• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZ DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZ PUTERI KELAS 3 (TIGA) AKADIMIYAH MU’ALLIMAT YAYASAN SYAIKH ABDUL QADIR AL JILANI BANJARBARU PDF

N/A
N/A
humaira

Academic year: 2024

Membagikan "METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZ DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZ PUTERI KELAS 3 (TIGA) AKADIMIYAH MU’ALLIMAT YAYASAN SYAIKH ABDUL QADIR AL JILANI BANJARBARU PDF"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZ DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZ PUTERI KELAS 3 (TIGA) AKADIMIYAH MU’ALLIMAT

YAYASAN SYAIKH ABDUL QADIR AL JILANI BANJARBARU

Humaira Mardhati STAI Al Jami Banjarmasin

Email: [email protected] Nor Kamalia

STAI Al Jami Banjarmasin

Email: [email protected] Abstract

Study This aim For describe method learning tahfidz Al-Qur'an held at Islamic Boarding school Tahfidz Puteri Akadimiyah Mu'allimat Banjarbaru, as well describe level success tahfiz. Study This use method field research with approach qualitative descriptive in the form of written words or oral of the people and behavior that can be observed. Then, the data source used is primary data obtained direct from results research and secondary data are data that are not direct obtained moment study but obtained from documents that have been There is previous. Approach used writer in study This is approach descriptive generally qualitative done in explain in a way systematic facts on something object in characteristic form of writing narrative in the meaning of the data and facts collected in the form of the word or description No numbers. The data has been collected with method descriptive so that study qualitative will describe circumstances Actually in a way detailed. Whereas data collection uses interviews, observations, as well studies documentation. Based on results study method learning tahfidz used in Islamic Boarding school This that is with use Pakistani method. So, this Pakistani method divided become three parts: Sabaq, sabqi and manzil. For implementation method This new running 2 years Already Enough produce results. Cottage Grounds Boarding school Akadimiyah Mu'allimat choose Pakistani method because known more effective and efficient for female students guard memorize they Good old memorization or memorize new. However, female students also remain add memorize they besides also being absolutely perfect formerly memorize they until truly categorized as mutqin by his asatidzah. Constraint factors in use method This namely: a. The factor of female students who lose Spirit as well as motivation for memorize the Koran. b. Still

(2)

female students need guidance repair reading / tahsin with use method Nurul Bayan. c. Limited time factor with capacity time memorize and deposit every female students different. Sometimes, some are fast and some are long.

Keywords: Learning methods tahfidz, Islamic boarding school Akadimiyah Mu'allimat, Pakistani Method.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan metode pembelajaran tahfidz Al- Qur’an yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Tahfidz Puteri Akadimiyah Mua’llimat Banjarbaru, serta mendeskripsikan tingkat keberhasilan tahfiz.

Penelitian ini menggunakan metode field research dengan pendekatan kualitatif deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Kemudian, sumber data yang digunakan adalah data primer yang didapat langsung dari hasil penelitian dan data sekunder merupakan data yang tidak langsung didapat saat penelitian melainkan didapat dari dokumen-dokumen yang telah ada terdahulu. Pendekatan yang digunakan penulis dalam penelitian ini merupakan pendekatan deskriptif kualitatif yang pada umumnya dilakukan dalam menjelaskan secara sistematik fakta pada suatu objek dalam bentuk tulisan yang bersifat naratif dalam artian data dan fakta yang dihimpun berbentuk kata atau gambaran bukan angka. Data yang telah dikumpulkan dengan metode deskriptif sehingga penelitian kualitatif akan menggambarkan keadaan sebenarnya secara terperinci. Sedangkan pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, serta studi dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian metode pembelajaran tahfidz yang digunakan di Pondok Pesantren ini yaitu dengan menggunakan metode Pakistani. Jadi metode Pakistani ini terbagi menjadi tiga bagian: Sabaq, sabqi dan manzil. Untuk pelaksanaan metode ini baru berjalan 2 tahun sudah cukup membuahkan hasil. Alasan Pondok Pesantren Akadimiyah Mu’allimat memilih metode Pakistani karena dikenal lebih efektif dan efisien untuk para santriwati menjaga hafalan mereka baik hafalan lama maupun hafalan baru. Akan tetapi, para santriwati juga tetap menambah hafalan mereka disamping juga dimutqinkan dahulu hafalan mereka hingga benar-benar dikategorikan mutqin oleh asatidzahnya. Faktor kendala dalam menggunakan metode ini yaitu: a. Faktor santriwati yang kehilangan semangat serta motivasi untuk menghafal Al-Qur’an, b. Santriwati yang masih memerlukan bimbingan perbaikan bacaan/tahsin dengan menggunakan metode Nurul Bayan, c. Faktor waktu yang terbatas dengan kapasitas waktu menghafal dan menyetorkan setiap santriwati berbeda-beda.

Kadang, ada yang cepat dan ada yang lama.

Kata kunci: Metode pembelajaran tahfidz, pesantren Akadimiyah Mu’allimat, Metode Pakistani.

(3)

A. PENDAHULUAN

Pondok pesantren sudah tidak diragukan lagi menjadi salah satu wadah untuk mencetak generasi Qur’ani. Ditambah dengan program impian dan dicita- citakan bagi umat muslim yaitu tahfiz Al-Qur’an. Ketika mendengar pondok pesantren yang memiliki program tahfiz Al-Qur’an tentu sudah tidak asing lagi bagi kebanyakan orang. Bahkan, untuk daerah Kalimantan Selatan saja sudah memilliki ratusan pondok tahfiz Al-Qur’an1 yang tersebar di berbagai wilayah.

