• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN VERMIKOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS BAWANG DAUN (Allium fistulosum, L.) UNTUK PENYUSUNAN PANDUAN PRAKTIKUM BERBASIS KPS (KETERAMPILAN PROSES SAINS) - Repositori UMMETRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN VERMIKOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS BAWANG DAUN (Allium fistulosum, L.) UNTUK PENYUSUNAN PANDUAN PRAKTIKUM BERBASIS KPS (KETERAMPILAN PROSES SAINS) - Repositori UMMETRO"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, untuk mengetahui pengaruh vermikompos terhadap pertumbuhan dan produktivitas bawang daun (Allium fistulosum, L.). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Banarjoyo 46 A, Kecamatan Batanghari, Lampung Timur. Rancangan yang digunakan dalam penelitian yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan, 1 kontrol dan 6 kali ulangan.

Setiap kombinasi dilakukan pengulangan sebanyak 6 kali, hal ini berdasarkan rumus yang dikemukakan oleh Federer, sebagai berikut:

t (r-1) > 15 t (r-1) > 15

4 (r-1) > 15 4r-4 > 15 4r > 15+4 4r > 19 r > 19/4

r > 4,75 (dibulatkan menjadi 5) Keterangan:

t: banyak kombinasi perlakuan r: banyak pengulangan

Berdasarkan hasil perhitungan dalam menentukan ulangan, maka setiap perlakuan diulang minimal sebanyak 5 kali, namun guna memenuhi batas minimal jumlah data pada penelitian eksperimental yaitu 30 data, maka pada penelitian ini dilakukan pengulangan sebanyak 6 kali. Desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 6.

(2)

Tabel 6. Desain Penelitian Ulangan

Perlakuan

U1 U2 U3 U4 U5 U6

P0 P0U1 P0U2 P0U3 P0U4 P0U5 P0U6

P1 P1U1 P1U2 P1U3 P1U4 P1U5 P1U6

P2 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4 P2U5 P2U6

P3 P3U1 P3U2 P3U3 P3U4 P3U5 P3U6

P4 P4U1 P4U2 P4U3 P4U4 P5U5 P4U6

Keterangan:

Kontrol (P0) = tanpa vermikompos dan arang sekam Perlakuan 1 (P1) = 100% vermikompos

Perlakuan 2 (P2) = 75% vermikompos + 25% arang sekam Perlakuan 3 (P3) = 50% vermikompos + 50% arang sekam Perlakuan 4 (P4) = 25% vermikompos + 75% arang sekam U1 = Ulangan ke 1

U2 = Ulangan ke 2 U3 = Ulangan ke 3 U4 = Ulangan ke 4 U5 = Ulangan ke 5 U6 = Ulangan ke 6 B. Tahapan Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi yaitu jumlah keseluruhan dari subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah tanaman bawang daun yang diberi perlakuan maupun kontrol.

2. Sampel Penelitian

Sampel yaitu sebagian dari populasi yang diambil secara representatif yang bersangkutan atau bagian kecil yang diamati. Sampel dalam penelitian ini yaitu tanaman bawang daun.

3. Teknik pengambilan sampel

Metode pengambilan sampel yang diterapkan adalah simple random sampling, yang artinya sampel diambil secara acak, memastikan bahwa setiap elemen dalam populasi memiliki peluang yang setara untuk dipilih menjadi bagian dari sampel..

(3)

C. Definisi Operasional Variabel

Terdapat dua jenis variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Berikut ini definisi operasional variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel Bebas (X)

Vermikompos dalam penelitian ini sebagai variabel bebas. Vermikompos adalah salah satu jenis pupuk organik yang dihasilkan dari proses pencernaan dalam tubuh cacing berupa kotoran yang terfermentasi. Vermikompos yang digunakan dicampurkan pada media tanam bawang daun (Allium fistulosum, L).

