DONGENG
Pengertian Dongeng
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ketiga (Kementerian Pendidikan Nasional, dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi atau ada, terutama tentang peristiwa zaman dahulu yang di luar nalar. Menurut Rosidatun (2018:92) mengungkapkan bahwa peri cerita adalah cerita yang timbul dari pemikiran fiktif, kreatif dan dari cerita nyata, kemudian menjadi suatu alur cerita yang mengandung pesan moral yang berguna untuk hidup bersama alam dan makhluk lainnya.
Jenis-Jenis Dongeng
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa menulis dongeng sama saja dengan kegiatan menulis prosa kreatif lainnya seperti cerpen. Unsur penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran menulis dongeng adalah media yang digunakan.
UNSUR INTRINSIK DONGENG
Tema
Dalam kutipan di atas temanya adalah sejarah; kutipan tersebut menjelaskan tentang sejarah kerajaan Majapahit. Keong Emas) Pada kutipan di atas temanya adalah cinta yang murni mampu mengalahkan kejahatan.
Plot dan Alur
Kutipan tersebut menggambarkan bahwa kesaktian yang diterima Galuh Candra bisa hilang ketika bertemu dengan Raden Inu Kertapati yang sedang berjuang mencari kekasihnya yang hilang. berhubungan dari setiap peristiwa dengan peristiwa yang lain atau setiap bagian akan selalu mempunyai keterkaitan karena dalam setiap bagian selalu ada peristiwa yang terjadi. Sebenarnya kakak Candra Kirana yaitu Galuh Ajeng mempunyai dendam tersendiri terhadap kakaknya, ia sangat iri pada Candra Kirana karena ternyata Galuh Ajeng tertarik pada Raden Inu Kertapati. Dengan kelicikannya, Galuh Ajeng bertemu dengan seorang penyihir untuk mengutuk Candra Kirana.
Karena takut, Galuh Ajeng lari ke dalam hutan, lalu tersandung dan jatuh ke jurang. Mulanya menggambarkan bagaimana Galuh Ajeng cemburu pada kakaknya sendiri, kemudian diakhiri dengan Galuh Ajeng yang menerima hukuman atas perbuatannya.
Penokohan dan Perwatakan
Pada hakikatnya proses kegiatan menulis sastra memerlukan kreativitas yang nyata karena dalam konteksnya menulis dongeng merupakan kegiatan menulis sastra yang kreatif. Kegiatan pembelajaran menulis dongeng dapat mengacu pada pendekatan kontekstual yang menggunakan beberapa komponen. Alat peraga menulis dongeng dapat berupa teks dongeng, LKS, buku, alat peraga, modul, guru, dan lain-lain.
Pada saat melaksanakan pembelajaran menulis dongeng dengan pendekatan kontekstual, guru disarankan untuk melaksanakan pembelajaran dalam kelompok belajar dengan anggota yang heterogen. Model pembelajaran menulis dongeng berupa teks dongeng, membaca teks dongeng dan contoh pada setiap tahapan pelatihan menulis dongeng.
Latar atau Setting
Amanat
Pesan adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca, baik secara tersirat maupun tersurat. Secara implisit, jika jalan keluar dari pesan tersebut ditunjukkan melalui tingkah laku dan tindakan seorang tokoh. Disampaikan secara tegas apabila pada pertengahan, awal atau akhir cerita, pengarang menyampaikan imbauan, saran, nasehat, larangan, anjuran atau peringatan berkaitan dengan gagasan yang melandasi cerita tersebut (Santosa, 1995: 117).
Dialog
Pesan yang dapat dipetik dari Legenda Gunung Kelud adalah kita tidak boleh menipu siapapun yang telah bekerja keras dan berusaha untuk kita. "Syarat yang aku inginkan adalah kamu menciumku sebelum aku membawamu menyeberangi sungai." Pada contoh di atas menggambarkan dialog atau perbincangan antara Yuyu Kangkang dengan para Klentinget mengenai syarat yang diajukan Yuyu Kangkang agar mereka bisa menyeberangi sungai.
Sudut Pandang
Menulis dongeng sama saja dengan menulis prosa lainnya, misalnya cerpen dan novel. Kegiatan menulis dongeng adalah kegiatan menciptakan karya sastra berupa ungkapan gagasan, kesan, perasaan, harapan, dan imajinasi secara tertulis berdasarkan objek yang diamati berupa naskah dongeng sesuai kreativitas dan pengetahuan manusia. Menulis dongeng pada hakikatnya sama dengan menulis prosa kreatif yang tentunya bersifat fiksi, misalnya menulis novel dan cerpen.
