk proses metabolisme

d. Menyediakan suatu medium untuk p[emberian obat secara intravena

Indikasi

 Dehidrasi

 Syok

 Intoksikasi berat

 Pra & Pasca bedah sesuai dengan program pengobatan

 Pasien yang puasa (NBM/Nil by Mouth) atau tidak boleh mengambil makanan atau minuman secara oral

 Sebelum transfusi darah

 Perlu pengobatan dengan cara infus

 Pasien yang memerlukan obat yang dimusnahkan oleh acid hidroklorik atau obat yang mudah diserap oleh gastrousus

Larutan yang biasa digunakan a. Larutan nutrisi

 Karbohidrat

 Dextrose

 Levulose

 Asam Amino

 Aminogen

 Aminosol

 Travamine

 Lipid

 Lipomul

(2)

b. Larutan Elektrolit

 Normal Saline/ Nacl

 Hartman/ Ringer Lactat

c. Larutan yang meningkatkan volume darah

 Serum albumin manusia

 Plasma

 Isipadu darah

Lokasi Pemasangan Infus a. Vena palmar digitalis b. Vena sefalika

c. Vena basalika

d. Vena antebrakhial medialis e. Vena kubitis medialis f. Vena temporalis g. Vena dorsalis h. Vena jugularis

 Lokasi pemasangan infus dipilih berdasarkan :

 Umur

 Lamanya infus (lama/tidak)

 Jenis larutan yang digunakan

 Keadaan vena

 Orang dewasa: Ditangan (Vena Basalika, V. Kubitis medialis, V.

Sefalik)  Besar

 Jika cedera di bagian tangan bisa digunakan dibagian kaki

 Untuk terapi yang lama vena di belakang tangan dan lengan digunakan karena tidak menghalang pergerakan tangan.

 Anak-anak: Vena di temporal kepala, di kaki, dibelakang tangan

 Untuk terapi infus yang lama gunakan lokasi yang dari bagian distal dahulu ke bagian proksimal supaya jika bengkak boleh digunakan Faktor -faktor yang mempengaruhi aliran infus

1. Jenis cairan

Larutan isotonik bisa diberi dengan tepat berbanding dengan larutan hipertonis

2. Keperluan pasien

Pasien yang mengalami syok hipolemik memerlukan cairan dengan segera oleh itu cairan perlu diberi dengan tepat

(3)

3. Status / keadaan jantung dan renal

Pastikan tidak ada gangguan di organ-organ ini.

4. Kedudukan / lokasi jarum

Jika dipasang dekat dengan sendi Bila dibengkokkan ia akan menyekat aliran cairan .

5. Perubahan dalam posisi jarum

Jika jarum beralih ke jaringan  tetesannya lambat/berhenti menyebabkan tempat tersebut jadi bengkak akibat posisi jarum dekat dengan dinding vena (lambat) Jika jauh (cepat)

6. Ketinggian botol infus

Terlalu tinggi  alirannya cepat Terlalu rendah  alirannya lambat 7. Potensi jarum

Darah beku yang terdapat pada ujung jarum / bevel akan menyekat aliran infus

8. Penyempitan vena

Penggunaan balutan (bandage) yang erat / cuff tekanan darah 9. Pembukaan udara.

Tertutup = udara tidak dapat masuk ke dalam botol mengakibatkan tidak ada tekanan di dalam botol untuk membuat cairan menetes

Perhitungan Tetesan Infus

Tts/mnt : Kebutuhan cairan x tetesan dasar Waktu (Menit)

Tetesan dasar

Mikro : 60 tts/mnt Makro : 20 tts/mnt

(4)

Persiapan Alat:

1. Cairan infus 2. Infuset

3. IV Khateter  Jarum infus, Abocath, Wing needle/Butterfly 4. Kapas alkohol

5. Standar infus

6. Turniquit, plaster, gunting, 7. Larutan antiseptic (Bethadine) 8. Papan Spalk (bila perlu) 9. Sarung tangan

10. Perlak kecil/pengalas, nierbekken.

Prosedur

Langkah-langkah Rasional

1. Periksa arahan dokter/pastikan tentang adanya order pengobatan.

 Jenis larutan yang diperlukan

 Jumlah cairan yang diperlukan

 Sediakan regim menurut waktu yang ditentukan

2. Pastikan pasien dengan betul dan beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan

3. Cuci tangan

4. Atur peralatan dalam bak instrumen dan letakkan di samping tempat tidur pasien

5. Periksa cairan yang akan digunakan

 Tanggal kadaluarsa

 Kandungan cairan  Kejernihan, ada endapan, benda asing

Mengurangi resiko terjadinya kesalahan

Mengurangi resiko terjadinya kesalahan dan penjelasan yang tepat dapat mengurangi kecemasan klien serta dapat memberikan kerjasama

