• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN PEDESAAN BERBASIS PENGUATAN MENTAL SPIRITUAL DI DESA KASIHAN KECAMATAN TEGALOMBO KABUPATEN PACITAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN PEDESAAN BERBASIS PENGUATAN MENTAL SPIRITUAL DI DESA KASIHAN KECAMATAN TEGALOMBO KABUPATEN PACITAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN PEDESAAN BERBASIS PENGUATAN MENTAL SPIRITUAL DI DESA KASIHAN KECAMATAN

TEGALOMBO KABUPATEN PACITAN

Kabul Suprayitno1*

Institut Studi Islam Muhammadiyah Pacitan, Indonesia1 Corresponding Author: Kabul Suprayitno, Kabul_Pacitan@gmail.com

ARTICLE INFO Article history:

Received 11 Apri 2023

Revised 27 Juni 2023

Accepted 30 Juli 2023

ABSTRAK

Program pemberdayaan masyarakat miskin di Desa Kasihan mengadopsi pendekatan holistik dengan fokus pada penguatan mental dan spiritual. Kegiatan melibatkan identifikasi masalah, pelatihan, pendampingan, pembentukan kelompok, dan pengembangan program swadaya. Hasilnya mencakup perubahan positif pada tingkat mental dan spiritual, meningkatkan kemandirian, dan menginspirasi desa-desa lain.

Terima kasih Kepala Desa Kasihan atas dukungan. Program ini membuktikan bahwa pemberdayaan holistik dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat miskin di pedesaan..

Kata Kunci: pemberdayaan masyarakat miskin, mental spiritual How to Cite : Kabul Suprayitno (2023). Pemberdayaan Masyarakat Miskin Pedesaan

Berbasis Penguatan Mental Spiritual Di Desa Kasihan Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan, 2(2), 36-41.

DOI : https://doi.org/10.52266/taroa.v2i2.1120 Journal Homepage : https://ejournal.iaimbima.ac.id/index.php/taroa This is an open access article under the CC BY SA license

: http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/

PENDAHULUAN

ada era modernisasi dan urbanisasi yang pesat, masyarakat pedesaan seringkali terpinggirkan dan mengalami keterbatasan akses terhadap sumber daya dan peluang yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu, program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat miskin di pedesaan melalui penguatan mental dan spiritual sebagai landasan yang kuat untuk memperbaiki kualitas hidup mereka.masyarakat pedesaan seringkali terpinggirkan dan menghadapi berbagai tantangan dalam meningkatkan kesejahteraan mereka. Terutama bagi masyarakat miskin di pedesaan, akses terhadap sumber daya dan peluang untuk meningkatkan kualitas hidup seringkali terbatas. Selain keterbatasan materi, masyarakat pedesaan juga sering menghadapi tantangan dalam aspek mental dan spiritual mereka.

Mental dan spiritual merupakan dua aspek yang saling terkait dan berpengaruh dalam kehidupan manusia. Mental yang kuat akan memungkinkan seseorang mengatasi rasa putus asa, menjaga motivasi, dan mengembangkan pola pikir yang positif. Sementara itu, kekuatan spiritualmemberikan dasar nilai-nilai, keyakinan, dan tujuan hidup yang mampu memberikan dukungan emosional dan keseimbangan.

Dalam konteks ini, penting untuk mengembangkan program pemberdayaan masyarakat miskin di pedesaan yang berfokus pada penguatan mental dan spiritual.

Dengan memperkuat kedua aspek ini, diharapkan masyarakat dapat membangun keyakinan diri, meningkatkan keterampilan, dan mengambil peran aktif dalam

P

(2)

meningkatkan kualitas hidup mereka. Program ini akan melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam mengidentifikasi masalah yang dihadapi, memperoleh pengetahuan dan keterampilan praktis, serta membangun jaringan sosial yang saling mendukung.

Dalam konteks ini, penguatan mental dan spiritual akan menjadi pijakan utama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan memperbaiki kondisi masyarakat miskin di pedesaan. Melalui program ini, diharapkan masyarakat miskin di pedesaan akan memiliki landasan yang kuat untuk mengatasi tantangan yang mereka hadapi. Dengan penguatan mental dan spiritual, mereka akan menjadi agen perubahan yang berdaya, mampu mengambil langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dan komunitas sekitar. Dalam proposal ini, akan dijelaskan rincian program, metode pelaksanaan, target benefisier, anggaran yang dibutuhkan, serta monitoring dan evaluasi yang akan dilakukan. Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat miskin di pedesaan akan mampu mengatasi keterbatasan mereka dan meningkatkan kualitas hidupsecara berkelanjutan melalui penguatan mental dan spiritual.