Variasi dosis yang dibuat adalah P0 sebagai kontrol yaitu tanpa pemberian vermikompos dan arang sekam, P1 100% vermikompos, P2 75% vermikompos dengan 25% arang sekam, P3 50% vermikompos dengan 50% arang sekam, dan P4 25% vermikompos dengan 75% arang sekam. Variasi dosis dilakukan untuk mendapatkan pengaruh yang paling optimal terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman bawang daun (Allium fistulosum, L.).

2. Variabel Terikat (Y)

Pertumbuhan dan produktivitas pada penelitian ini sebagai variabel terikat. Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah protoplasma sel pada suatu organisme yang disertai dengan pertambahan ukuran, berat dan jumlah sel yang bersifat tidak dapat kembali pada keadaan sebelumnya. Pertumbuhan bawang daun dilihat dari jumlah daun dan tinggi tanaman bawang daun dari masing- masing perlakuan. Pengukuran jumlah daun dilakukan dengan mengamati rumpun dan menghitung helai daun yang sudah terpisah dari ujung batang sampai dengan daun yang masih berwarna hijau. Pengukuran jumlah daun dan pertumbuhan tinggi tanaman bawang daun dilakukan setiap satu minggu sekali selama satu kali masa panen yaitu selama 42 hari setelah penanaman.

Pengukuran tinggi terhadap tanaman bawang daun menggunakan alat mistar dengan satuan cm. Pengukuran tinggi tanaman bawang daun (Allium fistulosum, L.) diukur dari pangkal batang dekat tanah sampai ujung daun tertinggi.

Produktivitas adalah nilai yang menunjukkan rata-rata hasil per komoditi, per satuan luas tanaman. Produktivitas bawang daun dilihat dari berat segar per rumpun (g) dan jumlah anakan per rumpun (batang). Pengukuran terhadap berat segar tanaman bawang daun dilakukan pada akhir masa pemanenan dengan menggunakan timbangan digital dengan satuan gram (g). Pengukuran dilakukan satu kali usai pemanenan yaitu selama 42 hari setelah penanaman, dengan cara mencabut tanaman bawang daun sampai ke akar, kemudian dicuci dan ditiriskan

(4)

lalu ditimbang dengan satuan g untuk mengetahui berat segar tanaman bawang daun (Allium fistulosum, L.) pada setiap perlakuannya. Perhitungan jumlah anakan per rumpun (batang) dengan mengamati banyaknya anakan yang sudah terpisah dari induknya. Pengamatan dilakukan satu kali selama masa panen yaitu selama 42 hari setelah penanaman.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode pengamatan. Pengamatan terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman bawang daun dilakukan untuk mendapatkan data hasil penelitan. Pengumpulan data dilakukan setiap satu minggu sekali dan pada saat panen. Pengamatan yang dilakukan terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan dan berat segar bawang daun.

a. Tinggi Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum, L.)

Pertumbuhan bawang daun diukur dengan bertambahnya tinggi tanaman setiap minggunya. Tinggi tanaman bawang daun diukur dari batang yang paling dekat dengan tanah sampai ujung daun tertinggi. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat penggaris (cm). Data yang diperoleh dari hasil pengamatan ditabulasikan pada tabel 7.

Tabel 7. Pengamatan terhadap Tinggi Tanaman Bawang Daun

Ulangan Perlakuan

P0 P1 P2 P3 P4

U1

U2

U3

U4

U5

U6

b. Jumlah Daun Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum, L.)

Jumlah daun diamati dengan cara menghitung jumlah daun yang sudah terpisah dari ujung batang sampai dengan daun yang masih berwarna hijau pada setiap sampel. Pengamatan dilakukan satu minggu sekali dan data hasil pengamatan jumlah daun ditabulasikan pada tabel 8

Tabel 8. Pengamatan terhadap Jumah Daun Tanaman Bawang Daun

Ulangan Perlakuan

P0 P1 P2 P3 P4

U1

U2

U3

U4

(5)

Ulangan Perlakuan

P0 P1 P2 P3 P4

U5

U6

c. Jumlah Anakan Bawang Daun (Allium fistulosum, L.)