Setiap pondok pesantren tahfiz Al-Qur’an tentu memiliki metode pembelajaran tahfiz yang berbeda-beda dan mempunyai ciri khas masing-masing dengan program dan metode yang bervariasi.2 Sebenarnya tujuannya sama yaitu menghafal Al-Qur’an, hanya yang membedakan metode pembelajaran setiap pondok pesantren berbeda-beda tentunya sesuai dengan metode dan pembelajaran yang pernah diajarkan oleh para guru mereka sebelumnya. Pada prinsipnya semua metode itu baik untuk dijadikan pedoman dalam menghafal Al-Quran.3 Sehingga, terwujudlah sebuah bangunan pondok pesantren tahfiz Al-Qur’an sebagai kaderisasi untuk masa mendatang dan melahirkan seorang penghafal Al- Qur’an yang dicita-citakan.Menurut al-Kailani (1986) menyebut bahwa ada lima kaidah mengajar Al-Qur’an yang bisa dijadikan panduan bagi para guru Al- Qur’an, yaitu pemilihan kaidah harus sesuai dengan objektif pengajaran, kaidah harus sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan, kaidah yang digunakan mesti sepadan dengan usia pelajar, kemampuan guru untuk mengaplikasi kaidah yang dipilih dan waktu yang cukup dalam mengaplikasikan kaidah yang dipilih.4

Diantara keutamaan dalam menghafal Al-Qur’an sangat banyak sekali keistimewaan dan manfaat bagi orang-orang disekitarnya. Terutama untuk

1 Ahyar Rasyidi, ‘Dinamika Kurikulum Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur′an di Kalimantan Selatan’, el-Buhuth: Borneo Journal of Islamic Studies 5, no. 2 (6 March 2023): 246, https://doi.org/10.21093/el-buhuth.v5i2.5940.

2 Ahyar Rasyidi, ‘Pelaksanaan Tahfiz Al Qur’an Bagi Siswa Madrasah Aliyah Al Hamid Kecamatan Banjarmasin Utara’, n.d., 3.

3 Adam Mudinillah and Amelia Putri, ‘Metode Pembelajaran Tahfiz Al-Quran di PKBM Markazul Qur’an Sumatera Barat’, Mitra PGMI: Jurnal Kependidikan MI 7, no. 2 (25 July 2021):

101–102, https://doi.org/10.46963/mpgmi.v7i2.361.

4 Sharifah, Shafiee, Tasnim, Kasimah, Nik Azeah, ‘Kaedah Pengajaran Dan Pembelajaran Al-Qur’an: Kajian Di Masjid UniSZA (Teaching and Learning Method of al-Quran:

A Study in UniSZA’s Mosque)’ (Penerbit UKM UKM Press, 10 January 2018), 95.

(4)

penghafal Al-Qur’an. Pertama sebagai pemberi syafaat di hari kiamat untuk dirinya dan keluarga nya5pada pembaca, memahami dan mengamalkan6, kedua penghafal Al-Qur’an telah dijanjikan ditinggikan derajatnya oleh Allah Subhanahu wata’ala, ketiga, Al-Qur’an menjadi hujjah atau pembela bagi pembaca dan sebagai pelindung dari azab api neraka.7 Tidak hanya itu, penghafal Al-Qur’an akan mendapat keberkahan dalam hidupnya bahkan Allah akan memberi penghargaan di dunia sebelum penghargaan di akhirat.

Menghafal Al-Qur’an tentu bukanlah tugas dan perkara yang mudah, artinya tidak semudah membolak-balikkan telapak tangan (Akbar &

Hidayatullah, 2016). Akan tetapi, dengan manajemen yang baik dan terstruktur tentunya dapat membantu para penghafal Al-Qur’an dalam memudahkan proses menghafal dengan baik dan cepat sehingga proses menghafal 30 juz tidak terasa memberatkan. Orang yang menghafal Al-Quran mempunyai keistimewaan- keistimewaan yang Allah janjikan di dunia maupun di akhirat, salah satunya adalah mendapatkan kedudukan yang tinggi saat berada di surga, serta mendapatkan syafaat untuk dirinya dan keluarganya di akhirat kelak.8

Umat Islam meyakini bahwa Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang ditunjukkan pada manusia sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan.9 Dengan demikian, umat Islam senantiasa mempelajari, memahami, dan mengamalkan isi kandungan yang ada terdapat dalam Al-Qur’an dan upaya untuk memelihara kemurnian Al-Qur’an yaitu dengan cara menghafalkannya. Karena dalam menghafal Al-Qur’an ini salah satu cara untuk menjaga kemurnian isi

5Sarwadi Sarwadi, Robbaniyah, Lina Rabbaniyah, Roidah, ‘Administrasi Kurikulum Pembelajaran Tahfidz Di Pondok Pesantren Islamic Center Binbaz Yogyakarta’ 13 (Desember 2022): 160, https://doi.org/10.23887/jurnal ap.v13i2.1550.

6 Suryono Suryono, Ari Anshori, and Muthoifin Muthoifin, ‘Metode Pembelajaran Taḥfīẓ Al-Qur’an Di Madrasah Aliyah Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar Dan Madrasah Aliyah Al-Kahfi Surakarta’, Profetika: Jurnal Studi Islam 17, no. 02 (2 October 2017): 32, https://doi.org/10.23917/profetika.v17i02.5295.