TINJAUAN TEORITIS

Pemberdayaan Masyarakat Miskin

Pemberdayaan berasal dari kata "daya," yang berarti kekuatan dan kemampuan (Dedy Susanto:301). Dalam Bahasa Inggris, sering diterjemahkan dari kata "power," yang bermakna kekuasaan atau keberdayaan. Kekuasaan yang dimaksud adalah kekuasaan yang selalu hadir dalam konteks hubungan sosial antar manusia. Keberdayaan, pada dasarnya, adalah suatu kondisi atau keadaan yang mendukung adanya kekuatan atau kemampuan. Pemberdayaan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan dan potensi suatu masyarakat sehingga mereka dapat mengaktualisasikan jati diri, hasrat, dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri.

Pemberdayaan masyarakat adalah usaha atau upaya sadar untuk meningkatkan kemampuan atau mengubah suatu kondisi. Pemberdayaan melibatkan serangkaian kegiatan untuk membangun masyarakat dengan memberikan dorongan dan motivasi agar mereka sadar dan mau mengembangkan potensi yang dimiliki (Yudhie Agung Prihatno:16). Selain itu, pemberdayaan adalah suatu proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah kegiatan untuk memperkuat kelompok yang lemah dalam masyarakat, termasuk golongan masyarakat miskin. Sebagai tujuan, pemberdayaan adalah hasil dari perubahan sosial di mana masyarakat memiliki daya, kekuasaan, dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan mereka serta berpartisipasi dalam kehidupan sosial secara mandiri.

Pemberdayaan, atau "empowerment" dalam Bahasa Inggris, secara konseptual diartikan sebagai pemberian kekuasaan atau kemampuan. Pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya memenuhi kebutuhan individu, kelompok, dan masyarakat yang memiliki kemampuan untuk mengontrol lingkungan dan sumber daya yang terkait dengan aktivitas dan pekerjaan mereka.

Kemandirian adalah keadaan di mana seseorang memiliki hasrat untuk maju demi kebaikan dirinya, mampu mengambil keputusan, memiliki kepercayaan diri, dan bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya. Pemberdayaan masyarakat merupakan usaha untuk membantu masyarakat mengembangkan kemampuan mereka agar dapat membuat keputusan secara mandiri. Kemandirian merupakan identitas diri seorang Muslim yang berlandaskan tauhid, memungkinkan mereka untuk menjadi pemimpin dan pejuang yang kokoh (Rizal Muttaqin:68).

Mahmudi (2002) menyatakan bahwa pemberdayaan berkaitan erat dengan transformasi sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Ini adalah proses penumbuhan kekuasaan dan kemampuan diri dari kelompok masyarakat yang lemah. Pemberdayaan melibatkan pemicu keberdayaan (enabler), yang dapat membantu kelompok masyarakat miskin untuk menjadi bagian dari lapisan masyarakat yang lebih tinggi.

(3)

Tiga esensi utama dalam pemberdayaan masyarakat melibatkan menciptakan iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang, memperkuat potensi melalui langkah-langkah nyata, dan memberdayakan masyarakat untuk melindungi kepentingan mereka sendiri. Dalam konteks ini, perlindungan dan pembelaan terhadap yang lemah menjadi aspek penting dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan mental dan spiritual masyarakat miskin memerlukan pendekatan holistik yang mencakup berbagai aspek kehidupan. Upaya ini dapat dimulai dengan pemberdayaan melalui pendidikan yang merata dan berkualitas, mencakup program pendidikan karakter untuk memperkuat nilai-nilai spiritual dan moral. Selanjutnya, pengembangan keterampilan menjadi kunci, dengan memberikan pelatihan yang relevan untuk meningkatkan daya saing di pasar kerja dan memperkuat keterampilan interpersonal.

