CAN CHILDREN DO SCIENCE?
CAN CHILDREN DO SCIENCE?
Children are natural scientist.
Scientists are people who are studying or has expert knowledge of one or more of the natural or physical science (Oxford English Dictionary).
In other words: anyone who is studying their world by asking questions and investigating their surroundings.
Scientists aren’t all in the labs mixing chemical – scientist are everywhere studying everything.
Children are doing this all the time!
BAGAIMANA PROSES PEMBELAJARAN SAINS PADA ANAK?
Anak-anak berpartisipasi aktif dalam eksplorasi.
Sebagai anak-anak yang mengeksplorasi dunia mereka, mereka datang dengan pertanyaan, yang menyebabkan kemungkinan teori tentang mengapa dan bagaimana sesuatu terjadi.
Anak-anak menyelidiki teori mereka dalam konteks kelas. Dalam hal ini, guru, harus memberikan waktu dan kesempatan untuk pembelajaran tersebut terjadi. Guru harus membangkitkan gairah anak untuk belajar dan mendorong anak untuk selalu bertanya,
“Apakah yang akan terjadi apabila...?” dan kemudian memfasilitasi anak untuk mencari jawaban tersebut.
Sains melibatkan metode ilmiah yaitu: mengamati, mengklasifikasi, eksperimen, memprediksi, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan ide-ide. Anak-anak juga harus didorong untuk menggunakan istilah ilmiah yang sesuai, sehingga membangun literasi sains.
Gordon et al (2014) menjelaskan bahwa anak usia dini mampu mempelajari sains apabila pembelajaran dilakukan secara nyata (langsung) dan menarik.
SAINS ANAK USIA DINI
Sains untuk anak usia dini adalah sebuah kombinasi dari proses keterampilan (bagaimana anak belajar) dan konten (apa yang dipelajari oleh anak) (Jackman, 2012).
Sains untuk anak usia dini adalah sebuah usaha alami untuk anak yang memiliki karakteristik untuk selalu mengeksplorasi dunianya, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, mengamati, menyentuh dan merasakan sesuatu yang baru baginya (Essa, 2014).
Pembelajaran sains untuk anak usia dini membantu anak untuk memecahkan masalah (Morrison, 2012).
Pengalaman belajar sains mendorong perkembangan bahasa dan keaksaraan, dan juga terkait dengan kemampuan belajar matematika dan kemampuan fungsi eksekutif anak. Sains juga dapat mendukung pembelajaran anak-anak dan kesiapan sekolah (Brenneman, 2014).
Pengembangan pembelajaran sains di TK dilaksanakan dengan pembelajaran terpadu. Topik pembelajaran sains untuk anak TK (5-6
tahun) hendaknya lebih bersifat memberikan pengalaman tangan pertama (first hand experience) kepada anak, bukan mempelajari
konsep sains yang abstrak.
(Slamet Suyanto, 2005)
PENGENALAN SAINS ANAK USIA DINI
Penelitian saat ini menunjukkan bahwa anak-anak memiliki kapasitas untuk membangun pembelajaran konseptual dan
kemampuan untuk menggunakan praktik penalaran dan penyelidikan.
NRC 2007, 2012, dalam NSTA 2014
Pengenalan sains untuk anak Taman Kanak-kanak lebih ditekankan pada proses daripada produk.
Proses sains dikenal dengan metode ilmiah, yang secara garis besar meliputi; (1) observasi, (2) menemukan masalah, (3) melakukan percobaan, menganalisis data dan (4) mengambil kesimpulan. Untuk anak TK, keterampilan proses sains hendaknya dilakukan secara sederhana melalui bermain.
Kegiatan sains memungkinkan anak melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda, baik benda hidup maupun benda tak hidup yang ada disekitarnya. Anak belajar menemukan gejala benda dan gejala peristiwa dari benda-benda tersebut.