Jumlah anakan diamati dengan menghitung jumlah banyaknya anakan dari sampel yang sudah terpisah dari induknya. Pengamatan jumlah anakan per rumpun dilakukan pada akhir penelitian. Data hasil yang diperoleh dimasukkan dalam tabel 9.

Tabel 9. Pengamatan terhadap Jumlah Anakan Tanaman Bawang Daun

Ulangan Perlakuan

P0 P1 P2 P3 P4

U1

U2

U3

U4

U5

U6

d. Berat segar Bawang Daun (Allium fistulosum, L.)

Pengukuran produktivitas tanaman bawang daun dilakukan dengan cara menimbang berat masing-masing tanaman sampel, setelah bawang daun dicabut dan dibersihkan dari tanah yang ikut terbawa saat pencabutan Penimbangan hanya dilakukan sekali pada waktu pemanenan yaitu 42 hari setelah tanam. Data hasil pengamatan disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Pengamatan terhadap Berat Segar Tanaman Bawang Daun

Ulangan Perlakuan

P0 P1 P2 P3 P4

U1

U2

U3

U4

U5

U6

E. Instrumen Penelitian 1. Tahapan Persiapan a. Alat

1) Kertas label 11) waring 2) Mistar dan alat tulis 12) Pisau/golok

3) Bak 13) Bambu

(6)

4) pH meter 14) Polybag

5) Soil pH moisture 15) Kamera handphone 6) Timbangan digital 16) Ayakan/saringan

7) Tissue 17) Ember

8) Sarung tangan 18) Cetokan

9) Masker 19) Blender

10) Tali rafia b. Bahan

1) Anakan bawang daun (Allium fistulosum, L.) 2) Arang sekam

3) Vermikompos lumpur tinja (Fecal sludge) 4) Air

2. Tahap Pembuatan Vermikompos

a. Membuat wadah (bak) dari bahan plastik berbentuk persegi, ukuran panjang 45 cm x lebar 35 cm, ketinggian 15 cm. Bak disusun dan diletakkan di atas meja percobaan yang ada di dalam green house Universitas Muhammadiyah Metro.

b. Mengambil lumpur tinja dari IPLT 23 Karangrejo Metro Utara. Selanjutnya mengayak lumpur tinja dan memasukkannya ke dalam bak plastik, sesuai perbandingan yang telah ditentukan.

c. Memasukkan cacing sebanyak 250 g dalam bak plastik dan diaklimatisasi selama 1x24 jam. Media pertumbuhan cacing sudah siap digunakan untuk habitat hidup, apabila cacing tanah tidak keluar atau mati berarti medianya sudah cocok dan cacing sudah bisa beradaptasi.

d. Pemberian pakan dari limbah rumah tangga atau pasar, berupa sampah organik seperti sisa sayuran atau kulit buah yang dapat memberikan nutrisi untuk pertumbuhan cacing tanah. Pemberian pakan disesuaikan dengan berat cacing dan dilakukan setiap 2 hari sekali.

e. Melakukan pengontrolan media seperti pH, kelembaban udara dan suhu serta penyemprotan dengan air setiap 2 hari sekali, agar kelembaban media cacing tetap terjaga.

f. Mengaduk media cacing setiap 1 minggu sekali agar aerasi berjalan dengan baik.

g. Pemanenan cacing tanah dilakukan setelah pemeliharaan selama 1,5 bulan.

Hasil kompos cacing dikeringkan agar tidak terlalu basah dan kadar airnya

(7)

berkurang.

h. Kompos yang siap pakai ditandai dengan tekstur yang remah, dingin dan tidak berbau. Vermikompos siap diaplikasikan ke tanaman bawang daun.

3. Tahap Penanaman

Proses penanaman tidak dimulai dari tahap penyemaian, melainkan dari tahap tanaman siap tanam yaitu anakan usia 2 minggu dengan jumlah ± 2 daun.

