PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berbagai penelitian menunjukkan prevalensi LBP pada perawat, diantaranya 78% perawat di Nigeria (Bolanle, Chidozie E, Adewale, & Ayodele A, 2010) dan 77,4% perawat di China mengalami LBP (Ping Yan, Fuye Li, Li Zhang, Yi Yang, Amei Huang, Yanan Wang, 2017). Postur tubuh yang canggung diketahui menjadi faktor paling umum dan paling signifikan terhadap LBP pada perawat (Nourollahi et al., 2018).
Kajian Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan
- Tujuan umum
- Tujuan khusus
Akan dikembangkan model perilaku ergonomis pada perawat, sehingga diharapkan dapat mencegah terjadinya low back pain. Analisis Conation (sikap terhadap ergonomi, norma subjektif, persepsi kontrol) terhadap perilaku ergonomis perawat untuk pencegahan nyeri punggung bawah.
Manfaat
- Manfaat teoritis
- Manfaat praktis
Low Back Pain (LBP) adalah nyeri pada daerah punggung antara tulang rusuk (tulang rusuk) hingga lumbosakral (sekitar tulang ekor). Kognisi (pengalaman, pengetahuan, efikasi diri dan emosi) berpengaruh terhadap pengetahuan perawat (sikap terhadap ergonomi, norma subjektif, persepsi kontrol) dalam pencegahan nyeri pinggang.
TINJAUAN PUSTAKA
Model perilaku
Model dapat diartikan sebagai suatu pola yang memuat konsep-konsep dalam teori yang dapat diterapkan dalam praktik dan dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan antar faktor yang berbeda. Model perilaku adalah suatu pola yang berisi konsep-konsep dari teori perilaku yang dapat diterapkan pada praktik terkait.
Teori perilaku
- Faktor yang mempengaruhi perilaku
- Domain perilaku kesehatan
- Teori S-O-R
- Theory of planned behavior
- Self-efficacy
Efikasi diri merupakan penilaian terhadap diri sendiri, apakah Anda dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, benar atau salah, dapat atau tidaknya Anda melakukan pekerjaan sesuai kebutuhan. Terkait dengan kuatnya efikasi diri seseorang ketika dihadapkan pada tuntutan tugas atau suatu permasalahan.
Konsep dalam Keperawatan
Konsep Ergonomi
- Definisi ergonomi
- Manfaat ergonomi
- Ruang lingkup ergonomi
- Prinsip ergonomi
- Konsep dasar ergonomi
Ciptakan lingkungan kerja yang nyaman (tidak berisik, suhu lingkungan normal, pencahayaan baik, dll). Identifikasi tugas dan area kerja (stasiun kerja) yang mungkin mengandung bahaya MSDs, faktor risiko dan penyebab faktor risiko a) Pengendalian teknik: desain area kerja, tempat duduk di permukaan kerja. Pencahayaan di satu tempat kerja mungkin bagus, namun mungkin berbeda di tempat kerja lainnya.
Low back pain
- Definisi
- Etiologi Low back pain
- Faktor resiko
- Klasifikasi Low back pain
- Patofisiologi Low back pain
- Manifestasi Klinis Low back pain
- Penatalaksanaan Low back pain
Nyeri punggung bawah merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai dengan nyeri atau rasa tidak nyaman lainnya pada tulang belakang bagian bawah (Burton et al., 2005). Tekanan ini menimbulkan rasa nyeri seperti terbakar di punggung bagian bawah dan menjalar ke bokong hingga bagian belakang kaki. Nyeri punggung bawah lebih sering terjadi pada orang yang secara fisik tidak sehat atau tidak bugar.
Keaslian Penelitian
Motivasi intrinsik (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama kerja) berpengaruh terhadap kognisi perawat (pengalaman, pengetahuan, efikasi diri dan emosi) dalam pencegahan nyeri pinggang. Stimulus eksternal (pencahayaan, ventilasi, kebisingan) mempengaruhi kognisi perawat (pengalaman, pengetahuan, efikasi diri dan emosi) dalam pencegahan nyeri pinggang. Konasi (sikap terhadap ergonomi, norma subjektif, persepsi kontrol) berpengaruh terhadap perilaku ergonomis perawat dalam pencegahan kejadian low back pain.
