• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN VERMIKOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS BAWANG DAUN (Allium fistulosum, L.) UNTUK PENYUSUNAN PANDUAN PRAKTIKUM BERBASIS KPS (KETERAMPILAN PROSES SAINS) - Repositori UMMETRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN VERMIKOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS BAWANG DAUN (Allium fistulosum, L.) UNTUK PENYUSUNAN PANDUAN PRAKTIKUM BERBASIS KPS (KETERAMPILAN PROSES SAINS) - Repositori UMMETRO"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bawang daun, yang memiliki nama ilmiah Allium fistulosum, L termasuk dalam kelompok tanaman sayuran daun yang tumbuh selama satu musim (berumur pendek). Tanaman bawang daun berbentuk seperti rumpun dengan tinggi mencapai 60 cm atau bahkan lebih. Bawang daun secara konsisten menghasilkan tunas-tunas baru, yang kemudian membentuk struktur rumpunnya.

Bawang daun memiliki potensi untuk dibudidayakan secara intensif dan komersil, karena tingginya kebutuhan masyarakat untuk mengonsumsi bawang daun sebagai penambah rasa (bumbu) dan dicampurkan dalam beberapa hidangan makanan. Permintaan terhadap bawang daun terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi penduduk yang cepat. Selain itu, permintaan tambahan berasal dari produsen makanan instan seperti Indomie, Supermie, Sarimie, dan Pop mie, yang menggunakan bawang daun sebagai salah satu bumbu penyedap rasa dalam produk.

Mengacu pada informasi yang diberikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Metro Tahun 2021 bahwa produksi tanaman bawang daun tahun 2020 sebanyak 2.791 kw, sedangkan tahun 2021 produksinya sebanyak 2.620 kw, data tersebut menunjukkan adanya penurunan produksi tanaman bawang daun sekitar 171 kg. Budidaya tanaman bawang daun perlu ditingkatkan karena permintaan konsumen yang semakin meningkat, dan memiliki harga jual yang tinggi diantara komoditas tanaman sayur lain yaitu antara Rp15.000-20.000/kg di wilayah Kota Metro dan sekitarnya.

Pupuk kimia seperti NPK, Kalium Klorida (KCl), Super Phosphate (SP), dan urea mengandung unsur-unsur nutrisi penting seperti nitrogen, fosfor, kalium, dan sulfur yang sangat dibutuhkan oleh tanaman bawang daun. Dengan memberikan nutrisi yang cukup, pertumbuhan tanaman ditingkatkan, sehingga menghasilkan produksi yang lebih tinggi dalam waktu yang lebih singkat. Ini membantu petani memenuhi kebutuhan bawang daun yang lebih besar di pasar.

Penggunaan pupuk kimia dapat membantu dalam mengendalikan pertumbuhan tanaman bawang daun. Dengan dosis yang tepat, petani dapat mengatur tingkat pertumbuhan tanaman untuk mempercepat atau memperlambatnya sesuai dengan kebutuhan.

(2)

Pemberian pupuk kimia secara terus-menerus oleh petani bawang daun akan mengakibatkan kerusakan biologis tanah. Semakin banyak zat kimia dapat merusak kelembaban tanah dan mengurangi kandungan nutrisi, sehingga hara yang ada dalam tanah menjadi terbatas, yang akhirnya mengakibatkan penurunan jumlah unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman. Selain merusak lingkungan, harga pupuk kimia tidak ekonomis akibat pengurangan subsidi oleh pemerintah. Kesadaran petani terhadap potensi bahaya residu pupuk kimia semakin meningkat, dan ada tren yang menunjukkan meningkatnya minat dalam pertanian organik. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut maka digunakan pupuk berbahan organik.

Pupuk organik merupakan pupuk yang terbuat dari bahan alami seperti sisa-sisa tanaman, hewan atau manusia, yang kaya akan mineral. Manfaat pupuk organik yaitu sebagai sumber unsur hara bagi tanaman serta mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, sehingga pupuk organik dapat menjaga kualitas tanaman aman dari kontaminasi bahan berbahaya dan dapat memperbaiki struktur tanah, sehingga dapat meningkatkan produksi tanaman bawang daun. Peningkatan produktivitas tanaman bawang daun dapat terjadi karena pupuk organik tidak hanya sebagai sumber nutrisi melainkan dapat memperbaiki kesuburan tanah. Mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian No.70/Permentan/SR.140/10/2011 siklus alami bahan organik di alam. Tumbuhan dan hewan menghasilkan bahan organik melalui proses fotosintesis dan metabolisme, yang kemudian memasuki tanah sebagai residu organik. Pupuk organik mengambil prinsip-prinsip alami ini dan memperkuat mereka, memastikan bahwa bahan organik tersebut dapat digunakan kembali untuk memperbaiki kualitas tanah. Pupuk organik terdiri dari beberapa jenis seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos. Kompos adalah hasil dari proses alami yang melibatkan berbagai mikroorganisme, termasuk fungi dan bakteri, yang bekerja sama untuk menguraikan dan mengurai bahan organik yang berasal dari limbah tanaman dan hewan.

