• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Ekonomi dalam Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pembangunan Ekonomi dalam Islam"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

Berbeda dengan pendapat-pendapat sebelumnya, Oates menegaskan bahwa tingkat kemajuan ekonomi merupakan hasil dari keselarasan preferensi masyarakat terhadap Pemerintah Daerah yang tercipta sebagai akibat semakin pentingnya peran Pemerintah Daerah dalam otonomi. Pemerintah Daerah mengalokasikan dana dalam bentuk anggaran belanja modal dalam APBD untuk menambah aset tetap.

Teori Pembangunan Ekonomi Dalam Islam

Jika Abu Ubaid lebih menekankan pada prinsip keadilan retributif khususnya kaitannya dengan keuangan publik, maka teori dan pemikiran ekonomi pembangunan Yahya bin Umar (213-289 H) mempunyai persamaan dengan teori As-Syaibani, yaitu motivasi (niat) untuk investasi. . Oleh karena itu, ekonomi pembangunan dalam perspektif Yahya bin Umar bukan sekedar persoalan distribusi pendapatan, melainkan distribusi pendapatan.

Sejarah Pembangunan Ekonomi Dalam Islam

Salah satu matlamat setiap negara membangun ialah komitmen dan orientasi ke arah pembangunan ekonomi. Jika keadaan sedemikian berlaku, kesan demonstrasi antarabangsa akan memburukkan lagi keadaan perangkap kemiskinan yang dihadapi negara membangun.

Gambar Hubungan Perangkap Kemiskinan.
Gambar Hubungan Perangkap Kemiskinan.

Pengertian Ekonomi Pembangunan Perspektif Islam

Secara falsafah, kepentingan ekonomi pembangunan dalam perspektif Islam dapat dikesan melalui garis panduan al-Quran, antaranya QS Al-Jumuah/ 62: 10. Menurut Hasan Aedy, ekonomi pembangunan merupakan salah satu cabang ekonomi yang bertujuan mengatasi masalah yang dihadapi oleh negara - negara yang kurang maju (miskin), antara lain masalah yang berkaitan dengan ketidaksamaan ekonomi. Manan seterusnya menyatakan bahawa pembangunan ekonomi dalam Islam bukan sahaja pembangunan material tetapi aspek spiritual dan moral menduduki tempat yang sangat penting.

Salah satu bentuk penguatan pembangunan ekonomi dalam Islam misalnya; takaful, tadamun dan keamanan lembaga sosial lainnya dalam Islam misalnya (BAZARNAS/BAZNAS) 78 Mannan menganalogikan bahwa ekonomi pembangunan dapat berperan sebagai bidan yang membantu melahirkan hasil nyata dari gagasan-gagasan akhir dan kemungkinan-kemungkinan yang dapat dihubungkan. terhadap faktor agama dan budaya Islam.79. Luasnya pembangunan ekonomi dalam Islam merupakan cita-cita pembangunan ekonomi yang tidak hanya dinyatakan dalam Produk Regional Bruto (PDB) dan peningkatan pendapatan per kapita, tetapi juga bagaimana meningkatkan taraf hidup masyarakat secara absolut. . miskin untuk mengentaskan kemiskinan, sekaligus mengubah terminologi kemiskinan dan nasib menjadi “dimana ada kemauan disitu ada jalan” sebuah keniscayaan. Terbentuknya perilaku pembangunan ekonomi pada negara berkembang merupakan cerminan dari keinginan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi, bahkan untuk menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Mannan mengatakan, Islam sebenarnya tidak menutup kemungkinan diberlakukannya ketentuan yang tegas dan dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembangunan.

Masalah Ketimpangan Ekonomi dan Prinsip-Prinsip Ekonomi Dalam Islam

Meskipun kinerja perekonomian secara umum membaik pasca krisis, indikator-indikator kesenjangan dan kemiskinan menunjukkan adanya eksklusi sosio-ekonomi bagi banyak masyarakat Indonesia. Untuk mengukur indikator kemiskinan, kriteria garis kemiskinan umumnya digunakan untuk mengukur kemiskinan absolut. Berdasarkan ukuran versi BPS, besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh garis kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang rata-rata pengeluaran per kapita bulanannya berada di bawah garis kemiskinan.