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Kerangka Konseptual
Perilaku ergonomis dapat terbentuk jika terdapat stimulus internal (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja) dan stimulus eksternal (pencahayaan, ventilasi, kebisingan) yang masuk melalui 5 indera perawat. Menurut Ajzen (2005), dalam Theory of Planned Behavior terdapat tiga faktor yang membentuk niat seseorang untuk melakukan sesuatu, yaitu sikap terhadap perilaku, norma subjektif dan persepsi kendali hingga akhirnya terbentuk suatu perilaku yaitu perilaku ergonomis.
Hipotesis Penelitian
Pengembangan model perilaku ergonomis perawat untuk pencegahan nyeri punggung bawah digambarkan di bawah ini. Stimulus internal berpengaruh signifikan terhadap persepsi perawat terhadap perilaku ergonomis untuk mencegah nyeri pinggang. Rangsangan dari luar berpengaruh signifikan terhadap persepsi perawat terhadap perilaku ergonomis untuk mencegah nyeri pinggang.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional eksplanatori, yaitu cara mengeksplorasi hal-hal baru dan menjelaskan hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat. Pendekatan temporal dalam penelitian ini adalah cross-sectional, yaitu penelitian yang menekankan pada observasi atau pengumpulan data dalam waktu yang bersamaan.
Populasi, Sampel dan Sampling
- Populasi
- Sampel
- Besar sampel
- Sampling
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode probabilitas sampling dengan teknik simple random sampling, yaitu pemilihan sampel yang memenuhi kriteria penelitian untuk dimasukkan dalam penelitian dilakukan dengan cara acak sederhana dan setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel.
Variabel Penelitian
Definisi Operasional
Apa yang dirasakan perawat berkaitan dengan perilaku ergonomis. favourableness) atau ketidakberpihakan (disfavorableness) terhadap suatu objek (pencegahan nyeri pinggang) yang akan diobati. Pertimbangan individu mengenai apakah orang lain menganggap dirinya harus melakukan suatu perilaku atau tidak. Tidak perlu perbaikan 2 = berbahaya pada sistem muskuloskeletal (risiko mengalami nyeri punggung bawah) dan memerlukan perbaikan di kemudian hari 3 = berbahaya terhadap sistem muskuloskeletal (risiko mengalami nyeri pinggang) dan memerlukan perbaikan sesegera mungkin 4 = berbahaya bagi sistem muskuloskeletal (mengalami nyeri pada punggung tengah bawah) dan memerlukan perbaikan segera.
Instrumen Penelitian
2, sangat tidak setuju = 1 berlaku untuk pertanyaan yang disukai, sedangkan untuk pertanyaan yang tidak disukai nilai jawabannya sangat setuju = 1, setuju. Penilaian subjektif perawat terhadap perilaku ergonomi terdiri dari 5 pernyataan berdasarkan konsep dasar ergonomis menurut US Department of Labor (OSHA, 2000), dengan penilaian respon Sangat Setuju = 4, Setuju = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju = 1 berlaku untuk pertanyaan favourable, sedangkan untuk pertanyaan unfavorable, penilaian jawaban menggunakan Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Tidak Setuju = 3, Sangat Tidak Setuju = 4. Perilaku self monitoring perawat dalam perilaku ergonomis terdiri dari 6 pernyataan berdasarkan konsep dasar ergonomi menurut US Department of Labor (OSHA, 2000), dengan nilai respon Sangat Setuju = 4, Setuju = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju = 1 berlaku untuk pertanyaan yang disukai sedangkan untuk pertanyaan yang tidak disukai menggunakan jawaban Nilai Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Tidak Setuju = 3, Sangat Tidak Setuju = 4.