Tanaman bawang daun diperoleh dari petani bawang daun di Desa Sidodadi, Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur.

a. Mengisi polybag dengan mencampurkan vermikompos dan arang sekam sesuai perlakuan

b. Menanam anakan bawang daun (Allium fistulosum, L.) pada media polybag c. Membiarkan tanaman bawang daun (Allium fistulosum, L.) beradaptasi

(aklimatisasi) dalam waktu 1 hari

d. Melakukan penyiraman minimal 1 hari sekali

e. Melakukan perhitungan jumlah daun dan pengukuran tinggi batang bawang daun (Allium fistulosum, L.) pengukuran dilakukan setiap 1 minggu sekali f. Memasukkan data hasil perhitungan dan pengukuran kedalam tabel

pengamatan jumlah daun dan tinggi tanaman bawang daun

g. Pada usia 42 hari setelah tanam, bawang daun siap untuk dipanen. Maka dilakukan perhitungan jumlah anakan dan penimbangan berat segar bawang daun (Allium fistulosum, L.).

h. Memasukkan data hasil perhitungan jumlah anakan dan berat segar ke dalam tabel hasil pengamatan produktivitas bawang daun (Allium fistulosum, L.).

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Hasil Penelitian

Data hasil pengaruh pemberian vermikompos terhadap pertumbuhan dan produktivitas bawang daun (Allium fistulosum, L.) dianalisis dengan uji Multivariate Analisis of Varians (MANOVA). Uji hipotesis dilakukan setelah uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas varians, Adapun syarat yang digunakan adalah sebagai berikut:

Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Sebelum uji hipotesis dilakukan maka terlebih dahulu akan dilaksanakan pengujian normalitas data. Uji normalitas pada penelitian ini

(8)

menggunakan metode lilifors. Uji ini untuk mengetahui normal tidaknya suatu data yang diperoleh, hipotesisnya adalah sebagai berikut.

1) Hipotesis

H0 = Populasi berdistribusi normal H1 = Populasi berdistribusi tidak normal 2) Kriteria uji

(a) Jika signifikansi yang diperoleh > α, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

(b) Jika signifikansi yang < α, maka sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi tidak normal

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk menguji apakah sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang homogen atau mempunyai variasi yang sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan menggunakan metode Levene’s Test dengan prosedur sebagai berikut:

1) Hipotesis

H0 = Populasi varians homogen H1 = Populasi varians tidak homogen 2) Kriteria uji

(a) Jika signifikansi yang diperoleh > α, maka variansi setiap sampel sama (homogen)

(b) Jika signifikansi yang < α, maka variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen)

c. Uji Hipotesis

Uji ini dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian, menggunakan uji univariate atau analisis varians desain faktorial dengan Multivariate Analisis of Varians (MANOVA). Syarat untuk melakukan uji ini, yaitu data harus berdistribusi normal dan data memiliki varian yang homogen serta harus berpengaruh secara signifikan melalui uji ANOVA. Apabila syarat tersebut atau salah satunya tidak terpenuhi, maka uji parametrik univariate tidak dapat dilakukan dan dapat diganti dengan uji statistik non parametrik dengan uji Kruskall-Wallis. Hipotesis penelitian yang diuji, yaitu sebagai berikut:

1) Hipotesis pertama (a) Hipotesis yang diuji

H0 = µpk0 = µpk1 = µpk2 = µpk3 = µpk4

(9)

H1 = Tanda sama dengan minimal salah satu tidak berlaku (b) Kriteria Uji

Tolak H0 jika nilai signifikansi yang diperoleh < α = 0,05 dan terima H1

2) Hipotesis kedua (a) Hipotesis yang diuji

H0 = µsk0 = µsk1 = µsk2 = µsk3 = µsk4

H1 = Tanda sama dengan minimal salah satu tidak berlaku (b) Kriteria Uji

Tolak H0 jika nilai signifikansi yang diperoleh < α = 0,05 dan terima H1

3) Hipotesis ketiga (a) Hipotesis yang diuji

H0 = µpk0sk0 = µpk1sk1 = µpk2sk2 = µpk3sk3 = µpk4sk4 H1 = Tanda sama dengan minimal salah satu tidak berlaku (b) Kriteria Uji