Dengan demikian, garis kemiskinan terdiri dari 2 komponen, yaitu garis kemiskinan pangan dan garis kemiskinan non pangan 83. Hal penting lainnya dari garis kemiskinan BPS adalah hubungannya dengan tren pengungkapan kemiskinan di perkotaan dan perdesaan. Garis kemiskinan disebabkan karena biaya hidup di perkotaan dan di pedesaan berbeda.

Dalam konteks ekonomi Islam, ketimpangan dan kemiskinan yang menggambarkan kinerja suatu pemerintahan merupakan bentuk ketidakadilan yang berpihak pada masyarakat.

Prinsip Kebijakan Fiskal Dan Moneter

Perspektif Ekonomi Islam

Yang dimaksud dengan kebijakan moneter adalah upaya mengendalikan atau mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang diinginkan (lebih baik) dengan mengatur jumlah uang beredar. Dalam perekonomian modern, kebijakan moneter dilaksanakan dengan berbagai instrumen yaitu operasi pasar terbuka, penetapan suku bunga atau penetapan jumlah cadangan wajib di sektor perbankan. Peran meyakinkan moral perbankan diharapkan mampu menyelenggarakan penarikan dan penyaluran dana secara berimbang, sehingga laju perkembangan perekonomian masyarakat dapat mengalir dengan baik.

Pertama, dalam meningkatkan pendapatan nasional dan tingkat partisipasi tenaga kerja, serta upaya meningkatkan permintaan agregat sebagai hasil dari ikatan dan persaudaraan masyarakat Muhajirin dan Ansar, sehingga berdampak pada peningkatan distribusi pendapatan dari kelompok Ansar kepada Muhajirin. yang mempengaruhi permintaan keseluruhan di Madinah. Selain itu Rasulullah melihat implementasi kebijakan pemberian kesempatan kerja bagi muhajirin melalui program muzaraah, musaqah dan mudharabah. Selain itu Rasulullah SAW juga membagikan tanah kepada kaum Muhajirin untuk pembangunan permukiman, yang berdampak pada meningkatnya partisipasi tenaga kerja dan kegiatan pembangunan permukiman di Madinah sehingga berdampak pada kesejahteraan umat Islam.

Secara khusus, pajak khams sebenarnya dapat meningkatkan stabilitas total pendapatan dan output ketika terjadi stagnasi dan penurunan permintaan dan penawaran agregat.

Sumber Pendapatan dan Pengeluaran Negara

Sumber-Sumber Pendapatan Negara dalam Islam

Zakat, pada zaman pemerintahan Islam, zakat dikumpul dalam bentuk tunai, ternakan dan hasil pertanian. Pada tahun kedua Hijriah, Allah Taala mewajibkan umat Islam menunaikan zakat fitrah setiap bulan Ramadhan. Dalam satu riwayat dikatakan bahawa Saad bin Abi Wakkash sedang sakit tenat ketika Rasulullah datang menziarahinya.

Sekali lagi Rasulullah saw menjawab: 'Tidak.' Kemudian Saad bertanya lagi: Bagaimana jika ia sepertiga, Rasulullah saw bersabda: 'Itu dibolehkan walaupun jumlahnya. yang ketiga masih terlalu banyak, kerana lebih baik kamu meninggalkan keturunan kamu dalam keadaan kaya daripada membiarkan mereka dalam keadaan miskin, sehingga mereka terpaksa meminta pertolongan kepada orang lain. Nawaib, cukai khas yang dikenakan ke atas orang Islam yang kaya untuk menampung perbelanjaan negara pada masa yang memerlukan, seperti yang berlaku semasa Perang Tabuk. Catatan sejarah menunjukkan bahawa jumlah keseluruhan pendapatan negara pada zaman Rasulullah saw tidak dapat diketahui.

Sumber pengeluaran negara pada zaman Rasulullah Nota mengenai pengeluaran terperinci semasa pemerintahan Nota mengenai pengeluaran terperinci semasa pemerintahan

Tabel Sumber-sumber Pendapatan Negara dalam Islam.
Tabel Sumber-sumber Pendapatan Negara dalam Islam.