Ruang lingkup pembelajaran menulis dongeng Menulis dongeng merupakan bagian dari pembelajaran Menulis dongeng merupakan bagian dari pembelajaran bahasa dalam kurikulum 2013. Apabila kesimpulan tersebut diterapkan dalam pembelajaran menulis dongeng, maka pembelajaran menulis dongeng tidak hanya akan bermanfaat bagi siswa saja. . ditujukan pada unsur intrinsik dan ekstrinsik dongeng, namun pemahaman terhadap aspek intrinsik dan ekstrinsik dapat menunjang perolehan pengetahuan dan pembelajaran menulis dongeng yang baik sehingga menghasilkan tulisan yang indah.
MENULIS KREATIF
Hakikat Menulis
Menurut Nurhada (2017:5), menulis adalah kegiatan menghasilkan gagasan dan mengemas gagasan tersebut ke dalam bentuk tulisan yang dapat dipahami orang lain. Oleh karena itu, kita harus mencari dan mengumpulkan sumber bahan dan informasi yang dapat menunjang, memperluas, mempertajam dan memperkaya isi teks tertulis. Jika Anda memperhatikan hal-hal tersebut, Anda bisa menghasilkan tulisan yang bagus dan bisa dipahami orang lain.
Menulis merupakan suatu kegiatan atau keterampilan produktif yang dimiliki seseorang dalam mengungkapkan dan menguraikan gagasan, suatu keterampilan yang dimiliki seseorang untuk mengungkapkan dan menguraikan gagasannya dalam bentuk tulisan sehingga dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain. Tahap post-writing merupakan tahap penyempurnaan tulisan yang telah ditulis, seperti penyuntingan dan penyempurnaan.
Menulis Kreatif
Roekhan (1990:1) menyatakan bahwa menulis kreatif adalah proses penciptaan karya sastra yang diawali dengan munculnya suatu gagasan dalam benak pengarangnya, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan menangkap dan mengembangkan gagasan tersebut, kemudian dilanjutkan dengan finalisasi. gagasan agar jelas dan lengkap, kemudian pembahasan gagasan dan pengorganisasiannya. , dan yang terakhir adalah menuliskan gagasan itu dalam bentuk karya sastra. Menulis kreatif menurut Percy (dalam Nuryati) adalah ungkapan gagasan, perasaan, kesan, imajinasi dan bahasa yang dikuasai seseorang dalam bentuk karangan. Menulis kreatif menurut Pranoto (2012) dimana pembaca lebih terkagum-kagum karena estetika teksnya dan bukan isi faktual dan logis yang dikandungnya, yaitu pada artikel.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat menulis kreatif adalah proses mengungkapkan kembali ide, pikiran, pendapat, dan perasaan dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Kegiatan menulis kreatif yang lahir dari ide kreatif, perasaan, kesan, imajinasi dan bahasa yang dikuasai seorang penulis dituangkan dalam bentuk karangan.
Proses Menulis Kreatif
Peran kaidah kebahasaan seperti kata, ejaan, tanda baca, penggunaan huruf besar dan tata bahasa dalam kegiatan menulis petualangan memerlukan perhatian khusus. Dari penjelasan di atas, pembelajaran menulis dongeng pada umumnya melalui beberapa tahapan kegiatan yang terdiri dari tahap pramenulis, antara lain mempersiapkan kerangka naskah dongeng yang terdiri dari penentuan tema, judul, tokoh dan tokoh, latar, alur. , dan sudut pandang. Belajar mengarang dongeng sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan pada Pasal 19 ayat inisiatif, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan jasmani dan mental peserta didik.
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka perlu dilakukan penelitian yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar Menulis Dongeng Menggunakan Pendekatan Kontekstual untuk Siswa Kelas VII SMA dan penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian baru. Penerapan keterampilan inkuiri dalam pembelajaran menulis dongeng adalah agar siswa dapat merumuskan sendiri konsep menulis dongeng melalui tahapan-tahapan menulis dongeng. Siswa didorong untuk membaca buku atau sumber lain untuk menemukan ciri-ciri dongeng. Siswa dapat menulis dongeng dari berbagai tahapan yang perlu dilakukan.
MENULIS KREATIF DONGENG
Sumber Bahan Penulisan Dongeng
Materi pembelajaran merupakan unsur penting yang harus ada dalam kegiatan pembelajaran dan materi pembelajaran harus disajikan sesuai dengan kemampuan siswa. Guru menentukan materi dan menyesuaikannya dengan minat dan kemampuan siswa sehingga materi pembelajaran dipilih untuk siswa. Bahasa, psikologi mahasiswa dan latar belakang budaya merupakan aspek yang tidak boleh dilupakan karena merupakan aspek penting.