Pemanfaatan cacing tanah sebagai organisme pengurai limbah seperti lumpur tinja dan limbah organik lainnya merupakan terobosan baru untuk memperoleh pupuk yang baik bagi tanaman dan menghasilkan kandungan hara yang optimal. Lumpur tinja adalah kotoran manusia yang dianggap sangat menjijikkan dan tidak bernilai. Lumpur tinja yang dianggap tidak bernilai karena bahan buangan sisa dari proses pencernaan manusia berupa endapan lumpur

(3)

dalam tangki septik ternyata dapat diolah menjadi pupuk kompos dengan metode vermicomposting. Tinja manusia yang sudah dikomposkan mampu menyerap air dan dapat memperbaiki drainase media tanam karena memiliki ruang pori yang cukup. Tinja manusia mengandung air sebanyak 68-80%, senyawa organik 88- 97%, Nitrogen 5-7% Fosfor 3-6% dan Karbon 40-55% (Darwati, 2007). Widowati (2007) menyatakan bahwa pada kotoran manusia relatif kaya akan senyawa nitrat, hasil akhir proses dekomposisi mengandung unsur hara tanah yang bermanfaat dan dapat memberikan keuntungan bila digunakan sebagai pupuk.

Vermikompos memiliki potensi untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman bawang daun karena mengandung unsur hara nitrogen, posfor, dan kalium yang dibutuhkan bawang daun. vermikompos bukan hanya produk alami yang ramah lingkungan, tetapi juga merupakan alat yang sangat berharga dalam memperbaiki kualitas tanah, meningkatkan produktivitas pertanian, dan mempromosikan pertanian berkelanjutan. Dengan meningkatkan ketersediaan nutrisi, mengikat logam berat berbahaya, dan mengendalikan mikroba patogen, vermikompos berperan penting dalam mendukung kesehatan tanah dan tanaman. Vermikompos adalah bahan yang kaya hara, dan dapat digunakan sebagai pupuk alami atau soil conditioner (pembenah tanah). Jenis cacing yang biasa digunakan pada vermikompos yaitu Eudrillus sp atau disebut dengan cacing sampah/ African Night Crawler (ANC). Hasil akhir dari vermicomposting (penguraian bahan organik oleh cacing tanah) yaitu campuran kotoran cacing tanah dengan sisa media atau pakan pada budidaya cacing tanah.

Oleh karena itu vermikompos merupakan pupuk organik yang ramah lingkungan dan memiliki keunggulan tersendiri dibanding dengan kompos lainnya. Media yang digunakan untuk membuat vermikompos yaitu feses/tinja yang sudah berbentuk seperti tanah.

Keunggulan dari vermikompos yaitu memiliki banyak unsur makro esensial. Keberadaan beragam unsur ini dalam vermikompos memberikan nutrisi yang diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhan yang sehat. Vermikompos bukan hanya sumber nutrisi yang kaya untuk tanaman, tetapi juga menyokong perubahan baik pada sifat fisik dan kimia tanah serta memfasilitasi pertumbuhan tanaman yang optimal melalui hormon tumbuh yang terkandung di dalamnya.

Keunggulan ini menjadikan vermikompos sebagai salah satu pilihan terbaik dalam meningkatkan produktivitas dan kesehatan tanah pertanian. Vermikompos mengandung hormon tumbuh seperti auksin, giberelin, dan sitokinin. Hormon-

(4)

hormon ini memiliki peran penting dalam regulasi pertumbuhan tanaman. Auksin, misalnya, merangsang pertumbuhan akar, sedangkan giberelin mempengaruhi pertumbuhan batang dan daun

Hasil penelitian pemanfaatan vermikompos lumpur tinja sebagai pupuk organik dirancang sebagai sumber belajar berupa panduan praktikum berbasis Keterampilan Proses Sains (KPS). Muhfahroyin (2010) menyatakan dengan memberdayakan siswa untuk menjadi subjek aktif dalam pembelajaran, mengembangkan sikap ilmiah, dan berpikir kritis, kita dapat membentuk karakter siswa yang siap menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari dan mengaplikasikan pemahaman biologi mereka secara lebih mendalam.