Sumber-sumber Pengeluaran Negara pada masa Rasulullah Catatan mengenai pengeluaran rinci pada masa pemerintahan Catatan mengenai pengeluaran rinci pada masa pemerintahan

Pada masa awal Islam, kebijakan moneter tidak diperlukan karena sistem perbankan belum ada dan penggunaan uang sangat minim. Jika bank sentral ingin mengendalikan jumlah uang beredar, maka bank sentral dapat meningkatkan rasio cadangan (RR), misalnya dari 5 persen menjadi 20%, sehingga menyisakan lebih sedikit uang di bank umum, dan sebaliknya. Bank sentral dapat meyakinkan bank-bank untuk meningkatkan permintaan kredit sebagai tanggung jawab mereka ketika perekonomian berada dalam keadaan depresi.

Bank sentral dapat menggunakan nisbah bagi hasil sebagai instrumen moneternya, dimana ketika bank sentral ingin menambah jumlah uang beredar maka margin keuntungan bagi nasabah akan ditingkatkan. f. Merupakan obligasi pemerintah dimana ketika terjadi inflasi maka pemerintah akan menerbitkan lebih banyak sukuk sehingga uang akan mengalir ke bank sentral dan jumlah uang beredar akan berkurang. Instrumen ini diterbitkan oleh Menteri Keuangan dan dijual oleh bank sentral kepada pialang dalam jumlah besar, dalam jangka pendek dan dengan suku bunga rendah.

Kapan pun bank sentral ingin mengurangi jumlah uang beredar, maka sertifikat tersebut akan dijual ke bank umum, dan sebaliknya, ketika bank sentral membeli sertifikat tersebut, berarti bank sentral ingin menambah jumlah uang beredar. Tn.

Tabel Sumber-sumber Pengeluaran Negara pada Masa Pemerintahan  Rasulullah saw.
Tabel Sumber-sumber Pengeluaran Negara pada Masa Pemerintahan Rasulullah saw.

Prinsip-Prinsip Umum Ekonomi Pembangunan Dalam Perspektif Islam

Ilmu ekonomi pembangunan merupakan suatu bidang studi ilmu ekonomi yang mempelajari masalah-masalah perekonomian di negara-negara berkembang dan kebijakan-kebijakan yang harus dilaksanakan untuk mencapai pembangunan ekonomi.139 Dengan demikian, permasalahan penting yang menjadi perhatian ilmu ekonomi pembangunan adalah (1) permasalahan-permasalahan ekonomi yang sedang dihadapi. oleh negara-negara berkembang. , (2) berbagai kebijakan yang harus diambil untuk mengatasi permasalahan tersebut dan mempercepat laju pembangunan ekonomi. Pandangan Islam terhadap ekonomi pembangunan mendorong masyarakat untuk berusaha bekerja secara maksimal agar terhindar dari kemiskinan dan kesenjangan secepatnya. Pandangan Islam terhadap ekonomi pembangunan mendapat perhatian serius dari Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.

Konsep ekonomi pembangunan Islam melihat bahwa kondisi lahan mati/tanah tidak produktif mengharuskan pemiliknya untuk memanfaatkannya sebagai lahan produktif. Stimulus dari Allah yang akan diberikan kepadanya adalah memperoleh pahala yang terus mengalir meski ia meninggal.148 Pusat Perkembangan Ekonomi dalam Islam adalah manusia. Belajar dari kesalahan ekonomi pembangunan Islam di masa lalu, saat ini dan mungkin di masa depan, maka perlu dilakukan peningkatan sumber daya manusia (SDM) melalui berbagai pelatihan dan kegiatan yang mendukung terciptanya pertumbuhan ekonomi yang memadai.

Merekalah yang menjadi instrumen pembangunan ekonomi yang berharga dan membagi tingkat pendapatan secara merata kepada seluruh masyarakat.

Perspektif Keadilan Ekonomi Dalam Islam

Secara sederhana maqashid as-syari'ah terdiri dari dua kata yaitu maqashid dan syari'ah. Sebelum menjelaskan pengertian maqashid as-syari'ah, ada baiknya dijelaskan pengertian syari'ah secara terpisah. 163 Abu Ishaq Al-Syatibi (w.790 H), al-Muwafaqat fi Ushul al-Syari'ah, selanjutnya disebut al-muwafaqat (Kairo: Mustafa Muhammad, t, th), hal.

