PEMBELAJARAN DAN KONDISIONING
DOSEN PENGAMPU :
LAILI ALFITA, S.Psi, MM, M.Psi.
Psikolog
Ketika Anda telah memahami
hukum-hukum pembelajaran
(learning), Anda akan mengerti
bahwa perilaku, baik itu perilaku
Anda sendiri ataupun orang lain,
dapat diubah menjadi lebih baik
dan Anda juga akan memahami
mengapa perilaku sering tidak
dapat diubah menjadi lebih baik.
Penelitian Mengenai Pembelajaran Telah Sangat Dipengaruhi Oleh
Aliran Behaviorisme.
yang merupakan aliran psikologi yang menjelaskan perilaku dari sudut pandang tindakan dan kejadian
yang dapat diamati, tanpa mengacu pada unit mental seperti pikiran atau kehendak.
para ahli dalam aliran ini memusatkan perhatian pada proses pembelajaran yang paling mendasar, yang
disebut Kondisioning (conditioning).
yang menitikberatkan pada hubungan antara stimulus dalam lingkungan dengan respons. Malah
behaviorisme terkadang disebut juga secara informal sebagai psikologi stimulus-respons (“S-R”).
Ada Dua Macam Kondisioning
Kondisioning Klasik
Kondisioning Operant
Dalam pembelajaran ini, sebuah stimulus yang semula netral
dipasangkan dengan sebuah stimulus tidak terkondisi yang menghasilkan respons tidak
terkondisi.
Menurut Pavlov, proses pembelajaran terjadi ketika sebuah stimulus netral (stimulus yang tidak atau belum
menghasilkan respons tertentu, seperti berliur) dipasangkan secara teratur
dengan sebuah stimulus tidak terkondisi
beberapa kali:
Stimulus netral ini kemudian akan berubah menjadi stimulus yang terkondisi(conditioned stimulus), yang menghasilkan sebuah proses pembelajaran atau response terkondisi (conditioned Response) yang biasanya serupa dengan respons alamiah yang tidak perlu dipelajari.
dalam laboratoriumnya, terlihat piring
makanan anjing yang sebelumnya tidak
menghasilkan liur pada anjing, menjadi
sebuah stimulus terkondisi yang
mengahasilkan respons produksi liur.
Stimulus Terkondisi
istilah kondisioning klasik untuk
stimulus yang semula netral yang
kemudian dapat menghasilkan respons terkondisi setelah diasosiasikan dengan sebuah stimulus tidak terkondisi.
Respons Terkondisi
istilah kondisioning klasik untuk
respons yang dihasilkan oleh stimulus yang terkondisi; terjadi setelah stimulus terkondisi diasosiasikan dengan
stimulus tidak terkondisi .
Kondisioning Klasik Dalam Kehidupan Nyata
Kondisioning klasik dapat membantu kita menjelaskan respons-respons emosional yang positif terhadap benda-benda atau kejadian teretentu, rasa takut dan fobia, pengembangan rasa suka dan tidak suka, dan reaksi terhadap pengobatan medis maupun placebo.
John Watson menunjukkan bagaimana rasa takut dapat dipelajari dan kemudian dapat dihilangkan dengan menggunakan proses yang disebut dengan kontrakondisioning. Manusia (dan juga spesies lainnya) siap memperoleh beberapa respons adaptif yang mudah, seperti rasa tidak enak yang terkondisi maupun ketakutan-ketakutan tertentu.
Kondisioning Operant
Kondisioning operant (operant conditioning) (disebut juga sebagai instrumental kondisioning). Dalam kondisioning klasik, tidak peduli apakah perilaku manusia atau hewan memiliki konsikuensi tertentu atau tidak.
Tetapi dalam kondisioning operant, respons organisme bertindak atau menghasilkan pengaruh operate pada lingkungan.
Pengaruh dan dampak ini yang kemudian
akan mempengaruhi apakah respons yang
sama akan muncul lagi atau tidak.
Kondisioning operant
Proses di mana sebuah respons semakin mungkin atau semakin jarang terjadi , tergantung pada
konsekuensinya.
John B. Watson (1878-1958)
Salah Seorang Psikolog
pertama yang
mengenali teori Palvov dalam kehidupan sehari- hari .