Pendekatan psikososial juga perlu diperhatikan, termasuk penyediaan layanan kesehatan mental dan dukungan psikososial, serta pelaksanaan kegiatan sosial dan komunitas untuk mengurangi isolasi dan meningkatkan kesejahteraan mental. Penguatan nilai-nilai spiritual menjadi landasan penting, dengan memfasilitasi kegiatan keagamaan dan rohaniah yang dapat memberikan makna dan motivasi dalam kehidupan sehari-hari.

Pentingnya pemberdayaan ekonomi tidak dapat diabaikan, dengan memberikan pelatihan kewirausahaan dan mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah di tingkat komunitas. Pembentukan komunitas dan peningkatan akses informasi tentang hak-hak, peluang, serta sumber daya yang tersedia juga menjadi bagian integral dari upaya ini. Melalui pendekatan ini, diharapkan masyarakat miskin dapat membangun kolaborasi, solidaritas, dan meningkatkan kualitas hidup mereka secara berkelanjutan.

Upaya khusus dalam pemberdayaan perempuan juga perlu ditekankan, dengan memberikan dukungan untuk memperkuat peran perempuan dalam komunitas dan mengaktifkan mereka sebagai agen perubahan di tingkat rumah tangga dan masyarakat secara keseluruhan.

Penguatan Mental Spiritual

Secara etimologi kata “mental” berasal dari bahasa Yunani, yang mempunyai pengertian sama dengan pengertian psyche, artinya psikis, jiwa atau kejiwaan.( 6Moeljono Notosoedirjo:21)Kata mental diambil dari bahasa Latin yaitu dari kata mens atau mentis yang berarti jiwa, nyawa, sukma, ruh, dan semanga(Mulyadi:2) Dengan demikian mental ialah hal-hal yang berkaitan dengan psycho atau kejiwaan yang dapat mempengaruhi perilaku individu. Setiap perilaku dan ekspresi gerak-gerik individu merupakan dorongan dan cerminan dari kondisi (suasana) mental.( Kartini Kartono, Jenny Andari:3) Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa mental adalah jiwa, ruh, sukma maupun semangat yang dapat mempengaruhi atau mendorong perilaku individu untuk melakukan sesuatu.

Spritual adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna, yaitu kecerdasan untuk menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan hidup seseorang memiliki makna. SQ (Spiritual Quotien) terdapat dimensi spiritual adalah landasan yang di perlukan untuk memfungsikan IQ (Intelektual Quetien) terdapat dimensi fisik dan EQ (Emotional Quatien) terdapat dimensi psikis secara efektif, bahkan SQ adalah kecerdasan tertinggi kita. Karena, Spiritual Quotien (SQ), ternyata mengikuti konsep rukun iman, rukun islam, dan ihsan yang menjadi dasar Agama Islam.( Ary Ginanjar Agustian:46)

Mental spiritual adalah cara manusia berfikir dan berperasaan dengan menggunakan nurani dan menyatukan antara jasmani dengan rohani, dengan petunjuk agama sebagai pedoman hidup Menurut pendapat Zohar dan Marshall yang mengemukakan tujuh langkah untuk meningkatkan mental spiritual, yakni sebagai berikut: a) Harus menyadari di mana dirinya sekarang. b) Merasakan dengan kuat bahwa dia ingin berubah. c) Merenungkan apakah pusatnya sendiri dan apakah motivasinya yang paling dalam. d) Menemukan dan mengatasi rintangan. e) Menggali banyak kemungkinan

(4)

untuk melangkah maju. f) Menetapkan hati pada sebuah jalan. g) Melangkah di jalan yang dipilih sendiri, tetapi harus tetap sadar bahwa masih ada jalan-jalan yang lain.

METODE PENGABDIAN

Program ini dilaksanakan melalui serangkaian kegiatan yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat dan berfokus pada pendekatan partisipatif dan pemberdayaan. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain:

1. Identifikasi Masalah: Melakukan studi partisipatif untuk mengidentifikasi masalah -masalah yang dihadapi oleh masyarakat miskin di pedesaan, terutama yang berhubungan dengan aspek mental dan spiritual.

2. Pelatihan dan Workshop: Mengadakan pelatihan dan workshop yang melibatkan ahli, konsultan, dan praktisi di bidang penguatan mental dan spiritual. Materi pelatihan akan mencakup aspek seperti motivasi, pengelolaan emosi, peningkatan rasa percaya diri, dan nilai-nilai spiritual yang positif.