Prosedur pengumpulan data
Kategori kedua berbahaya bagi sistem muskuloskeletal (risiko nyeri punggung bawah) dan harus diperbaiki di kemudian hari. Kategori ketiga berbahaya bagi sistem muskuloskeletal (yang berisiko mengalami nyeri punggung bawah) dan perlu segera diperbaiki, sedangkan kategori keempat berbahaya bagi sistem muskuloskeletal (yang mengalami nyeri punggung bawah) dan perlu segera dilakukan. atau perbaikan saat ini. Penelitian kemudian mengumpulkan data melalui kuesioner yang telah disiapkan dan mengamati sikap kerja perawat.
Uji Validitas dan Reliabilitas
- Uji validitas
- Uji reliabilitas
Dasar pengambilan keputusan adalah valid jika r skor > r tabel dan tidak valid jika r skor < tabel (Riwidikdo, 2009). Hasil uji validitas pertama dengan 15 responden menunjukkan nilai r tabel sebesar 0,514, terdapat 17 dari 54 pernyataan yang tidak valid karena nilai r hitung kurang dari 0,514. Pernyataan yang tidak valid dikonsultasikan dengan dosen pembimbing kemudian pernyataan tersebut diubah menjadi lebih sederhana.
Lokasi Dan Waktu Penelitian
Rangkuman hasil uji reliabilitas kuesioner menurut Produk SPSS dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Analisa Data
- Analisis deskriptif
- Analisis inferensial
Evaluasi model internal bertujuan untuk mengetahui besar kecilnya pengaruh atau kualitas antar variabel dalam penelitian, yaitu dengan memperoleh R-squared atau koefisien determinasi yaitu suatu nilai yang menjelaskan baik buruknya model atau besar kecilnya ukuran tersebut. pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen serta nilai Q2 atau relevansi prediksi. Jika nilai Q2 lebih dari 2 dan mendekati 1 maka hal ini memberikan bukti bahwa model mempunyai relevansi prediktif, namun jika nilai Q2 dibawah nol maka terbukti model tidak memiliki relevansi prediktif. Melakukan analisis data menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) Gambar 4.1 Analisis variabel model perilaku ergonomis perawat.
Kerangka Operasional
Etika Penelitian
Terdapat hubungan yang signifikan antara kognisi dan perilaku ergonomis perawat dalam pencegahan low back pain. Peningkatan perilaku ergonomis perawat dalam pencegahan nyeri pinggang dapat direkomendasikan dengan meningkatkan sikap terhadap ergonomi. Kami akan melakukan penelitian untuk menganalisis model ergonomis perilaku perawat dalam pencegahan nyeri punggung bawah.
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Soetomo Surabaya dibawah Pemerintahan Provinsi Jawa Timur merupakan rumah sakit tipe A yang mempunyai visi “menjadi rumah sakit yang andal, aman, bermutu dan mandiri” dengan menjadikan rumah sakit tersebut sebagai salah satu rumah sakit terbesar di Indonesia Timur yang berperan besar dalam mewujudkan melayani. , pendidikan dan penelitian. Terdapat dua unit layanan di lantai 1 yaitu bedah dan medis kasus serta layanan penunjang lainnya seperti laboratorium, radiologi, CT scan, endoskopi.
Variabel penelitian
- Stimulus internal
- Stimulus eksternal
- Kognisi
- Konasi
- Perilaku ergonomi
Berdasarkan Tabel 5.3, pada variabel pengalaman sebanyak 106 responden mayoritas responden menjawab kadang-kadang yaitu 68,9%. Berdasarkan Self-Efficacy mayoritas responden berada pada kategori Cukup yaitu 67,9% dan pada variabel emosionalitas mayoritas responden mempunyai emosi cukup yaitu 47,2%. Berdasarkan kategori postur kerja, sebagian besar responden masuk dalam kategori “Tidak aman, perlu perbaikan di masa mendatang” yaitu 43,4%.
Evaluasi Outer Model
Berdasarkan tabel 5.6 terlihat seluruh indikator menghasilkan nilai t-nilai lebih besar dari 1,96 dan nilai loading faktor lebih besar dari 0,5, kecuali pada indikator X2.3 yaitu kebisingan dengan nilai loading faktor 0,000 dan t- nilai 0,000, dimana pengukuran Semua ruangan mempunyai arti yang sama yaitu tidak memenuhi syarat. Indikator yang nilainya tidak memenuhi persyaratan loading faktor lebih besar dari 0,5 dan nilai t lebih besar dari 1,96 kemudian dikeluarkan dari model. Berdasarkan Tabel 5.7 terlihat bahwa seluruh indikator menghasilkan nilai t lebih besar dari 1,96 dan nilai loading factor lebih besar dari 0,5 sehingga dapat diartikan bahwa seluruh indikator tersebut dapat mengukur variabel laten.