Sumber materi menulis dongeng dalam penelitian ini didasarkan pada pendekatan kontekstual, yaitu mengacu pada pemilihan bahan atau materi yang disesuaikan dengan tingkat kelas siswa serta situasi dan kondisi yang melingkupinya. Aspek penting dalam memilih alat peraga adalah bahasa, psikologi siswa dan latar belakang budaya.
Proses Penulisan Dongeng
Hambatan tersebut antara lain: kurangnya sumber daya, media dan alat yang diperlukan untuk pembelajaran; kurangnya sumber bahan ajar atau buku yang relevan; Dalam pembelajaran di sekolah, kegiatan menulis sastra kreatif bertujuan untuk menumbuhkan sikap positif dan sikap kreatif terhadap karya sastra. Menulis ulang dongeng yang pernah dibaca atau didengar Salah satu hikmah menulis sastra Indonesia adalah mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalaman melalui pantun dan dongeng.
Pembelajaran mentranskripsikan cerita yang dibaca memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kepribadian, merangsang kepekaan dan mempertajam emosi.Permasalahan penting yang perlu diperhatikan adalah tersedianya materi pembelajaran yang mendukung terciptanya kesempatan belajar yang terbaik dan menyenangkan. Mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran dipahami sebagai kegiatan guru yang merangsang, mengarahkan dan mengevaluasi kemampuan berpikir siswa.
PEMBELAJARAN MENULIS DONGENG
Tujuan Pembelajaran Menulis Dongeng
Salah satu tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia sebagaimana tercantum dalam standar isi yang dikeluarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) adalah penikmatan dan pemanfaatan karya sastra berbentuk dongeng. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa dapat memperluas wawasannya dari dongeng berupa kekayaan adat istiadat, seni dan budaya Indonesia yang terkandung dalam dongeng; meningkatkan karakter siswa dengan mengetahui pesan moral yang disampaikan melalui dongeng; meningkatkan kemampuan berbahasa dengan menambah kosa kata, kalimat dan latihan bahasa; agar mahasiswa mampu berpikir kritis dan mengapresiasi serta bangga terhadap khazanah sastra Indonesia. Mengenai menulis kreatif, Ellis (dalam Nuryati, 2002:46) berpendapat bahwa manfaat menulis sastra kreatif bagi siswa adalah adanya keinginan untuk mengekspresikan diri; bertukar pikiran tentang ide; membantu dengan kepuasan; kebanggaan dan harga diri; meningkatkan kesadaran dan persepsi lingkungan;.
Ruang Lingkup Pembelajaran Menulis Dongeng
Pendekatan dan Strategi Pembelajaran Menulis Dongeng.39
Oleh karena itu, guru harus mampu menyusun RPP yang dapat memotivasi siswa dalam belajar. Perencanaan pembelajaran dapat berupa pemilihan metode atau strategi, media dan langkah pembelajaran yang digunakan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran. Kesesuaian materi ditentukan apabila guru secara tepat memilih materi yang sesuai dengan kemampuan dan minat siswa.
Penggunaan media akan paling menguntungkan apabila media yang dipilih berdasarkan penggunaannya konsisten dengan fungsi dan faedah. Media akan mempunyai peranan yang sangat besar dalam proses pembelajaran apabila guru dapat menggunakan media dengan tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Evaluasi
Konsep belajar mengajar yang membimbing guru untuk menghubungkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata merupakan cerminan dari pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL).Menurut Nurhadi, dkk (2004), pendekatan kontekstual merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang menekankan pentingnya lingkungan alam, diciptakan dalam proses pembelajaran, agar kelas menjadi lebih hidup dan bermakna, karena siswa sendiri yang merasakan apa yang dipelajarinya. Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa memperkuat, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademiknya dalam berbagai konteks kehidupan di rumah dan di luar sekolah.
Oleh karena itu, dalam memilih bahan ajar hendaknya guru mengacu pada materi dan menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari serta menarik perhatian siswa sesuai dengan pendekatan kontekstual. Definisi lain menjelaskan bahwa pendekatan kontekstual adalah suatu konsep pembelajaran dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Nurhadi, dkk, 2004 : 13). dalam Pratiwi menyatakan bahwa pendekatan kontekstual adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa memahami makna materi yang dipelajarinya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual adalah suatu konsep pembelajaran yang mengembangkan keterampilan siswa secara bertahap melalui pengalaman dan menghubungkan materi yang diperoleh dengan kehidupan nyata serta memungkinkan mereka menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupan nyata.
Ciri-ciri pendekatan kontekstual meliputi tujuh komponen yaitu: konstruktivisme, inkuiri, menanya, pemodelan, komunitas belajar, keaslian, penilaian dan refleksi.