3. Pendampingan dan Konseling: Memberikan pendampingan dan konseling individu atau kelompok kepada masyarakat miskin di pedesaan untuk membantu mereka mengatasi tantangan dan mengembangkan potensi mereka.

4. Pembentukan Kelompok Masyarakat: Mendorong pembentukan kelompok masyarakat yang bertujuan untuk saling mendukung, berbagi pengalaman, dan membangun keterampilan bersama dalam aspek mental dan spiritual.

5. Pengembangan Program Swadaya: Mendorong masyarakat untuk mengembangkan program swadaya yang berbasis pada penguatan mental dan spiritual, misalnya melalui pembentukan usaha kecil, pengembangan keterampilan, atau kegiatan sosial kemasyarakatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dengan dilakukannya serangkaian kegiatan pemberdayaan masyarakat di Desa Kasihan, hasilnya dapat terlihat dalam perubahan yang terjadi pada tingkat mental dan spiritual masyarakat miskin di desa tersebut. Identifikasi masalah melalui studi partisipatif memberikan wawasan yang mendalam, sehingga program dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi masyarakat.

Pelatihan dan workshop yang melibatkan para ahli telah memberikan pemahaman dan keterampilan praktis kepada masyarakat. Aspek-aspek seperti motivasi, pengelolaan emosi, dan peningkatan rasa percaya diri menjadi fokus, sehingga masyarakat dapat menghadapi tantangan sehari-hari dengan lebih tangguh. Pendampingan dan konseling individu atau kelompok memberikan ruang bagi masyarakat untuk mendiskusikan permasalahan secara pribadi dan mencari solusi bersama. Pembentukan kelompok masyarakat juga berperan penting dalam memberikan dukungan sosial, saling berbagi pengalaman, dan membangun keterampilan bersama.

Program swadaya yang dikembangkan oleh masyarakat, seperti usaha kecil, pengembangan keterampilan, dan kegiatan sosial kemasyarakatan, menunjukkan bahwa mereka telah mengambil inisiatif dalam meningkatkan kualitas hidup mereka sendiri.

Langkah-langkah ini sekaligus menciptakan dampak positif dalam membentuk kemandirian ekonomi dan sosial masyarakat.

Pentingnya penguatan mental dan spiritual terlihat dalam perubahan sikap dan pola pikir masyarakat. Mereka kini memiliki landasan yang kuat untuk menghadapi tantangan dan menjadi agen perubahan di komunitas mereka. Program ini juga dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui pendekatan holistik yang memperhatikan aspek mental dan spiritual. Dengan hasil positif yang telah dicapai, diharapkan program ini dapat berlanjut dan memberikan kontribusi yang berkelanjutan bagi Desa Kasihan.

(5)

SIMPULAN

Dalam rangka pemberdayaan masyarakat miskin di Desa Kasihan, program yang telah dilaksanakan berhasil menghasilkan dampak positif yang dapat terlihat pada tingkat mental dan spiritual masyarakat. Identifikasi masalah, pelatihan, pendampingan, dan pengembangan program swadaya telah membantu masyarakat mengatasi tantangan sehari-hari dan mengembangkan potensi mereka. Penguatan mental dan spiritual melalui kegiatan-kegiatan ini membuktikan bahwa aspek kejiwaan dan nilai-nilai spiritual memainkan peran krusial dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin. Program ini bukan hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan praktis, tetapi juga membangun landasan yang kokoh untuk membentuk agen perubahan yang berdaya di dalam komunitas.

Dengan partisipasi aktif masyarakat dalam program ini, terbentuklah kelompok- kelompok yang saling mendukung dan berbagi pengalaman. Program swadaya yang dikembangkan oleh masyarakat juga menunjukkan inisiatif dan kemandirian mereka dalam meningkatkan kualitas hidup. Kesimpulannya, pemberdayaan masyarakat miskin di Desa Kasihan melalui penguatan mental dan spiritual telah membawa perubahan yang signifikan. Dengan memberikan landasan yang kuat, masyarakat diharapkan dapat terus bergerak menuju peningkatan kesejahteraan yang berkelanjutan. Program ini juga memberikan contoh bagi desa-desa lain dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin dengan pendekatan holistik yang memperhatikan aspek mental dan spiritual.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kami ucapkan terima kasih kepada Kepala Desa Kasihan atas dukungan dan kerjasamanya dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian ini. Kontribusi dan arahan yang diberikan oleh Kepala Desa menjadi pilar penting dalam kelancaran dan kesuksesan kegiatan ini. Dukungan Kepala Desa tidak hanya menjadi bentuk tanggung jawab kepemimpinan, tetapi juga mencerminkan komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kerjasama yang baik dengan pemerintahan desa merupakan fondasi utama dalam menjalankan program pemberdayaan dan pengembangan masyarakat.