7 Yoga Sunandar et al., ‘Pembelajaran Tahfidz Dan Pengaruhnya Terhadap Pemahaman Al-Qur’an Dengan Menggunakan Metode Klasikal Di Sekolah Sunah Sd Bandung Islamic School’, n.d., 10.

8 sarwadi, Robbaniyah, Lina, ‘Administrasi Kurikulum Pembelajaran Tahfidz Di Pondok Pesantren Islamic Center Binbaz Yogyakarta’, 160.

9 Nunzairina, ‘Wawasan Alquran Tentang Peserta Didik’, Waraqat : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman 6, no. 1 (30 June 2021): 69, https://doi.org/10.51590/waraqat.v6i1.144.

(5)

kandungan dalam Al-Qur’an sebagaimana yang telah dianjurkan oleh Nabi Muhammad shallallhu ‘alaihi wa sallam. Dari Abdullah bin ‘Umar dan ‘Amr bin

‘Ash radhiyallahu’anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

،امممهنع هممللا يممضر صاعلا نب ورمع نب ِهللا دبع نعو

ِبِحا َممصِل ُلاممَقُي :َلاممَق ملممسو هيلع هللا ىلص ّيبنلا نع

،اَيْنّدمملا يف ُلّتَرُت َتْنُك اممَمَك ْلّتَرَو ِقممَتْراَو ْأَرممْقا :ِنآْرممُقْلا دواد وممُبَأ هاور .اممَهُؤَرْقَت ةمميآ ِرممِخآ َدممْنِع َكممَتَلِزْنَم ّنإممَف :لاقو ،يذمرتلاو حيحص نسح ثيدح

Akan dikatakan kepada shahibul qur’an (di akhirat), bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia.

Karena kedudukanmu tergantung pada ayat terakhir yang engkau baca.”

(Hadist Hasan Shahih dikeluarkan oleh Abu Daud No. 1364 dan At Turmudzi No. 2913). 10

Para salaf sangat bersungguh-sungguh dalam memperbanyak membaca Al-Qur`an dan menghafalnya, karena mengharapkan keutamaan dan pahala ini, serta karena cinta terhadap kitab Allah dan mendapatkan kenikmatan dengan membacanya. Imam Abdurrahman al-Auza’i rahimahullah berkata: ‘Ada lima perkara yang selalu dipegang para sahabat nabi dan para tabi’in yang mengikuti langkah mereka dalam kebaikan: Selalu bersama jama’ah kaum muslimin, mengikuti sunnah, memakmurkan masjid, membaca Al-Qur`an dan jihad fi sabilillah.”11

Di antara para sahabat yang masyhur selalu bersama Al-Qur`an adalah Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, sehingga diriwayatkan bahwa beliau

10 Dikutip dari Abu Zakaria Muhyiddin Yahya bin Syaraf An-Nawawi “Kitab Riyadhus Shalihin” (Beirut: Dar Ibnu Katsir, 2007), Juz I, No. 991,” h. 299

11https://yufidia.com/biografi-ulama-imam-al-auzai/#;~:text=Dari%20Abu%Ishaq%20AI

%2DFazari,membaca%20Alquran%2C%20dan%20berjihad.%E2%80%9D diakses Rabu 13 September 2023.

(6)

pernah berkata: ‘Jikalau hati kamu bersih niscaya kamu tidak pernah kenyang dari kalamullah.”12

Di antaranya lagi adalah Abdullah bin ‘Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhu, seperti yang diriwayatkan dalam shahih tentang dialognya bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, hingga akhirnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memintanya agar membaca dan mengkhatamkan Al-Qur`an dalam tujuh hari.13

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu

‘alaihi wa sallam bersabda14

َلاممَق ىّتَح ًةّوممُق ُدممِجَأ ىّنِإ ُتْلُق . ٍرْه َممش ىِف َنآْرممُقْلا ِإَرممْقا

َكِلَذ ىَلَع ْدِزَت َلَو ٍعْبَس ىِف ُهْأَرْقاَف

Bacalah (khatamkanlah) Al Quran dalam sebulan.” ‘Abdullah bin ‘Amr lalu berkata, “Aku mampu menambah lebih dari itu.” Beliau pun bersabda, “Bacalah (khatamkanlah) Al Qur’an dalam tujuh hari, jangan lebih daripada itu.” (HR.

Bukhari No. 5054).15

Para salaf rahimahullah merasakan ketenangan dan kenikmatan saat membaca Al-Qur`an, karena ia adalah kalamullah yang tidak pernah bosan membacanya dan tidak pernah jemu mendengarnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala menghilangkan rasa jemu dan bosan dari pembaca dan pendengarnya dengan keikhlasan dan kebenaran iman, untuk memudahkan membaca dan mendengarnya.16

12 Abdul Aziz bin Abdullah Ar-Rajihi “Kitab Syarah Al Iqtishad fi Al ‘Itiqad” h. 13 http://www.islamweb.net diakses Sabtu 30 September 2023

13HR. Al-Bukhari 5054 dan Muslim.

