• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Kasus Akuntansi Mudharabah

N/A
N/A
nurhayati

Academic year: 2023

Membagikan "Pembahasan Kasus Akuntansi Mudharabah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pembahasan Kasus Akuntansi Mudharabah

Kasus 1

 Seandainya bank syariah memberikan pembiayaan dalam bentuk aktiva non kas, misal, mobil. Nilai buku mobil =Rp 100.000.000,00 setelah di nilai dengan nilai yang wajar, ternyata nilai wajar mobil tersebut

a. Rp 120.000.000 atau b. 80.000.000

Bagaimana pengukuran pembiayaan mudharabah tersebut dan bagaimana perlakuan terhadap selisih antara nilai buku dan nilai pasar yang wajar tersebut ?

Jawaban Kasus 1

a. Diket: Aktiva Non Kas (Mobil) Rp 100.000.000 Jika nilai wajar Rp 120.000.000

nilai buku Rp 100.000.000 selisih Rp 20.000.000

Selisih 20.000.000 diakui sebagai keuntungan tangguhan dan di amortisasi sesuai jangka waktu akad mudharabah

b. Jika nilai wajar Rp 80.000.000 nilai buku Rp 100.000.000 Selisih Rp 20.000.000

Jika nilai wajar lebih rendah maka selisih sebesar Rp 20.000.000 diakui sebagai kerugian

(2)

Kasus 2

Pada tahun 2011 Mitra bank syariah melaporkan rugi labanya sebagai berikut

Penjualan Rp 500.000.000,00

Harga pokok penjualan Rp 200.000.000,00

Laba Kotor Rp 300.000.000,00

Beban operasi Rp 100.000.000,00

Laba operasi Rp 200.000.000,00

a. Apabila gross profit sharing diterapkan dalam pembagian hasil dengan nisbah bank : nasabah

= 40 : 60 maka hitunglah pembagian laba! Buatlah jurnal penyesuaian yang di buat bank untuk mengakui pendapatan bagi hasil

b. Apabila net profit sharing diterpakan dalam pembagian hasil dengan nisbah bank : nasabah = 30 : 70 maka hitunglah pembagian laba! Buatlah jurnal penyesuaian yang dibuat bank untuk mengakui pendapatan bagi hasil (baik untuk bank syariah dan mitranya)

Jawaban Kasus 2

• Diketahui:

Penjualan Rp 500.000.000

Harga pokok penjualan Rp 200.000.000 -

Laba Kotor Rp Rp 300.000.000

Beban Operasi Rp 100.000.000 -

Laba Operasi Rp 200.000.000

Bank Syariah = 40% x 300.000.000 = 120.000.000 Nasabah = 60% x 300.000.000 = 180.000.000

Jurnal 31 Desember 2011

Piutang pendapatan hasil 120.000.000

Pendapatan bagi hasil mudharabah 120.000.000

(3)

Bank Syariah = 40% x Rp 300.000.000 = Rp 120.000.000 Nasabah = 60% xRp 300.000.000 = Rp 180.000.000

Jurnal 31 Desember 2011 Piutang pendapatan hasil 120.000.000

Pendapatan bagi hasil mudharabah 120.000.000

Bank Syariah = 30% x Rp 200.000.000 = Rp 60.000.000 Nasabah = 70% x Rp 200.000.000 = Rp 140.000.000

Jurnal 31 Desember 2011 Jurnal bagi Bank Syariah

Piutang pendapatan hasil mudharabah Rp 60.000.000

Pendapatan bagi hasil mudharabah Rp 60.000.000 Jurnal bagi Nasabah

Distribusi bagi hasil mudharabah Rp 140.000.000

Kewajiban bagi hasil mudharabah Rp 140.000.000

(4)

Kasus 3

* Bank Syariah Sejahtera menandatangani akad mudharabah musytarakah dengan PT LANCAR pada 1 Mei 2011. Bank Syariah menyalurkan pembiayaannya dengan kas Rp 400 juta dan PT LANCAR sebesar Rp 200 juta, nisbah bagi hasil yang disepakati adalah bank : mitra =40 : 60 dari laba kotor usaha mitra, bila rugi maka pembagian ruginya berdasarkan porsi modal yang disetorkan masing-masing. Pada tahun 2011 PT LANCAR melaporkan Laba Kotor usahanya sebesar Rp 200 juta Diminta

a. Hitunglah bagi hasil untuk bank dan mitranya pada 2011 dan bagi rugi bila mitra mengalami kerugian kotor Rp 20 juta

b. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi dan adjustment untuk bagi hasil (bank syariah dan PT Lancar)

