1 Vol. 1, No. 1, 2023
PEMBUATAN ECOBRICK DALAM DAYA PENANGGULANGAN SAMPAH PLASTIK DI DESA RAMBIPUJI
Emi Zulaika1, Isnawati Nur Mafuah2, Vina Maulidia3, RidwanIrianto4, Dhimas Dwi Nugroho5, Nadia Aisya Namira Devi6, Wahyu Raharjo7, Hartatik8, Wagisri9,
Bahrul Ulum10, M. Jafar Rosid11, Nabila Yumna Nurrahman12
1Universitas Jember, 2Universitas Islam Jember, 3Univertas Argopuro
Abstrak
Sampah merupakan persoalan yang cukup krusial dalam tata Kelola lingkungan. Pokok permasalahan sampah plastik misalnya yang harus diperhatikan secara serius mengingat masa penguraiannya yang lama. Sampah plastik yang dibuang sembarangan dengan penanganan yang tidak tepat dapat menimbulkan banyak persoalan serius bagi lingkungan bahkan Kesehatan. Untuk itu diperlukan adanya inovasi kreatif dalam tata Kelola pengembangan pengolahan sampah plastic dengan cara dibuat menjadi suatu karya ecobrick. Ecobrick menjadi solusi untuk batu bata ramah lingkungan dengan bahan utama sampah plastic yang diijadikan microplastic. Program kerja pembuatan ecobrick dengan kolaborasi warga Desa Rambipuji dan lingkup sekolah dengan melalui proses sosialiasi dan praktik secara langsung.
Abstract
Garbage is a fairly crucial issue in environmental governance. The main problem is plastic waste, for example wich must be taken seriously concidering its long decomposition period. Plastic waste that is disposed of carelessly with improper handling can cause many serious problems for the environment and even health. For this reason, creative, innovation is needed in the governance of developing plastic waste processing by making it into an ecobrick work. Ecobrick is a solution for environmentally friendly bricks with the main ingredient being plastic waste which is turned into microplastic. The work program for making ecobrick in collaboration with the residents of Rambipuji village and the scope of the school through a socialization process and direct practice.
Kata kunci: Ecobrick, Lingkungan, Sosialisasi
1. PENDAHULUAN
Dewasa ini sampah merupakan suatu persoalan yang cukup krusial dalam kehidupan. Sampah yang semakin setiap harinya bertambah menjadi senjata berbahaya bagi kesehatan kualitas lingkungan. Semakin tinggi nya angka pertumbuhan penduduk akan meningkatkan kuantitas konsumsi, yang mana secara tidak langsung juga akan berakibat dengan meningkatnya kuantitas sampah, baik sampah organik atau non
1Corresponding Author: Dosen Fakultas Hukum , Universitas Jember; Gg. 5, Tegal Boto Lor, Sumbersari, Kec. Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur 68121; Email: [email protected]
organik. Sampah non organik yang sangat berbahaya dan rentang atau periode penguraian nya yang lama adalah salah satu nya sampah plastik. Dari lama nya masa penguraian sampah plastik tentu dalam jangka panjang akan menjadi ancaman bagi lingkungan dimasa depan, untuk generasi penerus (Dewi & Syauki, 2022).
Berkenaan dengan adanya sampah plastik Indonesia menempati kategori cukup besar dalam penyumbangan setelah China, yaitu sebesar 1,29 juta ton per tahun. Sampah plastic yang susah teruarai dengan kurun waktu yang lama sekitar 10-1000 tahun dapat mencemarkan ekosistem lautan. Disebutkan pada Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) memaparkan yakni sebesar 3,2 juta ton pada kategori sampah plastik dibuang ke laut, dengan ditambah pencemaran sampah kresek plastik di wilayah lingkungan sekitar masyarakat sebesar 10 miliar lembar per tahun (Rahmi & Selvi, 2021).
Dengan melihat adanya fenomena akan begitu krusialnya sampah plastik di Indonesia, tentu perlu adanya suatu langkah dan dorongan positif dalam penanganannya.
Kegiatan atau aktivitas pada upaya penanganan sampah plastik diperlukan dengan melalui gerakan positif kepada masyarakat. Tuntutan adanya inovasi merupakan gebrakan guna bertujuan menciptakan harapan ideal untuk masa depan bumi, masyarakat, dan lingkungan.
Seperti halnya masyarakat Desa Rambipuji bersama mahasiswa KKN Kolaboratif 088 perguruan tinggi di Jember tengah menginisiasi dalam upaya pengurangan sampah plastik yakni dengan membuat menjadi ecobrick. Sampah menjadi salah satu masalah utama di Desa Rambipuji. Masyarakat masih banyak yang kurang aware akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Misalnya yaitu masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah di sungai yang cenderung merugikan saluran irigasi bagi para petani. Selain itu masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan pada lahan kosong, misalnya pada lingkungan belakang balai Desa yang seharusnya bersih, justru menjadi pencemaran lingkungan yang menyebabkan pencemaran mata yang tidak enak di pandang dan pencemaran hidung karena bau tidak sedap. Dengan lingkup khusus latar belakang pengangkatan upaya penanganan sampah plastik masyarakat Desa Rambipuji melalui program kreatif dan inovatif menjadi sebuah karya ecobrick.