Tolak H0 jika nilai signifikansi yang diperoleh < α = 0,05 dan terima H1

2. Analisis Validasi Panduan Praktikum

Penyusunan panduan praktikum pada materi bioteknologi untuk jenjang SMA perlu dilakukan analisis validasi untuk mengetahui kelayakan sebagai sumber belajar biologi. Capaian pembelajaran pada kurikulum merdeka sebagai berikut:

4.10 Membuat produk bioteknologi yaitu pupuk vermikompos fecal sludge dan menyusun laporan

Aspek yang dinilai berdasarkan panduan praktikum yaitu aspek tampilan desain dan aspek materi panduan praktikum yang memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Aspek desain memuat hal-hal berikut:

1) Tampilan cover menarik

2) Gambar sesuai dengan materi yang disajikan

3) Tata letak judul, dengan penulisan panduan praktikum sesuai 4) Tampilan panduan praktikum tiap halaman menarik dan kosisten 5) Kesesuaian pemilihan font, dan ukuran huruf yang digunakan 6) Tulisan dapat dibaca dengan jelas

7) Ketepatan warna background dengan tulisan b. Aspek materi memuat hal-hal berikut ini:

1) Terdapat kata pengantar, daftar isi, tata tertib praktikum, dan daftar literatur

(10)

2) Kesesuaian judul, dan tujuan dengan CP 3) Isi materi yang disajikan

4) Kesesuaian alat dan bahan

5) Kesesuaian cara kerja dengan materi

6) Kesesuaian pertanyaan diskusi dengan materi praktikum 7) Kalimat dalam panduan praktikum mudah dipahami

8) Bahasa (PUEBI, kata, kalimat dan paragraf) digunakan dengan tepat, lugas dan mudah dimengerti.

Aspek-aspek panduan praktikum di atas divalidasi menggunakan angket.

Angket menerapkan 5 poin utama yaitu dengan menerapkan skla linkert sebagai berikut

Tabel 11. Format Aturan Pemberian Nilai Validasi

Kategori Skor

SB (Sangat Baik) 5

B (Baik) 4

C (Cukup) 3

K (Kurang) 2

SK (Sangat Kurang) 1

“Berdasarkan Tabel 11 pemberian nilai validasi panduan praktikum tidak sembarangan, terdapat format aturan yaitu kategori sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), kurang (K), dan sangat kurang (SK). Pemberian skor pada setiap kategori yaitu, sangat baik 5, baik 4, cukup 3, kurang 2 dan sangat kurang 1.

Panduan praktikum sebelum dilakukan publikasi harus teruji kevalidasianya terlebih dahulu baik desain maupun isi dari panduan praktikum oleh 2 orang ahli, diantaranya ahli komposisi desain dan materi. Berikut ini merupakan format angket validasi panduan praktikum

Tabel 12. Angket Validasi Desain Panduan Praktikum

No Indikator yang dinilai Nilai

SB B C K SK

1. Tampilan cover panduan praktikum menarik

Komentar:

2. Gambar sesuai dengan materi yang disajikan

Komentar:

3. Tata letak judul, dengan penulisan panduan praktikum sesuai

Komentar:

4. Tampilan panduan praktikum tiap halaman menarik dan konsisten Komentar:

(11)

No Indikator yang dinilai Nilai

SB B C K SK

5. Kesesuaian pemilihan font, dan ukuran huruf yang digunakan

Komentar:

6. Tulisan dapat dibaca dengan jelas Komentar:

7. Ketepatan warna background dengan tulisan

Komentar:

