Saya mengucapkan terima kasih kepada panitia pelaksana yang diketuai oleh DR. Dr. Hardiono D Pusponegoro, SpA(K) dan seluruh Panitia Pelaksana atas upayanya yang luar biasa sehingga PKB ini dapat terlaksana. Begitu pula dengan tim PKB departemen IKA FKUI-RSCM yang dipimpin oleh Dr. Sudung O Pardede dan seluruh anggota tim.
Kasar dan Kelumpuhan
Langkah diagnosis
Apakah anak mengalami keterlambatan gerak?
Dokter mungkin akan mengajukan beberapa pertanyaan terbuka untuk mencurigai adanya keterlambatan atau gangguan motorik kasar. Apakah ada keterlambatan dalam gerakan kasar dan apakah anak tidak mampu melakukan hal-hal yang seharusnya dapat dilakukannya?
Apakah keterlambatan gerak disebabkan kelainan neurologis?
Kekuatan otot
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan
Elektroensefalografi tidak dapat digunakan untuk menentukan etiologi palsi serebral. 8 Elektroensefalografi dilakukan jika anak mengalami kejang atau regresi. Pada anak dengan keterlambatan motorik kasar, pemeriksaan tiroksin dan hormon perangsang tiroid tetap dianjurkan jika terdapat keterlambatan yang disertai hipotonia atau kelemahan otot, meskipun tidak ada gejala klasik hipotiroidisme.
Beberapa kelainan neurologis dengan gangguan perkembangan gerak kasar
11 Anak-anak dengan keterlambatan perkembangan global biasanya mengalami hipotonia serebral, yaitu hipotonia akibat lesi SSP dibandingkan lesi saraf perifer. Pada hipotonia sentral, refleks fisiologis meningkat, tangan mengepal bersifat kejang, refleks patologis positif, sedangkan pada bayi lunak, refleks fisiologis berkurang dan refleks fisiologis negatif.
Simpulan
Gejala awal berupa keterlambatan berjalan, terseok-seok, kesulitan berlari dan menaiki tangga, serta sering terjatuh. Pada kasus kelumpuhan neuron motorik bawah, diagnosis biasanya lebih sulit dan memerlukan berbagai pemeriksaan penunjang.
Daftar pustaka
Dilakukan?
Sianosis pada bayi
Apa yang mesti dipikirkan saat menghadapi bayi sianosis?
Pada koarktasio berat, lengkung aorta terputus, hipertensi pulmonal berat dengan pirau kanan ke kiri melalui duktus arteriosus, sianosis diferensial dapat terjadi, sianosis pada tubuh bagian bawah dan tubuh bagian atas normal.
Pemeriksaan fi sis pada bayi sianosis
Bayi dengan penyakit pernafasan akan mengalami takipnea disertai gangguan pernafasan, dan hal ini tidak terjadi pada bayi dengan PJK. Pada pemeriksaan perut, carilah hepatomegali, yang mungkin timbul pada gagal jantung kongestif dan hiperekspansi paru.
Pemeriksaan penunjang pada bayi sianosis
Pemeriksaan pencitraan pada bayi sianosis
Tes hiperoksia
Tes pirau kanan ke kiri
Tes hiperventilasi
Pemeriksaan EKG pada bayi sianosis
Ekokardiografi
Secara umum istilah batuk yang sering digunakan adalah batuk akut, batuk kronik, batuk berulang, atau gabungan antara batuk kronik dan batuk berulang.1-3. Batuk akut yang tidak ditangani dengan baik dapat berkembang menjadi batuk kronis dan/atau berulang.
Defi nisi
Batuk kronis dan/atau berulang merupakan salah satu gejala yang sering dikeluhkan orang tua dalam praktik sehari-hari dan menimbulkan rasa 'frustrasi' pada dokter ketika menghadapi keluhan tersebut. Batuk kronis dan/atau berulang bukanlah suatu diagnosis, melainkan gejala yang harus dicari etiologinya untuk mendapatkan pengobatan yang lebih baik.