Terima kasih atas dedikasi Kepala Desa Kasihan dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kegiatan pengabdian ini. Semoga sinergi antara pemerintah desa dan program pengabdian dapat terus berlanjut untuk mencapai hasil yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Kasihan. Terima kasih atas kerjasamanya.

DAFTAR PUSTAKA

Dedy Susanto, Optimalisasi Fungsi Pesantren Sebagai Agen Pengembangan Sdm Perspektif Dakwah, (HIKMAH, Volume 12 Nomor 2, Desember 2018), h. 301

Yudhie Agung Prihatno, Analisis Strategi Umkm Berbasis Sumberdaya Lokal Dengan Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat Di Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo, (Yagyakarta: Tesis Program Magister Manajemen Stie Widya Wiwaha Yogyakarta, 2019), h. 16

Moh. Wardi, Pengembangan Entrepreneurship Berbasis Learning Di Pesantren alAmien Prenduan Sumenep dan Darul Ulum Banyuasin Pemekasan, (Surabaya: Disertasi Doktor Universitas Sunan Ampel, 2017), 24

Novi Widiastuti dan Prita Kartika, Penerapan Model Kelompok Usaha Kreatif Islami (Kukis) Dalam Pemberdayaan Perempuan Berbasis Pondok Pesantren, (Jurnal EMPOWERMENT Volume 6, Nomor 2 Oktober 2017), h. 22

Rizal Muttaqin, Kemandirian Dan Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Pesantren (Studi atas Peran Pondok Pesantren al-Ittifaq Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung terhadap Kemandirian Eknomi Santri dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

(6)

Sekitarnya), (Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia, Volume I, No. 2 Desember 2011), h.

75

Mahmudi, Ahmad. 2002. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Dinamika Jurnal Ilmu Sosial dan ilmu Politik. Edisi Agustus. 2002. FISIP UNS

Moeljono Notosoedirjo, Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan, (Malang: Universitas Muhammadiyah, 2001), hlm. 21. 27Mulyadi, Islam dan Kesehatan Mental, (Jakarta:

Kalam Mulia, 2017), hlm. 2. 28Kartini Kartono, Jenny Andari, Hygiene Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam, (Bandung: Mandar Maju, 1989), hlm. 3.

Ary Ginanjar Agustian, Emotional Spritual Quotiet, (Jakarta: Arga Publishing, 2007), .hlm.46

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PN-PM) Mandiri Pedesaan Untuk Pembangunan Desa Mbinalun

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis bentuk-bentuk kemiskinan masyarakat miskin pedesaan di Desa Sanggang

Peranan Unit Pengelola Keuangan dan Usaha (UPKu) Panca Usaha dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin di desa Mojoruntut adalah melalui program Usaha Ekonomi

(GEMERLAP) tentu merupakan terobosan untuk memberdayakan masyarakat pedesaan terutamannya mereka yang mempunyai usaha dalam hal ini salah satunya adalah pertanian

Peranan Unit Pengelola Keuangan dan Usaha (UPKu) Panca Usaha dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin di desa Mojoruntut adalah melalui program Usaha Ekonomi

113 PENGABDIAN MASYARAKAT CEGAH PSIKOSOMATIS DENGAN MENUMBUHKAN MENTAL KUAT LAWAN COVID 19 DI DESA MENGWI I Made Legawa1, Ni Putu Nita Anggraini2, Ni Made Asri Kurniawati3 1,2,3

Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberdayakan ekonomi masyarakat melalui pemahaman dan penerapan prinsip-prinsip bisnis berbasis Syariah dengan fokus pada konsep

Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan ini, kegiatan pengabdian bertujuan untuk memberdayakan masyarakat setempat, memperkuat keterlibatan mereka dalam proses pengembangan