14Abu Abdurrahman Muhammad Nashiruddin bin al Hajj Nuh bin Najati bin Adam, al Asyqudari al Albani, “Mukhtashar Shahih Imam Bukhari: Nashiruddin al Albani”, (Riyadh:

Maktabah Al Ma’arif, 2002), Juz. 4 no. 346, h. 3

15https://rumaysho.com/5956-mengkhatamkan-al-quran-sebulan-sekali.html diakses Sabtu 30 September 2023

16https://almanhaj.or.id/82410-keutamaan-membaca-dan-menghapal-al-quran-2.html, diakses Rabu, 13 September 2023, 20.09 WITA

(7)

Meningkatnya umat Islam setiap tahunnya dalam menghafal Al-Qur’an mengalami peningkatan hal ini dibuktikan dengan banyaknya sekolah tahfiz yang didirikan di setiap daerah dan banyaknya orang tua yang memasukkan anak-anak mereka di lembaga pendidikan Islam17 yang didalamnya terdapat program menghafal Al-Qur’an seperti Pondok Pesantren Tahfidz Akadimiyah Mu’allimat Banjarbaru yang saat ini digunakan sebagai sarana untuk menghafal Al-Qur’an.

Dalam program yayasan tahfidz ini berbentuk karantina Al-Qur’an yaitu merupakan intensif untuk membiasakan para santriwati menumbuhkan rasa cinta terhadap Al-Qur’an. Karena pada dasarnya Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam dan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup bagi semua umat Islam di seluruh dunia. Menurut Abdul Aziz Ra’uf definisi menghafal adalah “proses mengulang sesuatu, baik dengan membaca atau mendengar”. Pekerjaan apapun jika sering diulang, pasti menjadi hafal” (Abdul Aziz Rauf, 2004:49). Metode merupakan cara yang difungsikan untuk mencapai tujuan tertentu. Metode menurut Sanjaya dalam Jamil Suprihatiningrum, ialah “Cara yang digunakan untuk menerapkan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun dapat tercapai secara optimal”.18 Jadi yang dimaksud metode pembelajaran tahfidz adalah cara yang harus dilalui seseorang dalam menghafal Al-Qur’an agar tercapai tujuan-tujuan tertentu.19

B. METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini menggunakan metode field research dengan pendekatan kualitatif deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati. Mengutip dari artikel Qurroti ‘Ayun Sudarto Moh. Kasiramis menjelaskan bahwa penelitian kualitatif merupakan metode evaluasi yang menghasilkan informasi deskriptif tentang orang-orang

17Muhammad Iqbal Ansari, Abdul Hafiz, and Nurul Hikmah, ‘Pembelajaran Tahfidz Al- Qur’an Melalui Metode Wafa Di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin’, BADA’A : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 2, no. 2 (30 December 2020): 182, https://doi.org/10.37216/badaa.v2i2.359.

18Ansari, Hafiz, and Hikmah, 182.

19Lis Rosihotun, ‘Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)’, n.d., 10.

(8)

dan perilaku yang diamati dalam bentuk kata-kata tertulis dan lisan.20 Nasution (1992): 12) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif pada hakikatnya adalah mengamati orang dalam lingkungannya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami Bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya.21Kemudian, sumber data yang digunakan adalah data primer yang didapat langsung dari hasil penelitian dan data sekunder merupakan data yang tidak langsung didapat saat penelitian melainkan didapat dari dokumen-dokumen yang telah ada terdahulu.

Pendekatan yang digunakan penulis dalam penelitian ini merupakan pendekatan deskriptif kualitatif yang pada umumnya dilakukan dalam menjelaskan secara sistematik fakta pada suatu objek dalam bentuk tulisan yang bersifat naratif dalam artian data dan fakta yang dihimpun berbentuk kata atau gambaran bukan angka.

Data yang telah dikumpulkan dengan metode deskriptif sehingga penelitian kualitatif akan menggambarkan keadaan sebenarnya secara terperinci.

Sedangkan pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, serta studi dokumentasi.

Tujuan penelitian ini yaitu

1. Mendiskripsikan metode yang digunakan dalam pembelajaran kelas tiga tahfiz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Akadimiyah Mu’allimat Banjarbaru.

2. Untuk mendeskripsikan tingkat keberhasilan metode pembelajaran tahfiz.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Metode pembelajaran tahfiz kelas 3 di Pondok Pesantren Tahfidz Puteri Akadimiyah Mu’allimat Banjarbaru

Pondok Pesantren Tahfidz Akadimiyah Mu’allimat ini berdiri dari sejak tahun 2017, Pondok Pesantren ini berlokasi di Jl. Meranti Griya Asri I Eks Gudang Oxygen RT. 004 RW. 001, Kelurahan Loktabat Utara Kecamatan Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru 70714. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Pondok

20Qurroti A’yun, ‘Dinamika Pendidikan Agama Islam Kontemporer (1).pdf’ (PT.

Literasi Nusantara Abadi Grup, January 2023), 62.