Pendekatan diagnosis
BKB), yang bermaksud batuk yang berlarutan lebih daripada atau bersamaan dengan 2 minggu dan// berlanjutan selama 3 episod batuk dalam 3 bulan berturut-turut.4 Batuk kronik dan/atau berulang ialah batuk yang sukar diatasi sekiranya etiologinya tidak diketahui. , oleh itu rawatan adalah terhad kepada simptomatik 8,9.
Pemeriksaan penunjang
Darah tepi rutin
Uji tuberkulin
Pencitraan
Bronkoskopi
Pemeriksaan lain
Selain tes Mantoux, tes IGRA juga dapat digunakan untuk mengetahui adanya infeksi TBC yang hasilnya lebih cepat diketahui dibandingkan tes Mantoux.
Tata laksana
Antibiotik
Bronkodilator
Antihistamin
Dekongestan
Antituberkulosis
Proton pump inhibitor (PPI)
Obat suportif
Penutup
Development of chronic cough in children following presentation to a tertiary pediatric emergency department with acute respiratory illness: study protocol for a prospective cohort. Gastroesophageal reflux (GER) occurs in the esophagus when there is regurgitation or regurgitation.
Diagnosis
Pada umumnya bayi sehat mengalami GER kurang dari 4 kali sehari, berlangsung kurang dari 3 menit, terjadi setelah makan, tanpa keluhan lain, atau biasanya disertai gejala ringan. 1 Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) terjadi ketika isi lambung menimbulkan gejala klinis. yang mengganggu anak dan/atau komplikasinya.2 Bila isi lambung masuk ke dalam mulut atau dikeluarkan dari mulut disebut regurgitasi. Regurgitasi umumnya tidak bersifat proyektil dan tidak ada upaya yang terlihat dari pihak anak untuk mengeluarkan isi lambung. 2 Angka kejadian regurgitasi adalah 40-60% pada bayi dibawah 4 bulan dan akan mengalami resolusi spontan pada sebagian besar bayi pada usia 4 bulan. 12 bulan 3-7.
Regurgitasi berulang
Secara umum, klarifikasi kepada orang tua, pemantauan klinis, dan penyesuaian pemberian susu formula, termasuk frekuensi dan jumlahnya (untuk bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif), sudah cukup untuk menangani APK. Pendekatan manajemen ini dilakukan ketika manajemen standar yang disebutkan di atas gagal memberikan respons.
Regurgitasi dengan gangguan kenaikan berat badan
Kebanyakan bayi yang mengalami regurgitasi berlebihan bereaksi terhadap pengentalan ASI.12 Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa antasida memperbaiki regurgitasi. Regurgitasi juga sering menjadi manifestasi klinis alergi protein susu sapi (CMPA) pada bayi.13,14 Bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif dapat diberikan susu formula yang mengandung protein terhidrolisis ekstensif.
Tangisan tidak diketahui penyebab
Anda mungkin mempertimbangkan untuk memberikan uji coba obat antisekretorik selama 2 minggu, meskipun Anda tetap harus memikirkan potensi efek sampingnya.
Refl uks esofagitis
Endoskopi hanya diperlukan jika gejala klinis tetap ada meskipun antasida sudah cukup. Tidak semua esofagitis menjadi kronis atau kambuh,25 sehingga dosis PPI harus dikurangi secara bertahap setelah gejala klinis teratasi.
Apneu atau ALTE’s
Clinical response to short-term nasogastric feeding in infants with gastroesophageal reflux and growth failure. Multicenter, double-blind, randomized, placebo-controlled trial to assess the efficacy and safety of proton pump inhibitor lansoprazole in infants with symptoms of gastroesophageal reflux disease.
Sejak dari Kamar Bersalin
Sesak napas pada bayi baru lahir
Patofi siologi
Kemajuan teknologi berdasarkan penelitian telah memberikan dampak pada penanganan gangguan pernapasan yang dialami bayi baru lahir (BBL), seperti peningkatan pemberian terapi oksigen non-invasif, penentuan saturasi oksigen rendah, surfaktan eksogen, pemberian kortikosteroid prenatal dan lain sebagainya. pada. Penatalaksanaan gangguan pernafasan jika dimulai sejak lahir akan memberikan dampak yang lebih baik terhadap morbiditas dan mortalitas.