Mengurangi transmisi mikroorganisme

Agar prosedur dapat dilakukan secara sistematis

Mencegah terjadinya infeksi atau timbulnya reaksi tubuh terhadap cairan

(5)

 Kebocoran plastik/keretakan kaca pada botol infus

6. Periksa infus set

 Tanggal kadaluarsa

 Apakah pembungkus set infus robek ( tdk steril )

7. Siap cairan yang akan diberikan buka botol infus dan infuset dari kantongnya, pertahankan sterilisasi pada kedua ujung set

8. Pasang klem sekitar 2-4 cm di bawah drip dan pindahkan klem roll pada posisi off.

9. Lepaskan penutup botol infus tanpa menyentuh lubangnya lalu tusukkan set infus kedalam botol cairan

10. Pasang/gantungkan botol infus pada standar infus

11. Pencet drip/penampung pada slang infus sehingga cairan masuk ke drip sampai tanda batas, lalu buka klem dan alirkan sampai memenuhi selang. Klem roll ke posisi off.

12. Hilangkan udara pada slang dengan cara meluruskan slang tegak lurus dan menjentik2 dengan ujung jari. Pastikan bahwa dalam selang bersih dari gelembung udara.

13. Atur posisi pasien rileks dengan tangan lurus, letakkan perlak kecil di bawah tangan.

Mencegah terjadinya infeksi atau timbulnya reaksi tubuh terhadap cairan

Mencegah bakteri memasuki ke peralatan infus dan aliran darah

Memudahkan pengaturan kecepatan aliran dan posisi off cegah penetesan.

Mempertahankan kesterilan larutan

Memudahkan pengaliran cairan

Efek peghisapan cairan berpindah masuk ke ruang drip untuk mencegah udara masuk ke selang.

Udara dapat masuk ke pembuluh darah dan menyebabkan emboli

Memberikan rasa nyaman dan memudahkan perawat bekerja.

Menghindari kain/seprei

(6)

14.Kaji tempat penusukan vena. Pilih tempat distal vena yang digunakan

15.Bila daerah penusukan banyak rambut, cukur atau gunting daerah tersebut

16. Pasang turniket di atas vena yang akan ditusuk 10-12 cm (5-6 inchi)dan anjurkan pasien untuk menggenggam erat sampai vena distensi dan tampak dengan jelas.

Bila vena belum tampak, perawat dapat menepuk-nepuk area vena sambil menganjurkan pasian

membuka dan menutup

genggaman sampai vena tampak jelas.

17.Pasang sarung tangan

18. Desinfeksi/bersihkan area yang akan ditusuk dengan kapas alkohol dengan gerakan sirkular (satu kali sapuan)

19. Gunakan tangan yang tidak domonan untuk menekan vena di bawah daerah penususkan lebih kurang 1-2 inci

20.Tusukkan abocath pada vena dengan sudut 300 sejajar dengan vena. Setelah ujung jarum masuk vena, rendahkan sudut jarum hampir sejajar dengan vena

terkena darah.

Bila terjadi sclerosis atau kerusakan pada vena, tempat proksimal dari vena yang sama masih dapa digunakan

Rambut merupakan sumber penyebaran mikroorganisme

Membendung aliran darah sehingga vena distensi dan memudahkan vena terlihat dengan jelas, dapat dipalpasi dan mudah ditusuk.

Menurunkan resiko penularan terhadap HIV, hepatitis, organisme melalui darah.

Membawa mikroorganisme menjauhi pusat penusukan

Mencegah bergesernya vena ketika jarum dimasukkan

Mwmudahkan jarum amsuk ke vena dan meminimalkan trauma

(7)

21. Abocath kemudian diteruskan masuk ke vena dan tangan yang tidak memegang digunakan untuk mengontrol letak jarum dengan palapasi vena dari luar. Jika darah telah memasuki lumen jarum dorong perlahan2 sampai posisi tepat. (Satu tangan mendorong abocath sampai menempel dengan tempat penusukan sementara tangan yang lain menarik mandarin/stylet ke luar

22.Tahan abocath dengan satu tangan, lepaskan turniket dengan cepat hubungkan dengan selang infus/

three way/stopper.