21Ajat Rukajat, “Pendekatan Penelitian Kualitatif (Qualitative Research Approach)”, (Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2018), h. 1

(9)

Pesantren Tahfidz Akadimiyah Mu’allimat Banjarbaru. Untuk jadwal menghafal santriwati di pondok ini dibagi menjadi tiga halaqah: halaqah subuh jam 06: 00 – 07: 00 WITA, halaqah dhuha jam 08: 00 – 09: 00 WITA dan halaqah sore 16: 00 – 17: 00 WITA. Berdasarkan analisis penelitian yang diperoleh penulis, metode pembelajaran tahfidz yang digunakan di Pondok Pesantren Akadimiyah Mu’allimat Banjarbaru menggunakan metode Pakistani22, dimana pembelajaran dibagi menjadi dua halaqah, sehingga satu ustad/ustadzah dalam halaqah mengampu beberapa santriwati agar waktu untuk menyetorkan hafalan lebih efisien. Metode ini sudah kurang lebih berjalan selama 2 tahun dan cukup efektif ketika menambah hafalan, akan tetapi tetap menjaga hafalan lama.23 Alasan memilih metode Pakistani dibandingkan dengan metode lainnya karena metode ini dinilai paling efektif untuk santriwati Pondok Pesantren Akadimiyah Mu’allimat dalam menjaga hafalan mereka baik hafalan lama maupun hafalan baru.24 Metode Pakistani ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu: sabaq, sabqi, dan manzil. Adapun 3 bagian tersebut sebagai berikut:

1.Sabaq

Sabaq artinya menambah hafalan baru.25 Sabaq adalah penambahan hafalan baru yang wajib disetorkan santriwati setiap hari nya ada juga yang mengungkapkan metode sabaq adalah hafalan baru yang akan disetorkan setiap hari kepada pengampu tahfiz. Sabaq dikenal dengan istilah “setoran”. Hafalan baru bergantung kepada kemampuan dan kesungguhan seorang santri. Biasanya satu kali setoran antara satu atau dua halaman. Bagi yang mampu mendapatkan dua halaman (satu lembar) untuk setiap hari secara istiqomah, pengampu tahfiz bisa menggolongkan dalam golongan yang excellent. Bagi yang mampu istiqomah

22Yaitu metode pembelajaran Al-Qur’an yang diadaptasi dari Pakistan. Metode ini diterapkan berdasarkan pengalaman seorang guru ustadz Abbas Baco Miro, Lc. MA. Beliau pernah menuntut ilmu di Pakistan dan mendapat sanad bacaan yang bersambung sampai pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Syeikh Maulana Dhiyaur Rahman di Ma’had Sirajul Hidayah Pakistan. Oleh sebab itu, metode ini dinamakan metode Pakistan.

23Hasil wawancara penulis kepada guru tahfidz Ustadzah Annisa Meiliana di Pondok Pesantren Tahfidz Puteri Akadimiyah Mu’allimat Banjarbaru, tanggal 02 Septemper 2023.

24Hasil wawancara penulis kepada guru tahfidz Ustadzah Annisa Meiliana di Pondok Pesantren Tahfidz Puteri Akadimiyah Mu’allimat Banjarbaru, tanggal 14 Septemper 2023.

25Hasil wawancara penulis kepada guru tahfidz Ustadzah Annisa Meiliana di Pondok Pesantren Tahfidz Puteri Akadimiyah Mu’allimat Banjarbaru, tanggal 02 Septemper 2023.

(10)

satu halaman bisa dikategorikan golongan biasa dan bagi yang mendapat kurang dari itu masuk sebagai kelas bawah. Contoh dari sabaq adalah jika santri menghafal awal surah al-Baqarah satu atau dua halaman dan disetorkan ke guru tahfiz dengan hafalan lancar dan baik.26

2. Sabqi

Sabqi artinya muraja’ah hafalan baru 5 halaman. Sabqi adalah sabaq yang sudah disetorkan, ada juga yang mengatakan sabqi adalah mengulang hafalan pada juz- juz yang sedang santri hafal. Contoh mudah dari sabqi adalah jika santri sedang menghafal juz 5 halaman ke 8 atau lembar yang ke empat, maka halaman 1 sampai halaman 7 disebut sabqi.27

3. Manzil

Manzil artinya muraja’ah wajib harian tergantung hafalan. Yang mana hasil dari muraja’ah tersebut akan diuji ketika halaqah sore ba’da ashar. Manzil adalah hafalan yang sudah mencapai satu juz penuh dan ada juga yang mengungkapkan manzil adalah muraja’ah yaitu mengulang juz-juz yang telah santri hafal.

Contohnya jika santri sedang menghafal juz ke 5, maka juz 1 sampai 4 disebut manzil.28

4. Disamping menerapkan metode Pakistani, ustadz/ustadzahnya juga menerapkan pada santriwati sistem tasmi’/sima’an rutin yaitu tasmi’ + ikhtibar jika telah menyelesaikan hafalan 1 juz. Lalu tasmi’ + ikhtibar jika telah menyelesaikan hafalan setiap kelipatan 5.29

Berdasarkan dari wawancara kepada Ustadzah Annisa Meiliana sekaligus guru tahfidz mengatakan dengan cukup panjang lebar, untuk waktu mereka muraja’ah dan menghafal sebenarnya para santriwati memiliki waktu tersendiri dalam mencari waktu menghafal dan muraja’ah. Untuk hafalan baru santriwati dapat menerapkan setelah halaqah subuh atau setoran hafalan dengan

26M. Rudiansyah, “Implementasi Metode Tahfidz Pakistani Di Pondok Pesantren Tahfidz Al Qur’an Al Askar Cisarua Bogor”, Tesis (Jakarta: Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam Konsentrasi Manajemen Pendidikan Al-Qur’an, 2021) h.107

27 M. Rudiansyah, “Implementasi Metode Tahfidz…” h. 108 28 M. Rudiansyah, “Implementasi Metode Tahfidz…” h. 109

29Hasil wawancara penulis kepada guru tahfidz Ustadzah Annisa Meiliana di Pondok Pesantren Tahfidz Puteri Akadimiyah Mu’allimat Banjarbaru, tanggal 02 Septemper 2023.