Tim resusitasi
Tata laksana saluran napas
Rekomendasi AAP dan AHA tahun 2015 mencatat pentingnya melakukan penilaian dan langkah awal, memantau pernapasan dan detak jantung, serta memulai manajemen pernapasan dalam 60 menit pertama kehidupan. Sesuai dengan rekomendasi AAP-AHA dan Golden Hour, resusitasi neonatal harus dilakukan oleh tim dengan kompetensi yang sesuai sehingga bayi dapat mengambil tindakan segera dalam menit pertama dan stabil di ruang pencatatan dalam waktu 1 jam.
Tranportasi
Penatalaksanaan syok meliputi bolus cairan (10 mL/kg berat badan) hingga inotrop untuk mendukung stabilitas sirkulasi selama pengangkutan. Setelah resusitasi, dilakukan pemeriksaan penunjang untuk penanganan lebih lanjut (seperti DPL, AGD dan fungsi organ lainnya) dan skrining infeksi.
Kepada Pasien dan Keluarganya
Prinsip umum komunikasi dokter kepada pasien dan keluarganya
Panduan Konsil Kedokteran Indonesia tahun 2006
Panduan IDAI tahun 2010 mengenai komunikasi dokter dengan pasien dan keluarganya
Dalam merawat pasien, dokter anak wajib memperlakukan pasien seperti anak sendiri, dengan memperhatikan hak anak dan orang tua. Dokter juga harus memberikan informasi yang diminta dan tidak diminta dalam bahasa yang mudah dipahami oleh anak dan orang tua.2.
Berita tidak menyenangkan dan dampaknya bagi dokter, pasien dan keluarganya
Dokter dalam proses komunikasinya harus mendengarkan langsung keluhan anak dan orang tua, mencari informasi serta menghargai pendapat anak dan orang tua mengenai keluhannya. Dokter harus menjelaskan kejadian tak terduga kepada orang tua, termasuk dampaknya terhadap kualitas hidup anak, baik jangka pendek maupun jangka panjang, serta rencana tindakan yang akan diambil.
Cara penyampaian berita tidak menyenangkan
Metode SPIKES tahun 2000
Modifi kasi metode SPIKES tahun 2003
Banyak pasien dan keluarganya yang menginginkan penjelasan rinci mengenai masalah pasiennya, namun ada juga yang tidak. Sebelum menyampaikan berita, penting untuk menilai kemampuan pasien dan keluarganya dalam memahami kata dan konsep.
Panduan Komite Bioetik American Academy of Pediatrics (AAP) tahun 2008
Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarganya untuk mengekspresikan emosinya, dan dokter menunjukkan ekspresi pemahaman dan mengetahui emosinya. Berita yang tidak menyenangkan bisa menyedihkan, atau menakutkan bagi pasien, namun informasi rinci memungkinkan pasien dan keluarganya merencanakan masa depan mereka.
Memahami persepsi keluarga
Kabar kurang menyenangkan bagi anak dan keluarganya banyak terjadi di ruang perawatan intensif, ruang gawat darurat, ruang bersalin, ruang anak dengan penyakit kronis atau pada stadium akhir yang dapat menyebabkan kematian atau kecacatan.1.
Penyampaian berita di Unit Gawat Darurat
Orang tua harus diberitahu bahwa mereka akan diminta keluar jika mengganggu pekerjaan tim resusitasi atau membuat orang tua tidak nyaman berada di sana. Merekomendasikan sumber informasi di masyarakat. Memberikan kontak kepada keluarga lain yang mempunyai masalah yang sama.
Menyampaikan berita kematian
Penyampaian berita di ruang Neonatal Intensive Care Unit/NICU dan ruang Pediatric Intensive Care Unit/PICU.