Pengenalan sains dapat melatih anak menggunakan lima inderanya untuk mengenal berbagai gejala benda dan gejala peristiwa. Anak memperoleh pengetahuan baru hasil interaksinya dengan berbagai benda yang ada disekitarnya.
Slamet Suyanto, 2005
TUJUAN PEMBELAJARAN SAINS ANAK USIA DINI
Agar anak-anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya melalui penggunaan metode sains, sehingga anak-anak terbantu dan menjadi terampil dalam menyelesaikan berbagai hal yang dihadapinya.
Agar anak memiliki sikap ilmiah. Hal-hal yang mendasar, misalnya : tidak cepat- cepat dalam mengambil keputusan, dapat melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang, berhati-hati terhadap informasi yang diterimanya serta bersifat terbuka.
Agar anak-anak mendapatkan penngetahuan dan informasi ilmiah yang lebih baik dan dapat dipercaya, artinya informasi yang diperoleh anak berdasarkan pada standar keilmuan yang semestinya, karena informasi yang disajikan merupakan hasil temuan dan rumusan yang obyektif serta sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan yang menaunginya.
Agar anak lebih berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berada dan ditemukan di lingkungan dan alam sekitarnya.
Leeper, 1994
PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN SAINS ANAK USIA DINI
Mengamati, mendengarkan, memfasilitasi dan menanyai;
Mengakui bahwa belajar adalah proses mengeksplorasi;
Percaya bahwa tujuan pengajaran bukan tentang jawaban yang benar, melainkan tentang perkembangan pemikiran independen dan disposisi pemecahan masalah;
Mengetahui bahwa anak membutuhkan waktu untuk menjelajah dan mengambil resiko;
Mengakui bahwa pembelajaran harus hands-on dan minds-on;
Menyediakan semua kemampuan pembelajar dengan kesempatan untuk mengalami pertanyaan dan penemuan yang mengagumkan dengan membuat akomodasi terhadap lingkungan dan harapan;
Model antusiasme untuk sains dan penemuan sehingga anak-anak dapat melihat bagaimana menariknya kegiatan ini;
Menyeimbangkan aktivitas child-initiated dengan teacher-prompted; dan
Menciptakan hubungan dengan keluarga yang mendorong keterlibatan sains di rumah.
Connecticut State Department of Education, 2007
Guru, melalui observasi, mengetahui kemampuan dan minat anak-anak, mengerti pola pertumbuhan dan perkembangan mereka, lalu menggunakan informasi ini untuk menciptakan ruang kelas yang menyediakan keamanan, serta tantangan yang menarik dan memuaskan.
Lingkungan belajar yang disiapkan dapat meningkatkan perkembangan rasa keingintahuan anak.
Area “hands-on dan minds-on”
meliputi:
1. Menarik;
2. Terorganisir;
3. Diisi dengan item yang dipilih untuk mendukung kepentingan saat ini dan mendorong
penyelidikan;
4. Area yang mengundang anak- anak untuk bereksplorasi,
menyentuh dan manipulasi;
5. Diisi dengan barang-barang yang nyata dari dunia anak; dan
6. Aman.
NILAI SAINS BAGI PERKEMBANGAN AUD
NILAI SAINS BAGI PERKEMBANGAN KOGNITIF
Pembagian utama dalam kematangan kognitif adalah antara masa
praoperasional dan operasional konkret .
Piaget (Krogh & Slentz, 2008)
Anak-anak pada kedua tahap ini
membutuhkan objek konkret untuk
pembelajaran yang efektif.
Pada teori perkembangan kognitif, yang terpenting adalah bukan anak menyerap sebanyak-banyaknya pengetahuan, tetapi bagaimana anak dapat mengingat dan mengendapkan yang diperolehnya, serta bagaimana ia dapat menggunakan konsep dan prinsip yang dipelajarinya itu dalam lingkup kehidupannya.