174 Muhammad Al-Tahir Ibnu Asyur, Maqashid Al-Syari'ah Al-Islamiyah, (Tunisia: Mashna' Al-Kitab, t.th), hal.51. 175 Illal Al-Fasi, Maqashid Al-Syari'ah Al-Islamiyah wa Makarimuha, (Maroko, Mathba'ah Al-Risala 1979), hal.3. Berdasarkan teori maqashid al-syari'ah diatas, menurut penulis maqashid al-syari'ah adalah manfaat.

Berdasarkan ayat di atas, al-Syatibi mengatakan bahawa makashid al-syariah dalam pengertian kegunaan terdapat dalam aspek hukum secara keseluruhan.

Prinsip Keadilan Ekonomi Islam

Kabupaten yang struktur ekonominya paling rendah adalah Kabupaten Kepulauan Aru sebesar 2,78% dan Seram Bagian Barat sebesar 2,26%. Ketimpangan wilayah yang paling ekstrem antara Kabupaten Seram Bagian Barat (2,26%) dan Kepulauan Aru (2,78%) jika dibandingkan dengan realisasi APBD tahun 2005 adalah proyeksi Rp untuk Kabupaten Aru. Pada tahun 2010, Kabupaten Seram Bagian Timur memiliki laju pertumbuhan PDB terendah yaitu sebesar 6,75%, Seram Bagian Barat 11,71% dan Aru 7,64%.

Implikasi dari ketimpangan yang ekstrim ini mengakibatkan terjadinya disparitas IPM di Kabupaten Seram Bagian Barat, dimana pada tahun 2001 Angka Harapan Hidup (AHH) sebesar 62,02%, Angka Melek Huruf (AMH) 94,4%, dan Lama Sekolah sebesar 7,6%. Ketimpangan yang masih menyelimuti Indeks Pembangunan Manusia di Seram Bagian Barat pada tahun 2005 tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan lima tahun sebelumnya yang menunjukkan angka harapan hidup hanya 65,02%, angka melek huruf mencapai 98,0%, dan jumlah tahun pendidikan tercapai. 67,1%. Pada tahun 2011, angka harapan hidup Kabupaten Seram Bagian Barat hanya 66,76%, angka melek huruf 98,29%, lama sekolah 8,30% dan pengeluaran riil per kapita sebesar Rp581,2.

Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Maluku, jumlah angkatan kerja pada tahun 2005 di Kabupaten Seram Bagian Barat berjumlah 47.912 orang, yang terdiri dari 16.476 orang pencari kerja dan 29.108 orang bukan pekerja.

Daftar Pustaka

Ahmad, Yusuf Muhammad al-Badawy.Maqashid al-Syari'ah 'inda Ibn Taimiyyah, Yordan: Dar an-Nafais, 2000. Abu Ahmad en Anshar Sitangan, "Islamitiese Ekonomiese Stelsel: Beginsels en doelwitte" Soerabaja: Bina Ilmu, 1980. Hasan, Hamzah Khaeriyah, Islamitiese Ekonomie, Zakat and Wills Economic Framework and Instruments, Cet, I, Jakarta: LeKAS, 2009.

Muhammad Syafi'i Antonio dan Karnain Parwataatmadja (eds.), Teori dan Praktik Ekonomi Islam, Yogyakarta: Dhana Bakti Prima Yasa, 1997. Peranan Bank Syariah Dalam Membantu Pertumbuhan Ekonomi Rakyat' dalam Zainul Bahar Noor, Bank Muamalat Sebuah Mimpi, Harapan dan Penyata Fenomena Kebangkitan Ekonomi Islam, 2004. Sabzwari, M.A. Sistem Ekonomi dan Fiskal Pada Zaman Nabi Muhammad saw, dalam Euis amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, 2005.

Protestan dan Semangat Kapitalisme, 1976 dan Irma Adelma dan Cynhia Tafl Morris, Pertumbuhan Ekonomi dan Keadilan Sosial di Negara Berkembang, 1973 dalam Muhammad Syafi'i Antonio, Perbankan Syariah, Dari Teori ke Praktek, Cet.

Profil Penulis

Gambar

Gambar Hubungan Perangkap Kemiskinan.
Tabel Sumber-sumber Pendapatan Negara dalam Islam.
Tabel Sumber-sumber Pengeluaran Negara pada Masa Pemerintahan  Rasulullah saw.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Motivasi Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Dengan Keterlibatan Kerja Sebagai Variabel Intervening Studi Pada Karyawan Bagian Produksi PT.. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Airlangga