Penyampaian berita di ruang Neonatal Intensive Care Unit/NICU dan Pediatric Intensive Care Unit/PICU
Penderita penyakit yang akan berakhir dengan kematian
Penyampaian berita di ruang bersalin
Tindakan memperpanjang hidup
Perawatan paliatif sebagai alternatif
Komunikasi setelah meninggalnya pasien
Hasil otopsi
Clinical practice guidelines for family support in the patient-centered intensive care unit: American College of Critical Care Medicine Task Force 2004-2005. When children die: improving palliative and end-of-life care for children and their families. Washington, DC: National Academies Press; 2003.
Simpang Baku: Pendek Atau Stunting?
Fase anak (childhood)
Fase pubertas
Cara memprediksi tinggi akhir
Pendek atau stunting?
Namun berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, jika indikator tinggi badan per umur (TB/U) dan berat badan per tinggi badan (BB/TB) digabungkan, maka prevalensi anak pendek dan kurus sebesar 2,5% (Gambar 2). . Anak kecil dengan TB/U dan BB/TB di bawah normal menunjukkan perawakan pendek yang berhubungan dengan malnutrisi.
Pendekatan diagnostik perawakan pendek atau stunting
Quality of life in children and adolescents with growth hormone deficiency: correlation with growth hormone treatment. Growth hormone-binding protein, insulin-like growth factor-I, and short stature in two pygmy populations from the Philippines.
Dialisis Peritoneal atau Hemodialisis?
Dalam tulisan ini kita akan membahas HD dan DP, termasuk indikasi, kelebihan, kekurangan, dan pertimbangan memilih antara HD dan DP untuk pasien anak, baik dalam kondisi akut maupun kronis.
Dialisis
Hemodialisis
Akses vaskular merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan HD. Bagi pasien anak, tantangan akses antara lain prosedur pemasangan dan ketersediaan peralatan berupa kateter lumen ganda berukuran kecil, serta angka kejadian infeksi. Kateter lumen ganda dimasukkan menggunakan metode terowongan. Sumber: hp://qhr.knowledgebase.co/ar cle/central-venous-access-procedures.html.
Dialisis Peritoneal
Dialisis Akut
Keuntungan penggunaan DP pada GnGA adalah metode ini tidak memerlukan akses vaskular khusus dan antikoagulasi sistemik, dapat menjaga stabilitas hemodinamik, dapat dilakukan meskipun pasien mengalami hipotensi, dan menguntungkan dari segi biaya. Dialisis peritoneal tidak dapat dilakukan pada pasien yang baru saja menjalani operasi perut, atau kelainan perut seperti gastroschisis, hernia diafragma, atau tumor intra-abdomen.11.
Dialisis kronik
Hingga saat ini, belum ada uji coba terkontrol secara acak yang membandingkan hasil HD, DP dan CRRT pada anak dengan GnGA. Pasien CKD yang belum menjalani dialisis namun sangat membutuhkan dialisis sering kali diberikan akses vaskular sementara untuk memulai HD.
Dialisis anak di Indonesia
Perbedaan dengan pedoman ini didasarkan pada kondisi pasien yang biasanya dalam keadaan darurat tidak stabil, dan setelah stabilisasi, keluarga pasien lebih memilih HD karena merasa enggan atau tidak mampu melakukan dialisis peritoneal secara mandiri di rumah untuk dilakukan. Hingga saat ini, 4 pasien DP harus menjalani operasi ulang setelah pemasangan kateter Tenckhoff karena posisi kateter tidak tepat.
Mencari Etiologinya?
Anak usia <2 tahun yang mempunyai berat badan per usia kurang dari persentil ke-3 (P3) atau persentil ke-5 (P5) diukur pada dua kesempatan terpisah. Seiring dengan semakin populernya penggunaan grafik pertumbuhan WHO 2006, kriteria penurunan berat badan lebih dari dua persentil utama tidak lagi dapat digunakan.
Pendekatan klinis
Delapan puluh persen anak-anak dengan masalah penambahan berat badan yang tidak mencukupi tidak mempunyai kondisi medis. Pertambahan berat badan (weight loss) yang tidak memadai dapat diketahui dengan lebih baik jika pemantauan pertumbuhan dilakukan sesuai prosedur yang benar.