23.Lepaskan klem roller dan kepalan tangan sehingga cairan segera mengalir.

24. Setelah yakin aliran lancar, tutup area penusukan dengan kasa dan betadin lalu pasang plaster

25.Atur kecepatan tetesan infus sesuai order

26. Lepaskan sarung tangan, bereskan alat dan cuci tangan

27. Catat tindakan perawat secara singkat dan jelas seperti tanggal pemasangan, jenis dan jumlah cairan yang digunakan

Jika darah telah berada di lumen jarum berarti jarum telah masuk ke vena, karena pembendungan dengan turniket menyebabkan tekanan naik sehingga mengakibatkan darah mengisi lumen jarum.

Mengurangi perdarahan dan mempertahankan posisi jarum.

Memungkinkan aliran vena dan mencegah pembekuan pada aliran infus

Mempertahankan posisi jarum dan mencegah infeksi.

Intake cairan dan elektrolit adekuat

Mengurangi transmisi mikroorganisme

Mendokumentasikan semua tindakan sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat perawat.

(8)

Kewaspadaan

 Ganti lokasi tusukan setiap 48-72 jam dan gunakan set infus yang baru

 Ganti kasa steril penutup luka setiap 24-48 jam dan evaluasi tanda infeksi

 Observasi tanda/reaksi alergi terhadap infus atau komplikasi lain Evaluasi

 Output urine seimbang dengan intake cairan

 Karakteristik urine menunjukkan fungsi ginjal baik

 Klien akan mengkomsumsi cairan sesuai dengan program (peroral, terapi intravena, atau TPN)

Hal-hal yang harus di perhatikan setelah infus terpasang:

1. Senantiasa memeriksa lokasi infus untuk mengesan tanda-tanda infeksi 2. Pastikan infus berjalan lancar

a. Selang  tidak ada udara/darah beku di dalamnya yang menghalang penaliran cairan serta selang tidak terbelit

b.Pastikan pasien tidak menindih selang infus, kedudukan tangan/anggota yang dipasangi infus dalam posisi yang betul, pada anak2/bayi perlu dipasangi spalk

3. Pastikan drip chamber tidak kosong senantiasa terisi cairan ½ chamber untuk menghindari udara masuk kedalam aliran darah

4. Senantiasa memperhatikan tetesan cairan

 Kadar tetesan sesuai regim/order

 Hindari tetesan terlalu cepat krn dpt menyebabkan masalah pada paru-paru dan jantung

 Hindari tetesan terlalu lambat krn intake cairan dan elektrolit tidak adekuat

5. Pastikan botol infus tidak kosong

 Sediakan botol infus yang baru sesuai dgn regim/order

 Tukar botol drip sebelum kosong untuk menghindari udara masuk kedalam selang. Tukar cairan apabila berada pada leher botol

6. Jika perlu tuliskan waktu dimulai dan diakhiri di botol infus untuk memudahkan penukarannya (untuk menghindari kejadian botol kosong)

7. Dokumentasikan jenis larutan dan jumlah cairan yang diberikan dalan intake output chart

8. Memberi penjelasan kepada pasien berkaitan dengan penggunaan infus

 Tidak boleh membawa IV drip ke toilet atau berjalan2 tanpa ditemani oleh perawat untuk menghinbari kejadian back flow darah pada selang

(9)

 Tidak boleh mengatur tetesan untuk menghindari kejadian berlebihan cairan yang diperlukan

 Tidak boleh tinggikan bagian/anggota yang dipasangi infuslebih dari paras jantung untuk menghidari kejadian back flow ke selang.

9. Memenuhi rasa nyaman dan bantuan aktivitas pasien

 Memenuhi personal hygiene

 Membantu mobilitas : turun dari tempat tidur, berjalan dsb.

10. Perhatikan tanda2 vital pasien dan komplikasi yang bisa berlaku sewaktu pasien menerima infus.

Komplikasi yang mungkin terjadi

 Reaksi pirogenik terjadi akibat adanya bahan pirogenik di dalam larutan sewaktu pemasangan infus yang menyebabkan demam

 Thromboplebitis  Trauma mekanik pada vena atau iritasi bahan kimia

 Embolisma udara  Terdapat gelembung udara di dalam aliran infus menyebabkan resiko berbahaya  Kematian boleh berlaku

 Berlebihan cairan dalam sirkulasi  akibat tetesan infus yang terlalu cepat.