Evaluasi inner model
- Koefisien determinasi (R 2 )
- Predictive relevance (Q 2 )
- Evaluasi direct effect, indirect effect dan total effect
- Pengujian hipotesis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia merupakan variabel yang dapat mewakili rangsangan internal yang berhubungan signifikan dengan pengetahuan perawat tentang perilaku ergonomis dalam pencegahan nyeri pinggang. Semakin sesuai pencahayaan, ventilasi dan kebisingan lingkungan kerja maka pengetahuan perawat tentang perilaku ergonomis dalam pencegahan nyeri pinggang akan semakin meningkat. Dengan ini saya menyatakan pengunduran diri saya sebagai subjek penelitian dengan judul penelitian: “PERKEMBANGAN MODEL PERILAKU ERGONOMIS KEPERAWATAN DALAM PENCEGAHAN INSIDEN NYERI PUNGGUNG RENDAH”.
PEMBAHASAN
Hubungan Antar Variabel
- Hubungan stimulus internal (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
- Hubungan stimulus eksternal (pencahayaan, penghawaan) dengan
- Hubungan kognisi (pengalaman, pengetahuan, self sefficacy dan
- Hubungan konasi (sikap terhadap ergonomi, norma subjektif,
Korelasi antara variabel independen yaitu lingkungan kerja fisik (X1) dan lingkungan kerja non fisik (X2) dengan keselamatan dan kesehatan kerja adalah positif (Sari, Hamid, & Utami, 2016). Hal ini dapat diartikan semakin baik pengalaman, pengetahuan, efikasi diri dan perasaan perawat maka semakin besar kemungkinan untuk meningkatkan perilaku ergonomis perawat dalam mencegah terjadinya nyeri pinggang. Upaya meningkatkan persepsi self monitoring terhadap perilaku ergonomis perawat untuk pencegahan low back pain dapat dilakukan dengan meningkatkan ketersediaan fasilitas lingkungan kerja yang aman dan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Temuan Penelitian
Perlunya penyesuaian prosedur operasi standar agar sesuai dengan prinsip ergonomis dan fasilitas yang ada.
Rekomendasi Penelitian
Dengan semakin berkembangnya sikap terhadap ergonomi, perawat disarankan untuk meningkatkan pengetahuannya tentang ergonomi, diantaranya dengan mengikuti berbagai kursus pelatihan.
Keterbatasan Penelitian
Bagi rumah sakit diharapkan model perilaku ergonomis untuk pencegahan nyeri pinggang dapat dijadikan acuan dalam perancangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model perilaku ergonomis perawat yang nantinya dapat menjadi metode yang direkomendasikan untuk mencegah terjadinya nyeri pinggang. Posisi tindakan keperawatan diatas dapat menimbulkan nyeri punggung bawah atau low back pain (LBP).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Model perilaku ergonomis perawat dalam pencegahan low back pain terbentuk dari proses rangsangan internal dan rangsangan eksternal yang mempengaruhi kognisi, kemudian kognisi mempengaruhi konasi, sehingga konasi dapat mempengaruhi pembentukan perilaku. Proses rangsangan internal yang mempengaruhi kognisi merupakan proses yang paling berpengaruh dalam membentuk perilaku ergonomis perawat.
Saran
Bagi perawat, model perilaku ergonomis dapat dijadikan modul untuk dipelajari dan digunakan dalam pekerjaan sehari-hari, yang akan membantu perawat untuk mencegah terjadinya low back pain. 3 Nyeri punggung bawah (LBP) dapat terjadi jika terpeleset dan terjatuh karena air/tanah basah. 4 Salah satu faktor penyebab nyeri pinggang (LBP) adalah waktu istirahat yang terlalu sedikit.