Tipe Syok
Tata Laksana
Prinsip penatalaksanaan awal syok sama dengan penanganan darurat lainnya, yaitu dimulai dengan airway (membersihkan jalan nafas), pernafasan (memberikan oksigen dengan FiO2 100%) dan sirkulasi (membuat akses vena atau intraoseus dan memberikan bolus cairan resusitasi). Pemberian obat katekolamin bertujuan untuk meningkatkan fungsi dan sirkulasi miokard dengan merangsang reseptor adrenergik yaitu reseptor alfa, beta, dan dopaminergik.
Pemantauan
Mutiara Bernas
Pencarian alergen pemicu penyakit alergi harus dilakukan secara hati-hati agar perawatan pasien dapat dilakukan secara efektif 1,2. Pada artikel kali ini kita akan membahas penelitian yang bertujuan untuk mencari alergen yang memicu penyakit alergi.
Anamnesis dan pemeriksaan fi sis
Pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan penunjang lainnya dilakukan berdasarkan riwayat perjalanan pasien yang sangat mendukung penyakit alergi. Oleh karena itu, perlu dilakukan anamnesis yang tepat sasaran, pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan pemilihan pemeriksaan penunjang yang tepat, sehingga dapat ditegakkan diagnosis yang tepat mengenai penyakit alergi dan alergen pencetusnya.
Pemeriksaan diagnostik penyakit alergi
Pemeriksaan fisik dapat menentukan apakah suatu gejala merupakan reaksi hipersensitivitas tipe cepat atau tipe tertunda, atau bahkan bukan reaksi hipersensitivitas. Hal ini diperlukan karena sebagian besar laporan orang tua atau pasien mengenai keluhan yang diduga alergi bukanlah reaksi alergi.
Uji cukit kulit (skin prick test)
Kortikosteroid jangka pendek tidak berpengaruh pada hasil atau reaksi tes kulit, namun penggunaan kortikosteroid topikal berulang selama lebih dari 3 minggu dapat mengurangi reaktivitas tes kulit di tempat pemberian obat topikal. Selain ekstrak alergen yang akan diuji, kontrol positif (histamin) dan kontrol negatif juga harus diuji setetes.
Uji intradermal
Tes intradermal dapat dilakukan sebagai salah satu langkah pemeriksaan diagnosis alergi obat (Tabel 3) 7 Hal yang harus diperhatikan saat melakukan tes intradermal untuk mengevaluasi diagnosis alergi obat adalah jenis obat atau metabolit yang diketahui. merupakan alergen dan konsentrasi yang digunakan untuk tes ini harus konsentrasi non-iritasi. Interpretasi hasil tes intradermal harus disesuaikan dengan kondisi klinis dan bila perlu harus dikonfirmasi lebih lanjut dengan tes provokasi.1,6-9.
Uji tempel kulit (patch test atau atopy patch test)
Pemeriksaan IgE spesifi k
Diagnosis molekuler molekular alergi
Perbandingan uji diagnostik
Ringkasan perkiraan keakuratan atopi patch test (APT), skin prick test (SPT) dan IgE spesifik untuk berbagai jenis alergen makanan12. Bila menggunakan cut-off gabungan, misalnya data SPT dari beberapa penelitian dengan cut-off antara ≥3 dan ≥4 mm, dan data spesifik IgE yang menggunakan cut-off.
Pemilihan jenis alergen yang diuji
Catatan: Dalam penelitian yang melaporkan beberapa nilai batas, hanya hasil dengan nilai batas terendah yang dimasukkan dalam meta-analisis, sehingga populasi yang sama hanya dimasukkan satu kali untuk setiap percobaan. Data dari SPT dimasukkan hanya untuk susu sapi karena setidaknya tiga penelitian melaporkan pengujian ini.
Interpretasi hasil pemeriksaan diagnostik
PPV: nilai prediksi positif; IgE: IgE spesifik; SPT : uji tusuk kulit; tergantung kualitas ekstrak dan teknik SPT; TD: tidak ada data.