Ia percaya bahwa rangkaian kehidupan manusia yang kaya akan emosi dan perilaku dapat dijelaskan dengan mengunakan prinsip- prinsip kondisioning .
Ia juga mendirikan aliran Behaviorisme di Amerika dan secara semangat menyebarkan gagasan dari Palvov .
♦ Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakan unsur subyek tunggal psikologi.
♦ Behaviorisme merupakan aliran revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam.
♦ Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis (yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak).
LAHIRNYA BEHAVIOURISME RADIKAL
Burhuss Frederic Skinner
Behaviorisme Radikal dikembangkan ke dalam bentuk yang lebih kompleks oleh B.F. S kinner (1904-1990) .
Ia menyebutkan pendekatan ini sebagai
“behaviorisme radikal” untuk membedakan dengan behaviorisme yang dianut John B.
Watson .
Skinner mengatakan bahwa untuk memahami perilaku, kita sebaiknya memusatkan perhatian pada penyebab eksternal dari perilaku dan konsekuensi yang mengikuti perilaku tersebut .
Teori Skinner pengkondisian operan didasarkan pada karya Thorndike (1905).
Untuk menyelaskan perilaku, kita harus melihat hal di luar individu, bukan apa yang terjadi di Dalam diri individu .
Menurut Thorndike, respon ini telah “ditanamkan dalam diri kucing melalui hasil akhir yang
memuaskan. Perilaku, menurut Thorndike, diatur oleh konsekuensi yang mengikutinya.
Prinsip umum ini kemudian dirinci dan
dikembangkan ke dalam bentuk yang lebih kompleks oleh B.F. (Burhuss Frederic) Skinner (1904-1990). Skinner menyebutkan
penendekatan ini sebagai “behaviorisme radikal”
untuk membedakan dengan behaviorisme yang dianut John Watson, yang menekankan pada
kondisioning klasik.
Konsekuensi Perilaku
Dalam analisis skinner, yang telah
menginspirasikan banyak orang untuk melakukan penelitisn, tiga respon menhasilkan tiga macam konsekuensi.
1. Sebuah konsekuensi netral tidak akan
meningkatkan ataupun menurunkan kemungkinan terjadinya perilaku di masa yang akan datang,
2. Reinforcement memperkuat atau meningkatkan kemungkinan terjadinya respons di masa yang
akan datang.
3. Hukuman (punishment) memperlemah respons tertentu atau mengurangi kemungkinan respons tersebut di masa yang akan datang.
Reinforcement
Proses di mana sebuah stimulus atau kejadian
memperkuat atau meningkatkan
kemungkinan munculnya respons yang
mengikutinya.
PRINSIP KONDISIONING OPERANT
Extinction
Generalisasi stimulus dan diskriminasi stimulus
Pembelajaran berdasarkan Jadwal
Shaping
Batasan Biologis Pada Pembelajaran
Kondisioning Operant Dalam Kehidupan Nyata
Modifikasi Perilaku
Hukuman
Reinforcement
BELAJAR DAN PIKIRAN
Bahkan aliran behaviorisme sedang
mendominasi, beberapa penilitian tertarik untuk menggali “kotak hitam” dalam otak. Pada tahun 30-an, Edward Tolman mempelajari pembelajaran laten, di mana tidak ada reinforcement nyata
yang diberikan dalam proses belajar dan respons tidak dimunculkan sampai ketika reinforcement telah tersedia. Apa yang tampakanya diperoleh melalui pembelajaran laten ini bukan merupakan respons spesifik, tetapi merupakan pengetahuan mengenai respons-respons beserta
konsekuensinya.
Tahun 60an dan 70an melihat peningkatan
pengaruh teori sosial-kognitif dalam penjelasan mengenai pembelajaran., yang menekankan
pembelejaran observasional dan peranan yang dimainkan oleh keyakinan, intepretasi kejadian, dan kognisi lainnya. Para ahli sosial-kognitif
menyatakan bahwa dalam pembalajaran
observasi ini, seperti pada pembelajaran laten, apa yang diperoleh merupakan pengetahuan dan bukan respos spesifik.
Karena berbagai orang berbeda dalam persepsi dan keyakinan, mereka dapat memperoleh
pelajaran yang berbeda dari kejadian atau situasi yang sama.