(11)

ustadz/ustadzahnya, lalu membaca halaman baru agar tidak asing bagi mereka ketika dihafalkan. Untuk muraja’ahnya yaitu ba’da sabqi dengan ustadzah atau teman, dan sisa waktunya bisa digunakan untuk muraja’ah. Lalu dilanjutkan di halaqah ba’da zuhur. Ba’da maghrib tahsin dengan ustadzah atau teman yang memiliki waktu luang. Pada halaqah ba’da isya’ digunakan untuk mempersiapkan hafalan baru dan memutqinkannya atau melancarkannya yang nantinya dilanjutkan sebelum subuh atau ketika tahajjud. Tidak ada minimal dan maksimal dalam menyetorkan hafalan, akan tetapi santriwati yang memiliki kemampuan cepat dalam menghafal, minimal 1 halaman atau lebih. Sedangkan, untuk santriwati yang memiliki kemampuan standar diberi minimal tergantung kemampuan setiap santriwati sampai ada perubahan baru, maka akan ditingkatkan lagi penambahan hafalan barunya. Adapun untuk jangka waktu sampai mereka benar-benar dikatakan mutqin30 dalam menghafalkan Al-Qur’an itu tergantung kemampuan masing-masing santriwati. Ustadz/ustadzahnya juga tidak menentukan target untuk santriwati harus hafal sekian juz dalam waktu sekian.

Yang menjadi titik fokusnya bukan seberapa banyak hafalan yang dimiliki oleh santriwati melainkan seberapa mutqin hafalan yang mereka miliki. Tetapi untuk target sendiri yang ditargetkan yaitu 1 juz dalam waktu sebulan atau lebih.

Dalam analisis penulis bahwa seorang yang memiliki banyak hafalan tetapi tidak dijaga dengan baik. Maka, hafalan yang ia miliki akan menjadi sia-sia.

Dan meskipun seorang itu memiliki hafalan sedikit, tetapi ia senantiasa menjaga hafalannya dengan baik dan istiqomah dalam membersamainya kemudian dia terus mengulang-ulangi hafalannya. Itu jauh lebih baik, dari pada tidak dijaga sama sekali. Tetapi hal ini tidak bisa menjadi alasan untuk tidak menambah hafalan. Sebaik-baiknya seorang muslim yaitu dia menghafalkannya, menjaganya serta senantiasa mengamalkannya.

Kelebihan dan kekurangan dari metode Pakistani

30Mutqin secara etimologi dalam bahasa arab artinya kuat. Yang berarti menandakan bahwa hafalan yang dimiliki santri memiliki daya ingat yang lekat di otak dengan cukup baik.

Sehingga secara kualitas hafalannya bagus.

(12)

Dalam menggunakan setiap metode pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu kekurangan dari metode Pakistani yaitu kurang cocok bagi mereka yang baru belajar Al-Qur’an. Untuk kelebihan dari metode ini yaitu sangat cocok untuk menambah hafalan mereka disamping mereka juga tetap menjaga hafalan lama.

Kendala dalam pembelajaran tahfidz metode Pakistani

Dalam proses menghafal Al-Qur’an tentu seseorang pernah mengalami problematik yang memang banyak dan bermacam-macam mulai dari pengembangan minat, kesulitan menjaga hafalan, pembagian waktu sampai kepada metode menghafal Al-Qur’an itu sendiri. Beberapa kendala yang dihadapi oleh para penghafal Al-Qur’an sebagai berikut:31 1. Malas, tidak sabar, dan berputus asa 2. Tidak bisa mengatur waktu 3. Sering lupa 4. Goyangnya rasa percaya diri. Untuk kendala yang dihadapi oleh ustadz/ustadzah dalam mengunakan metode Pakistani di Pondok Pesantren Akadimiyah Mu’allimat memiliki beberapa faktor yaitu:

1. Faktor santriwati yang kehilangan semangat serta motivasi untuk menghafal Al-Qur’an.

2. Santriwati yang masih memerlukan bimbingan perbaikan bacaan/tahsin.

3. Faktor waktu yang terbatas dengan kapasitas waktu menghafal dan menyetorkan setiap santriwati berbeda-beda. Kadang, ada yang cepat dan ada yang lama.

Solusi untuk santriwati dalam pembelajaran tahfidz metode Pakistani

1. Ustadz/ustadzahnya dalam menghadapi santriwati yang kesulitan yaitu terus bersabar serta selalu ingat bahwa untuk mengubah mereka itu adalah ranah Allah Sang Pencipta.

2. Memberikan nasehat, motivasi dan kesabaran seperti mengajarkan secara bertahap dengan tahsin atau juga metode Nurul Bayan32 bagi mereka yang

31Sri Wahyuni Machmud, ‘Efektivitas Metode Tahfidz Dalam Meningkatkan Hafalan Al- Qur’an Di Pondok Pesantren El-Madinah Wahdah Islamiyah Gorontalo’ 03 (2021): 9.

(13)

memang benar-benar masih kurang dalam segi bacaan serta dalam memahami pembelajaran.