8. Penggunaan desain panduan praktikum yang kreatif dan inovatif Komentar:

9. Kesesuaian urutan antar halaman Komentar:

10. Komponen-komponen dalam panduan praktikum lengkap

Komentar:

Tabel 13. Angket Validasi Materi Panduan Pratikum

No Indikator yang dinilai Nilai

SB B C K SK

1. Terdapat kata pengantar, daftar isi, tata tertib praktikum, dan daftar literatur

Komentar:

2. Kesesuaian judul, dan tujuan dengan Capaian Pembelajaran (CP)

Komentar:

3. Isi materi yang disajikan sesuai dengan materi praktikum Komentar:

4. Kesesuaian alat dan bahan dengan materi praktikum Komentar:

5. Kesesuaian cara kerja dengan materi

Komentar:

6. Kesesuaian pertanyaan diskusi dengan materi praktikum Komentar:

7. Kalimat dalam panduan praktikum mudah dipahami

Komentar:

8. Bahasa (PUEBI, kata, kalimat dan paragraf) digunakan dengan tepat, lugas dan mudah dimengerti Komentar:

9. Konsistensi tata tulis istilah asing/nama latin pada panduan praktikum

Komentar:

(12)

No Indikator yang dinilai Nilai

SB B C K SK

10. Materi yang disajikan sistematis Komentar:

Format angket validasi yang telah dibuat, akan diberikan kepada penguji ahli materi dan ahli desain untuk memberi komentar dan tanda centang pada nilai yang akan diberikan saat melakukan validasi panduan praktikum, setelah penguji memberi nilai maka akan dilakukan perhitungan.

c. Menghitung Rata-Rata Persentase (%) Jawaban Angket

Menurut Riduwan dan Akdon (2013), menghitung persentase kelayakan panduan praktikum dengan rumus sebagai berikut:

Kelayakan = ∑ 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒗𝒂𝒍𝒊𝒅𝒂𝒕𝒐𝒓

𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 x 100%

Berikut ini tabel kriteria kelayakan yang digunakan untuk menentukan kategori persentase hasil penilaian layak atau tidaknya penyusunan sumber belajar panduan praktikum materi Bioteknologi

Tabel 14. Kriteria Kelayakan Panduan Praktikum

No. Skor Persentase (%) Klasifikasi Validasi

1. 81-100 Sangat Baik (SB)

2. 61-80 Baik (B)

3. 41-60 Cukup Baik (CB)

4. 21-40 Tidak Baik (TB)

5. 0-20 Sangat Tidak Baik (STB)

(Sumber: Riduwan dan Akdon, 2013)

“Berdasarkan Tabel 14 kriteria kelayakan, dapat diketahui bahwa kualitas panduan praktikum dinyatakan layak jika persentase memiliki rentan skor 81-100 maka kualitas panduan praktikum sangat baik, untuk rentan skor 61-80 kualitasnya baik, skor 41-60 kualitasnya cukup baik, rentan skor 21-40 kualitasnya tidak baik, dan rentan skor 0-20 kualitasnya sangat tidak baik. Hasil tersebut didasarkan dari semua validator yang memvalidasi panduan praktikum.

Referensi

Dokumen terkait

Data yang diperoleh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, luas daun, jumlah umbi per rumpun, diameter umbi, berat umbi segar, berat kering umbi

Hasil uji t pada tingkat signifikansi 5% di Tabel 5 menunjukkan bobot segar krop dan bobot kering krop tanaman kubis tumpangsari dengan bawang daun dan kubis monokultur

Perlakuan pemberian kompos limbah nilam berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan, berat segar perumpun dan hasil ton/ha tanaman bawang daun. Akan tetapi tidak

Variabel Pengamatan Hasil Uji F Konsentrasi Tinggi tanaman cm tn Jumlah daun helai tn Bobot tajuk segar g sn Bobot tajuk kering g sn Bobot akar segar g sn Bobot akar kering g sn