 Infiltrasi  masuknya cairan ke dalam sub kutan.

Cara mengganti cairan

1. Sediakan botol infus yang baru apabila cairan menghampiri leher botol patuhi teknik aseptic sewaktu mengganti botol

2. Klem aliran infus

3. Kelurkan spitdari botol kosong dan masukkan ke botol yang baru tanpa menyentuh ujung spit

4. Gantung botol tersebut dengan cepat

5. Buka klem dan hitung kembali tetesan sesuai regim/order

6. pasang label kembali (waktu dimulai dan berakhir sampai jam berapa) 7. Dekomentasikan jumlah larutan yang masuk dan nama larutan yang

baru dalam I/O chart Menghentikan infus

Dilakukan jika program terapi sdh selesai atau jika lokasi penusukan abocath bengkan/aliran tidak berjalan lancar

 Tutup klem infus spy alirannya berhenti

 Buka plaster dan kasa dengan hati2

 Pakai glove, letakkan kasa yang steril diatas tempat abocath dan keluarkan abocath

 Tekan tempat tersebut dengan kasa selama 2-3 menit untuk mencegah perdarahan kmdn plasterkan dengan rapi.

(10)

PEMASANGAN TRANSFUSI DARAH

Defenisi:

Memasukkan darah yang berasal dari donor ke dalam tubuh klien melalui vena.

Tujuan :

1. Untuk menggantikan kehilamgam darah yang banyak sewaktu pembedahan dalam kasus perdarahan

2.Menggantikan kekurangan komponen darah yang spesifik contohnya, Platelet, RBC, faktor2 pembekuan darah

3. Umtuk memepertahankan dan meningkatkan volume darah dalam sirkulsasi pada kasus2 syok akibat perdarahan

4. Untuk meningkatkan kandungan oksigen dalam darah pada kasus anemia

Di lakukan pada:

1. Klien yang kehilangan darah

2. Klien yang penyakit kelainan darah tertentu (misalnya anemia, leukemia)

Komponen-Komponen darah:

3. Whole blood  Semua komponen darah

4.Packed red cell/packd cell  Plasma yang dikeluarkan dari whole blood

5. Plasma  Hasil pemisahan whole blood

6.Platelets  kandungannya platelets, limfosit dan sedikit plasma 7. Granulosit  Kandungannya WBC, plasma dan sedikit RBC 8. Albumin  Kandungannya albumin, plasma dan human albumin 9.clotting factor/Faktor pembekuan darah  Cryoprecipited anti

hemolitik faktor Peralatan

1. Selain alat-alat yang diberika dalam pemeberian infus 2. Larutan normal saline 0,9%/ Nacl 0,9%

3. Set infus dengan filter

4. IV khateter (Diemeter 18 G/19G) 5. produk darah yang benar

6. Sarung tangan 7. Kapas alkohol 8. plester

(11)

9. Nierbekken

10.Format persetujuan pemberian transfusi yang ditandatangani 11. Penghangat darah

Prosedur sebelum transfusi darah 1. Dokter

 Memberika instruksi

 Berapa unit darah tergantung pada keadaan anemia pasien

 Tanda tangan format golongan darah (Group cross match) 2. Pasien

Pengambilan darah krg lebih 3 ml untuk tes golongan darah ini bertujuan untuk tes kesesuaian dara untuk menghindari kejadian aglutinasi dan hemolisis

3. Perawat

 Mengambil sampel darah pasien

 Mengisi format pengambila darah dengan lengkap

 Mengantar sampel darah ke bank darah/PMI

 Komfirmasi darah telah disediakan oleh bank darah/PMI sesuai instruksi dokter di dalam format.

Prosedur

Langkah – Langkah Rasional

1. Pastikan pasien dengan betul cek statusnya/panggil namanya

Untuk menghindari resiko terjadinya kesalahan yang bisa menyebabkan reaksi yang lebih serius

2. Jelaskan prosedur pada klien.

Tentukan apakah klien pernah mendapatkan transfusi dan catatan reaksi, jika ada

Klien yang pernah mendapatkan transfusi darah pada masa lalu dapat merasakan ketakutan yang lebih besar terhadap transfusi

3. Pastikan bahwa klien telah menandatangani format persetujuan.

Beberapa institusi memerlukan klien untuk menandatangani surat

persetujuan sebelum menerima transfusi komponen darah 4. Suruh klien berkemih atau

kosongkan wadah penampungan urine

Bila terjadi reaksi transfusi, spesimen urine yang diambil harus merupakan urine yang dibentuk setelah pemberian transfusi

(12)

5. Dapatkan data dasar tanda – tanda vital dalam 30 menit sebelum pemberian transfusi darah.

Laporkan adanya peningkatan suhu pada dokter.