D. PENUTUP 1. Simpulan

Dari hasil penelitian tentang Metode Pembelajaran Tahfidz di Pondok Pesantren Tahfidz Puteri Kelas 3 Akadimiyah Mu’allimat Banjarbaru penulis menyimpulkan:

a. Metode pembelajaran tahfidz yang digunakan di pondok peesantren ini yaitu metode Pakistani yang terbagi menjadi tiga: sabaq, sabqi dan manzil. sabaq artinya menambah hafalan baru. Sabaq adalah penambahan hafalan baru yang wajib disetorkan santriwati setiap hari nya. Sabqi, artinya muraja’ah hafalan baru 5 halaman. Sabqi adalah sabaq yang sudah disetorkan. Sedangkan manzil adalah hafalan yang sudah mencapai satu juz penuh dan ada juga yang mengungkapkan manzil adalah muraja’ah yaitu mengulang juz-juz yang telah santri hafal. Lalu disamping menerapkan metode Pakistani, ustadz/ustadzahnya juga menerapkan pada santriwati sistem tasmi’/sima’an rutin yaitu tasmi’ + ikhtibar jika telah menyelesaikan hafalan 1 juz. Lalu tasmi’ + ikhtibar jika telah menyelesaikan hafalan setiap kelipatan 5.

b. Dalam menggunakan setiap metode pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya. Salah satu kekurangan dari metode Pakistani yaitu kurang cocok bagi mereka yang baru belajar Al-Qur’an.

Untuk kelebihan dari metode ini yaitu sangat cocok untuk menambah hafalan mereka namun tetap dengan menjaga hafalan lama.

c. Adapun kendala dalam mengunakan metode Pakistani memiliki beberapa faktor yaitu:

32Metode Nurul Bayan adalah salah satu metode pembelajaran Al-Qur’an yang memfokuskan pada pengejaan huruf hijaiyah, hukum tajwid secara terperinci beserta matan tuhfatul athfal. Metode ini berasal dari Mesir yang diciptakan oleh Syeikh Toriq Said.

(14)

1) Faktor santriwati yang kehilangan semangat serta motivasi untuk menghafal Al-Qur’an.

2) Santriwati yang masih memerlukan bimbingan perbaikan bacaan/tahsin.

3) Faktor waktu yang terbatas dengan kapasitas waktu menghafal dan menyetorkan setiap santriwati berbeda-beda. Kadang, ada yang cepat dan ada yang lama.

2. Saran

Berdasarkan penelitian tentang metode pembelajaran tahfiz di Pondok Pesantren Akadimiyah Mu’allimat Banjarbaru maka peneliti memberikan masukan kepada seluruh pihak yang berkaitan di dalam pembelajaran Tahfiz Al-Qur’an ialah:

a. Sangat diharapkan untuk mempertahankan metode Pakistani pada pembelajaran tahfiz karena dengan menggunakan metode dan manajemen waktu yang sudah terprogram setiap harinya sangat membantu para santriwati dalam menambah dan mengulang hafalan b. Untuk lebih mengevaluasi pada kekurangan metode Pakistani guna

santri agar merasa lebih mudah dalam menghafal, fokus, serta konsisten dan lebih optimis dalam menghafalkan Al Qur’an.

c. Untuk asatidzah agar selalu memberikan motivasi dan perhatian lebih kepada santriwati yang psimis dan kurang semangat dalam menghafalkan Al Qur’an, agar di dalam diri santriwati jiwa mereka lebih bersemangat tumbuh rasa cinta terhadap Al Qur’an sehingga mereka giat dalam menghafalkan kitabullah.

d. Agar pendidik dapat memaksimalkan layanan penunjang bagi santriwati penghafal Al Qur’an.

e. Agar memaksimalkan dalam menggunakan metode pembelajaran yang telah dilaksanakan di Pondok Pesantren Tahfidz ini.

f. Diharapkan selalu optimis dan istiqomah menjaga hafalan agar tidak mudah lepas dan hilang.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Ali. (2016). ‘Metode Tahfidz Al-Qur’an Di Pondok Pesantren Kampar’.

Jurnal Ushuluddin Vol. 24. no. 1. 02 Juni.

Ansari, Muhammad Iqbal, Abdul Hafiz, and Nurul Hikmah. ‘Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an Melalui Metode Wafa Di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin’. BADA’A : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 2, no. 2 (30 December 2020): 180–94. https://doi.org/10.37216/badaa.v2i2.359.

A’yun, Qurroti. ‘Dinamika Pendidikan Agama Islam Kontemporer (1).pdf’. PT.

Literasi Nusantara Abadi Grup, January 2023.

Aziz, Abdul bin Abdullah Ar-Rajihi. “Kitab Syarah Al Iqtishad fi Al ‘Itiqad” h. 13 http://www.islamweb.net diakses Sabtu 30 September 2023

https://almanhaj.or.id/82410-keutamaan-membaca-dan-menghapal-al-quran- 2.html, diakses Rabu, 13 September 2023, 20.09 WITA

https://rumaysho.com/5956-mengkhatamkan-al-quran-sebulan-sekali.html diakses Sabtu 30 September 2023

https://yufidia.com/biografi-ulama-imam-al-auzai/#;~:text=Dari%20Abu%Ishaq

%20AI%2DFazari,membaca%20Alquran%2C%20dan%20berjihad.

%E2%80%9D diakses Rabu 13 September 2023.

Machmud, Sri Wahyuni. ‘Efektivitas Metode Tahfidz Dalam Meningkatkan Hafalan Al- Qur’an Di Pondok Pesantren El-Madinah Wahdah Islamiyah Gorontalo’ 03 (2021).