Uji eliminasi dan provokasi
Uji diagnostik yang tidak dianjurkan
Pendekatan Diagnosis
A. Sjakti
Perkembangan hemostasis pada neonatus
Hemostasis sekunder melibatkan kaskade koagulasi, sehingga fibrin terbentuk dan berikatan dengan jaringan di lokasi cedera pembuluh darah. Trombin inilah yang akan memecah fibrinogen menjadi fibrin (Gambar 2).5 Trombin juga berperan dalam aktivasi trombosit dan mengaktifkan penyebaran bekuan darah.
Strategi pendekatan diagnosis
Kelainan hemostasis primer
Penyebab trombositopenia imun pada bayi baru lahir dapat bersifat alloimun atau autoimun, yang sering terlihat pada bayi baru lahir yang sehat. Studi pencitraan untuk mendeteksi perdarahan intrakranial harus dilakukan pada neonatus dengan trombosit <30.000/μL atau dengan perdarahan parah secara klinis.
Neonatal autoimmune thrombocytopenia
Diagnosis NAIT harus dipertimbangkan jika perdarahan terjadi pada bayi baru lahir yang sehat disertai trombositopenia, jika jumlah trombosit ibu normal, jika ada riwayat keluarga, dan penyebab lain disingkirkan (Gambar 5).8.16 Gejala trombositopenia biasanya terjadi ketika trombosit hitung <50.000/. Jumlah trombosit biasanya tidak pernah <50.000/μL dan jarang menyebabkan perdarahan hebat sehingga tidak memerlukan pengobatan khusus.
Kelainan fungsi trombosit dan gangguan integritas vaskular
Pada bayi baru lahir yang mengalami asfiksia, trombositopenia dapat terjadi karena adanya kerusakan lingkungan mikro sumsum tulang dan mempengaruhi sitokin sehingga akan mengganggu megakaryocytopoiesis. Sepsis, NEC, dan gangguan pernapasan adalah penyebab paling umum trombositopenia pada neonatus yang sakit akibat kerusakan yang berlebihan.
Kelainan hemostasis sekunder (faktor koagulasi)
Sindrom Kasabach-Merritt yang disertai hemangioma raksasa dapat pecah dan menyebabkan perdarahan akibat trombositopenia.10.
Kelainan koagulasi herediter
Penyakit Von Willebrand adalah kelainan perdarahan bawaan autosomal yang disebabkan oleh kelainan kualitatif atau kuantitatif pada faktor von Willebrand. Hanya penyakit von Willebrand tipe 3 yaitu penyakit defisiensi faktor koagulasi lengkap yang dapat dideteksi pada masa neonatal.9.
Kelainan koagulasi didapat
Penyakit von Willebrand tipe 1 ditandai dengan cacat kuantitatif parsial, tipe 2 adalah cacat kualitatif, tipe 3 adalah cacat kuantitatif total faktor von Willebrand.5,6. Penyakit Von Willebrand sulit didiagnosis pada neonatus karena kadar faktor von Willebrand dan proporsi multimer molekul besarnya relatif tinggi dibandingkan orang dewasa.
Vitamin K defi ciency bleeding
Gejala perdarahan berkisar dari perdarahan ringan seperti hematoma, perdarahan gastrointestinal atau tali pusat, hingga perdarahan intrakranial yang berakibat fatal. Perdarahan intrakranial sering terjadi, terutama pada PDVK lambat, dan sering datang ke rumah sakit dalam kondisi serius.
Perdarahan pada neonatus sakit
Pada bayi baru lahir sehat yang mengalami perdarahan, deteksi faktor risiko defisiensi vitamin K dan trombosit normal merupakan petunjuk penting dalam diagnosis. Perdarahan berat seperti perdarahan paru atau perdarahan intraventrikular sering ditemukan pada neonatus prematur dan dipersulit oleh trombositopenia.10,26.
Ringkasan
Jika jumlah trombosit normal maka dilakukan analisis berdasarkan nilai PT dan aPTT, tentu saja termasuk data klinis lain seperti yang telah dijelaskan sebelumnya (Gambar 7). Perdarahan defisiensi vitamin K setelah pedoman NICE dan penghentian Konakion Neonatal: British Pediatric Surveillance Unit Study, 2006-2008.