Nilai yang sesungguhnya dari sifat pengembangan kognitif harus mengarah pada dua dimensi, yaitu:
Dimensi isi
Dimensi proses
Nilai yang sesungguhnya dari sifat pengembangan kognitif harus mengarah pada dua dimensi, yaitu:
Dimensi isi
Dimensi proses
Teori pembelajaran sosial menjelaskan bahwa perkembangan sikap yang ditunjukkan oleh anak-anak berkaitan erat dengan pemodelan orang dewasa.
NILAI SAINS BAGI PERKEMBANGAN SOSIAL DAN AFEKTIF
Guru yang menganggap pembelajaran
sebagai hal yang membingung
kan,
membosanka n, atau sulit.
Guru
menunjukkan sikap negatif
kurangnya dan kepercayaan
diri
melakukan pembelajaran
sains.
Anak-anak akan merespons
dengan menjadi diri
mereka sendiri yang
negatif
Jika seorang guru merasa kurang memahami atau kurang percaya diri melakukan pembelajaran sains, maka guru dapat mengatasinya dengan:
• Banyak membaca
• Mengikuti kursus
• Seminar dan lokakarya
• Berusaha menunjukkan sikap yang lebih positif
Guru dapat mengarahkan anak-anak untuk mengembangkan perspektif mengambil keterampilan dan masalah moral yang terkait dengan sains.
Misalnya, rasa kepedulian terhadap lingkungan dapat diterapkan pada lingkungan di sekolah.
• Melakukan kegiatan daur ulang
• Bergabung dalam kegiatan patroli sampah
• Merawat pekarangan atau kebun sekolah.
Jika pengembangan sikap ini disesuaikan dengan tuntutan perilaku yang terjadi dalam kehidupan anak sehari-hari, maka sikap tersebut akan
melekat dan menjadi karakter yang mengindividualisasi pada diri anak.
• Kesadaran akan tubuh dan panca indera merupakan bagian penting dalam pembelajaran sains awal.
• Tubuh dari anak itu sendiri dianggap sebagai sumber belajar yang paling konkret dan dekat bagi anak, yang memancing rasa ingin tahu dan ingin bertanya.
NILAI SAINS BAGI PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOMOTORIK
Kegiatan seperti menyikat gigi, tidur siang, dan
mandi tidak hanya meningkatkan kesehatan
tetapi juga mengajarkan anak-anak untuk
menghargai tubuh mereka.
Kegiatan sains apalagi yang dapat mengembangkan motorik anak?
Motorik kasar
anak dapat berkembang melalui kegiatan bercocok tanam, bermain di area pasir dan air, memanjat pohon, mencuci dan menjemur pakaian, dan lain sebagainya.
Sedangkan
motorik halusanak dapat berkembang melalui kegiatan
pencampuran warna, meraba permukaan benda kasar dan halus,
merasakan suhu, membuat prakarya dari barang-barang bekas, dan
lain sebagainya.
Pengembangan kreativitas anak
Kemampuan dalam mengaktualisasikan diri, dan menyiapkan anak dalam mengisi kehidupannya Menumbuhkan nilai religious pada anak
NILAI SAINS BAGI PENGEMBANGAN ASPEK LAINNYA
Sains merupakan area belajar yang menyediakan lingkungan yang kaya akan pengembangan kreativitas anak. Namun, perlu diingat bahwa untuk bisa mengembangkan kreativitas anak, maka guru juga harus menyediakan kegiatan sains yang kreatif.
NILAI SAINS BAGI KREATIVITAS ANAK
Kreativitas anak dapat meningkat ketika mereka
terlibat dalam pembelajaran sains.
NILAI SAINS BAGI PENGEMBANGAN AKTUALISASI DIRI
Pembelajaran sains yang memadai (adequate) akan menumbuhkan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis yang semuanya akan bermanfaat bagi aktualisasi dan kesiapan anak menjadi generasi berkualitas untuk menghadapi perannya yang lebih luas dan kompleks pada masa akan datang.
Prasetyo ( 2016)