Memastikan suhu, nadi, tekanan darah, dan pernafasan pra-transfusi klien dan memungkinakan deteksi reaksi

transfusi dengan memperhatikan perubahan pada tanda – tanda vital.

6 . Minta klien untuk dengan segera melaporkan gejala-gejala berikut : mengigil, sakit kepala, gatal, kemerahan jika ada.

Gejala – gejala ini dapat merupakan tanda- tanda reaksi transfusi. Pelaporan dan penghentian transfusi dengan cepat akan membantu meminimalkan reaksi

7. Cuci tangan Mengurangi transmisi mikro organisme 8. Kenakan sarung tangan sekali

pakai

Mengurangi transmisi patogen darah, sarung tangan harus dipakai bila menangani cairan tubuh (CDC, 1987;OSHA, 1991).

9. Buat jalur IV dengan kateter besar

(diameter 18-G atau 19-G) Memungkinkan infus darah lengkap dan mencegah hemolisis.

10. Gunakan slang infus yang memiliki filter.

Filter dapat menyaring debris dan bekuan darah yang lembut

11. Memberi infus normal saline/Nacl 0,9% sebelum memberi darah (50 cc)

Jangan memeberikan larutan yang ada kandungan glukosa

Mencegah hemolisis sel darah merah

Bisa menyebabkan aglutinasi dan menyekat salur darah

12. Ikuti protokol institusi dalam mendapatkan produk darah dari bank darah. Minta darah bila anda telah siap menggunakannya.

Darah lengkap atau kemasan sel – sel darah merah harus tetap dalam lingkungan dingin (10 - 60 C). →

letakkan dalam kotak darah yang berisi es batu.

13. Dengan perawat lain, indentifikasi kebenaran produk darah dan klien:

 Pemeriksa kompatibilatas yang tertera pada kantung darah dan informasi pada kantung itu sendiri.

 Untuk darah lengkap, pemeriksa golongan ABO, dan tipe Rh (pada catatan klien)

 Periksa ulang produk darah dengan pesanan dokter.

Satu perawat membaca dengan keras saat perawat lainnya mendengarkan dan mengecek ulang informasi.

Memastikan bahwa golongan ABO, tipe Rh, dan jumlahnya cocok.

Memastikan bahwa golongan ABO dan Rh cocok dengan tag kompabilitas dan kantung darah.

Memastikan komponen darah yang benar.

(13)

 Periksa tanggal kadaluawarsa pada kantung.

 Periksa darah terhadap adanya bekuan.

 pemeriksaan di atas perlu di lakukan di bank darah/PMI bersama dengan petugas jaga.

Ketika di dalam bangsal/ruangan perlu dicek lagi(double cek) dengan perawat lain atau dokter sebelum darah diberikan ke pasien.

Setelah 21 hari, darah hanya

mengandung 70% sampai 80% sel – sel aslinya dan 23 mEq/L kalium.

Antikoagulan, dekstrosa sitrat – fosfat (CPD), ditambahkan ke dalam darah dan memungkinkan darah disimpan selama 21 hari. Antikoagulan baru, adenin – dekstrosa – sistrat – fosfat (CPD – A), memungkinakan

penyimpanan selama 35 hari. Bila terdapat bekuan, kembalikan darah ke bank darah.

14. Darah disimpan pada suhu ruangan kurang lebih 30 menit setelah dikeluarkan dari kotak darah dengan cara :

 Dialirkan pada air kran

 Direndam dengan air tetapi pastikan selang

penyambungnya tidak bocor

Agar darah yang diberikan sesuai dengan suhu badan.

15. Dengan perlahan balikkan kantung darah 1 sampai 2 kali untuk mencampur sel – sel tetapi tidak digoncang

Mencegah sel – sel menggumpal, yang dapat menyumbat pintu bawah

kantung atau menimbulkan bekuan. Sel darah yang rapuh mungkin akan rusak bila terbentur filter yang tak berisi normal salin.

16. Untuk pemberian darah:

a. Tusuk unit darah

b. Pencet bilik drip; biarkan filter terisi darah.

c. Buka klem pengatur dan biarkan selang infus terisi darah.