Gambar 1 Pencemaran Sampah di Belakang Balai Desa
Ecobrick yaitu metode inspiratif dan inovatif dalam penanganan guna mengurangi sampah plastik dengan mengemas sampah plastik kering dan bersih serta telah dipotong menjadi microplastik yang kemudian dipadatkan kedalam botol (Fauzi, Eni , Adriman, Rusliadi, & Hasibuan, 2020). Ecobrick merupakan suatu inovasi teknologi berbasis kolaborasi sebagai aspek solusi untuk masyarakat, individu, sekolah, dan rumah tangga dengan biaya modal yang rendah melalui pemanfaatan limbah plastik atau padat (Jupri, Prabowo, Aprilianti, & Unnida, 2019).
2. METODE PELAKSANAAN
Program pelaksanaan KKN kolaborasi periode II tahun 2023, menjadi dasar acuan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Pelaksanaan program KKN Kolaboratif 088 berlokasi di Desa Rambipuji, Kabupaten Jember. Periode pelaksanaan KKN selama 40 hari terhitung mulai tanggal 17 Juli 2023 sampai 25 Agustus 2023.
Pelaksanaan sosialisasi dan pembuatan ecobrick turut mengusung masayarakat Desa serta lingkup Pendidikan di sekolah - sekolah.
2.1. Sasaran
Khalayak sasaran pada pengaktualisasian pengolahan limbah plastik menjadi karya ecobrick dengan melibatkan masyarakat salah satu Dusun di Rambipuji dengan berdasarkan saran serta pengembangan bersama sekertaris Desa. Sasaran Dusun utama yang turut berpartisipasi aktif yaitu Dusun Gudang Karang. Melalui dukungan perangkat Desa, serta lingkup lebih kecil Bersama Kepala Dusun.
Masyarakat turut aktif dalam penyuksesan pembuatan ecobrick dengan turut serta hadir dalam kegiatan sosialisasi, serta turut dalam proses pengumpulan sampah plastik.
Selain mengusung masyarakat Dusun, pemberian sosialisasi kepada masyarakat juga masuk kedalam ranah sekolah dan pondok pesantren. Di dukung oleh Kepala Sekolah sebagai salah satu metode pada aspek pengembangan Adiwiyata. Para stakeholder pada lingkungan sekolah turut serta membantu dalam penyuksesan pembuatan ecobrick.
Proses pengumpulan sampah turut dibantu bersama kantin - kantin sekolah.
Gambar 2 Sosialisasi Ecobrick ke Pondok Pesantren Al- Iklas 2.2. Bahan dan Alat
Berkenaan dengan pembuatan bahan serta alat pada proses pembuatan ecobrick memerlukan bahan baku limbah utama yaitu sampah plastik atau kresek plastik bekas.
Pembuatan ecobrick memerlukan bahan dan alat sederhana sehingga proses pengaplikasiannya dapat dilakukan dengan mudah dan ramah modal. Bahan lainnya
yaitu lem silen sebagai perekat ecobrick, botol plastik bekas, bambu kecil atau batang kuat sebagai alat penusuk microplastic agar padat, gunting untuk memotong sampah plastik menjadi microplastic agar mudah masuk kedalam botol dan mudah untuk dipadatkan, wadah untuk tempat hasil microplastic yang telah digunting, serta timbangan digital dalam pengukuran standar minimum berat ecobrick.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Identifikasi Masalah
Pengidentifikasian pokok permasalahan Desa sampai pada akhirnya dapat menarik pokok utama masalah pada Desa. Perangkat Desa yang diwakilkan oleh Sekertaris Desa memberikan arahan kepada mahasiswa peserta KKN Kolaboratif 088 dengan memaparkan serta memberikan gambaran studi kasus problematika Desa. Kesimpulan yang dapat diperoleh berdasarkan paparan Sekertaris Desa, mendapati hasil permasalahan berkaitan dengan pengelolaan sampah yang masih kurang dari masyarakat. Masih banyak masyarakat Desa yang membuang sampah sembarangan di lahan kosong misalnya di belakang balai desa. Selain itu masih banyak yang membuang sampah di sungai yang kemudian menyebabkan pencemaran sungai. Pencemaran sungai menjadi dampak negatif untuk para petani karena saluran irigasi menjadi kurang baik.
