PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Banyak kegiatan pelatihan yang ada di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II (LPKA) bagi narapidana muslim yaitu kegiatan keimanan, YAMAHA (Yasinan pada malam hari) dan juga Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II (LPKA) yang bekerjasama dengan para master untuk memberikan ceramah di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II (LPKA) tersebut. Lembaga Khusus Tumbuh Kembang Anak Kelas II (LPKA) Maros.” Lembaga Khusus Tumbuh Kembang Anak (LPKA) Kelas II Maros masih kekurangan petugas di Lembaga Khusus Tumbuh Kembang Anak Kelas II (LPKA) , khususnya petugas perempuan. Lembaga Pembinaan Khusus (LPKA) Kelas II Maros berfungsi dengan baik, tidak dapat dipungkiri bahwa secara umum jumlah petugas Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maros Kurangnya petugas dari Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II (LPKA) Maros kepada Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maros.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Sebagai bahan bacaan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana pembinaan narapidana anak di LPKA Kelas II Maros Kabupaten Maros. Hasil penelitian ini akan berguna sebagai bahan referensi dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang membahas topik yang sama tentang cara pembinaan narapidana anak di LPKA Kelas II Maros Kabupaten Maros. Kami berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi dan masukan bagi pemerintah daerah dalam upaya perlindungan hak asasi narapidana LPKA Kelas II Maros di Kabupaten Maros.
TINJAUAN PUSTAKA
Kerangka Teori
Menurut kamus hukum (Kamus Hukum Edisi Lengkap), narapidana adalah seseorang yang sedang menjalani pidana atau hukuman di lembaga pemasyarakatan. Anak pidana adalah anak yang berdasarkan putusan pengadilan menjalani pidana di lembaga pemasyarakatan remaja sampai dengan umur 18 (delapan belas) tahun. D). Anak negara adalah anak yang berdasarkan putusan pengadilan menjalani pidana di lembaga pemasyarakatan remaja sampai dengan umur 18 (delapan belas) tahun. e).
Anak sipil adalah anak yang atas permohonan orang tua, walinya memperoleh penetapan pengadilan untuk dididik di rumah tahanan anak sampai berumur 18 (delapan belas) tahun. F). Berhak menerima makanan dan minuman di luar lembaga pemasyarakatan sesuai dengan jumlah kalori yang memenuhi persyaratan kesehatan.
Kerangka Pikir
Fokus Penelitian
Deskripsi Fokus Penelitian
Pengembangan kemampuan intelektual yaitu pengembangan ini dilakukan agar kemampuan berpikir narapidana meningkat guna menunjang kegiatan-kegiatan positif yang diperlukan pada masa pembinaan dengan memberikan pendidikan formal dan nonformal, dengan cara mengajar narapidana buta huruf membaca, dengan pelatihan tersebut dapat meningkatkan intelektualitas para narapidana, upaya ini diperlukan agar pengetahuan dan kemampuan berpikir para narapidana di lembaga pemasyarakatan semakin meningkat guna menunjang kegiatan-kegiatan positif yang diperlukan pada masa pembinaan. Pelatihan keterampilan bertujuan untuk meningkatkan kreativitas narapidana melalui pelatihan pembuatan kerajinan tangan, serta budidaya, berkebun, dan manajemen peternakan.Pelatihan ini dilakukan agar setelah narapidana kembali ke masyarakat, mereka dapat menerapkan bimbingan yang mereka terima di lembaga pemasyarakatan. , agar mereka tidak mengulangi pelanggaran hukumnya lagi., dengan pelatihan ini keterampilan narapidana dapat ditingkatkan. Pelatihan keterampilan penting untuk diberikan kepada narapidana agar narapidana memiliki keterampilan yang berguna setelah keluar dari penjara. Faktor penghambat merupakan faktor yang menghambat perkembangan narapidana anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maros dalam pelaksanaan kegiatan atau program yang tertuang dalam kebijakan perlindungan hak asasi narapidana anak.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Tipe Penelitian
Pembinaan Narapidana Anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maros Maros. “Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maros mempunyai bimbingan konseling terhadap narapidana, dimana Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maros bekerjasama dengan BP3A Provinsi dan Kabupaten.” Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maros sebagai lembaga yang menampung pelaku tindak pidana untuk dibina di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maros sehingga seluruh tata cara pembinaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maros mengacu pada terhadap peraturan perundang-undangan yang ada.
Ada beberapa hal yang menjadi permasalahan bagi Lembaga Pembinaan Anak Khusus (LPKA) Kelas II Maros. “Masih kekurangan petugas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maros, khususnya petugas perempuan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maros, karena di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maros Anak-anak (LPKA) Anak-anak (LPKA) Ada beberapa narapidana perempuan.” Berdasarkan hasil wawancara dengan narapidana, dapat disimpulkan bahwa petugas perempuan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II (LPKA) Maros sangat dibutuhkan untuk melakukan pengawasan terhadap narapidana perempuan. dari Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maros.
Hasil observasi lapangan menjelaskan bahwa petugas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maros sangat sedikit, apalagi pegawai perempuan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maros sangat jarang ditemui di Kelas. II. Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Maros. Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maros masih minim pelatihan bagi pegawai di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maros, sedangkan pegawai di. Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maros bersama penghuni Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maros, dan juga tes HIV rutin.