Masukkan darah dan atur kadar tetesan :

 Dimulai dengan kecepatan aliran yang perlahan 2-5 ml/menit ( 10-15 tetes)dalam 10 menit pertama

 Tambahkan jumlah tetesan jika tiada tanda-tanda reaksi

Menyiapkan filter dan selang terisi darah

Membantu mempercepat hubungan dari selang infus yang telah disiapkan ke kateter IV.

Mengisi slang

Kebanyakan reaksi transfusi terjadi selama 15 sampai 30 menit transfusi.

Menginfus sejumlah kecil darah pada awal meminimalkan volume darah yang terpajan oleh klien, yang

membatasi beratnya reaksi. Tindakan

(14)

transfusi darah, antara 28-30 tetes /menit (jumlah tetesan tergantung pada keadaan pasien dan jenis darah yang di berikan)

 Tetap bersama klien selama 15 sampai 30 menit masa transfusi

ini juga memungkinkan tindakan cepat terhadap reaksi transfusi

17. Pantau tanda – tanda vital klien:

tiap 5 menit selama 15 menit

pertama : tiap 15 menit selama satu jam berikutnya; tiap jam sampai unit darah terinfuskan; selama satu jam setelah infus selesai.

Waspadalah terhadap setiap perubahan tanda – tanda vital yang dapat

merupakan tanda awal reaksi transfusi

18. Atur infus sesuai pesanan dokter.

Kemasal sel – sel darah biasanya diberikan 1 ½ sampai 2 jam sementara darah lengkap diberikan 2 sampai 3 jam.

19. Pastikan tidak memberikan obat melalui aliran transfusi darah kecuali pemberian diuretik (lasix) jika ada instruksi.

Mencegah reaksi obat terhadap darah.

Untuk mencegah terjadinya overload dalam aliran darah.

20. Jika terdapat tanda-tanda reaksi darah pada pasien :

Maka hentikan transfusi darah dan ganti dengan Nacl 0,9%dan

beritahu dokter dgn cepat untuk tindakan selanjutnya

Meminimalkan reaksi darah yang

21. Setelah darah diinfuskan , bersih selang dengan normal salin 0,9%

dan letakkan kantung darah pada kantung plastik untuk

dikembalikan ke bank darah.

Menginfus sisa darah di dalam selang IV; normal salin 0,9% mencegah hemolisis sel – sel darah merah

22. Buang semua bahan yang telah digunakan di tempat yang telah disediakan. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

Mengurangi transmisi mikro organisme

23. Catat tipe dan jumlah komponen darah yang diberikan, tanggal pemberian, waktu dimulai, waktu

Mencatat pemberian komponen darah dan reaksi klien

(15)

habis, dan raspons klien terhadap terapi darah. Biasanya digunakan catatan transfusi terpisah.

24. Teruskan pemerhatian tanda-tanda

vital pasien dan keadaan pasien Untuk mengesan reaksi yang lambat 26. Cek hemoglobin setelah 24 jam

pemberian transfusi darah diberikan kepada pasien

Untuk mengetahui kadar hemoglobin setelah transfusi apakah ada perubahan atau tidak

Referensi

Dokumen terkait

Jika cairan telah menetes, maka motor servo akan memutar untuk melonggarkan dan menegangkan selang agar jumlah tetesan sesuai dengan set point dan jika cairan

Kesimpulan : Suatu sediaan steril berupa larutan atau emulsi bebas pirogen sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah yang disuntikkan langsung kedalam vena

Infus intravenous adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah, disuntikkan langsung kedalam

Reaksi peradangan dapat terjadi akibat dari jenis cairan yang diberikan karena cairan intravena yang di berikan terlalu asam atau terlalu basa (pH kurang dari 5

(Sumber: Infusion Nurse Society: Standard of Practice, (2006) dalam Alexander, et al.. Observasi juga dilakukan ketika memberikan obat intravena, mengganti cairan

Dalam penelitian ini masih terdapat perawat yang memasang intravena catheter pada vena mediana hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti karena pasien harus

Infus Intermit ten sejumlah kecil obat dimasukkan ke dalam vena melalui cairan infus dalam waktu tertentu, misalnya Digoksin dilarutkan dalam 100 mL cairan infus yang

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan adalah alkohol 70%, sebagai cairan yang akan digunakan, Octenidine Dihydrochloride 0,1% sebagai cairan yang digunakan, kapas