Keterampilan proses sains terpadu memainkan peran sentral dalam mencapai tujuan ini, memungkinkan siswa untuk menjadi ilmuwan dalam dunia mereka sendiri. Panduan praktikum berbasis KPS yang dirancang memuat materi bioteknolgi kelas XII, dengan capaian pembelajaran sesuai dengan kurikulum merdeka belajar yaitu peserta didik melakukan percobaan tentang membuat produk bioteknologi berupa pupuk vermikompos fecal sludge dan menyusun laporan. Oleh sebab itu maka dilakukan penelitian dengan judul "Pengaruh Pemberian Vermikompos terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Bawang Daun (Allium fistulosum, L.) untuk Penyusunan Panduan Praktikum Berbasis Keterampian Proses Sains (KPS)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah pemberian vermikompos berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman bawang daun (Allium fistulosum, L)?

2. Apakah pemberian vermikompos berpengaruh terhadap produktivitas bawang daun (Allium fistulosum, L)?

3. Berapakah dosis vermikompos yang paling optimal terhadap pertumbuhan tinggi dan produktivitas tanaman bawang daun (Allium fistulosum, L.)?

4. Apakah hasil penelitian layak disusun menjadi sumber belajar panduan praktikum?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan pada penelitian ini adalah:

(5)

1. Mengetahui pengaruh pemberian vermikompos terhadap pertumbuhan bawang daun (Allium fistulosum, L.)

2. Mengetahui pengaruh pemberian vermikompos terhadap produktivitas bawang daun (Allium fistulosum, L.)

3. Mengetahui dosis vermikompos yang paling optimal mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas bawang daun (Allium fistulosum, L.)

4. Mengetahui kelayakan penyusunan panduan praktikum berbasis KPS pada materi bioteknologi

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi pihak terkait, yaitu:

1. Bagi guru dapat digunakan sebagai metode dalam menyampaikan materi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman.

2. Bagi peserta didik dapat bermanfaat sebagai sumber belajar dan menambah wawasan serta informasi mengenai pemanfaatan vermikompos sebagai pupuk organik.

3. Bagi masyarakat dapat digunakan sebagai petunjuk dalam meningkatkan keberhasilan pertumbuhan tinggi dan produktivitas tanaman bawang daun (Allium fistulosum, L.).

4. Bagi peneliti, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen.

2. Variabel bebas (X) adalah pemberian vermikompos

3. Variabel terikat (Y) adalah pertumbuhan dan produktivitas bawang daun (Allium fistulosum, L.)

4. Objek penelitian adalah pertumbuhan dan produktivitas bawang daun (Allium fistulosum, L.) oleh pemberian vermikompos fecal sludge

5. Pertumbuhan bawang daun (Allium fistulosum, L.) diamati melalui pertambahan tinggi tanaman dan jumlah daun.

6. Produktivitas bawang daun (Allium fistulosum, L.) diamati melalui jumlah anakan dan berat basah di akhir masa panen.

7. Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Banarjoyo, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur, Lampung.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini disebabkan dari pengaplikasian Pupuk N dan P yang diberikan sudah dapat terserap oleh tanaman, dengan tercukupinya unsur hara dalam tanah sehingga

Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki kesuburan tanah karena dapat meningkatkan aktifitas mikroorganisme dalam menyediakan unsur hara di dalam tanah sehingga

Karena dengan meningkatnya kadar kandungan bahan organik dan unsur hara yang ada dalam tanah, maka dengan sendirinya akan memperbaiki sifat, kimia dan biologi tadi

Kompos gulma merupakan jenis pupuk organik yang dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat-sifat kimia, fisika dan biologi tanah yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil

pemupukan dipengaruhi oleh iklim, sifat fisik tanah maupun adanya sifat sinergis dan antagonis antar unsur hara (Pahan, 2008). Pupuk organik mempunyai fungsi antara lain adalah :

Penggunaan pupuk organik pada produksi benih kakao sangat penting disamping untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah juga memperbaiki sifat fisik dan

Pupuk hijau organik yang berasal dari tanaman memiliki kemampuan untuk memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, selain itu pupuk hijau organik yang diberikan pada lahan

Pupuk organik cair Nasa adalah salah satu pupuk organik yang jika digunakan pada waktu dan konsentrasi yang tepat akan dapat mengaktifkan penyerapan unsur hara oleh tanaman, dan juga