Selain bakat, keterampilan juga dikembangkan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maros karena sebagian besar warga binaan sebelum masuk Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maros sebagian besar berprofesi sebagai petani, sehingga di Kelas II Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) II Maros terus melakukan pembinaan di bidang pertanian dengan menggunakan teknologi pertanian yang tersedia di Lembaga Pembinaan Anak Khusus (LPKA) Kelas II Maros. Kurangnya pelatihan yang diberikan kepada petugas Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maros di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maro. Masih terdapat campuran narapidana anak dan dewasa di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maros.
Sumber Data
Informan Penelitian
Pengumpulan data dengan observasi langsung terhadap objek penelitian di Lembaga Pembinaan Anak Khusus (LPKA) Kelas II Maros 2. Sumber : Profil Lembaga Pembinaan Anak Khusus (LPKA) Kelas II Maros Berdasarkan Tabel 4.4 mengenai jumlah narapidana berdasarkan umur. Lembaga Pembinaan Anak Khusus (LPKA) Kelas II Maros sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang sistem.
Lembaga Khusus Pembinaan Anak (LPKA) II. kelas Maros bekerjasama dengan berbagai pihak agar pengembangan kesadaran beragama dapat berlangsung sebagaimana mestinya, misalnya para pejabat Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) II. golongan Maros mereka sebut ustade atau pendeta dari luar. Kesehatan para narapidana di sini sangat memprihatinkan, Lembaga Khusus Pembinaan Anak (LPKA) Kelas II Maros juga rutin melakukan tes HIV. Hasil observasi di lapangan menjelaskan bahwa Balai Tumbuh Kembang Anak Maros II. kelas (LPKA) dijalankan sesuai ketentuan pada saat penelitian, pengajian diawasi oleh pegawai Lembaga Pembinaan Anak II. kelas Maros (LPKA). ) bukan ustad karena masa pandemi sehingga banyak orang yang datang dan pergi. Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II (LPKA) Maros sangat terbatas.
Di lembaga pembinaan khusus anak kelas II di Maros, warga binaan mendapat bimbingan psikologis dari tim ahli. Keterangan: wawancara dengan kepala bagian pengembangan dan operator online Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maros.
Tekhnik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Pengabsahan Data
Menurut Sugiyono, triangulasi teknik pengumpulan data diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang mencerminkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber yang ada. Triangulasi sumber berarti membandingkan dengan memeriksa derajat keandalan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber. Teknik triangulasi untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara menguji data terhadap sumber yang sama dengan menggunakan teknik yang berbeda.
Triangulasi waktu juga sering mempengaruhi keandalan data.Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari ketika sumbernya masih segar akan mengurangi permasalahan dan akan menghasilkan data yang lebih valid dan karenanya dapat diandalkan. Oleh karena itu, untuk menguji keandalan data dapat dilakukan dengan cara pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain pada waktu atau situasi yang berbeda. Apabila hasil pengujian menghasilkan data yang berbeda maka dilakukan berulang kali untuk mengetahui keamanan data tersebut.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Pada penelitian ini lokasi penelitian berada di Lembaga Pembinaan Anak Khusus (LPKA) Kelas II Maros yaitu di Jalan Raya Kariango Km. Lembaga Pembinaan Anak Khusus (LPKA) Kelas II Maros merupakan LPKA pertama di Indonesia yang mendirikan Jeruji Pustaka atau Perpustakaan Keliling. Perayaan Hari Air dan Hari Lingkungan Hidup Sedunia berlangsung di Lembaga Pembinaan Anak Khusus (LPKA) Kelas II Maros, bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup, Kanwil Sulawesi Selatan.
Bimbingan keagamaan berupa baca tulis Al Quran bagi WBP yang beragama Islam di Lembaga Pembinaan Anak Khusus (LPKA) Kelas II Maros yang bekerjasama dengan Kantor Agama Kabupaten Maros.
Pembinaan Narapidana Anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak
Pemeriksaan kesehatan terhadap narapidana dilakukan dua kali dalam seminggu oleh dokter Lembaga Pembinaan Anak II Maros (LPKA). “Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas (LPKA) Maros juga memiliki program kesetaraan seperti program Paket A, B, dan Paket C bagi narapidana.” “Lembaga Pengembangan Khusus Anak II. kelas (LPKA) Maros memberikan lahan pertanian di lingkungan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Maros II.
Berdasarkan wawancara dengan warga binaan Sri Damayanti mengenai hambatan penerapan kebijakan perlindungan hak asasi narapidana di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maros.
KESIMPULAN
Saran
Pola pembinaan siswa remedial sebagai upaya peningkatan semangat kerja pada lembaga pembelajaran khusus siswa kelas satu di Blitar. Implementasi kewajiban pemberian pedoman bagi pelaku tindak pidana anak di Lembaga Khusus Tumbuh Kembang Anak Pekan Baru berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2012. Upaya perlindungan HAM dalam pendidikan narapidana (studi di Lembaga Pembinaan Anak Khusus (LPKA) Kelas II Pontianak).
UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional UU No. 11 Tahun 2012 tentang SPPA Sistem Peradilan Anak. Di lembaga perkembangan khusus anak II. Di kelas di Maros, narapidana menerima orientasi atau khotbah hari Minggu bagi non-Muslim. Atau lembaga pembinaan khusus anak II. kelas di Maros memberikan pengajaran seperti belajar membaca bagi narapidana yang buta huruf?
Apakah lembaga pembinaan khusus anak kelas II di Maros memberikan pelatihan untuk meningkatkan kreativitas seperti melakukan pekerjaan tangan untuk tahanan?