3.2. Sosialisasi Ecobrick
Kegiatan sosialisasi dilakukan di Desa Rambipuji dengan memilih satu Dusun yaitu Dusun Gudangkarang. Sosialisasi mengusung perwakilan dari warga Dusun dengan sekaligus turut melancarkan proses pembuatan ecobrick. Sosialiasi selanjutnya yaitu di pondok pesantren Al- Iklas yang beralamat di Gudangkarang juga. Di pondok pesantren sosialisasi turut mengusung siswa dan siswi pondok serta melibatkan warga sekitar pondok pesantren.
Gambar 3 Sosialisasi Ecobrick di Dusun Gudangkarang
Selain bersama warga, sosialisasi juga merangkul siswa siswi Sekolah Dasar di Desa Rambipuji. Meliputi empat SD yaitu SD 1 Rambipuji sampai SD 4 Rambipuji.
Pada pelaksanaan sosialiasi turut membawa hasil karya ecobrick yang sudah jadi dan sudah dirakit dengan tujuan siswa siswi dapat mengetahui secara jelas terkait bagaimana hasil dari karya ecobrick guna meningkatkan minat siswa dan siswi.
Gambar 4 Sosialisasi di Sekolah Dasar
3.3. Pengadaan Pengumpulan Sampah
Proses pengumpulan bahan utama pembuatan ecobrick yaitu sampah plastik yaitu dengan mencari sampah di sekitar Balai Desa. Pengumpulan sampah dilakukan sebagai bentuk contoh kepada masyarakat Dusun agar dapat memberikan gambaran sampah plastik apa saja yang dapat digunakan dalam bahan pembuatan ecobrick. Sampah yang telah terkumpul kemudian di cuci agar tidak kotor dan bau saat hendak di potong menjadi microplastic. Setelah itu proses pengumpulan sampah plastik selanjutnya yaitu dari kantin – kantin Sekolah Dasar di Desa Rambipuji, dengan mengkoordinasikan para stakeholder terkait. Sampah tambahan juga berasal dari kantin kecamatan dengan turut serta di dukung perangkat Desa. Semua sampah plastik yang telah di kumpulkan dan dicuci bersih sampai pada akhirnya di keringkan turut di display kepada warga Dusun Gudangkarang yang telahh terpilih untuk turut serta secara mandiri dapat mempraktikkan membuat ecobrick dengan setelah mendapatkan sosialisasi.
3.4. Pembuatan dan Perakitan Ecobrick
Setelah semua pembuatan ecobrick dari warga Dusun selesai, proses perakitan ecobrick dilakukan di Balai Desa. Proses perakitan membutuhkan waktu sekitar satu
minggu agar lem silen yang di gunakan dalam merekatkan ecobrick dapat dipastikan kuat. Ecobrick yang dibuat selama kurun waktu kurang lebih 5 minggu oleh mahasiswa KKN Kolaboratif 088 bersama warga Dusun dan sekolah dapat menghasilkan sebesar 25 botol yang kemudian disusun menjadi dua kursi dan satu meja. Dalam pembuatan ecobrick selain memanfaatkan limbah plastik, juga memanfaatkan limbah papan akrilik yang tidak terpakai di Balai Dusun.
Gambar 5 Ecobrick Yang Sudah di Rakit
4. SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan program kerja yang di laksanakan oleh KKN Kolaboratif periode II tahun 2023 di Desa Rambipuji, Kabupaten Jember, Jawa Timur dapat disimpulkan bahwa:
1. Program kerja dalam pembuatan ecobrick atau bata ramah lingkungan dengan tujuan penanggulangan sampah plastik di Desa Rambipuji cukup efektif untuk di implementasikan.
2. Masayarakat Dusun Gudangkarang yang aktif dengan dukungan penuh perangkat Desa menjadi momentum kuat dalam suksesnya pengaktualisasian pembuatan ecobrick.
3. Selain masyarakat, lingkup pendidikan dengan mengusung sekolah – sekolah di wilayah Desa Rambipuji dapat menjadi gerakan positif untuk siswa – siswi agar mendorong kreatifitas, serta mendorong sekolah dalam melaksanakan program Adiwiyata sehingga menjadi daya tarik sekolah dan meningkatkan mutu kreatifitas sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, W. W., & Syauki, W. R. (2022). Pesan Kampanye Non-Goverment Organization terhadap Permasalahan Sampah Plastik. Jurnal Riset Komunikasi, 159-171.
Fauzi, M., Eni , S., Adriman, Rusliadi, & Hasibuan, I. F. (2020). Pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan pembuatan ecobrick sebagai upaya mengurangi
sampah plastik di Kecamatan Bunga Raya. RIAU JOURNAL OF EMPOWERMENT.
Jupri, A., Prabowo, A. J., Aprilianti, B. R., & Unnida, D. (2019). Pengelolaan Limbah Sampah Plastik Dengan Menggunakan Metode Ecobrick Di Desa Pesanggrahan.
Prosiding Pepadu.
Rahmi, N., & Selvi. (2021). Pemungutan Cukai Plastik Sebagai Upaya Pengurangan Sampah Plastik. Jurnal Pajak Vokasi (JUPASI), 66-69.