Jawaban Kasus 3

• Diket = Moda disetorkan Bank Syariah = Rp 400.000.000 PT Lancar = Rp 200.000.000

Nisbah = 40 : 60

Laba Kotor = Rp 200.000.000

Ditanya = Hitunglah bagi hasil untuk bank dan mitranya pada tahun 2011 dan bagi rugi pada tahun 2012, apabila mitra mengalami kerugian Rp 20.0000.000

Jawab

PT Lancar = 60% x Rp 200.000.000 = Rp 120.000.000 (Rp 200.000.000 – Rp 120.000.000 = Rp 80.000.000)

PT Lancar = Rp 200.000.000/Rp 600.000.000 x Rp 80.000.000 = Rp 26.666.667

Bank Syariah = Rp 400.000.000/Rp 600.000.000 x Rp 80.000.000 = Rp 53.333.333

Jadi bagi hasil pengelolah Rp 120.000.000 + Rp 26.666.667 = Rp 146.666.667 Bagi hasil Bank Syariah Rp 53.333.333

Total hasil yang di bagi Rp 146.666.667 + Rp 53.333.333 = Rp 200.000.000

(5)

Jika terjadi atas kerugian investasi, maka kerugian di bagi sesuai dengan porsi modal para musytarik. Kerugian di tahun 2012 sebesar Rp 20.000.000

Bank Syariah menanggung rugi sebesar

Rp 400.000.000/Rp 600.000.000 x Rp 20.000.000 = Rp 13.333.333 PT Lancar menanggung rugi sebesar

Rp 200.000.000/Rp 600.000.000 x Rp 20.000.000 = Rp 6.666.667

Jurnal Mencatat Bagi Hasil

Bagi PT Lancar

Distribusi bagi hasil mudharabah Rp 53.333.333

Kewajiban bagi hasil mudharabah Rp 53.333.333

Bagi Bank Syariah

Piutang pendapatan hasil mudharabah Rp 53.333.333 Pendapatan bagi hasil mudharabah Rp 53.333.333

Jurnal untuk Mencatat Transaksi Pernyertaan Modal

 Bank Syariah

Investasi mudhrabah Rp 400.000.000

Kas Rp 400.000.000

 PT LANCAR

Investasi Mudharabah Kas Rp 400.000.000

Dana syirkah temporer Rp 400.000.000 Investasi mudhrabah Rp 200.000.000

Kas Rp 200.000.000 Jurnal untuk mencatat Kerugian

 Bank Syariah

Kerugian Investasi Mudharabah Rp 13.333.333

Penyisihan kerugian inv. Mudharabah Rp 13.333.333

(6)

 PT LANCAR

Dana Syirkah temporer Rp 13.333.333

Inv. Mudharabah Kas Rp 13.333.333

Jurnal untuk pembayaran bagi hasil

 Bank Syariah

Kas Rp 53.333.333

Piutang pendapatan bagi hasil inv. Mudharabah Rp 53.333.333

 PT LANCAR

Kewajiban bagi hasil mudharabah Rp 53.333.333

Kas Rp 53.333.333

1. Vania; dalam akad musyarakah jika salah satu pihak jika 2. Raihan; Jelaskan keuntungan dari pembiayaan musyarakah 3. Dasar

Referensi

Dokumen terkait

09 8.000/ 3 Ditetapkannya bonus akhir Polis jika ada Ditetapkannya bonus tahunan jika ada Berakhirnya pembayaran Premi Tahunan 40% UP sebesar Rp 100 juta 40% UP sebesar Rp

Kasus 3 • Outstanding pinjaman seorang debitur sebesar Rp.5 juta dalam kondisi kolektibilitas kurang lancar dan masih harus diangsur 10 kali selama 10 bulan pembayaran angsuran