Mudinillah, Adam, and Amelia Putri. ‘Metode Pembelajaran Tahfiz Al-Quran di PKBM Markazul Qur’an Sumatera Barat’. Mitra PGMI: Jurnal Kependidikan MI 7, no. 2 (25 July 2021): 100–112.

https://doi.org/10.46963/mpgmi.v7i2.361.

Nashiruddin, Abu Abdurrahman Muhammad bin Al Hajj Nuh bin Najati bin Adam, al Asyqudari al Albani. (2002). “Mukhtashar Shahih Imam Bukhari: Nashiruddin al Albani”. Riyadh: Maktabah Al Ma’arif. Juz. 4.

Nunzairina. ‘Wawasan Alquran Tentang Peserta Didik’. Waraqat : Jurnal Ilmu- Ilmu Keislaman 6, no. 1 (30 June 2021): 69–78.

https://doi.org/10.51590/waraqat.v6i1.144.

Rasyidi, Ahyar. ‘Dinamika Kurikulum Pondok Pesantren Tahfiz Al-Qur′an di Kalimantan Selatan’. el-Buhuth: Borneo Journal of Islamic Studies 5, no.

2 (6 March 2023): 245–66. https://doi.org/10.21093/el-buhuth.v5i2.5940.

———. ‘Pelaksanaan Tahfiz Al Qur’an Bagi Siswa Madrasah Aliyah Al Hamid Kecamatan Banjarmasin Utara’, n.d.

(16)

Rauf, Abdul Aziz. (2004)."Kiat Sukses Menjadi Hafidzh Al-Qur'an Da'iyah.

Bandung: PT. Syamil Cipta Media.

Rosihotun, Lis. ‘Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)’, n.d.

Rudiansyah, M. (2021). Implementasi “Metode Tahfidz Pakistani Di Pondok Pesantren Tahfidz Al Qur’an Al Askar Cisarua Bogor”. Tesis. Jakarta:

Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam Konsentrasi Manajemen Pendidikan Al-Qur’an.

Rukajat, Ajat. (2018) “Pnedekatan Penelitian Kualitatif (Qualitative Research Approach)”. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.

Sarwadi, Robbaniyah, Lina, Sarwadi, Rabbaniyah, Roidah. ‘Administrasi Kurikulum Pembelajaran Tahfidz Di Pondok Pesantren Islamic Center

Binbaz Yogyakarta’ 13 (Desember 2022): 10.

https://doi.org/10.23887/jurnal ap.v13i2.1550.

Sharifah, Shafiee, Tasnim, Kasimah, Nik Azeah. ‘Kaedah Pengajaran Dan Pembelajaran Al-Qur’an: Kajian Di Masjid UniSZA (Teaching and Learning Method of al-Quran: A Study in UniSZA’s Mosque)’. Penerbit UKM UKM Press, 10 January 2018.

Sunandar, Yoga, Asis Saefudin, Sani Insan Muhammadi, and UIN Sunan Gunung Djati. ‘Pembelajaran Tahfidz Dan Pengaruhnya Terhadap Pemahaman Al- Qur’an Dengan Menggunakan Metode Klasikal Di Sekolah Sunah Sd Bandung Islamic School’, n.d.

Suryono, Suryono, Ari Anshori, and Muthoifin Muthoifin. ‘Metode Pembelajaran Taḥfīẓ Al-Qur’an Di Madrasah Aliyah Taḥfīẓ Nurul Iman Karanganyar Dan Madrasah Aliyah Al-Kahfi Surakarta’. Profetika: Jurnal Studi Islam

17, no. 02 (2 October 2017): 29–35.

https://doi.org/10.23917/profetika.v17i02.5295.

Yahya, Abu Zakaria Muhyiddin bin Syaraf An-Nawawi. (2007). “Kitab Riyadhus Shalihin”. Beirut: Dar Ibnu Katsir. Juz I, No. 991.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menjelaskan dan menganalisis dampak dari strategi yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Tahfidh terhadap keberhasilan menghafal Alquran santri di pondok pesantren tahfidh

Faktor yang Mempengaruhi Internalisasi Etika Belajar Kitab Ta’lim al-Muta’allim pada Santriwati Pondok Pesantren Al-Falah Puteri Banjarbaru ... Analisis

Kedua, setelah shalat asyar waktu itu juga cukup baik untuk kegiatan menghafal Al- Qur’ an, karena di Pondok Pesantren Al- Jalil Li’Ulumil Qur’an ada waktu wajib

Implikasi Keberhasilan Teknik Konsentrasi Terhadap Santri di Pondok Pesantren Al-Qur’an Nurul Huda Malang Adapun implikasi dari penerapan teknik konsentrasi dalam menghafal

Kyai Muadz Al-Barkazi selaku pengasuh Pondok Pesantren Tahfiizh Al- Qur‟an Putri Al-Yamani adalah satu-satunya pembimbing ( guru ) dalam menghafal Al- Qur‟an santri. Pada

Selanjutnya upaya yang telah ditempuh oleh pihak pengelola dalam mengembangkan Pondok Pesantren Al-Jauharen yaitu mengadakan pengajian rutin, membuka program

Skripsi yang berjudul “Implementasi Bimbingan Konseling Islam Bagi Santri Putri Dalam Menghafal Al-Qur`an Di Pondok Pesantren Tahfidz Manbaul Qur`an Karangrejo” disusun

Santri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah santri anak-anak dengan rentang usia 6-12 tahun yang sedang menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Al Falah Bobosan Purwokerto Utara..