Demam pada anak
Diagnosis banding demam pada anak
Pada akhir minggu kedua, sering terjadi komplikasi intra-intestinal (seperti perdarahan gastrointestinal, perforasi, peritonitis) atau komplikasi ekstra-intestinal (pneumonia, meningitis, hepatitis). Jadi, jika kita melihat perjalanan penyakit tipes, masalah diagnostik sering muncul pada minggu pertama demam.2,3.
Keterbatasan Rapid Diagnostic Test
Pola demam pada minggu kedua dan seterusnya masih tinggi, baik pada pagi hari maupun sore hari (demam persisten) (Gambar 1). Oleh karena itu, gejala gangguan pencernaan dan komplikasinya sering terjadi pada anak yang lebih besar.
Uji Widal
Selain uji Widal yang telah dikenal selama ratusan tahun dan masih banyak digunakan, dapat juga digunakan uji serologi tipe dan tubex. Penggunaan antibiotik sebelumnya juga terbukti mempengaruhi hasil tes Widal.8 Untuk mengatasinya, tes Widal sebaiknya dilakukan skrining di daerah endemis.
Uji Tubex, dan Uji Typhidot
6,9 Oleh karena itu, WHO merekomendasikan, apabila pemeriksaan kultur darah untuk Salmonella tidak dapat dilakukan; kemudian tes serologis dapat dilakukan. Pasien yang telah didiagnosis secara klinis menderita tifus diperiksa sensitivitasnya terhadap tes serologis dan kultur pada minggu pertama atau minggu berikutnya setelah penyakitnya (Tabel 3).
Masalah Diagnosis Demam Dengue pada Anak
Keterbatasan tes tifoid adalah memerlukan teknik penelitian yang lebih sulit dibandingkan tes serologi lainnya dan biayanya mahal. Demam tifoid tidak termasuk dalam diagnosis banding karena gejala umum demam tifoid biasanya tidak terjadi.
Deteksi rapid diagnostic test antigen dengue dan uji serologis anti dengue
Fase demam (suhu hari 1-3) merupakan hari yang sering menimbulkan keraguan bagi dokter dalam menentukan diagnosis infeksi dengue. Bila secara klinis cenderung infeksi dengue namun serologi tidak mendukung, maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulang setelah memasuki fase penyembuhan.
Kronik: New Horizon
Pelayanan Paliatif pada Anak
Pelayanan paliatif pada anak berbeda dengan orang dewasa, ada yang diperlukan untuk penyakit keluarga tertentu dan mungkin diperlukan sejak masa bayi. Hal ini mempengaruhi seluruh aspek perawatan paliatif pada anak, termasuk penggunaan obat (farmakodinamik dan farmakokinetik) dan komunikasi dengan anak.
Kondisi tubuh dengan keterbatasan 4,5,6
Komunikasi pada Pelayanan Paliatif 8
Prinsip dasar pelayanan paliatif 3,7-9
Kebutuhan anak
Kebutuhan sosial: Perkembangan fisik, emosional, kognitif dan spiritual mempengaruhi pengetahuan anak terhadap kondisi yang dialaminya. Lingkungan sekolah merupakan bagian penting dalam kehidupan anak karena anak dapat bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Kebutuhan keluarga
Kematangan mental dan pribadi sangat mempengaruhi reaksi anak, jika perawatan paliatif didukung dengan latar belakang spiritual yang kuat maka akan lebih mudah dalam pelaksanaannya. Dukungan finansial: Akan terjadi perubahan gaya hidup dalam keluarga, sehingga layanan paliatif terhadap anak harus direncanakan sedetail mungkin dan diharapkan dukungan seluruh keluarga besar diberikan secara terbuka dan jujur.
Kebutuhan saudara kandung
Penanganan gejala pada pasien 8-11
Mual dan muntah merupakan gejala yang paling sering ditemukan pada anak dengan penyakit ganas atau penyakit/kondisi yang mengancam jiwa. Kebutuhan global akan layanan paliatif bagi anak-anak terlihat meningkat seiring dengan meningkatnya penyakit tidak menular.